ALUTSISTA ARDAVA BERITA HANKAM CAKRA 401 SUBMARINE DEFENSE STUDIES INDO-DEFENSE INDONESIA DEFENSE INDONESIA TEKNOLOGI RINDAM V BRAWIJAYA THE INDO MILITER
Formil MIK Formil Kaskus Formil Detik.COM
PT.DI LAPAN LEN NUKLIR PAL PINDAD RADAR RANPUR ROKET RUDAL SATELIT SENJATA TANK/MBT UAV
TNI AD TNI AL TNI AU
HELIKOPTER KAPAL ANGKUT KAPAL INDUK KAPAL LATIH KAPAL PATROLI KAPAL PERANG KAPAL PERUSAK KAPAL SELAM PESAWAT TEMPUR PESAWAT ANGKUT PESAWAT BOMBER PESAWAT LATIH PESAWAT PATROLI PESAWAT TANKER
KOPASSUS PASUKAN PERDAMAIAN PERBATASAN
  • PERTAHANAN
  • POLRI POLISI MILITER
  • PBB
  • NATO BIN DMC TERORIS
    AMERIKA LATIN AMERIKA UTARA BRASIL USA VENEZUELA
    AFGANISTAN ETHIOPIA IRAN ISRAEL KAZAKHTAN KYRGYZTAN LEBANON LIBYA MESIR OMAN PALESTINA TIMUR TENGAH YAMAN
    ASEAN AUSTRALIA Bangladesh BRUNAI CHINA INDIA INDONESIA JEPANG KAMBOJA KORSEL KORUT
    MALAYSIA Selandia Baru PAKISTAN PAPUA NUGINI Filipina SINGAPURA SRI LANGKA TAIWAN TIMOR LESTE
    BELANDA BULGARIA INGGRIS ITALIA JERMAN ROMANIA RUSIA UKRAINA
    MIK News empty empty R.1 empty R.2 empty R.3 empty R.4

    ATTENTION


    PERHATIAN

    "Bagi Sobat Readers ingin mempublikasikan kembali tulisan ini di website atau blog Sobat Readers, mohon cantumkan link aktif artikel yang bersangkutan termasuk semua link yang ada di dalam artikel tersebut Atau Silahkan Hubungi Admin Melalui Chat Box/Shout Box/E-mail yang tertera di bawah .

    ADMIN
    steven_andrianus_xxx@yahoo.co.id

    Kategori »

    INDONESIA (4794) TNI (1147) ALUTSISTA (984) TNI AL (721) TNI AU (694) Pesawat Tempur (684) USA (597) Industri Pertahanan (564) PERBATASAN (447) KOREA (400) Kerja Sama (400) RUSIA (382) Teknologi (315) TNI AD (306) Kapal Perang (281) Pesawat Angkut (276) Anggaran (249) PERTAHANAN (235) CHINA (232) MALAYSIA (225) Tank (218) DI (210) Kapal Selam (201) Rudal (165) Helikopter (159) Pindad (145) KORUT (140) ASEAN (127) POLRI (126) Kapal Angkut (119) DMC (114) AUSTRALIA (107) PAL (106) Kapal Patroli (99) EROPA (98) Senjata (94) Pesawat Latih (93) TIMTENG (93) UAV (87) Nuklir (84) Pasukan Perdamaian (84) Teroris (83) ISRAEL (81) Radar (75) Kopassus (74) SINGAPORE (74) INDIA (72) IRAN (71) Ranpur (70) Africa (69) Roket (67) JAPAN (60) INGGRIS (59) LAPAN (59) PBB (59) jerman (57) Pesawat Patroli (56) LEBANON (55) Satelit (54) kapal latih (47) PRANCIS (45) BELANDA (41) THAILAND (36) BRAZIL (35) Philippines (35) TAIWAN (35) TIMOR TIMUR (31) VIETNAM (29) Inteligen (27) NATO (25) BRUNEI (24) Korvet (22) LIBYA (22) PAKISTAN (22) PALESTINA (21) Amerika Latin (16) KAPAL INDUK (16) English News (15) PAPUA NUGINI (15) BIN (14) ITALIA (14) VENEZUELA (14) KAMBOJA (13) ASIA (12) AFGANISTAN (11) POLANDIA (11) PT. LEN (9) Pesawat Bomber (9) Frigates (8) UKRAINE (7) Amerika Utara (6) Kapal Perusak (6) Berita Foto (5) Georgia (5) UEA (5) YAMAN (5) EGIPT (4) New Zealand (4) Pesawat Tanker (4) SRI LANKA (4) BANGLADESH (3) BULGARIA (3) YUNANI (3) HAITI (2) KAZAKHTAN (2) Polisi Militer (2) ROMANIA (2) \ (1)

    Total Pageviews

    Berita Terpopuler

    Powered by Blogger.

    Saturday, February 6, 2010 | 4:29 PM | 0 Comments

    Russian president approves new military doctrine

    Russian President Dmitry Medvedev has approved the country's new military doctrine which allows preventive nuclear strikes against potential aggressors.

    "The president informed the members of Russia's Security Council on Friday that he has approved two documents - the military doctrine and the Fundamentals of the state policy on nuclear deterrence until 2020," said presidential press secretary Natalia Timakova.

    According to Russian officials, the adjustment of the country's military doctrine was prompted by real threats and challenges faced by Russia.

    Russia's nuclear triad comprises land-based ballistic missile systems, nuclear-powered submarines equipped with sea-based ballistic missiles, and strategic bombers carrying nuclear bombs and nuclear-capable cruise missiles.

    Under the new doctrine, Russia will continue developing and modernizing its nuclear triad, increasing its capability to overcome missile defenses of a potential enemy.

    The new military doctrine also aims to transform the Armed Forces into a more effective and mobile military force. Their structures will be "optimized" through the use of combined arms units performing similar tasks.

    The previous document was adopted in 2000. It outlined the role of the Russian military in ensuring the defense of the country and, if necessary, preparing for and waging war, although it stressed that the Russian military doctrine is strictly defensive.

    Russia's military expenditure has of late been steadily growing, and the country reportedly plans to increase the current defense budget of $40 billion by 50% in the next three years.

    Sumber: RIA
    Readmore --> Russian president approves new military doctrine

    Friday, February 5, 2010 | 6:54 PM | 0 Comments

    U.S. missiles in Romania would threaten Russia

    U.S. plans to place elements of its global missile shield in Romania pose a real threat to Russia's national security, a Russian military analyst said on Friday.

    Romanian President Traian Basescu said on Thursday his country was ready to host U.S. medium-range interceptor missiles to counter a potential ballistic missile attack, but stressed that they would not be directed at Russia.

    "We are talking about the placement of the land-based Aegis system in Romania by 2015 which uses the new Standard Missile interceptor, SM-3. This weaponry, without a doubt, could significantly reduce Russia's deterrent capability," said Col. (Ret.) Igor Korotchenko, editor-in-chief of the National Defense magazine.

    He said SM-3 missiles would be able to intercept Russian ballistic missiles shortly after launch and on their initial flight trajectory.

    "Russia must warn Romania that if the elements of the U.S. missile shield are placed in the country they will become a target of Russia's preventive missile strikes," Korotchenko said.

    Last year U.S. President Barack Obama scrapped plans for Poland and the Czech Republic to host missile shield elements to counter possible strikes from Iran. The missile shield plans infuriated Russia.

    However, Washington has announced a new scheme for a more flexible system, with a combination of land- and sea-based interceptors, to be deployed in Central Europe by 2015.

    U.S. Vice-President Joseph Biden visited Romania, Poland, and the Czech Republic last October to promote the new missile shield plan.

    Warsaw and Prague have already expressed their support of the revamped U.S. strategy.

    Korotchenko said that with ship-based SM-3s in the North, Black and Mediterranean seas, and mobile land-based SM-3s in Central Europe the western borders of Russia would be surrounded by U.S. missile interceptors by 2015.

    Sumber: RIA
    Readmore --> U.S. missiles in Romania would threaten Russia

    Perbatasan dengan 10 Negara belum Juga Terselesaikan

    JAKARTA--MI: Masalah perbatasan masih menjadi utang bagi pemerintah. Perbatasan dengan sepuluh negara yang berbatasan dengan wilayah Indonesia belum juga terselesaikan.

    Hal itu disampaikan oleh Kasubdit Direktorat Perjanjian Politik, Keamanan dan Kewilayahan Kementerian Luar Negeri Ibnu Wahyutomo kepada wartawan di Jakarta, Kamis (4/2). "Kita berbatasan dengan sepuluh negara. Dengan sepuluh negara, kita masih mempunyai masalah perbatasan," kata Ibnu.

    Kesepuluh negara tersebut adalah India, Thailand, Vietnam, Malaysia, Singapura, Filipina, Palau, Papua Nugini, Timor Leste, dan Australia. Negosiasi dengan kesepuluh negara tersebut, menurutnya, memiliki tingkat kesulitan berbeda-beda.

    Negosiasi tersebut, sambung dia, tidak bisa dipastikan waktu penyelesaiannya karena menyangkut hubungan antar negara yang berdaulat. Penyelesaiannya sendiri membutuhkan satu kesatuan, mulai dari penetapan batas, penegasan batas, dan penerimaan dari masyarakat perbatasan serta keterlibatan pemerintahan daerah.

    "Kesulitannya adalah karena mereka tidak mau mengikuti apa yang kita inginkan, sebaliknya kita punya posisi dasar sendiri, dan dua-duanya adalah negara berdaulat," ujarnya.

    Hal itu juga diamini oleh Dirjen Strategi Pertahanan Kemenhan Mayjen Syarifuddin Tippe. Ia menegaskan masalah perbatasan merupakan masalah kompleks yang menyangkut semua fungsi pihak terkait. Apalagi, rujukan masing-masing pihak berbeda.

    Contoh kasus adalah perbatasan darat antara Malaysia-Indonesia. "Kita sudah 39 kali outstanding boundary problem terkait masalah perbatasan dengan Malaysia. Ada sepuluh segmen yang akan dibicarakan ke depan," jelasnya.

    Direktur Wilayah Pertahanan Dirjen Strahan TH Soesetyo menjelaskan bahwa sepuluh segmen tersebut membentang sepanjang Kalimantan Timur, mulai dari Sebatik, Sungai Sinapat, D500, D400, D700, Sungai Buan, Gunung Raya hingga Tanjung Datu. Permasalahan terjadi karena belum adanya penegasan batas antara kedua negara.

    "Batas negara didasarkan pada penetapan batas antara Belanda dan Inggris. Penetapan batas antara Inggris dan Belanda sudah dilakukan, yakni ditetapkan dengan melihat waterseed. Tapi, ada beda persepsi dan pada tahun 70-an sudah dilakukan survei bersama. Ternyata menyisakan masalah," jelasnya.

