ALUTSISTA ARDAVA BERITA HANKAM CAKRA 401 SUBMARINE DEFENSE STUDIES INDO-DEFENSE INDONESIA DEFENSE INDONESIA TEKNOLOGI RINDAM V BRAWIJAYA THE INDO MILITER
Formil MIK Formil Kaskus Formil Detik.COM
PT.DI LAPAN LEN NUKLIR PAL PINDAD RADAR RANPUR ROKET RUDAL SATELIT SENJATA TANK/MBT UAV
TNI AD TNI AL TNI AU
HELIKOPTER KAPAL ANGKUT KAPAL INDUK KAPAL LATIH KAPAL PATROLI KAPAL PERANG KAPAL PERUSAK KAPAL SELAM PESAWAT TEMPUR PESAWAT ANGKUT PESAWAT BOMBER PESAWAT LATIH PESAWAT PATROLI PESAWAT TANKER
KOPASSUS PASUKAN PERDAMAIAN PERBATASAN
  • PERTAHANAN
  • POLRI POLISI MILITER
  • PBB
  • NATO BIN DMC TERORIS
    AMERIKA LATIN AMERIKA UTARA BRASIL USA VENEZUELA
    AFGANISTAN ETHIOPIA IRAN ISRAEL KAZAKHTAN KYRGYZTAN LEBANON LIBYA MESIR OMAN PALESTINA TIMUR TENGAH YAMAN
    ASEAN AUSTRALIA Bangladesh BRUNAI CHINA INDIA INDONESIA JEPANG KAMBOJA KORSEL KORUT
    MALAYSIA Selandia Baru PAKISTAN PAPUA NUGINI Filipina SINGAPURA SRI LANGKA TAIWAN TIMOR LESTE
    BELANDA BULGARIA INGGRIS ITALIA JERMAN ROMANIA RUSIA UKRAINA
    MIK News empty empty R.1 empty R.2 empty R.3 empty R.4

    ATTENTION


    PERHATIAN

    "Bagi Sobat Readers ingin mempublikasikan kembali tulisan ini di website atau blog Sobat Readers, mohon cantumkan link aktif artikel yang bersangkutan termasuk semua link yang ada di dalam artikel tersebut Atau Silahkan Hubungi Admin Melalui Chat Box/Shout Box/E-mail yang tertera di bawah .

    ADMIN
    steven_andrianus_xxx@yahoo.co.id

    Kategori »

    INDONESIA (4794) TNI (1147) ALUTSISTA (984) TNI AL (721) TNI AU (694) Pesawat Tempur (684) USA (597) Industri Pertahanan (564) PERBATASAN (447) KOREA (400) Kerja Sama (400) RUSIA (382) Teknologi (315) TNI AD (306) Kapal Perang (281) Pesawat Angkut (276) Anggaran (249) PERTAHANAN (235) CHINA (232) MALAYSIA (225) Tank (218) DI (210) Kapal Selam (201) Rudal (165) Helikopter (159) Pindad (145) KORUT (140) ASEAN (127) POLRI (126) Kapal Angkut (119) DMC (114) AUSTRALIA (107) PAL (106) Kapal Patroli (99) EROPA (98) Senjata (94) Pesawat Latih (93) TIMTENG (93) UAV (87) Nuklir (84) Pasukan Perdamaian (84) Teroris (83) ISRAEL (81) Radar (75) Kopassus (74) SINGAPORE (74) INDIA (72) IRAN (71) Ranpur (70) Africa (69) Roket (67) JAPAN (60) INGGRIS (59) LAPAN (59) PBB (59) jerman (57) Pesawat Patroli (56) LEBANON (55) Satelit (54) kapal latih (47) PRANCIS (45) BELANDA (41) THAILAND (36) BRAZIL (35) Philippines (35) TAIWAN (35) TIMOR TIMUR (31) VIETNAM (29) Inteligen (27) NATO (25) BRUNEI (24) Korvet (22) LIBYA (22) PAKISTAN (22) PALESTINA (21) Amerika Latin (16) KAPAL INDUK (16) English News (15) PAPUA NUGINI (15) BIN (14) ITALIA (14) VENEZUELA (14) KAMBOJA (13) ASIA (12) AFGANISTAN (11) POLANDIA (11) PT. LEN (9) Pesawat Bomber (9) Frigates (8) UKRAINE (7) Amerika Utara (6) Kapal Perusak (6) Berita Foto (5) Georgia (5) UEA (5) YAMAN (5) EGIPT (4) New Zealand (4) Pesawat Tanker (4) SRI LANKA (4) BANGLADESH (3) BULGARIA (3) YUNANI (3) HAITI (2) KAZAKHTAN (2) Polisi Militer (2) ROMANIA (2) \ (1)

    Total Pageviews

    Berita Terpopuler

    Powered by Blogger.

    Saturday, April 10, 2010 | 7:40 PM | 1 Comments

    Presiden Polandia Tewas dalam Kecelakaan Pesawat


    SMOLENSK, KOMPAS.com — Presiden Polandia Lech Kaczynski bersama sejumlah pejabat tinggi negara itu tewas dalam sebuah kecelakaan pesawat yang mereka ditumpangi di Rusia, Sabtu (10/4/2010). Pesawat rombongan Kaczynski jatuh saat mendekati Bandara Smolensk yang ditutupi kabut di Rusia bagian barat.

    Gubernur wilayah Smolensk, Sergei Antufiev, memastikan tidak ada penumpang yang selamat dalam kecelakaan tersebut. Kepada stasiun televisi Rusia-24, via telepon dari Smolensk, Antufiev mengatakan, "Pesawat itu menyambar puncak pohon (saat hendak mendarat), lalu jatuh dan pecah berkeping-keping." Ia menambahkan, "Tidak ada yang selamat."

    Gambar pada siaran televisi Rusia menunjukkan reruntuhan pesawat tersebar di hutan dengan bagian-bagian yang masih terbakar.

    Kantor-kantor berita Rusia, yang mengutip keterangan Kementerian Darurat Rusia, melaporkan, ada 132 orang dalam pesawat jenis Tupolev Tu-154 tersebut.

    Para pejabat di Warsawa memastikan pesawat yang ditumpangi Kaczynski telah jatuh. Televisi Rusia menyiarkan gambar video yang diambil pada Sabtu pagi sebelum presiden dan istrinya naik pesawat di Warsawa menuju Rusia. Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Polandia Piotr Pszkowski mengatakan, Kepala Staf Angkatan Darat Polandia dan Wakil Menteri Luar Negeri Andrzej Kremer ada di pesawat itu.

    Presiden Rusia Dmitry Medvedev segera menunjuk Perdana Menteri Vladimir Putin sebagai kepala komisi untuk menyelidiki kecelakaan tersebut dan mengirim Menteri Urusan Situasi Darurat Rusia Sergei Shoigu ke lokasi kejadian.

    Sumber: KOMPAS
    Readmore --> Presiden Polandia Tewas dalam Kecelakaan Pesawat

    AS Hentikan Sementara Operasi Pangkalannya di Kirgistan

    WASHINGTON, KOMPAS.com — Militer Amerika Serikat (AS) menghentikan sementara operasi pangkalan udaranya di Kirgistan. Pengangkutan pasukan AS ke dan dari Afganistan dialihkan ke Kuwait.

    Mayor John Redfield, juru bicara Komando Pusat AS, di dalam surat elektroniknya, mengatakan, di tengah pergolakan politik di negara Asia Tengah yang strategis itu, komandan-komandan AS di pangkalan udara Manas, Jumat malam, memutuskan untuk sementara mengalihkan penerbangan-penerbangan transportasi penumpang militer. "Keputusan mengenai kelanjutan penerbangan militer lain akan dilakukan kasus per kasus," katanya.

    Menurut keterangan seorang perwira pertahanan kepada AFP, penghentian itu terjadi setelah AS memergoki adanya kendaraan bersenjata di bandara sipil. Pejabat itu mengatakan, rincian-rincian mengenai hal tersebut masih belum jelas, dan tidak ada tanda-tanda ketegangan dengan penguasa sipil di Manas. Keberadaan pangkalan itu penting sekali bagi perang yang dipimpin NATO di Afganistan.

    Penghentian penerbangan-penerbangan tentara—yang dialihkan ke satu pangkalan AS di Kuwait—masih akan berlaku sampai setidaknya 72 jam, kata sejumlah pejabat. Namun, pesawat tanker udara masih terus menggunakan landasan pacu di pangkalan itu.

    NATO telah menaikkan kapasitas pangkalan Manas di tengah peningkatan kekuatan pasukan AS dalam perang Afganistan dengan adanya penambahan 30.000 tentara, Agustus depan. Namun, kehadiran militer AS telah mengganggu Rusia, yang menempatkan Kirgistan sebagai pusat persaingan kekuatan besarnya untuk memengaruhi kawasan.

    Kirgistan tahun lalu mengancam akan menutup pangkalan itu setelah menerima janji lebih dari 2 miliar dollar AS dalam bentuk bantuan dan pinjaman dari Moskwa, yang banyak pihak melihat sebagai pertanda kemarahan Rusia terhadap operasi AS. Kirgistan setuju tetap membuka pangkalan AS itu setelah Washington meningkatkan sekitar tiga kali lipat pembayaran sewanya.

    Pangkalan AS itu beroperasi sepanjang waktu, melakukan misi-misi pengisian bahan bakar di angkasa, dan evaluasi-evaluasi medis dalam penerbangan membawa puluhan ribu tentara dan ratusan ton barang setiap bulannya. Menurut Pusat Komando AS, Maret lalu, sekitar 50.000 prajurit harus melewati Manas, dalam perjalanan ke atau keluar dari Afganistan.

    Sumber: KOMPAS
    Readmore --> AS Hentikan Sementara Operasi Pangkalannya di Kirgistan

    Friday, April 9, 2010 | 9:21 PM | 0 Comments

    Germany Orders 85 More Dingo 2s


    BERLIN - Krauss-Maffei Wegmann (KMW) has won two orders for Dingo 2 protected vehicles from Germany's Federal Office of Defence Technology and Procurement (BWB). To be delivered this year, the 85 vehicles are to be used by the German Army's contingent in Afghanistan.

    The Dingo 2 protected personnel and material carrier is a variant of KMW's Dingo, and is similarly based on a commercial UNIMOG all-terrain chassis. Germany has sent its existing Dingos on operations in Bosnia, Kosovo, Afghanistan and Lebanon.

    The first batch of 41 Dingo 2 vehicles will be the basic all-protected personnel and material transporter configuration.

    The second batch of 44 will be GSI battle-damage repair vehicles that carry a mobile workshop, storage system and generator.

    The vehicle's three-person cab is protected against IEDs, mines and ballistic threats.

    All 85 vehicles will be equipped with KMW's FLW 100 light weapons station, which can mount machine guns and other defensive weaponry that are controlled by the crew from inside the vehicle.

    The Dingo 2 is part of the German military's family of new Armored Command and Control Vehicles (Geschützte Führungs- und Funktionsfahrzeuge, GFF). Under contracts signed in 2005 and 2006, KMW will deliver 240 Dingo 2s to the German Army through 2011. A previous follow-on order for 98 Dingo 2s was placed in summer 2008, at a value of 68.3 million euros ($91.2 million).

    "This short delivery period underlines the flexibility and industrial performance of Krauss-Maffei Wegmann," said Frank Haun, CEO and Chairman of the Board of KMW.

    KMW offers the Dingo in a variety of configurations, including patrol, mobile command post, NBC reconnaissance and armored ambulance.

    The Dingo 2 has also been acquired by Austria, Belgium, the Czech Republic and Luxembourg.

    From: DN
    Readmore --> Germany Orders 85 More Dingo 2s

    Russia has no plans to deploy weapons in space

    The commander of Russia's space forces said on Friday Russia had no plans to deploy weapons of any kind in space.

    Some analysts have suggested that Russia could deploy space weapons as part of measures to counter controversial U.S. plans to build missile shields in Europe.

    "We have no such plans," Maj. Gen. Oleg Ostapenko told a news conference in Moscow a day after Russia and the United States signed a new START treaty, which significantly cuts the nuclear arsenals of both countries and for the first time recognizes the interrelationship between strategic offensive arms and strategic defensive arms.

    Ostapenko said that the signing of the new treaty would not affect the activities and plans of the Russian Space Forces.

    "The plans and tasks set by the commander-in-chief [the president] have not changed and are being developed at a determined pace," the general said.

    He added that changes would only be made if "breakthrough technologies emerge that affect the plans and budgets."

    As of 2009, there are no known operative orbital weapons systems, but several were developed by the United States and the Soviet Union during the Cold War.

    Development of orbital weaponry was largely halted after the 1967 Outer Space Treaty and the 1979 SALT II Treaty came into force. These agreements prohibit weapons of mass destruction (but not other weapons) being placed in space.

    In 2008, Russia and China proposed a draft international treaty to ban the deployment of weapons of any kind in space and to prohibit the use of force against space objects.

    From: RIA
    Readmore --> Russia has no plans to deploy weapons in space

    Russian bombers conduct another Pacific patrol mission

    Two Russian Tu-95MS Bear strategic bombers have carried out a routine patrol flight over the Pacific Ocean, the Defense Ministry said on Friday.

    "Two Tu-95MS strategic bombers took off from Ukrainka Airbase on April 8 and carried out patrols over neutral waters in the Pacific Ocean and near the Aleutian Islands," Lt. Col. Vladimir Drik said.

    During the 15-hour mission, the crews practiced instrumental guidance flights and in-flight refueling.