    Sumber: Media Indonesia
    Readmore --> Perbatasan dengan 10 Negara belum Juga Terselesaikan

    Taiwan Beli Helikopter Tempur dari Eropa

    TAIPEI--MI: Taiwan mengatakan akan membeli sejumlah helikopter militer dari sebuah pabrikan Eropa. Pembelian ini bisa memicu kemarahan China pada Eropa seperti kasus penjualan senjata AS kem Taiwan bulan lalu.

    "Angkatan udara akan membeli helikopter-helikopter pencarian dan pertolongan EC-225, juru bicara Kementerian Pertahanan Taiwan Martin Yu, Jumat (5/2).

    China mengecam AS karena paket senjata senilai US$6,4 miliar yang direncanakan bagi Taiwan, dan mengatakan negara itu akan menerapkan sanksi pada perusahaan AS yang menjual senjata pada pulau yang memerintah sendiri yang Beijing anggap sebagai provinsi China yang memisahkan diri itu.

    Helikopter EC-225 dianggap sebagai pesawat pencarian dan pertolongan yang diabdikan ketimbang helikopter tempur. China menyatakan kedaulatannya atas Taiwan sejak 1949, ketika pasukan Mao Zedong memperoleh kemenangan dalam perang saudara China. Beijing telah berjanji untuk membawa Taiwan kembali ke bawah pemerintahannya, dengan kekuatan jika perlu.

    Taiwan berusaha memajukan senjata buatan luar negeri untuk memperbarui militernya, yang ketinggalan China dalam keseimbangan kekuatan. Pemerintah Presiden AS Barack Obama telah memberitahu Kongres sepekan lalu mengenai penjualan senjata yang pertama ditawarkannya pada Taiwan yang mencakup helikopter Black Hawk, rudal anti-rudal Patriot Advanced Capability-3 dan teknologi komando-dan-kontrol itu.

    Sumber: Media Indonesia
    Readmore --> Taiwan Beli Helikopter Tempur dari Eropa

    Pengembangan Jet Tempur F-35 Diteruskan


    Washington, Rabu - Program pengadaan pesawat jet tempur canggih dan berbiaya lebih murah, F-35, tetap diteruskan. Dalam prosesnya ternyata pesawat yang diproduksi Lockheed Martin itu tidak semurah seperti yang direncanakan. Waktu pembuatannya juga molor dari jadwal yang direncanakan.

    Menteri Pertahanan AS Robert Gates, Rabu (3/2), menegaskan komitmen pelanjutan program pengadaan pesawat tempur gabungan F-35 itu. Perusahaan Boeing berusaha memanfaatkan sejumlah kelemahan program F-35. Boeing menawarkan perpanjangan kontrak pengadaan pesawat tempur F/A-18.

    Untuk menggerakkan kembali program F-35 sesuai yang direncanakan, Gates memecat seorang jenderal yang menjabat senior manajer program F-35. Bonus sebesar 614 juta dollar AS yang dijanjikan kepada para petinggi Lockheed Martin juga dibatalkan karena buruknya kinerja program F-35.

    Keputusan itu mempermalukan para pejabat Lockheed Martin, kontraktor militer terbesar AS. Meski demikian, para pejabat Pentagon mengatakan, mereka ingin memastikan program itu tidak mati. Hal ini pernah terjadi pada program persenjataan lainnya yang kemudian rontok di tengah jalan.

    2.400 pesawat

    Harian AS The New York Times menyebutkan, Angkatan Udara, Angkatan Laut, dan Marinir AS berencana membeli lebih dari 2.400 pesawat F-35.

    Akan tetapi, keterlambatan dalam produksi bisa membuat mereka harus menghabiskan miliaran dollar AS untuk membeli pesawat tempur lain yang kurang mutakhir. Hal ini sekaligus bisa mengurangi jumlah pesanan untuk F-35, pesawat generasi kelima dengan sebuah kursi.

    F-35 diproyeksikan akan menggantikan pesawat tempur F-16 dan pesawat-pesawat tempur lainnya yang sudah tua.

    Lockheed Martin sebenarnya telah memproduksi model F-35, tetapi baru dua persen dari program uji terbang yang telah dilakukan.

    Pada hari Selasa (2/2), produksi F-35 kelima menjalani uji terbang untuk pertama kali. Selain dibuat untuk model lepas landas secara horizontal (konvensional), F-35 juga dibuat untuk model lepas landas dengan landasan pacu yang pendek dan model pendaratan vertikal.

    Kongres AS kerap mempertanyakan program F-35. Gates dan Kepala Staf Angkatan Laut yang juga Kepala Staf Gabungan Admiral Mike Mullen mengakui program F-35 bermasalah. Namun, dengan upaya restrukturisasi yang dipimpin Pentagon, program F-35 itu diyakini bisa berjalan lancar.

    Mullen mengatakan, Pentagon akan memulai pelatihan F-35 pada 2011. Harga satu unit pesawat F-35 sekitar 122 juta dollar AS, jauh lebih murah dari pesawat tempur canggih F-22 yang berharga 350 juta dollar AS. Sampai saat ini, hanya 187 unit F-22 yang sudah diproduksi.

    Menurut situs Lockheedmartin.com, F-35 dirancang sebagai pesawat tempur yang lebih lincah saat mendarat dan lepas landas dengan kecepatan melebihi kecepatan suara dan susah dideteksi musuh. Pesawat juga dirancang untuk bisa lebih dekat ke sasaran dan bisa menerjang multisasaran dalam sekali pukul.

    Sumber: KOMPAS
    Readmore --> Pengembangan Jet Tempur F-35 Diteruskan

    Thursday, February 4, 2010 | 8:43 PM | 0 Comments

    Korsel "Cuci Gudang", Kirim "Capung" ke Peru

    SEOUL, KOMPAS.com — Gebukan krisis ekonomi memang masih membuat Korea Selatan sempoyongan. Alhasil, Negeri Ginseng itu pun dilanda gonjang-ganjing pembiayaan pertahanan.

    Makanya, demi mengikis pemborosan, Seoul pada Kamis (4/2/2010) melakukan "cuci gudang" perabot tempurnya. Untuk tahap awal, Korsel melepas gratis delapan pesawat tempurnya ke Peru. Oh iya, Korsel dan Peru sudah terhubung secara diplomatis sejak 1963. Sampai sekarang, hubungan keduanya berada dalam jalinan kerja sama ekonomi dan perdagangan.

    Nah, rupanya-rupanya, mesin perang yang bakal jadi milik Peru adalah jenis perabotan gaek. Pesawat-pesawat tempur yang dimaksud adalah seri A-37B Dragonfly bikinan Abang Sam (AS). Seri "capung" ini sohor pada sekitar tahun 1960 tatkala Perang Vietnam tengah berkecamuk. Korsel membeli pesawat ini dari AS pada 1970-an.

    Sejatinya, pesawat ini digunakan sebagai pesawat latih, saat masa damai. Cuma, sejak 1997, Korsel telah memutuskan agar A-37B masuk hanggar alias tak dipakai sama sekali.

    Sumber: Kompas
    Readmore --> Korsel "Cuci Gudang", Kirim "Capung" ke Peru

    Sudi Klaim Pembelian Pesawat Kepresidenan Hemat Rp 100 Miliar

    TEMPO Interaktif, Jakarta -Menteri Sekretaris Negara, Sudi Silalahi mengklaim pembelian pesawat kepresidenan akan menghemat anggaran Rp 100 miliar dibandingkan dengan menyewa.

    "Selisihnya Rp100 miliar, Kalau kita sewa rugi Rp 900 miliar. Pesawat juga tidak kita miliki," kata Sudi di Kantor Presiden, Kamis (4/2).

    Dia memperbandingkan jika harus sewa pesawat presiden dan wakil presiden butuh Rp 180 miliar selama setahun atau Rp 900 miliar selama lima tahun.

    Padahal, menurut dia, jika membeli pesawat dengan harga pasnya US $ 85,4 juta atau hanya sekitar Rp 800 miliar. "Kalau kita beli, kita juga cicil selama 5 tahun, harganya cuma 800 tapi pesawat presiden," katanya. "Itu bisa digunakan presiden yang akan datang."

    Namun, Sudi mengaku pemerintah belum mengeluarkan anggaran sedikit pun. "Satu sen pun belum ada keluar uang negara untuk itu," katanya. Dia melanjutkan realisasi pembelian pesawat ini paling cepat 2011 untuk satu pesawat kepresidenan Boieng tipe 737-800.

    Namun saat ini, pemerintah juga belum mengeluarkan untuk Uang Muka Pembelian. "Prosesnya sudah sesuai karena sudah melalui mekanisme bagaimana pengadaan dan proses administrasinya," katanya. "Sudah ada paparan yang murah dan baik."

    Dia mengaku, ide pembelian pesawat itu awalnya dari DPR. "Ide itu datangnya dari DPR bahwa membeli lebih murah daripada menyewa. Ternyata Setelah hitung-hitungan memang benar," katanya. Sehingga jika DPR membantah itu bukan persetujuan DPR, "Sangat sangat kita sayangkan."

    Sumber: Tempo
    Readmore --> Sudi Klaim Pembelian Pesawat Kepresidenan Hemat Rp 100 Miliar

    TNI Jadi Pengamanan Utama Obama Di Indonesia

    JAKARTA (SuaraMedia News) - Sistem keamanan tingkat tinggi akan diterapkan selama kunjungan Presiden Amerika Serikat Barack Obama ke Indonesia, Maret 2010 mendatang. Sistem keamanan dilakukan TNI dan Polisi hanya sebagai pendukung.

    Kepala Pusat Penerangan TNI Marsekal Muda Sagom Tamboen menyatakan, TNI masih menunggu koordinasi dari pengamanan Amerika Serikat. Tapi, persiapan awal sudah dilakukan sesuai prosedur tetap (protap).

    "Upaya pengamanan khusus tetap dilakukan, itu sudah jadi protap setiap akan ada tamu negara setingkat presiden. Kalo soal Presiden Obama, kami masih menunggu koordinasi dari Amerika," kata Sagom Tamboen, Rabu 3 Februari 2010.

    Setelah koordinasi dilakukan, barulah Paspampres akan melakukan koordinasi juga secara internal maupun eksternal ke Polisi maupun pemerintah daerah setempat.

    Sebenarnya juga, lanjut Sagom antara pengamanan presiden satu dengan lainnya tidak ada bedanya, semua sama. Hanya saja selama berada di Indonesia semua tamu negara akan di buat senyaman dan seaman mungkin.

    "Soal jumlah personel relatif, masih menunggu instruksi, tapi semua disesuaikan dengan kondisi yang ada, dan tentunya intelijen akan mengawali semua kegiatan yang berkaitan dengan kenegaraan," tuturnya.

    Dengan demikian, diharapkan tidak ada gangguan apapun baik dalam maupun luar yang akan mengganggu kenyamanan kunjungan para tamu negara setiap ke Indonesia.

    Sementara itu, Kepolisian telah mengetahui rencana kunjungan Presiden Barack Obama ke Indonesia pada bulan Maret 2010. Pengamanan terhadap Obama pun akan dilakukan sesuai standar pengamanan tamu negara.
    Kabaintelkam Mabes Polri, Inspektur Jenderal Saleh Sa'af, menyampaikan hal tersebut ketika dihubungi wartawan di Mabes Polri, Jakarta, Selasa 2 Februari 2010. "Kami sudah ada info itu dan Polri sudah memiliki standard operating procedure untuk mengamankan pejabat dan tamu-tamu negara," ujar Saleh.

    Saleh tidak menjelaskan lebih rinci mengenai apa saja objek pengamanan yang akan dilakukan. Sebab, kata dia, itu sama dengan saja memberikan informasi kepada pihak yang akan melakukan tindakan gangguan.

    Pastinya, polisi melakukan pengawalan pribadi terhadap Obama, dalam rangka pengamanan perjalanan-perjalanan selama di Indonesia ke tempat yang tujuan yang sudah ditentukan. Sejak kedatangan hingga kembali. "Kami akan buat situasi nyaman dan aman," ujar Saleh.

    Sementara itu, Pihak SDN Menteng 01 berharap, patung Barrack Obama semasa kecil yang bertengger di Taman Menteng, bisa dipindah ke sekolah itu ketika Obama datang nanti.

    Demikian dikatakan Wakil Kepala Sekolah Bidang Kesiswaan Purwanto saat ditemui di kantornya, Jalan Besuki Nomor 4, Jakarta Pusat.

    “Kami sudah membahas soal patung Obama. Kami berharap patung dipindah ke sekolah karena dulu di situ belum ada taman, itu taman untuk Persija. Jadi karena Obama main di sekolah ini maka lebih tepat kalau patung tersebut ditaruh di sekolah,” ujarnya.

    Obama dijadwalkan akan datang ke Jakarta pada pertengahan Maret mendatang. Begitu mendengar kabar ini dari Kedutaan AS, SDN Menteng langsung melakukan persiapan.

    Seperti dikatakan Wakil Kepala Sekolah SD 01 Menteng, Akhmad Solikhin, pihaknya membenahi sekolah termasuk taman. Serta mempersiapkan hiburan berupa paduan suara dan seni tari yang dilakukan oleh murid-murid.

    Bahkan, Ikatan Alumni SD Besuki (ILUSKI) pun tak mau ketinggalan ambil bagian. “Kemarin mereka menggelar rapat internal namun yang tahu hanya anggotanya saja. Teman-teman masa kecil Obama juga akan datang untuk bernostalgia,” ujar Purwanto.

    Namun begitu, Purwanto mengatakan pihaknya belum mengetahui kapan waktu pasti Obama datang ke sekolah itu. Dari berbagai

    Sumber: www.suaramedia.com
    Readmore --> TNI Jadi Pengamanan Utama Obama Di Indonesia

    Kazakh parliament ratifies deal on post-Soviet rapid reaction force

    Kazakhstan's parliament ratified an agreement on Thursday on establishing a post-Soviet security group's rapid reaction force.

    The creation of a powerful military contingent in former Soviet Central Asia by members of the Russian-dominated Collective Security Treaty Organization (CSTO) is seen as Moscow's bid to counterbalance NATO. But its formation has run into problems caused by the regional rivalries of some members.

    Speaking at a plenary session, the Central Asian state's defense minister, Bolat Sembinov, said the rapid reaction force is designed "to improve the security of the CSTO members against the backdrop of existing and potential threats," including terrorism, extremism, drug trafficking, natural disasters and to enhance the organization's role in ensuring international security.

    The CSTO comprises Armenia, Belarus, Kazakhstan, Kyrgyzstan, Russia, Uzbekistan and Tajikistan. Observer status is enjoyed by Iran, India, Mongolia and Pakistan.

    Five of the seven members signed the agreement in February 2009. Belarus, which initially refrained from signing the deal because of a trade dispute with Russia, joined it later last year.

    Uzbekistan has so far refused to join the force, saying it opposes stronger Russia's role in Central Asia. Uzbekistan is also at odds with regional neighbor Kyrgyzstan, which hosts a Russian airbase.

    The Collective Rapid Reaction Force held two-week military exercises in southern Kazakhstan in October 2009, with more than 7,000 personnel from Armenia, Kazakhstan, Kyrgyzstan, Russia and Tajikistan taking part.

    Russia's security strategy until 2020, recently approved by President Dmitry Medvedev, envisions the CSTO as "a key mechanism to counter regional military challenges and threats."

    Sumber: RIA
    Readmore --> Kazakh parliament ratifies deal on post-Soviet rapid reaction force

    Polisi Militer PBB Studi Banding ke POM TNI

    LEBANON (Pos Kota) – Sebanyak 7 orang peserta Kursus Instruktur Polisi Militer PBB (UNMILPOC) mengadakan study banding ke Markas Satgas POM TNI Konga XXV-B/UNIFIL di UN Posn 7-3 Blat, Lebanon. Peserta kursus disambut langsung oleh Komandan Satgas POM TNI Konga XXV-B/UNIFIL, Letkol Cpm Ekoyatma Parnowo beserta perwira lainnya.

    Pserta kursus UNMILPOC terdiri dari, Captain Tom Angelhov (Swedish Army Military Police), Lt Jorgen Kempel (Danish Army Military Police), Sergeant Markku Kalliomaki (Finland Army Military Police), Major Jesper Aennchen (Danish Army Military Police School) serta personel Polisi Militer UNIFIL dari Kontingen Denmark yaitu Captain Claus Bronnum, Warrant officer Martin Enevoldsen dan Sergeant Jimmy Persson.

    Kursus Instruktur Polisi Militer PBB adalah kursus yang diselenggarakan oleh PBB dan berpusat di Denmark. Kursus berlangsung selama 4 bulan dan dilaksanakan 2 kali dalam setahun. Dipilihnya Markas Satgas POM TNI sebagai salah satu tujuan study banding, karena Satgas POM TNI dianggap berhasil dalam melaksanakan tugasnya sebagai Satuan Polisi Militer di UNIFIL Lebanon untuk menjaga ketertiban dan disiplin para anggota pasukan penjaga perdamaian PBB.

    Salah satu program kursus adalah mengadakan study banding ke negara-negara yang menjadi daerah operasi PBB, dengan tujuan untuk pendalaman study kasus yang berkaitan dengan masalah-masalah Polisi Militer. Diharapkan, setelah menyelesaikan kursus tersebut para instruktur Polisi Militer PBB dapat mengajarkan materi-materi tentang Polisi Militer dengan kondisi yang paling mutakhir dan update kepada para Polisi Militer dari seluruh negara yang akan dikirim ke daerah operasi PBB sebagai Polisi Militer PBB.

    Pada paparan singkatnya, Dansatgas POM TNI Letkol Cpm Ekoyatma Parnowo menguraikan tentang kondisi aktual dan kesiapan operasi Satuan Polisi Militer Sektor Timur UNIFIL.

    Dijelaskan, bahwa tugas-tugas yang dilaksanakan Polisi Militer antara lain, mengatur pengawalan VIP atau konvoi PBB, melaksanakan patroli untuk menegakkan peraturan dan disiplin, melaksanakan patroli di tempat obyek vital yang ada di wilayah Sektor Timur serta melaksanakan penyelidikan dan penyidikan pada kasus-kasus kriminal kecelakaan lalu lintas.

    Usai menerima paparan dari Dansatgas POM TNI, Major Jesper Aennchen (Danish Army Military Police School) selaku ketua rombongan menyampaikan ungkapan penghargaan atas sambutan hangat dan kesediaan Satgas POM TNI untuk berbagi informasi dan pengetahuan mengenai operasional tugas Polisi Militer di daerah operasi.

    Dia menyatakan keyakinannya bahwa dengan data aktual yang diperoleh dari study banding tersebut, akan sangat membantu para instruktur dalam menjalankan tugasnya.

    Sumber: Pos Kota
    Readmore --> Polisi Militer PBB Studi Banding ke POM TNI

    Pangarmabar Tinjau Kapal Perang


    JAKARTA (Pos Kota) – Panglima Komando Armada RI Kawasan Barat (Pangarmabar), Laksamana Muda TNI Marsetio, MM melakukan inspeksi, yang diterima oleh Kasguspurlabar Kolonel Laut (P) Didin Zainal Abidin dan Komandan KRI Surabaya, Letkol Laut (P) OC Budi, di dermaga Tanjung Priok, Jakarta.

    Pangarmabar meninjau kesiapan unsur-unsur Koarmabar dalam mendukung pendaratan amfibi pada latihan pemantapan Korps Marinir yang dilaksanakan di Lampung.

    Sumber: Pos Kota
    Readmore --> Pangarmabar Tinjau Kapal Perang

    Irjen AU Periksa Lanud Sultan Hasanuddin

    MAKASAR (Pos Kota) – Tim Itjen AU yang dipimpin langsung oleh Irjen TNI Angkatan Udara, Marsekal Muda TNI Ir K Inugroho, MM ,mengadakan wasrik (pengawasan dan pemeriksaan) di Lanud Sultan Hasanuddin

    Pengawasan dan pemeriksaan diawali dengan entry briefing dilanjutkan paparan Komandan Lanud Sultan Hasanuddin, Marsekal Pertama TNI IB. Putu Dunia, Rabu (3/2) di ruang rapat yang dihadiri oleh tim Itjenau, Komandan Wing 5, para kepala dinas serta pejabat Staf Lanud Sultan Hasanuddin.

    Komandan Lanud Sultan Hasanuddin menyatakan, kehadiran Tim Itjen AU merupakan kehormatan. Dengan kemampuan Lanud Hasanudin berusaha berbuat yang terbaik untuk kemajuan TNI Angkatan Udara, namun kita sadari bahwa masih banyak kekurangan disana-sini , baik itu karena kemampuan kami-kami secara pribadi , maupun kendala –kendala yang ada di luar kemampuan kami sebagai warga Lanud Sultan Hasanuddin.

    Diharapkannya kegiatan pengawasan dan pemeriksaan di Lanud Sultan Hasanuddin ini membawa kemajuan, dan apa yang menjadi temuan dapat kita atasi bersama.

    Kepada para pejabat Lanud Sultan Hasanuddin, Komandan menegaskan untuk dapat bekerjasama serta berkoordinasi dengan Tim Itjenau selama pelaksanaan pemeriksaan sesuai bidang tugas masing-masing.