    All flights by Russian aircraft are performed in strict compliance with international law on the use of airspace over neutral waters, without intruding in the airspace of other states.

    However, the Russian bombers were shadowed by Canadian F/A-18 Hornet fighter jets during the patrols.

    Russia resumed strategic bomber patrol flights over the Pacific, Atlantic and Arctic oceans in August 2007, following an order from then-President Vladimir Putin.

    Ukrainka Airbase is one of the largest strategic air force bases in Russia's Far East.

    From: RIA
    Readmore --> Russian bombers conduct another Pacific patrol mission

    Lanud Pekanbaru Butuh Tambahan Skuadron Tempur


    PEKANBARU--MI: Pangkalan TNI AU (Lanud) Pekanbaru, Riau, saat ini hanya memiliki satu skuadron tempur. Kondisi ini tergolong minim, mengingat wilayah pengawasannya di seluruh Sumatra, termasuk perairan paling sibuk di dunia, Selat Malaka.

    Komandan Lanud Pekanbaru Kolonel (Pnb) Nanang Santoso, Jumat (9/4), mengatakan Markas Besar TNI AU memang berencana meningkatkan alat utama sistem persenjataan (alutsista) Lanud Pekanbaru.

    "Tipe Lanud Pekanbaru rencananya juga akan dinaikkan dari B menjadi A. Paling tidak, akan ada penambahan satu skuadron tempur sehingga tipe Lanud Pekanbaru menjadi A," katanya.

    Penambahan satu skuadron tempur tersebut kemungkinan besar tidak lagi menggunakan pesawat Hawk. Namun Nanang belum bisa memastikan pesawat temput jenis apa dan kapan rencana tersebut terealisasi. "Tergantung keuangan negara dan political will," jelasnya.

    Peningkatan alutsista di Lanud Pekanbaru itu, menurutnya, penting mengingat skuadron ini hanya satu-satunya yang ada di Sumatra. Jumlah satu skuadron dengan 24 pesawat tempur jenis Hawk tersebut belum ideal untuk mengawasi seluruh wilayah udara Sumatra.

    "Belum lagi Riau merupakan wilayah Indonesia yang paling dekat dengan jalur perairan internasional Selat Malaka," ujar Nanang.

    Sumber: MEDIA INDONESIA
    Readmore --> Lanud Pekanbaru Butuh Tambahan Skuadron Tempur

    ASRENA KASAL: SASARAN MEF TERWUJUDNYA 151 KRI, 54 PESUD, 310 RANPUR, DAN 3 BTP MARINIR

    ARMATIM (9/4),- Kita ketahui bersama bahwa sasaran MEF (Minimum Essential Forces) adalah terwujudnya 151 KRI berbagai jenis, 54 Pesud, 310 Ranpur berbagai jenis, dan penyiapan 3 BTP Marinir. Sedangkan Pangkalan-Pangkalan TNI Angkatan Laut yang akan dikembangkan adalah Lantamal IV Tanjung Pinang, Lantamal V Surabaya, Lantamal VI Makasar, Lantamal VIII Manado, Lanal Palu, Lanal Tarakan dan Lanal Sangatta. Kesemuanya itu, sejalan dengan gelar dan penggunaan kekuatan TNI Angkatan Laut.

    Demikian penegasan Asisten Perencanaan dan Anggaran Kasal (Asrena Kasal) Laksamana Muda TNI M. Jurianto, SE dalam memberikan sambutan sekaligus pengarahan pada saat membuka Rapat Koordinasi Perencanaan dan Anggaran Keuangan (Rakor Renaku) I TNI Angkatan Laut tahun 2010 di Wisma Perwira Laudal Juanda Surabaya, Kamis (8/4). Kegiatan Renaku tersebut dihadiri para Komandan Lantamal, serta para Asrena dan Aslog Kotama diseluruh jajaran TNI AL.

    “Untuk itu, program dan kegiatan yang akan dirancang dalam Renaku I haruslah kita prioritaskan pada pencapaian sasaran tersebut secara bertahap, dikaitkan dengan rencana gelar dan penggunaan kekuatan TNI Angkatan Laut pada tahun 2011,” tegas Asrena Kasal.

    Dikatakan oleh Asrena Kasal, bahwa kegiatan ini merupkan kelanjutan dari Olah Yudha Renstra TNI AL tahun anggaran 2011 yang telah dilaksanakan pada tanggal 10 Maret yang lalu di Jakarta. Kalau pada kegiatan Olah Yudha tersebut, yang menjadi pokok pembahasan adalah penyampaian arah kebijakan dan direktif pemimpin dalam pelaksanaan pembangunan TNI Angkatan Laut tahun anggaran 2011, maka pada Renaku I ini yang menjadi pokok bahasan adalah proses penganggaran, yaitu memilih dan menentukan prioritas program/kegiatan yang akan dilaksanakan pada tahun anggaran 2011 nanti, sekaligus mengalokasikan dukungan anggaran.

    Dari hasil pembahasan ini, lanjut Asrena Kasal, akan dapat diketahui sejauh mana sinkronisasi antara program dan kegiatan yang disusun oleh para Pangkotama/Kasatker, dengan prioritas sasaran pembangunan sesuai arah kebijakan dan direktif pemimpin, prediksi ancaman dan kondisi saat ini serta realitasnya apabila dihadapkan dengan berbagai keterbatasan yang ada.

    “Dari situ pula akan dapat kita nilai, sejauh mana kemampuan Kotama/Satker dalam menjabarkan kebijakan-kebijakan yang ada dan sudah disepakati sebagai suatu keputusan yang harus dilaksanakan,” kata Asrena Kasal menegaskan.

    Sumber: TNI
    Readmore --> ASRENA KASAL: SASARAN MEF TERWUJUDNYA 151 KRI, 54 PESUD, 310 RANPUR, DAN 3 BTP MARINIR

    KSAD: Jaga Ketat Wilayah Perbatasan Negara

    DENPASAR, KOMPAS.com — Kepala Staf AD (KSAD) Jenderal TNI George Toisutta menegaskan, wilayah perbatasan Indonesia dan Timor Leste yang terletak di Provinsi Nusa Tenggara Timur harus dijaga keamanannya sekuat mungkin. "Ada beberapa bagian di wilayah perbatasan dengan negara tetangga itu yang masih belum disepakati batasnya secara hukum. Ini harus dijaga bersama antara aparatur TNI AD dengan masyarakat, jangan sampai ada pelanggaran wilayah," katanya kepada pers di Denpasar, Jumat (9/4/2010).

    KSAD berada di Bali untuk menyerahterimakan jabatan Panglima Komando Daerah Militer IX/Udayana dari Mayjen TNI Hotmangaradja Pandjaitan kepada Brigjen TNI Rachmat Budiyanto. Penyerahan tugas dan tanggung jawab kepemimpinan dari Pandjaitan kepada Budiyanto ditandai dengan penyerahan Pataka Praja Raksaka dan tongkat komando oleh KSAD.

    Upacara serah terima jabatan itu mendapat perhatian luas dari seluruh pemimpin formal dan informal di Bali, NTB, dan NTT. Masyarakat umum juga sangat antusias menyaksikan rangkaian upacara dan defile pasukan serta peralatan tempur yang dimiliki Komando Daerah Militer IX/Udayana.

    Di Provinsi NTT yang berbatasan langsung dengan Timor Leste terdapat 278 kilometer garis perbatasan negara. Untuk menjaga garis perbatasan sepanjang itu, TNI menempatkan satu Satuan Tugas Pengamanan Perbatasan Indonesia-Timor Timur Markas Besar TNI berkekuatan satu batalyon, yang kini dipercayakan kepada Batalyon Infantri 742/Satya Wira Yudha.

    Sebagai langkah antisipasi peningkatan koordinasi pengamanan dan pembinaan personel TNI AD di Provinsi NTT yang menjadi wilayah tanggung jawab Komando Resort Militer 161/Wira Sakti, pada 19 Februari lalu telah diresmikan pendirian Brigade Infanteri 021 Komodo, yang sementara ini berkekuatan tiga batalyon infanteri.

    Sumber: KOMPAS
    Readmore --> KSAD: Jaga Ketat Wilayah Perbatasan Negara

    Kapal Pelni Dipasang BTS Telkomsel

    JAKARTA--MI: PT Telkomsel Tbk memasang menara pemancar (base transceiver station/BTS) di Kapal Motor (KM) Lambelu milik PT Pelayaran Nasional Indonesia (Pelni).

    Kedua perusahaan menyepakati kerja sama pemasangan dan penggunaan perangkat telekomunikasi Telkomsel di kapal penumpang milik Pelni. Perjanjian kerja sama (PKS) itu dilakukan oleh Direktur Utama PT Pelni Jussabella Sahea dan Direktur Utama PT Telkomsel Tbk Sarwoto Atmosutarno.

    Kerja sama itu menambah jumlah BTS yang terpasang di 15 kapal penumpang milik Pelni. Rencananya, kerja sama itu akan dikembangkan hingga 24 kapal milik Pelni.

    "Kerja sama ini untuk menjawab kepentingan publik. Nantinya, tidak hanya fungsi komunikasi yang bisa dilakukan, tapi bisa dioptimalkan hingga kemudahan layanan akses internet," tutur Direktur Utama PT Pelni Jussabella Sahea pada siaran persnya, Jumat (9/4).

    Perangkat telekomunikasi itu akan menyokong keperluan media transfer data aplikasi kapal, informasi posisi kapal, dan ketersediaan bahan bakar minyak (BBM) di atas kapal. Pada peresmian BTS di KM Lambelu itu diadakan uji coba penggunaan jaringan telekomunikasi dengan kapal Pelni lain yang sedang berlayar di wilayah timur Indonesia. Selain uji coba jaringan, dilakukan pula peninjauan lokasi perangkat telekomunikasi yang dipasang di KM Lambelu.

    Ketersediaan fasilitas layanan komunikasi itu akan memudahkan para penumpang Pelni untuk menggunakan telepon seluler. "Ketersediaan fasilitas telekomunikasi di kapal membuktikan komitmen bersama dalam peningkatan pelayanan bagi para penumpang," jelas dia.

    PT Pelni merupakan perusahaan pelayaran nasional yang menyediakan jasa angkutan transportasi laut, meliputi jasa angkutan penumpang dan muatan barang antarpulau. Saat ini, perusahaan itu telah mengoperasikan 28 kapal penumpang yang diklasifikasi berdasarkan kapasitas jumlah penumpang dengan kapasitas seluruhnya berjumlah 36.913 orang.

    Untuk pengangkutan barang, perusahaan itu diperkuat dengan empat armada kapal barang. PT Pelni tidak hanya melayari rute komersial, tapi rute pulau-pulau kecil terluar. Saat ini, perusahaan yang memiliki 47 kantor cabang dan 300 agen perjalanan di seluruh Indonesia itu telah menyinggahi 91 pelabuhan.

    Sumber: MEDIA INDONESIA
    Readmore --> Kapal Pelni Dipasang BTS Telkomsel

    Chavez: Jangan Bodoh Yankee!

    CARACAS, KOMPAS.com — Presiden Venezuela Hugo Chavez, Kamis, menyebut para pejabat AS bodoh karena mengkritik kebijakan pembelian senjata Venezuela dengan Rusia.

    Pemimpin kiri itu telah menghabiskan milaran dollar AS untuk membeli senjata dari Rusia dan China semenjak AS memberlakukan embargo terhadap negara produsen minyak tersebut. Embargo dilakukan karena Venezuela mengusir petugas badan penegakan obat bius (DEA) AS yang dituduh sebagai mata-mata.

    "Mereka di AS merasa khawatir karena Venezuela membeli entah berapa banyak senjata untuk mempersenjatai diri, entah untuk menyerang siapa. Jangan bodoh, Yankee!" kata Chavez saat upacara penerimaan delapan kapal patroli pertama yang dibeli dari Spanyol.

    Perdana Menteri Rusia Vladimir Putin, yang pekan lalu mengunjungi Venezuela, menurut laporan kantor berita RIA Novosti, mengatakan bahwa pembelian senjata bisa melebihi 5 miliar dollar AS dan bisa termasuk tank T-72 dan misil antipesawat canggih S-300. Venezuela juga telah menghabiskan lebih dari 4 miliar dollar AS untuk membeli senjata dari Rusia.

    Washington menuduh Chavez, sekutu Kuba dan Iran, memulai perlombaan persenjataan di kawasan tersebut sehingga negara di sekitar meningkatkan kekuatan militer dalam beberapa tahun ini. Mereka juga menyatakan, Chavez mendukung gerilyawan FARC yang berperang dengan Pemerintah Kolombia sejak setengah abad lalu.

    "Kami sampai sekarang belum melihat kenapa Venezuela membutuhkan peralatan ini," kata juru bicara Kementerian Luar Negeri AS, PJ Crowley. "Bila Venezuela akan meningkatkan peralatan militernya, kami yakin tidak ingin peralatan ini pindah ke bagian lain dalam kawasan tersebut," tambahnya.

    Chavez mengatakan, ia hanya memperbarui peralatan yang sudah kedaluwarsa dan memperkuat pertahanan bila ada kemungkinan akan diserang oleh Kolombia dan AS. Dia juga mengecam kesepakatan keamanan yang dilakukan oleh Kolombia, yang memperbolehkan tentara AS mengakses markas militernya di daerah Andean.

    Sumber: KOMPAS
    Readmore --> Chavez: Jangan Bodoh Yankee!

    Russia sends additional missile cruiser to Indian Ocean

    The Moskva missile cruiser will set sail on Friday on a long-range tour of duty, which will culminate with exercises in the Indian Ocean, a Navy official said.