    Usai mendengarkan paparan yang disampaikan oleh Komandan Lanud Sultan Hasanuddin, dilanjutkan dengan melaksanakan melaksanakan pendalaman di satuan-satuan jajaran Lanud Sultan Hasanuddin , pengawasan dan pemeriksaan terkait bidang logistik, operasi, administrasi , personil dan keuangan serta hukum.

    Sumber: POS KOTA
    Readmore --> Irjen AU Periksa Lanud Sultan Hasanuddin

    Israel Lancarkan Serangan Udara

    ISRAEL membombardir sebuah bandara dan terowongan-terowongan bawah tanah di Jalur Gaza, Selasa lalu. Saksi mata mengatakan jet-jet tempur Israel melepaskan lima misil ke sebuah bandara yang sudah tidak terpakai dan terowongan-terowongan bawah tanah di sepanjang perbatasan Jalur Gaza dan Mesir.

    Tidak ada laporan jatuhnya korban jiwa dalam serangan tersebut. Israel menuding terowongan-terowongan bawah tanah itu digunakan untuk menyelundupkan senjata ke Gaza. Seorang juru bicara militer Israel membenarkan terjadinya serangan tersebut.

    Ia mengatakan serangan itu adalah balasan atas penemuan dua alat peledak di pantai Israel sehari sebelumnya dan roket-roket yang ditembakkan ke 'Negara Zionis' itu, salah satunya menghantam sebuah areal pertanian pada Selasa dan tidak menimbulkan korban jiwa.

    Serangan itu terjadi beberapa saat setelah Perdana Menteri Benjamin Netanyahu menyatakan akan merespons penemuan alat peledak di pantai Israel. Kelompok perjuangan Palestina, Jihad Islam, mengatakan menghanyutkan alat-alat peledak itu ke laut dalam sebuah operasi bersama dengan dua kelompok lainnya. (EP/Reuters/I-1)

    Sumber: Media Indonesia
    Readmore --> Israel Lancarkan Serangan Udara

    Maksimalkan Lambangja, wujudkan “Zero Accident”


    Untuk lebih memaksimalkan fungsi Lambangja demi terwujudnya Zero Accident dalam setiap pelaksanaan tugas, dipandang perlu dalam setiap Skadron Udara terdapat satu Seksi Lambangja, disamping Seksi Operasi. Demikian disampaikan oleh Mayor Pnb Wastum, dalam Briefing Pagi sebelum penerbangan rutin di Ruang Teddy Kustari, Rabu (2/3).

    Hal ini dikarenakan fungsi Seksi Operasi di Skadron Udara lebih mengarah pada upaya untuk mewujudkan kemampuan daya tempur yang optimal dalam setiap pelaksanaan tugas operasi. Sementara Seksi Lambangja lebih mengarah kepada upaya untuk mencermati sisi-sisi kelemahan yang ada dalam suatu pelaksanaan tugas. Sehingga dengan adanya Seksi Lambangja di setiap Skadron Udara akan terdeteksi sejak dini jika dalam pelaksanaan tugas operasi udara terdapat kekurangan-kekurangan yang mengarah pada terjadinya accident maupun incident.

    Menurut Mayor Pnb Wastum yang juga penerbang F-16 bahwa setiap terjadi incident maupun accident, maka Kasi Lambangja segera menuju lokasi kejadian untuk melihat secara langsung incident maupun accident yang terjadi, kemudian membuat laporan awal (ditandatangani Komandan Lanud ) untuk dilaporkan kepada Komando Atas secepat mungkin, sehingga dalam waktu singkat pimpinan Komando Atas segera mengetahui peristiwa yang terjadi. Selanjutnya dibuat pula laporan khusus yang berisikan kronologis kejadian secara detail dan ditandatangani oleh Komandan Lanud pula.

    Mayor Pnb Wastum yang keseharianya menjabat selaku Kasi Lambangja Lanud Iswahjudi senantiasa mengedepankan falsafah “Safety” : “Kecelakaan pesawat bukan suatu nasib di era modern, kecelakaan pesawat merupakan kecelakaan yang dapat dicegah”. Hal ini dimaksudkan karena Mayor Wastum sangat antusias untuk mewujudkan “Zero Accident” dilingkungan tugasnya.

    Zerro Accident adalah tujuan yang tidak dapat dicapai karena kekhilafan merupakan sifat manusia, akan tetapi menurut Mayor Pnb Wastum Zero Accident merupakan suatu tujuan yang dapat dicapai dalam suatu dekade bila didukung dengan program Safety secara berkelanjutan.

    Sumber: TNI AU
    Readmore --> Maksimalkan Lambangja, wujudkan “Zero Accident”

    Gates Tries to Get F-35 Program Back on Course

    The Joint Strike Fighter was supposed to be the program that broke the mold, proof that the Pentagon could build something affordable, dependable and without much drama.

    But rather than being the Chevrolet of the skies, as it was once billed, the fighter plane, also called the F-35, has turned into the Pentagon’s biggest budget-buster. And with worries growing that the rise in costs could overwhelm other programs, Defense Secretary Robert M. Gates fired the general in charge this week and said he would withhold $614 million in fees from the prime contractor, Lockheed Martin.

    The decision was an embarrassment for Lockheed Martin, the nation’s largest military contractor, which could eventually draw at least a quarter of its sales from the F-35. But Pentagon officials said they wanted to make sure they avoided the kind of death spiral that had caused so many other weapons programs to collapse.

    The Air Force, the Navy and the Marines are planning to buy more than 2,400 of the planes. But any delays could force them to spend billions of dollars on less advanced fighters to avoid a shortfall. That, in turn, would reduce their orders for the F-35, driving up the price for each plane and forcing them to cut orders further.

    The main problem, some analysts say, is that even with recent improvements in acquisition practices, the military persists in buying new weapons systems before all the kinks are worked out.

    At the Pentagon’s behest, Lockheed Martin has already started building production models of the F-35, even though only 2 percent of the flight test program has been completed. “Unless they convert the program to a fly-before-you-buy approach, they will continue to have pain,” said Winslow T. Wheeler, an analyst for the Center for Defense Information in Washington.

    But Pentagon officials said that given the rapid changes in technology, they could not afford to take such a gradual approach without systems becoming outdated before they rolled off the line. Lockheed Martin executives said that they had gotten the message about picking up the pace, and that they believed they would be able to start delivering the planes faster than the government now projects.

    “They have been very clear that they intend to hold us to more aggressive standards, and we intend to perform to those,” Daniel J. Crowley, one of Lockheed Martin’s project managers, told reporters on Tuesday.

    Mr. Crowley acknowledged that the program, which has been adjusted several times, was running six months behind the latest schedule. But he said that after building the first few planes, the company had been able to sharply reduce how much time and money each one required. And that has given it more confidence that it can get back on track.

    Mr. Gates also said on Monday that he knew of “no insurmountable problems, technological or otherwise, with the F-35.” But he added a year to the development phase of the program, and slowed plans to increase production, to give the company a chance to catch up.

    Still, that solution is basically a gamble that the company will do better. The program, which is by far the Pentagon’s largest, is expected to cost nearly $300 billion if all of the 2,456 planes are purchased in the next 25 years. Eight allied nations have also invested in the program and could buy hundreds of additional planes.

    Some senators sounded skeptical in questioning Mr. Gates at a hearing on Tuesday. “I’m still concerned about whether the services will get the J.S.F. when they need them,” said Senator John McCain, Republican from Arizona, referring to the plane.

    Other senators criticized Mr. Gates, who promoted the coming of the F-35 as a reason to kill the more costly F-22 fighter program last summer, for not having a handle on the problems sooner.

    Many of the concerns were outlined in a report by a special Pentagon assessment team in late 2008. Mr. Gates said at the hearing on Tuesday that he did not recall that report. He said he had intervened now to try to head off the dire projections in a similar assessment completed in the fall.

    That study found that the development of the plane could be delayed by two and a half years and cost an extra $16.6 billion if no changes were made. Mr. Gates has also said that he replaced the head of the program, Maj. Gen. David R. Heinz of the Marine Corps, to show that officials would be held accountable “when things go wrong.”

    When the Pentagon began thinking about the F-35 in the mid-1990s, the Pentagon was building the F-22, the world’s stealthiest fighter, for aerial dogfights, and it expected to buy 650 to 750 of them. The F-35, which also has stealth features to avoid radar, was meant to focus more on attacking ground targets. Creating three versions with a similar core — one each for the Air Force, the Navy and the Marines — was supposed to make it more affordable.

    But while delays and overruns pushed the cost of the F-22 so high that only 187 are being built, the projected costs of the F-35 program have also risen to $298.8 billion from an early estimate of about $200 billion.

    Counting all the development costs, each F-35 is now projected to cost about $122 million compared with about $350 million for each F-22. Another concern is that additional problems often appear in flight testing. And a recent Navy study concluded that the F-35 could be significantly more expensive to operate than older fighters.

    But Mr. Crowley, one of Lockheed Martin’s top managers on the project, said the company had greatly reduced the parts shortages that delayed the first planes. He said the company was talking to the Pentagon about adding another plane to the flight test program, and it was much closer to finishing sensitive systems, like the software that operates the plane and its sensors, than it was at a similar stage on the F-22.

    He added that it was “our intent to outperform” projections for the program, enabling the government to buy more planes than it expected to over the next few years.

    Other industry officials said they had heard that Mr. Gates was likely to name Vice Adm. David J. Venlet, commander of the Naval Air Systems Command, to succeed General Heinz in overseeing the program. And given that Mr. Gates has had to backtrack from his praise for the program, he now has even more on the line in holding it together.

    Sumber: Yahoo
    Readmore --> Gates Tries to Get F-35 Program Back on Course

    Heli AS Jatuh di Hutan, Dua Tewas

    BERLIN, KOMPAS.com — Sebuah helikopter militer milik AS jatuh di barat Jerman, Rabu (3/2/2010), menewaskan dua orang. Pihak militer belum memberikan konfirmasi tentang identitas kedua korban.

    Polisi mengatakan, satu orang yang berada di helikopter tersebut hilang.

    Menurut Hesse, polisi negara bagian setempat, pesawat itu diperkirakan turun sekitar pukul 06.20 waktu setempat di hutan dekat jalan raya antara A67 dan Viernheim Lorsch, selatan Frankfurt.

    Seorang juru bicara militer Eropa, Bruce Anderson, menyebutkan, heli yang jatuh itu jenis UH-60 Black Hawk. "Namun, kami tidak memiliki informasi tentang siapa saja yang cedera atau tewas atau berapa banyak orang yang berada di helikopter tersebut," katanya.

    Seperti diketahui, heli jenis Black Hawk kerap digunakan untuk serangan udara dan operasi militer lainnya. Heli jenis itu biasanya dirancang untuk membawa 11 orang.

    Sumber: Kompas
    Readmore --> Heli AS Jatuh di Hutan, Dua Tewas

    Inilah "Satelit Tikus" Iran yang Bikin AS Sewot

    TEHERAN, KOMPAS.com — Pemerintah Iran hari Rabu (3/2/2010) sukses meluncurkan satelit pengangkut yang membawa tikus, kura-kura, dan cacing. Peluncuran itu dilakukan di tengah kekhawatiran Barat atas penggunaan nuklir dan ruang industri untuk mengembangkan senjata atom dan balistik.

    Televisi Pemerintah Iran menyatakan, roket Kavoshgar 3 (Explorer) membawa kapsul berisi hewan hidup, menandai percobaan pertama Iran mengirim makhluk hidup ke ruang angkasa.

    Rekaman televisi menunjukkan, tikus putih, cacing, dan kura-kura kecil itu ditempatkan pada sebuah tempat khusus.

    Amerika Serikat menilai peluncuran roket itu sebagai tindakan provokatif di mana peralatan itu sebenarnya bisa digunakan untuk mengembangkan rudal balistik dan juga untuk meluncurkan satelit.

    Wakil juru bicara Gedung Putih, Bill Burton, mengatakan, pemerintahan Obama yang masih bersitegang dalam konfrontasi nuklir dengan Teheran akan memeriksa laporan tentang peluncuran itu.

    Namun, dia menambahkan bahwa gerakan Iran itu sebagai langkah provokatif. Sebelumnya, Perancis yang telah menerima kabar dari peluncuran itu mengaku sangat khawatir.

    "Pengumuman ini hanya memperkuat keprihatinan masyarakat internasional bahwa Iran telah mengembangkan program nuklir yang tidak teridentifikasi untuk tujuan sipil," kata seorang juru bicara di Paris.

    Kantor berita Iran, ISNA, melaporkan, kapsul yang membawa makhluk hidup itu kembali ke Bumi dengan selamat setelah perjalanan berbentuk huruf U seperti yang direncanakan. Namun, tidak dijelaskan bagaimana kondisi hewan tersebut.

    "Ini merupakan pekerjaan besar bisa mengirimkan organisme hidup ke ruang angkasa. Kami melakukan percobaan pada mereka dan mereka kembali ke Bumi," kata Presiden Mahmoud Ahmadinejad ketika menyampaikan pidato peluncuran.

    Kantor berita ILNA melaporkan, Menteri Pertahanan Iran Ahmad Vahidi mengatakan, data-data biologis tentang kondisi binatang tersebut akan dievaluasi.

    Selain Kavoshgar 3, televisi juga menyiarkan foto-foto Ahmadinejad melihat roket yang dirancang untuk membawa satelit, yang dijuluki Simorgh (Phoenix), yang mampu membawa benda 100 kilogram dengan daya jangkau 500 km.

    Ahmadinejad mengatakan, Iran akan mengirim satelit berdaya jangkau 500 kilometer ke atas. Langkah berikutnya 700 dan 1.000 km. "Semua orang tahu bahwa mencapai 1.000 kilometer orbit memungkinkan Anda untuk mencapai semua orbit."

    Vahidi mengungkapkan, ada tiga prototipe satelit baru, yakni Toloo, Navid dan Mesbah-2 serta Simorgh. "Toloo adalah satelit yang digunakan untuk remote survei dengan berat 100 kilogram. Direncanakan akan ditempatkan di orbit 500 kilometer selama tiga tahun," kata Vahidi.

    "Simorgh adalah roket yang mampu menempatkan satelit seberat 100 kilogram dalam 500 kilometer orbit."

    Peluncuran satelit dan pengumuman prototipe baru itu ditandai sebagai Hari Teknologi Ruang Angkasa sebagai bagian dari perayaan untuk ulang tahun ke-31 Revolusi Islam.

    Hari yang sama pada tahun lalu, Iran juga meluncurkan satelit pengangkut pertama yang diberi nama Omid. Pada tahun 2008 Iran menembakkan dua roket ke ruang angkasa—yakni Kavoshgar pada bulan Februari dan Kavoshgar 2 pada bulan November—tetapi tidak membawa muatan apa pun.

    Barat mencurigai Iran diam-diam berusaha membangun sebuah bom atom dan mengembankan teknologi yang digunakan untuk meluncurkan roket dan rudal balistik dalam jangka panjang yang mampu membawa hulu ledak nuklir. Namun, Teheran membantah memiliki tujuan militer untuk program nuklirnya.

    Sumber: Kompas
    Readmore --> Inilah "Satelit Tikus" Iran yang Bikin AS Sewot

    Wednesday, February 3, 2010 | 6:52 PM | 0 Comments

    Iran has 'no problem' with UN uranium enrichment plan

    Iranian President Mahmoud Ahmadinejad has unexpectedly dropped his opposition to sending uranium abroad for enrichment in a move aimed at defusing Tehran's stand-off with the West over its nuclear program.

    "Some people made a fuss about it. But there is no problem. We will seal a contract and we will give you 3.5% uranium to enrich it to 20% in four or five months and return it to us," Ahmadinejad said in an interview aired on state TV.

    Iran, which is already under three sets of UN sanctions for refusing to halt uranium enrichment, insists it needs nuclear technology to generate electricity, while Western powers suspect it of pursuing an atomic weapons program.

    An international plan intended to resolve the nuclear deadlock stipulates that Iran ships its low-enriched uranium to Russia and France for further enrichment and processing into fuel for power plants. Iran would not thereby be able to enrich uranium to make weapons.

    Tehran had long disagreed, suggesting it could consider a simultaneous swap of its nuclear fuel for other uranium, but that the exchange would have to take place on its own territory.

    Ahmadinejad dismissed concerns that the uranium would not be returned. In such a case, Iran would continue enriching uranium by itself, he said.

    "If they don't return it, what will happen? We will be proven right, and then it will be proven that the agency [International Atomic Energy Agency] was not reliable and they will be discredited. Then we will be free to rely on ourselves for our activities," the Iranian leader said.

    The United States and Israel have refused to rule out military action against Iran if diplomacy fails to resolve the dispute over Tehran's nuclear program.

    In a further rise in tensions, Iran hit out on Tuesday at U.S. plans to boost Gulf defenses.

    Parliamentary speaker Ali Larijani called the move to deploy ships with missile-targeting abilities off Iran's coast and anti-missile systems in the Gulf states of Bahrain, Kuwait, Qatar and the United Arab Emirates "a new political trick to pave the way for its presence at others' expense."

    Sumber: RIA
    Readmore --> Iran has 'no problem' with UN uranium enrichment plan

    Iran boasts of new Apache-killer weapon as tensions rise with U.S.

    Iran has developed a new weapon to shoot down U.S. Apache attack helicopters, the Iranian Fars news agency has reported.

    "Our enemies should not imagine that if their Apache choppers have shown a mighty and desirable performance in Iraq and Afghanistan, they can show the same might and power in any possible aggression against Iran. We will certainly put an end to the power of their Apaches through our measures," Fars quoted Col. Nasser Arab-Beigi of Iran's Islamic Revolution Guard Corps.

    The official did not specify the type of the weapon Iran is manufacturing to shoot down Apache helicopters.

    The United States and Israel have refused to rule out military action against Iran if diplomacy fails to resolve the dispute over Tehran's nuclear program.

    In a further rise in tensions, Iran hit out on Tuesday at U.S. plans to boost Gulf defenses.

    Parliamentary speaker Ali Larijani called the move to deploy ships with missile-targeting abilities off Iran's coast and anti-missile systems in the Gulf states of Bahrain, Kuwait, Qatar and the United Arab Emirates "a new political trick to pave the way for its presence at others' expense."

    Iran launched a domestic arms development program after a U.S. weapons embargo was imposed during its 1980-88 war with Iraq. Since 1992, the Islamic Republic has reportedly produced its own Saeqeh and Azarakhsh jet fighters, stealth-capable Ghadir submarine, missile boats, torpedoes, tanks and armored carrier vehicles.

    Iranian officials said last year that Tehran had achieved self-sufficiency in manufacturing combat missiles of various modifications.

    Iran frequently holds military drills and shows off modern weaponry in an effort to demonstrate its readiness to thwart any attack on its territory.

    Sumber: RIA
    Readmore --> Iran boasts of new Apache-killer weapon as tensions rise with U.S.

    India to buy more BrahMos missiles


    India has plans to introduce into its armed forces the new BrahMos missile, the head of the BrahMos Aerospace company, Sivathanu Pillai, told RIA Novosti on Tuesday.

    Established in 1998, BrahMos Aerospace, a joint Indian-Russian venture, produces and markets BrahMos supersonic missiles. The sea-based and land-based versions have been successfully tested and put into service with the Indian Army and Navy.

    Earlier on Tuesday, Russia's security chief, Nikolai Patrushev, visited the BrahMos headquarters in New Delhi. BrahMos is an acronym for the cities of Brahmaputra and Moscow.

    The missile, known as BrahMos Block-2, can have a top speed of over Mach 5, which could make it virtually impossible to intercept, and can effectively engage even slightly visible ground targets. It has been designed primarily to meet the needs of the army.

    "The army officials said they were pleased with last year's ground trials of the missile, and approved of putting it into service," Pillai said.

    The company has also been developing another version of the missile for Air Force, the BrahMos-A missile, with a reduced mass and increased aerodynamic stability. The Indian Air Force chose the Russian-made SU-30 MKI Flanker-H multirole fighter as the trial platform for the missile.

    "[This] version of the missile is now ready. Air trials will commence in 2011, and by 2012, we are planning to fit the missiles onto aircraft," Pillai said.

    The required modifications of the SU-30 MKI for integration with the BrahMos-A missile system are being carried out by the Hindustan Aeronautics Limited (HAL) and Russia's Sukhoi Design Bureau.

    Analysts estimate that India could purchase up to 1,000 BrahMos missiles for its armed forces in the next decade, and export some 500 to other countries during the same period.

    Sumber: RIA
    Readmore --> India to buy more BrahMos missiles

    Iran Uji Tembak Alat Angkut Satelit


    TEHERAN, KOMPAS.com — Iran berhasil melakukan uji tembak sebuah alat angkut satelit, Rabu (3/2/2010), demikian dilaporkan televisi negara itu.

    Al Alam, stasiun satelit Iran berbahasa Arab, tidak memberikan rincian tambahan atas laporan tersebut. "Iran telah berhasil melakukan uji tembak alat angkut satelit Kavoshgar 3," kata laporan Al Alam.

    Sebelumnya, televisi negara tersebut memberitakan bahwa Iran akan membuka selubung tiga satelit baru dan satu alat angkut satelit.

    Al Alam mengatakan, Presiden Mahmoud Ahmadinejad akan menghadiri acara itu di Teheran, tetapi tidak menjelaskan lebih rinci mengenai acara itu.