    The flagship of the Black Sea Fleet will join other Russian warships in the region, including the Pyotr Veliky nuclear-powered missile cruiser, which left Russia's Northern Fleet headquarters of Severomorsk on March 31.

    "During the tour of duty, the Moskva cruiser will cross the Mediterranean, pass through the Suez Canal and conduct joint exercises with warships from other Russian fleets, including from the Northern Fleet, in the Indian Ocean," a spokesman for the Black Sea Fleet said.

    The cruiser, which has a compliment of naval infantry on board, will also make several port calls in the Indian Ocean.

    The Moskva is a Slava-class missile cruiser designed as a surface strike ship with some anti-aircraft and ASW capability.

    The ship has 16 SS-N-12 Sandbox supersonic anti-ship missiles, mounted in four pairs on each side.

    Russia announced in 2007 that it was building up its naval presence in the world's oceans. Once one the world's most powerful navies, Russia now has few ships regularly deployed.

    A Russian Pacific Fleet task force, comprising an Udaloy class missile destroyer, Marshal Shaposhnikov, a salvage tug and a tanker, is currently on an anti-piracy mission off the Somali coast.

    From: RIA
    Readmore --> Russia sends additional missile cruiser to Indian Ocean

    TNI di Lebanon Dapat Kendaraan Tempur Baru


    Jakarta (ANTARA News) - Sebanyak 13 unit kendaraan tempur "ANOA" buatan PT Pindad tiba di Lebanon, untuk mendukung Satgas Batalyon Mekanis TNI Kontingen Garuda XXIII-D/UNIFIL dalam misi perdamaian PBB di wilayah itu.

    Ke-13 unit kendaraan tempur itu, diangkut menggunakan kapal tanker PBB dari Tanjung Priok Jakarta dan tiba pada awal April 2010," kata Dansatgas Konga XXIII-D/Unifil, Letkol Inf Andi Perdana Kahar, dalam surat elektroniknya yang diterima ANTARA di Jakarta, Jumat.

    Ia mengatakan, dibandingkan kendaraan tempur VAB buatan Perancis yang selama ini dioperasikan Kontingen TNI, kendaraan tempur "ANOA" memiliki beberapa kelebihan, antara lain jumlah roda sebanyak enam buah, adanya kelengkapan GPS dan kamera video di bagian belakang kendaraan.

    Tak hanya itu, "ANOA" juag memiliki pintu belakang yang dapat dioperasikan secara manual maupun hidrolik serta dua buah pintu darurat di bagian kanan dan kiri kendaraan, kata Andi.

    Untuk mengawaki dan perawatan ke-13 unit kendaraan tempur baru itu, hadir pula 18 orang personel TNI, terdiri dari lima orang teknisi kendaraan tempur dari kesatuan Bengpuspal TNI AD, dua orang pengemudi kendaraan tempur dari Yonkav 1/1 Kostrad serta 11 orang pengemudi kendaraan tempur dari Yonkav 7 Kodam Jaya.

    Tentang keberadaan VAB Perancis yang selama ini digunakan Kontingen TNI, Mabes TNI belum memutuskan untuk menarik kembali ke Tanah Air.

    Sumber: ANTARA
    Readmore --> TNI di Lebanon Dapat Kendaraan Tempur Baru

    Panglima TNI: Waspadai Teknologi dan Industri Dirgantara

    Jakarta (ANTARA News) - Panglima TNI, Jenderal TNI Djoko Santoso, mengingatkan seluruh jajaran TNI, khususnya TNI Angkatan Udara (AU), untuk mewaspadai dua ancaman strategis, yaitu kemajuan teknologi dan industri kedirgantaraan.

    "Ada dua perkembangan yang perlu dicermati dan diantisipasi pesatnya kemajuan teknologi dan industri kedirgantaraan khususnya di bidangnya militer," katanya, saat memimpin upacara peringatan HUT TNI Angkatan Udara ke-64 di Halim Perdanakusuma di Jakarta, Jumat.

    Djoko mengatakan, pesatnya kemajuan teknologi dan industri dirgantara militer akan menjadi ancaman serius karena dapat mendukung penguasaan penggunaan wahana dirgantara baik saat ini maupun masa yang akan datang.

    "Dampaknya akan bersifat multikonvensional. Pertama, dari sisi pertahanan akan sangat mempengaruhi corak atau bentuk perang di masa akan datang. Kedua, urgensi wilayah udara yang semakin vital sebagai barometer kepentingan nasional suatu bangsa," tutur Panglima TNI.

    Tak hanya, dua hal itu akan mengakibatkan pelanggaran hukum terhadap kedaulatan hukum udara yang makin intensif sehingga perlu mendapatkan atensi dan prioritas penanganannya, kata Djoko menambahkan.

    "Kecenderungan yang saya kemukakan itu menyadarkan kita semua betapa vital dan strategisnya peran dan tanggung jawab TNI AU, apalagi bila dikaitkan dengan luas wilayah TNI terlebih dikaitkan dengan luas wilayah NKRI dan posisi geografis yang sangat strategis dalam percakupan global dan regional," ujarnya.

    Karena itu, TNI AU harus mempunyai tekad dan kemauan dan komitmen kuat untuk dapat mewujudkan penegakkan hukum dan menjaga keamanan di wilayah udara sesuai hukum nasional dan internasional, katanya.

    Pemerintah akan terus meningkatkan peran TNI AU agar semakin handal dan profesional. TNI telah menyusun pembangunan strategis 2010 - 2014 secara bertahap. Kita akan membangun kekuatan TNI AU sebagai bagian integral TNI menuju kepada kekuatan pokok minimum, sehingga semakin handal dalam mengawal kedaulatan udara nasional, ungkap Djoko.

    Sumber: ANTARA
    Readmore --> Panglima TNI: Waspadai Teknologi dan Industri Dirgantara

    Swiss Uji Pesawat Bertenaga Surya

    KOMPAS.com — Prototipe pesawat dengan tenaga surya, Solar Impulse, berhasil menjalani uji terbang yang pertama di Swiss, Rabu (7/4/2010), dengan kecepatan 45 kilometer per jam.

    Bertrand Piccard, yang ikut memimpin proyek ini, menyebutkan, Solar Impulse lepas landas dengan mulus di Lapangan Udara Payerne. Dengan kekuatan 10 motor elektrik, pesawat ringan dengan satu penumpang dan pilot naik perlahan-lahan hingga 1.200 meter di atas permukaan laut dan mendarat setelah mengudara selama 87 menit.

    ”Hasilnya sesuai dengan rencana. Kami siap melangkah ke tahap selanjutnya,” kata Piccard.

    Tim beranggotakan 70 orang telah bekerja tujuh tahun untuk membangun pesawat tenaga surya ini. Impiannya, akan ada pesawat tenaga surya yang keliling dunia tahun 2013.