    Kegiatan itu bersamaan dengan periode 10 hari acara nasional memperingati ulang tahun ke-31 Revolusi Iran 1979.

    TV Press Iran yang berbahasa Inggris mengatakan, Iran akan membuka selubung satu alat pendorong roket yang bisa membawa satelit.

    Laporan televisi negara lainnya mengatakan, alat angkut satelit Simorgh berbobot 87 ton itu memperlihatkan panjang alat angkut tersebut.

    Tepatnya setahun lalu, Iran meluncurkan sebuah satelit buatan dalam negeri ke dalam orbit untuk pertama kalinya, satu tahap yang mengkhawatirkan negara-negara Barat, yang cemas akan upaya negara tersebut membangun bom nuklir dan sistem pengiriman rudal.

    Iran, pengekspor minyak kelima terbesar di dunia, mengatakan, program nuklirnya hanya untuk membangkitkan tenaga listrik.

    Teheran mengatakan, peluncuran satelit Omid tahun lalu adalah untuk telekomunikasi damai dan keperluan riset.

    Teknologi balistik jarak jauh yang digunakan untuk menempatkan satelit ke dalam orbit juga digunakan untuk meluncurkan hulu ledak meskipun Iran mengatakan bahwa pihaknya tidak punya rencana untuk melakukan hal itu.

    Sumber: KOMPAS
    Readmore --> Iran Uji Tembak Alat Angkut Satelit

    Indonesia Bakal Alih Teknologi Alutsista Asing

    JAKARTA - Kementerian Pertahanan akan melakukan kerjasama dengan industri pertahanan dunia, terutama industri pertahanan negera-negara maju. Kerjasama ini bertujuan untuk melakukan pengembangan industri pertahanan dalam negeri.

    Demikian diungkapkan Menteri Pertahanan Purnomo Yusgiantoro di Kantor Kementerian Pertahanan, Jalan Medan Merdeka Barat, Jakarta, Rabu (3/2/2010).

    "Kita berharap industri pertahanan terutama industri penerbangan negara maju untuk bekerjasama dengan industri-industri penerbangan Indonesia. Dalam hal ini PT DI agar dapat kembali menggerakakan roda industri pertahanan Indonesia," tutur Purnomo.

    Pengadaan alat utama sistem persenjataan (alutsista) yang awalnya dilakukan di luar negeri diharapkan pada berikutnya, bisa dilakukan di dalam negeri dengan alih teknologi dari negara-negara maju.

    Rencana alih teknologi pertahanan diproyeksikan Kementerian Pertahanan sebagai bagian dari Revolution in Military Affair (RMA). Hal ini, menurut Purnomo sebagai upaya pemenuhan alutsista dalam negeri.

    Kementerian Pertahanan sendiri sudah melakukan pendekatan kepada negara-negara maju untuk mewujudkan kerjasama industri pertahanan dengan Indonesia. "Kita sudah lakukan dan putuskan untuk melaksanakan perjanjian G to G (government to governement," terangnya.

    Selain itu, Purnomo mengungkapkan, pihaknya juga mengundang para pengusaha industri pertahanan negara maju, untuk dapat berpartisipasi dalam Indo Defense yang akan digelar akhir tahun ini di Jakarta.

    Sumber: OkeZone
    Readmore --> Indonesia Bakal Alih Teknologi Alutsista Asing

    Indonesia Air Show Digelar pada 2013

    Singapura - Keberhasilan negara tetangga menggelar pameran pesawat terbang berskala internasional membuat Indonesia berniat menggelar kegiatan serupa pada tahun 2013.

    "Rencana tahun 2013 kemungkinan Indonesia akan menggelar air show," ujar Dirjen Perhubungan Udara Departemen Perhubungan Herry Bhakti kepada wartawan di sela-sela Singapore Air Show 2010, Selasa (3/2/2010).

    Menurut Herry, rencana mengelar pameran, saat ini sedang diusahakan oleh beberapa kelompok yang sebelumnya sudah memiliki pengalaman menggelar pameran di indonesia.

    "Sekarang sedang difasilitasi oleh kelompok yang dulu pernah menggarap Indonesia Air Show," terangnya.

    Jika teraliasasi, pameran ini akan digelar 2 tahun sekali sama seperti di Singapura.
    "Ini untuk menunjukkan industri dirgantara Indonesia di dunia Internasional," tandasnya.

    Sumber: DetikNews
    Readmore --> Indonesia Air Show Digelar pada 2013

    TNI Targetkan Pesan Dua Kapal Selam

    TEMPO Interaktif, Jakarta -Tentara Nasional Indonesia Angkatan Laut berencana memesan dua kapal selam dalam proses seleksi pengadaan tahun 2010. Menurut Kepala Staf Angkatan Laut Laksamana Madya TNI Agus Suhartono, penambahan itu ditujukan untuk menambah kekuatan TNI AL di laut.

    “Kami sudah punya dua kapal selam, sekarang akan menambah dua lagi,” kata Agus usai penandatanganan nota kesepahaman mengenai pengawasan distibusi bahan bakar minyak dengan Badan Pengatur Hilir Minyak dan Gas Bumi di atas Kapal Tanjung Nusanive, di Kolinlamil AL, Tanjung Priok, Rabu (3/2).

    Saat ini, kata Agus, rencana pembelian kapal selam masih dalam tahap pembahasan TNI AL. Dalam pembahasan itu, TNI AL mempertimbangkan pemesanan kapal selam dengan mengedepankan spesifikasi kemampuan ketahananan selamnya dan kesesuaian kapal selam tersebut dengan alat utama sistem senjata yang dimiliki TNI AL. “Pemesanan juga harus disesuaikan dengan anggaran pemerintah,” ujar dia.

    Agus menyatakan bila pembahasan rencana pembelian kapal selam itu telah mencapai penyusunan persyaratan teknik dan operasional kapal selam tersebut. Namun dia belum dapat memastikan apakah TNI AL akan melakukan pemesanan kapal ke Korea Selatan atau negara lainnya. “Negara mana yang akan memenuhi pemesanan kapal selam itu akan kami bahas lagi,” kata dia.

    Hasil pembahasan itu nantinya akan dilaporkan ke Departemen Pertahanan untuk dibuka kepada publik.

    Sumber: TEMPO
    Readmore --> TNI Targetkan Pesan Dua Kapal Selam

    Penyusunan Kualifikasi Kapal Selam TNI AL Selesai




    JAKARTA--MI: Rencana pembelian kapal selam oleh TNI AL sudah menyelesaikan tahap penyusunan permintaan spesifikasi dan teknis. Hasil penyusunan akan segera dipaparkan dalam pertemuan dengan Kementerian Pertahanan, Rabu siang (3/2), Jakarta.

    "Spesifik requirement dan technical requirement sudah selesai kami susun," kata KSAL Laksamana Madya Agus Suhartono kepada wartawan di Jakarta, Rabu (3/2). Kualifikasi kapal selam tersebut terdiri dari kemampuan ketahanan menyelam, kompatibel dengan alutsista yang dimiliki, dan sesuai dengan anggaran pemerintah yang ada.

    Detail kualifikasinya, sambung dia, tidak berbeda jauh dengan susunan terdahulu namun terdapat penekanan lebih terhadap ketahanan menyelam. Ia beberapa waktu lalu mengatakan bahwa ketahanan menyelam minimal setidaknya dua minggu sekali operasi. Jika kurang, operasi penyelaman tentu tak bisa berjalan optimal.

    "Kebutuhan kapal selam baru dua unit. Kenapa lambat? Itu karena perlu peninjauan kembali," sahutnya.

    Ia menyatakan bahwa pembukaan secara luas atas kebutuhan itu akan dilakukan oleh Kemenhan. Sebelumnya, pihaknya akan membahas rinciannya kebutuhan kapal selam siang ini. "Nanti siang, kami ke Dephan akan membahas minimum essential force, berapa kekuatan yang kita butuhkan. Lebih khusus lagi berapa kapal selam yang kita butuhkan," tandasnya. (DM/OL-04)

    Sumber: MEDIA INDONESIA
    Readmore --> Penyusunan Kualifikasi Kapal Selam TNI AL Selesai

    Tuesday, February 2, 2010 | 8:17 PM | 0 Comments

    Usulan Anggaran Pertahanan Obama Terbesar Sepanjang Sejarah

    Presiden Amerika Barack Obama mengusulkan anggaran bagi Departemen Pertahanan yang paling besar sepanjang sejarah yakni 708 Milyar dollar yang antara lain digunakan untuk memenangkan perang di Irak dan Afghanistan.

    Dana itu juga akan dipergunakan untuk mempersiapkan angkatan bersenjata Amerika menghadapi berbagai konflik masa depan melawan kekuatan global atau regional atau melawan organisasi teroris.

    Menurut kata-kata Menteri Pertahanan Amerika Robert Gates, Amerika harus siap menghadapi masa depan yang berbahaya dan tidak pasti.

    Evaluasi kebijakan utama Departemen Pertahanan yang disebut Quadrennial Defense Review, yang diterbitkan hari Senin, mencatat kondisi keamanan global yang makin kompleks dimana "pelaku bukan negara" bisa memiliki teknologi yang lebih berbahaya dan canggih. Laporan itu juga menyebutkan perlunya melindungi keamanan dalam negeri dan memberi tanggapan terhadap bencana alam di dalam maupun luar negeri.

    Anggaran pertahanan yang diusulkan Obama juga mencakup biaya 33 Milyar dollar untuk mengirim 30 ribu pasukan tambahan untuk berperang di Afghanistan.

    Sementara itu, Obama juga mengusulkan anggaran yang mencakup pengeluaran besar-besaran bagi keamanan dalam negeri, termasuk 73 juta dollar bagi pemindahan, pengadilan dan pemenjaraan para tahanan dari Teluk Guantanamo.

    Gedung Putih mengatakan, dana sekitar 44 Milyar dollar bagi Departemen Keamanan Dalam negeri itu akan digunakan untuk sejumlah sektor termasuk keamanan penerbangan dan perbatasan, tanggapan darurat dan keselamatan pelayaran.

    Pemerintahan Obama mengatakan dibanding anggaran 2010, anggaran 2011 yang diusulkan itu naik hampir 1 Trilyun dollar. Anggaran itu mencakup 783 juta dollar untuk memasang 1000 mesin pemindai berteknologi canggih di bandara dan alat deteksi bahan peledak yang baru pada pemeriksaan bagasi.

    Dana tersebut juga mencakup 89 juta pemasangan sistem sensor untuk mendeteksi serangan biologis. Lebih dari 800 juta untuk memperbarui armada penjaga pantai dan 4 Milyar untuk perlengkapan, pelatihan dan merekrut petugas pemadam kebakaran dan petugas keselamatan lainnya.

    Sumber: VOA
    Readmore --> Usulan Anggaran Pertahanan Obama Terbesar Sepanjang Sejarah

    KSAD: Yonif 734 Segera Dibentuk

    Ambon, (ANTARA News) - Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD) Jenderal TNI George Toisutta mengatakan bataliyon infantri(Yonif) 734 segera dibentuk guna mengamankan wilayah Maluku bagian Selatan yang secara geografis berbatasan langsung dengan Timor Leste dan Australia.

    "Saya segera merealisasi pembentukkan Yonif 734 untuk mengamankan wilayah di kabupaten Maluku Tenggara Barat (MTB), Maluku Barat Daya (MBD), Kepulauan Aru, Maluku Tenggara dan kota Tual," katanya, di Ambon, Selasa.

    Sebelumnya telah dibentuk Yonif 731/ Kabaressy berkedudukan di kota Masohi, kabupten Maluku Tengah, Yonif 732/ Banau di Ternate, provinsi Maluku Utara dan Yonif731/ Masariku dengan markasnya di desa Waiheru, kecamatan Baguala, kota Ambon.

    "Bayangkan dengan pulau yang 1.000-an buah, dibandingkan dengan personil TNI -AD, maka satu pulau hanya ada enam orang tentara," ujarnya.(ANT/A024)

    Sumber: ANTARA
    Readmore --> KSAD: Yonif 734 Segera Dibentuk

    AS Sebar Pertahanan Rudal

    WASHINGTON - Amerika Serikat (AS) menempatkan kapal-kapal perang di lepas pantai Iran dan sistem antirudal di negara-negara Arab seperti Qatar, Uni Emirat Arab, Bahrain, dan Kuwait.

    Langkah AS itu merupakan bentuk penguatan sistem pertahanan untuk menghadapi potensi serangan rudal-rudal Iran di Teluk. Laporan The New York Times tersebut bersumber dari sejumlah pejabat militer dan Pemerintahan AS. Washington tampaknya terus mendekati beberapa negara Arab agar mereka bersedia menjadi lokasi penempatan sistem pertahanan AS.

    Oman salah satunya yang terus didekati AS. Tampaknya, kesediaan negara-negara Arab untuk menerima sistem pertahanan militer AS mencerminkan berkembangnya kekhawatiran di kawasan itu terkait ambisi dan kemampuan nuklir Iran. “Sasaran pertama kami adalah menghalangi niat Iran,” kata seorang pejabat senior pemerintah kepada suratkabar.

    “Yang kedua adalah untuk menjamin negaranegara Arab, agar mereka tak berpikir menjadi sasaran nuklir mereka. Namun selain itu,ada kepastian (dari AS) untuk menenangkan Israel.” Penyebaran sistem pertahanan AS tersebut diharapkan akan mencegah serangan balasan Iran dalam merespons berbagai sanksi internasional. Dan agar Israel tetap menunda niatnya untuk menyerang fasilitas nuklir Teheran.

    Washington berusaha mendapatkan dukungan dari negaranegara sekutunya untuk memberlakukan tahapan keempat sanksi Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa terhadap Iran.Draf sanksi baru itu akan menargetkan Kesatuan Garda Revolusi Iran yang diyakini menguasai aspek-aspek militer program nuklir Teheran yang kontroversial.

    AS dan Israel terus menuduh Iran mengembangkan senjata atom melalui program nuklirnya. Padahal, Teheran berulang kali menjelaskan bahwa program nuklirnya untuk memproduksi listrik sehingga minyak dan gas bumi Iran dapat diekspor lebih banyak. Jumat lalu (29/1),Menteri Luar Negeri AS Hillary Clinton meningkatkan desakan kepada China agar mengakui ancaman program nuklir Iran dan bergabung dengan seruan internasional untuk pemberian sanksi.

    Komandan Komando Pusat AS Jenderal David Petraeus yang mengawasi Semua operasi militer AS dari Teluk hingga Asia Tengah, mengatakan,percepatan penyebaran sistem pertahanan rudal termasuk delapan baterai rudal Patriot.“ Dua baterai Patriot di tiap empat negara tersebut,” ujar Petraeus. Komentar publik luar biasa mengenai percepatan penyebaran pertahanan AS Tersebut muncul dalam pidato Petraeus di Institut Pengkajian Perang di Washington, 22 Januari.

    Penyebaran pertahanan AS itu telah dimulai pendahulu Presiden AS Barack Obama, George W Bush,di era pemerintahannya. “Iran jelas dipandang sebagai ancaman sangat serius oleh pihak lain di Teluk, dan itu menjadi percepatan implementasi arsitektur pertahanan yang kami rancang dan yang kini sedang dicoba dilaksanakan,” katanya padasaat itu.

    Menurut Petraeus, AS juga menempatkan kapal-kapal jelajah dengan sistem rudal kendali Aegis yang memiliki radar canggih dan sistem antirudal yang bisa mencegat rudal-rudal jarak menengah. Kapal-kapal itu sedang berpatroli di Teluk sepanjang waktu. Meskipun sistem itu tidak dirancang untuk mencegat rudal jarak jauh Iran,Times melaporkan, badan intelijen AS memperkirakan bahwa Teheran memerlukan waktu bertahun-tahun sebelum mampu memasang hulu ledak nuklir di ujung rudal Shahab III.

    Seorang perwira senior militer mengatakan pada Times,Petraeus mulai berbicara terang-terangan mengenai penyebaran pertahanan tersebut sebulan lalu.Ketika itu, Teheran menolak tawaran pemerintahan Obama untuk berunding langsung. Sementara itu,Washington juga mendapatkan berbagai tantangan untuk pemberlakuan sanksi baru terhadap Iran. Langkah AS ini tampak jelas untuk menenangkan aliansi utamanya Israel mengenai ancaman rudal Iran.

    Penasihat keamanan nasional Obama,Jenderal James L Jones rela melakukan perjalanan ke Israel bulan ini untuk membahas ulang berbagai program ekonomi dan militer untuk menghadapi program nuklir Iran. Sementara itu, negara-negara Arab mengambil langkah sendiri untuk menguatkan pertahanan mereka.

    Arab Saudi dan Uni Emirat Arab pun telah membeli persenjataan militer buatan Amerika senilai lebih dari USD15 juta dalam dua tahun terakhir, termasuk membeli sistem pertahanan rudal. AS juga membantu mendukung rencana Arab Saudi untuk meningkatkan jumlah tentaranya menjadi tiga kali lipat, sebanyak 30.000 tentara. Penambahan tentara itu untuk melindungi berbagai pelabuhan, fasilitas minyak, dan pabrik penyulingan air milik Arab Saudi.

    Sumber: OkeZone
    Readmore --> AS Sebar Pertahanan Rudal

    Menhan AS Pecat Jenderalnya

    WASHINGTON - Menteri Pertahanan Amerika Serikat (AS) Robert Gates pecat seorang jenderalnya yang berwenang memimpin program pengembangan pesawat tempur F-35. Gates juga akan menahan dana dari Lockheed Martin setelah adanya dugaan pembengkakan dana dan penundaan program pesawat tersebut.

    "Perkembangan dan performa dari (pesawat tempur) F-35 selama dua tahun terakhir, jauh dari harapan. Beberapa dari tujuan serta standar dari program tersebut tidak dapat dipenuhi," ucap gates seperti dikutip AFP, Selasa (2/2/2010).

    Gates yang juga menjabat sebagai menhan di masa mantan Presiden AS George W Bush mengatakan, jika Pentagon akan menahan dana sebesar USD614 juta sebagai bayaran biaya kinerja dari Lockheed Martin. Lockheed Martin sendiri memang ditunjuk sebagai kontraktor utama dalam program ini.

    Langkah Gates ini dilakukan karena dirinya merasa jika Warga AS yang membayar pajak tidak harus menanggung beban program yang diberi nama Join Strike Figther (JSF) ini. Keputusannya tersebut juga sudah melalui kesepakatan yang diambil bersama dengan Lockheed Martin.

    Gates bosan jika Dephan AS menjadi sasaran kesalahan atas program JSF ini. Untuk itu dia memecat Mayor Jenderal David Heinz yang bertanggung jawab atas program JSF.

    Meski Mayjen David Heinz dibebaskan dari pimpinan JSF, program pesawat tempur F-35 sendiri terus berjalan. Gates pun telah menunjuk jendral bintang tiga untuk memimpin program ini. Namun ia belum membeberkan nama dari petinggi militer AS yang akan memimpin proyek ambisius tersebut. Penunjukan seorang jenderal bintang tiga untuk memimpin JSF menunjukan pentingnya proyek militer AS tersebut.

    Sejak menjabat sebagai Menteri Pertahanan AS pada 2006, Robert Gates memang tidak segan-segan untuk memecat petinggi militer Negeri Paman Sam tersebut. Menurutnya harus ada pihak yang bertanggung jawab setiap terjadi kesalahan besar.

    Bersama dengan Presiden AS Barack Obama, Gates memperingatkan tidak akan memberi toleransi atas penundaan proyek serta penggunaan dana berlebihan dalam sebuah program pengembangan senjata AS. Hal ini dilakukan untuk mencegah kejadian serupa saat Pemerintah AS di masa lalu.

    Sumber: OkeZone
    Readmore --> Menhan AS Pecat Jenderalnya

    AWACS test boosts Australia's KC-30A tanker programme

    The Royal Australian Air Force's first Airbus A330-based multirole tanker/transport has for the first time passed fuel to another large aircraft, moving the type closer to its delayed service entry late this year.

    One of five RAAF-designated KC-30As on order, the modified airliner transferred almost 30t of fuel from its centreline boom to a French air force Boeing E-3F airborne warning and control system aircraft during two test flights conducted from Airbus Military's Getafe site near Madrid.

    "This is a significant milestone in the programme," says Antonio Caramazana, vice-president and head of Airbus Military Derivatives. "The E-3 AWACS is a challenge because of its aerodynamics characteristics due to the large radome. The AWACS crew reported that the handling of the aircraft was very smooth during the refuelling operation." This was conducted at an altitude of around 20,000ft [6,100m] and at 250kt [460km/h], says Airbus.


    © Airbus Military

    Australia plans to accept its first two KC-30As in the fourth quarter of this year, with initial clearances being sought to refuel Boeing F/A-18A fighters and other KC-30As. The other three should follow in 2011-12, says Todd Russell, Madrid-based project team leader for its Defence Materiel Organisation.

    The RAAF also wants its new tankers to progressively support operations with the F/A-18F Super Hornet, BAE Systems Hawk 127 advanced jet trainer, Boeing C-17 strategic transport and 737-based Wedgetail airborne early warning and control system aircraft, and eventually with the Lockheed Martin F-35 Joint Strike Fighter, he says.