    ”Kami akan mulai membuat pesawat seperti ini untuk keliling dunia tahun depan,” kata Andre Borschberg, rekan Piccard.

    Lebar sayap pesawat ini hampir sama dengan pesawat Airbus A340 dan memiliki berat 1.600 kilogram. Bagian sayap pesawat dipasang 12.000 sel surya yang bisa mengisi motor elektrik dan baterai seberat 400 kilogram.

    Sumber: KOMPAS
    Readmore --> Swiss Uji Pesawat Bertenaga Surya

    Selamat HUT TNI AU, Jayalah di Udara


    JAKARTA, KOMPAS.com — Hari Ulang Tahun Ke-64 TNI AU jatuh hari ini, Jumat (9/4/2010). Sebanyak 16 pesawat tempur akan memeriahkan peringatan HUT Ke-64 TNI AU di Pangkalan Udara Halim Perdanakusuma, Jakarta.

    "Pesawat tempur itu masing-masing empat unit pesawat Hawk 100/200, empat pesawat F-5 Tiger, empat unit F-16 Fighting Falcon, dan empat unit pesawat Sukhoi," kata Kepala Staf Angkatan Udara Marsekal TNI Imam Sufaat di Jakarta kemarin.

    Pesawat-pesawat tempur TNI AU, selain melakukan terbang lintas, juga membentuk formasi khusus, antara lain formasi berlian. Selain terbang lintas dan pembentukan formasi oleh sejumlah pesawat tempur, pesawat angkut, dan helikopter, perayaan ulang tahun TNI AU juga akan dimeriahkan oleh demo ketangkasan prajurit TNI AU, seperti demo tembak sasaran.

    "Seluruh unsur TNI AU, mulai dari pesawat tempur, pesawat angkut, helikopter, hingga seluruh kekuatan TNI AU, terlibat dalam acara ini," tambah Imam. Peringatan HUT TNI AU yang melibatkan 2.249 personel itu ditutup dengan terjun bebas sejumlah penerjun andal matra udara.

    Imam mengatakan, di usia ke-64 tahun, TNI AU senantiasa melakukan evaluasi diri untuk dapat menjadi lebih baik pada masa depan, sebagai kekuatan matra udara penjaga kedaulatan negara.

    "Ya, kami akan evaluasi. Yang jelas seluruh kekuatan kita, baik tempur, angkut, intelijen, dan pengindraan, harus terus kita tingkatkan pada masa datang, termasuk kualitas sumber daya manusia. Sumber daya manusia yang berkualitas, berkemampuan andal, tentu akan mengurangi angka kecelakaan kerja dan terbang," kata Imam.

    Sumber: KOMPAS
    Readmore --> Selamat HUT TNI AU, Jayalah di Udara

    Kapal Selam AS Bebas Asap Rokok Mulai Tahun Depan

    WASHINGTON, KOMPAS.com — Mulai akhir tahun ini, merokok dalam dek kapal selam Angkatan Laut AS dilarang sehingga mereka yang tidak merokok tidak harus menjadi perokok pasif.

    "Tes terakhir menunjukkan bahwa meskipun kami memiliki teknologi purifikasi, ada tingkat asap rokok yang tidak dapat diterima perokok pasif ketika kapal sedang menyelam," kata Kepala Pasukan Kapal Selam AS Wakil Laksamana John Donnelly ketika mengumumkan larangan itu, Kamis (8/4/2010).

    Larangan mulai diterapkan paling lambat 31 Desember, kata Donnelly, dalam sebuah pernyataan. "Satu-satunya cara untuk menghilangkan risiko bagi pelaut kami yang bukan perokok adalah berhenti merokok saat naik kapal selam kami," katanya.

    Aturan itu menyusul laporan dokter bedah umum AS tahun 2006 yang menyatakan bahwa tidak ada tingkat bebas risiko paparan asap rokok bagi perokok pasif, serta sebuah studi yang dilakukan selama setahun pada tahun 2009 yang dilakukan pada sembilan kapal selam yang berbeda yang menunjukkan adanya tingkat paparan bagi perokok pasif. Sampai saat ini izin untuk merokok di salah satu dari 57 armada kapal selam di AS bergantung pada kebijakan kapten masing-masing kapal selam.

    Menurut Mark Jones, juru bicara armada kapal selam Angkatan Laut AS, 40 persen pelaut kapal selam adalah perokok.

    Sumber: KOMPAS
    Readmore --> Kapal Selam AS Bebas Asap Rokok Mulai Tahun Depan

    HUT TNI AU Meriah

    JAKARTA--MI: Peringatan Hari Ulang Tahun TNI Angkatan udara ke-64 pada 9 April 2010 dilakukan secara meriah, ditandai terbang lintas 16 pesawat tempur dan demo keterampilan Pasukan Khas (Paskhas) matra udara.

    Peringatan dilakukan di Pangkalan Udara Halim Perdanakusuma, Jakarta, Jumat (9/4). Usai pembacaan amanat Panglima TNI Jenderal Djoko Santoso, berbagai atraksi pun digelar.

    16 pesawat tempur TNI AU melakukan mass formation dengan membentuk formasi Big diamond yang menandakan kesiapan TNI Angkatan Udara dalam kondisi apa pun.

    Formasi big diamond ditampilkan oleh pesawat-pesawat tempur TNI AU seperti Hawk 100/200 dari Skadron Udara 1 Supadio dan Skadron Udara 12 Pekanbaru. Selain itu, ada pula F-16 Fighting Falcon dan F-5 Tiger masing-masing dari Skadron Udara 3 dan 14 Pangkalan Udara Iswahjudi. Tak ketinggalan pesawat tempur terbaru TNI AU Sukhoi 27 dan 30 dari Skadron Udara 11 Pangkalan Udara Sultan Hassanudin.

    Formasi big diamond diawali dengan pemunculan dua Sukhoi yang terbang melintasi podium kehormatan, disusul empat pesawat Hawk 100/200 dan di sisi kanan empat unit F-16 Fighting Falcon dan F-5 Tiger di sisi kiri. Posisi slot dalam formasi itu ditampilkan oleh empat Sukhoi 27 dan 30. Sebagai seluruh rangkaian demo udara, ditampilkan manuver bomb burst dari pesawat-pesawat Sukhoi.

    Atraksi dilanjutkan dengan demo ketangkasan dan kemampuan Detasemen Bravo-90 Paskhas TNI Angkatan Udara yang meliputi tembak reaksi cepat, tembak sasaran, teknik serbuan cepat dalam merebut sasaran, penghancuran obyek vital.

    Senjata yang digunakan adalah senjata standar penanggulangan teror TNI yakni MP-5 dengan peluru tajam kaliber 9 mm. Keseluruhan rangkaian atraksi ditutup dengan terjun free fall.

    Sumber: MEDIA INDONESIA
    Readmore --> HUT TNI AU Meriah

    Pesawat Tempur Andalan "Unjuk Gigi" pada HUT TNI AU

    Jakarta (ANTARA News) - Dibandingkan tahun-tahun sebelumnya, maka peringatan HUT TNI Angkatan udara ke-64 pada 9 April 2010 dilakukan secara meriah, ditandai terbang lintas 16 pesawat tempur dan demo keterampilan Pasukan Khas (Paskhas) matra udara.

    Peringatan dilakukan di Pangkalan Udara Halim Perdanakusuma, Jakarta, Jumat. Usai pembacaan amanat Panglima TNI Jenderal Djoko Santoso , maka berbagai atraksi pun digelar.

    Ke-16 pesawat tempur TNI Angkatan Udara melakukan mass formation dengan membentuk formasi "Big Diamond" yang menandakan kesiapan TNI Angkatan Udara dalam kondisi apa pun.

    Formasi "Big Diamond" ditampilkan oleh pesawat-pesawat tempur TNI Angkatan Udara seperti Hawk 100/200 dari Skadron Udara 1 Supadio dan Skadron Udara 12 Pekanbaru.

    Selain itu , ada pula F-16 Fighting Falcon dan F-5 Tiger masing-masing dari Skadron Udara 3 dan 14 Pangkalan Udara Iswahjudi. Tak ketinggalan pesawat tempur terbaru TNI Angkatan Udara Sukhoi 27 dan 30 dari Skadron Udara 11 Pangkalan Udara Sultan Hassanudin.

    Formasi "Big Diamond" diawali dengan pemunculan dua Sukhoi yang terbang melintasi podium kehormatan, disusul empat pesawat Hawk 100/200 dan di sisi kanan empat unit F-16 Fighting Falcon dan F-5 Tiger di sisi kiri.

    Posisi slot dalam formasi itu ditampilkan oleh empat Sukhoi 27 dan 30.

    Sebagai seluruh rangkaian demo udara, ditampilkan manuver "bomb burst "dari pesawat-pesawat Sukhoi.

    Atraksi dilanjutkan dengan demo ketangkasan dan kemampuan Detasemen Bravo-90 Paskhas TNI Angkatan Udara yang meliputi tembak reaksi cepat, tembak sasaran, teknik serbuan cepat dalam merebut sasaran, penghancuran obyek vital.

    Senjata yang digunakan adalah senjata standar penanggulangan teror TNI yakni MP-5 dengan peluru tajam kaliber 9 mm. Keseluruhan rangkaian atraksi ditutup dengan terjun `free fall`.

    Sumber: ANTARA
    Readmore --> Pesawat Tempur Andalan "Unjuk Gigi" pada HUT TNI AU

    64 Tahun TNI AU Menuju The First Class of Air Force


    Kepala Staf Angkatan Udara (Kasau) Marsekal TNI Imam Sufaat memasang target TNI Angkatan Udara (AU) sebagai the first class of air force atau angkatan udara kelas wahid di dunia. Untuk itu, Kasau mengajak seluruh warga TNI AU bekerja maksimal dengan prinsip "Hari ini harus lebih baik dari hari kemarin". Hal ini dikemukakan Kasau terkait peringatan HUT TNI AU ke-64 yang berlangsung hari ini.

    Menurut Imam Sufaat, tekad itu merupakan tujuan jangka pangjang TNI AU. Sedangkan tujuan jangka pendeknya adalah menciptakan zero accident di setiap operasi yang digelar TNI AU.

    Gagasan sekaligus cita-cita untuk mewujudkan secara bertahap TNI Angkatan Udara menjadi the first class air force, sesungguhnya merupakan pesan moral Kasau kepada seluruh elemen organisasi, sebagai upaya meningkatkan niat dan mendorong semangat, untuk senantiasa bekerja yang terbaik bagi kepentingan organisasi.

    "Masa depan TNI AU merupakan tanggung jawab semua, mengingat kalau tidak melakukan suatu perubahan, maka tidak akan ada perbaikan masa depan, sehingga TNI Angkatan Udara akan semakin tertinggal," ujarnya.

    Upaya meningkatkan postur yang tangguh dan kemampuan serta profesionalisme TNI AU dengan membangun kekuatan dan memodernisasi serta meregenerasi alutsista, tidak terlepas dari amanat Presiden tentang revitalisasi industri-industri pertahanan negara.

    Rencana kesiapan alutsista yang ada, untuk melanjutkan program peningkatan kemampuan alutsista TNI Angkatan Udara, sudah dicanangkan dalam Renstra pembangunan TNI AU tahun 2010-2014.

    Mengawal NKRI

    Peran sukses TNI AU dalam mengawal Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) sendiri telah menyejarah, yakni berubahnya status Angkatan Udara dari Tentara Keamanan Rakyat (TKR) Jawatan Penerbangan kemudian menjadi Tentara Republik Indonesia (TRI) Angkatan Udara yang berdiri sejajar dengan Angkatan lainya, dan secara de jure tertuang dalam Penetapan Pemerintah Nomor 6/SD tanggal 9 April 1946.

    Perjalanan TNI Angkatan Udara sebagai institusi angkatan perang, proses kelahirannya sekitar tujuh bulan sejak Indonesia merdeka, serta alutsista yang dimiliki juga sangat sederhana. Waktu itu TNI Angkatan Udara hanya bermodalkan pesawat-pesawat bekas yang diperoleh dari rampasan tentara Jepang, seperti pesawat jenis Cureng, Nishikoreng, Guntei, dan Hayabusha.

    Pesawat yang terbang pertama kali dengan identitas merah putih diterbangkan oleh Komodor Udara Agustinus Adisutjipto tanggal 27 Oktober 1945, sedangkan Operasi Udara yang pertama adalah tanggal 29 Juli 1947 yang merupakan serangan balas terhadap Agresi Militer Belanda I tanggal 21 Juli 1947, dan Operasi Lintas Udara di Kalimantan tanggal 17 Oktober 1947 merupakan bagian darma bakti para perintis TNI Angkatan Udara kepada Ibu Pertiwi.

    Sejak saat itu, kemampuan alutsista TNI AU terus mengalami perkembangan. Berbagai jenis pesawat modern mulai bergabung seperti P-51 Mustang, B-25 Mitchel, C-47 Dakota, AT-16 Harvard, serta pesawat Amphibi Catalina di tahun 50-an. Bahkan dekade 60-an TNI AU menjadi Angkatan Udara yang paling disegani di kawasan Asia Tenggara karena memiliki alutsista udara yang cukup besar dan handal sehingga menjadi "Detterent Power" bagi negara-negara yang berniat memusuhi NKRI. Dekade ini mulai bergabung Mig-15, Mig-17, Mig-19, Mig-21, AN-12 Antonov, C-130 B, serta TU-16/TU-16KS.