    Challenges facing the service's introduction of the KC-30A include maintaining air-to-air refuelling skills after having retired its last Boeing 707 in June 2008, and using a boom for the first time, Russell told IQPC's Air Tankers and Aerial Refuelling conference in London on 25 January. A training lag also exists because simulators for the new type will not be delivered until the first quarter of 2011, he says.

    Meanwhile, the RAAF is also "having difficulties with defining the UARRSI [universal aerial refuelling receptacle slipway installation] clearance envelope," says Russell. Three of its aircraft are being equipped with boom-mounted instrumentation to support the work, he adds.

    In addition to providing AAR services, Australia's KC-30As are also being configured to carry 272 passengers and below-deck freight.

    © Craig Hoyle/Flight International

    Russell also told the conference that Australia is proposing the formation a joint user group for air forces equipped with Airbus-derivative tankers. This would enable the partners to share operational lessons and discuss maintenance, certification and technical issues. The forum could also lead to agreements to "collaborate on software and hardware upgrades", he believes.

    The joint user group proposal is being made to other A330 MRTT buyers Saudi Arabia, the UK and the United Arab Emirates, and to A310 tanker operators Canada and Germany. The A330 is also a candidate to meet requirements in nations including France, India and the USA.

    Sumber: flightglobal
    Readmore --> AWACS test boosts Australia's KC-30A tanker programme

    Rusia - AS Lanjutkan Pembicaraan Perjanjian Nuklir

    JENEWA, KOMPAS.com - Rusia dan AS kembali memulai pembicaraan marathon untuk memperbarui perjanjian pelucutan senjata nuklir penting yang telah berakhir Desember.

    "Seperti telah diumumkan oleh menteri luar negeri Rusia, Jumat, pembicaraan itu telah dimulai lagi hari ini di Jenewa," ujar seorang diplomat Rusia kepada AFP, tanpa menyebutkan secara khusus berapa lama putaran baru pembicaraan tersebut akan berlangsung.

    Delegasi Rusia dan AS telah bertemu secara tetap sejak Mei lalu guna menandatangani perjanjian untuk menggantikan Perjanjian Pengurangan Senjata Strategis (START) 1991 yang telah habis masa berlakunya pada 5 Desember.

    Pembicaraan mengenai sebuah perjanjian baru sebagian besar macet pada masa kepresidenan George W Bush.

    Bagaimanapun, kedatangan Barack Obama di Gedung Putih dan langkahnya belum lama ini untuk membatalkan rencana perisai rudal di Eropa timur telah memberikan dorongan baru pada pembicaraan tersebut untuk bergerak maju.

    Pada 27 Januari, AS menyatakan bahwa pembicaraan itu "hampir selesai".

    Skema perjanjian baru itu telah jelas sejak pertemuan puncak Juli, ketika Obama dan rekannya dari Rusia, Dmitri Medvedev sepakat bahwa perjanjian pengganti tersebut akan mengurangi jumlah hulu ledak pada setiap pihak itu menjadi antara 1.500 dan 1.675 hulu ledak.

    Kedua presiden itu juga setuju bahwa jumlah pengangkut yang mampu mengirim hulu ledak akan dibatasi menjadi antara 500 dan 1.100 pengangkut.

    AS menyatakan negara itu sekarang ini memiliki sekitar 2.200 hulu ledak nuklir, sementara Rusia diyakini mempunyai lebih-kurang 3.000 hulu ledak nuklir.

    Sumber: KOMPAS
    Readmore --> Rusia - AS Lanjutkan Pembicaraan Perjanjian Nuklir

    Jet Pakistan Lalap 34 Tentara Pakistan

    KHAR, KOMPAS.com - Sejumlah pejabat Pakistan menyatakan, hari Senin, pasukan yang didukung pesawat tempur dan helikopter meriam melancarkan serangan yang menewaskan 34 militan, setelah serangan bom bunuh diri di dekat perbatasan dengan Afganistan.

    Korps Perbatasan (FC) paramiliter meningkatkan seranhan dengan sasaran tempat-tempat persembunyian Taliban di distrik Bajaur, sementara pasukan terus menggempur daerah-daerah sekitar kota Mamoond dan Salarzai.

    "Tigapuluh-empat militan tewas dan sejumlah orang cedera dalam dua hari ini," kata Abdul Malik, seorang pejabat pemerintah daerah, kepada AFP melalui telepon.

    Sumber: KOMPAS
    Readmore --> Jet Pakistan Lalap 34 Tentara Pakistan

    Monday, February 1, 2010 | 11:55 PM | 0 Comments

    TNI-AL Amankan Kapal Pengangkut Batu Bara


    Surabaya (ANTARA News) - Tentara Nasional Indonesia (TNI) Angkatan Laut (AL) mengamankan kapal pengangkut batu bara di perairan Selat Sulawesi.

    Kepala Dinas Penerangan Komando Armada RI Kawasan Timur (Koarmatim) Letkol Laut Toni Saiful di Surabaya, Senin mengatakan kapal jenis "tug boat itu kini diamankan di Pangkalan TNI Angkatan Laut (Lanal) Tarakan, Kalimantan Timur.

    Ia menjelaskan penangkapan kapal Trans Power 202/TK Gold Trans 311 tersebut berawal dari operasi keamanan laut yang dilakukan Kapal perang Republik Indonesia (KRI) Wiratno-879.

    Saat berada di perairan Selat Sulawesi, kapal dari jajaran Koarmatim yang dikomandani Mayor Laut (P) Bambang Dharmono mencurigai keberadaan tug boat tersebut.

    KRI Wiratno-879 kemudian menghentikan laju tug boat yang mengangkut 8.000 ton batu bara dari Nunukan menuju Tarakan.

    Saat ditangkap, nakhoda kapal Sidiq Husodo dan 10 anak buah kapal (ABK) yang semuanya warga negara Indoneia tidak bisa menunjukkan dokumen pelayaran, dan tidak memasang tanda selar.

    "Setiap kapal yang sedang berlayar harus mematuhi semua ketentuan yang berlaku, termasuk memasang tanda selar," kata Toni.

    Untuk penyidikan dan proses hukum lebih lanjut, kapal beserta ABK dan barang bukti lainnya dikawal menuju Lanal Tarakan.

    Sementara itu, guna menambah kemampuan tempur, sejumlah prajurit Batalion Roket-1 Marinir melaksanakan uji coba roket multilaras RM 70 Grad ke dalam Landing Craft Utility (LCU) milik KRI Surabaya-591 di Makorarmatim, Dermaga Ujung, Surabaya.

    Uji coba diawali dengan mengukur ketinggian pada saat masuk maupun keluar pintu samping KRI Surabaya.

    Setelah berada di dalam KRI, dilanjutkan dengan mengukur ketinggian dan lebar LCU yang akan digunakan untuk memuat roket RM 70 Grad serta mengetahui ukuran ketinggian kendaraan saat berada di LCU.

    Setelah itu, LCU keluar dari KRI Surabaya melalui pintu rampa dan melakukan manuver di laut. (M038/A038)

    Sumber: ANTARA
    Readmore --> TNI-AL Amankan Kapal Pengangkut Batu Bara

    Pengadaan Dua Kapal Selam Dephan Gelontorkan Rp 6,3 Triliun

    Indonesia merupakan negara maritim. Untuk itu sudah selayaknyalah negeri ini memperkuat armada perang. TNI Angkatan Laut (AL) guna mencegah dan mengantisipasi aneka gangguan keamanan nasional yang mungkin saja timbul.

    Terkait hal itu, Dapertemen Pertahanan (Dephan) siap mengelontorkan dana sebesar 700 juta dollar AS atau setara Rp 6,3 Triliun untuk pengadaan dua unit kapal selam guna memperkuat armada perang TNI AL. Aplikasi kontrak pengadaan dua unit kapal selam itu sudah bisa dilaksanakan sehingga pada 2011 pengadaan dua unit kapal selam tersebut sudah bisa direalisasikan dan pada 2014 mendatang sudah selesai pengerjaannya.


    TNI kaji U214 Jerman

    Hal itu kemukakan oleh Dirjen Sarana Pertahanan Marsekal Madya TNI Eris Herryanto kepada wartawan di Jakarta, jumat (15/1). Menurut jenderal Berbintang tiga itu, proses pengadaan alat utama sistem pertahanan (alutsista) untuk memperkuat armada perang TNI AL sudah hampir final dan bisa segera direalisasikan.

    Mengenai negara mana yang akan dipilih, Dephan akan menyerahkan TNI AL untuk mengkajinya. Sejauh ini pilihannya adalah Rusia , Jerman atau Korea Selatan, karena memang negara-negara ini yang memiliki kehandalan dalam membuat kapal selam. “Dephan sudah menganggarkan 700 juta dollar AS untuk pengadaan dua unit kapal selam. Karena itu pengadaanya bisa segera direlisasikan,” terang Eris.

    Ditempat yang sama, Kasal Laksamana Madya TNI Agus Suhartono yang ditemui usai menjadi Inspektur Upacara Hari Dharma Samudera di atas kapal KRI Surabaya mengungkapkan, pihaknya menyambut baik pengadaan dua unit kapal selam yang telah dianggarkan oleh Dephan. Baginya, jumlah itu sudah cukup walau tidak bisa dibilang ideal, karena ukuran ideal itu tergantung perspektif masing-masing.

    Mengenai jenis kapal selam yang dibutuhkan TNI AL, menurut orang nomor satu di AL itu adalah yang mampu tahan lama menyelam didalam air. Sehingga sesuai fungsi dari kapal selam yang merupakan bagian dari operasi rahasia.

    Selain itu, diharapkan kapal selam itu mempunyai daya tahan yang panjang dari segi usia. Untuk itu semua, TNI AL sudah memiliki cetak birunya (blue print ). “untuk pengadaan kapal selam itu kita sudah punya cetak birunya. Termasuk spesifikasinya,” tandas Kasal.

    Kasal mengakui di era Presiden Soekarno TNI AL sempat memiliki armada kapal selam yang besar dan kuat. Bahkan saat itu TNI AL memiliki 12 kapal selam dan puluhan kapal perang sehingga disegani oleh negara-negara di kawasan Asia Tenggara maupun belahan dunia.

    Namun, lanjut Kasal, armada perang yang canggih tak akan berarti tanpa personel yang mampuni. Terlebih saat ini eranya sudah berubah. “Perlengkapannya memang penting tapi tak akan ada artinya tanpa personel yang mampuni,” pangkas Kasal. (BK)

    Sumber : cakra401
    Readmore --> Pengadaan Dua Kapal Selam Dephan Gelontorkan Rp 6,3 Triliun

     

    Pengikut

    Copyright © 2010 - All right reserved | Template design by ADMIN | Published by MAJU INDONESIA KU
    Proudly powered by Blogger.com | Best view on mozilla, internet explore, google crome and opera.