    Meskipun awal dekade 70-an kemampuan TNI AU sempat mengalami penurunan, namun pada pertengahan tahun 70-an mulai bangkit kembali dengan bergabungnya pesawat OV-10 Bronco, F-86 Sabre, T-33 Bird, Fokker F-27, dan Helikopter Puma SA-330. Bahkan dekade 80-an TNI AU memasuki era pesawat supersonik, dengan hadirnya pesawat tempur F-5 Tiger II, A-4 Sky Hawk, C-130 H/HS Hercules, Hawk MK-53 dan helikopter Puma. Apalagi dengan datangnya pesawat Multirole F-16 Fighting Falcon dari Amerika pada akhir tahun 1989.

    Selain telah memiliki berbagai pesawat tersebut, TNI AU juga memiliki tim aerobatik yang cukup melegenda, yaitu Tim Elang Biru dan Jupiter Aerobatik Tim, yang dapat disejajarkan dengan tim aerobatik kelas dunia. Pada 1996, armada udara TNI AU juga diperkuat oleh Hawk 100/200. Dan pada 2003 TNI AU melengkapi teknologi Barat dengan teknologi dari Timur, yaitu dengan hadirnya pesawat Sukhoi SU-27 dan SU-30 dari Rusia. Kehadirannya semakin mewarnai angkasa Indonesia dan tentunya menambah kekuatan udara nasional dalam rangka menjaga kedaulatan NKRI.

    Sumber: JURNAL
    Readmore --> 64 Tahun TNI AU Menuju The First Class of Air Force

    Waspadai Dua Ancaman Strategis

    JAKARTA--MI: Panglima TNI Jenderal TNI Djoko Santoso mengingatkan seluruh jajaran TNI khususnya TNI Angkatan Udara untuk mewaspadai dua ancaman strategis yaitu kemajuan teknologi dan industri kedirgantaraan.

    "Ada dua perkembangan yang perlu dicermati dan diantisipasi pesatnya kemajuan teknologi dan industri kedirgantaraan khususnya di bidangnya militer," katanya, saat memimpin upacara peringatan HUT TNI Angkatan Udara ke-64 di Halim Perdanakusuma di Jakarta, Jumat (9/4).

    Djoko mengatakan, pesatnya kemajuan teknologi dan industri dirgantara militer akan menjadi ancaman serius karena dapat mendukung penguasaan penggunaan wahana dirgantara baik saat ini maupun masa yang akan datang.

    "Dampaknya akan bersifat multikonvensional. Pertama, dari sisi pertahanan akan sangat mempengaruhi corak atau bentuk perang di masa akan datang. Kedua, urgensi wilayah udara yang semakin vital sebagai barometer kepentingan nasional suatu bangsa," tutur Panglima TNI.

    Tak hanya, dua hal itu akan mengakibatkan pelanggaran hukum terhadap kedaulatan hukum udara yang makin intensif sehingga perlu mendapatkan atensi dan prioritas penanganannya, kata Djoko menambahkan.

    "Kecenderungan yang saya kemukakan itu menyadarkan kita semua betapa vital dan strategisnya peran dan tanggung jawab TNI AU, apalagi bila dikaitkan dengan luas wilayah TNI terlebih dikaitkan dengan luas wilayah NKRI dan posisi geografis yang sangat strategis dalam percakupan global dan regional," ujarnya.

    Karena itu, tambahnya, TNI AU harus mempunyai tekad dan kemauan dan komitmen kuat untuk dapat mewujudkan penegakkan hukum dan menjaga keamanan di wilayah udara sesuai hukum nasional dan internasional.

    "Pemerintah akan terus meningkatkan peran TNI AU agar semakin handal dan profesional. TNI telah menyusun pembangunan strategis 2010 - 2014 secara bertahap. Kita akan membangun kekuatan TNI AU sebagai bagian integral TNI menuju kepada kekuatan pokok minimum, sehingga semakin handal dalam mengawal kedaulatan udara nasional," ungkap Djoko.

    Sumber: MEDIA INDONESIA
    Readmore --> Waspadai Dua Ancaman Strategis

    Thursday, April 8, 2010 | 8:47 PM | 0 Comments

    KOMANDAN KRI DEWARUCI KUNJUNGI AL INDIA

    ARMATIM (8/4),- Komandan KRI Dewaruci Letkol Laut (P) Suharto dengan didampingi Athan RI untuk India Kolonel Laut (E) Drs Putu Arya Angga S mengadakan kunjungan ke Markas Besar Angkatan Laut India, Senin (5/4). Dalam kunjungan persahabatan tersebut diterima Chief Of Staff Southern Naval Command Rear Admiral SS. di Gedung Ivori Room India.

    Keberadaan KRI Dewaruci di India disamping untuk melaksanakan beberapa rangkaian kegiatan kunjungan persahabatan dan sebagai duta wisata, sekaligus juga akan melaksanakan bekul (bekal ulang) bahan makanan dan BBM sebelum meneruskan pelayaran ke Salalah (Oman). KRI Dewaruci dengan 88 ABK nya akan mengarungi samudera selama 9 bulan PP, dengan menempuh jarak 24.676 mil laut (45.650 km) dan akan menyinggahi 25 negara di Eropa. Dalam pelayarannya keliling Eropa tersebut route yang dilewati: Surabaya-Jakarta-Sabang-Cochin (India)-Salalah (Oman)-Jeddah (Arab Saudi)-Portsaid (Mesir)-Volos (Yunani)-Varna (Bulgaria)-Istambul (Turki)-Lavrion (Yunani)-Tunisia-Algiers (Aljazair)-Malaga (Spanyol)-Cherbourg (Perancis)-Antwerp (Belgia)-Aalborg (Denmark)-Kristiansand (Norwegia)-Hartlepool (Inggris)-Brest (Perancis)-Amsterdam (Belanda)-Brernerhaven (Jerman)-Cadiz (Spanyol)-Cagliari (Italia)-Alexandria (Mesir)-Jeddah (Arab Saudi)-Aden (Yaman)-Mumbay (India)-Colombo (Sri Langka)-Belawan-Jakarta- dan kembali ke Koarmatim, Surabaya. Total hampir 9 bulan mereka akan meninggalkan keluarga.

    Selama melaksanakan pelayaran muhibah ke Eropa, beberapa kegiatan kejuaraan lomba layar bergengsi tingkat Internasional yang pernah berkali-kali diraih juga akan diikuti sekaligus dipertahankan KRI Dewaruci diantaranya, pada tanggal 12 Mei – 4 Juni mengikuti The Historical Seas Tall Ships Regatta 2010 dengan route: Yunani-Bulgaria-Istambul (Turki). Pada tanggal 13 Juli - 7 Agustus 2010 mengikuti The Tall Ships Race 2010 dengan route: Antwerp (Belgia)-Aalborg (Denmark)-Kristiansand (Norwegia)-Hartlepool (Inggris). Pada tanggal 20 - 23 Agustus mengikuti festival Sail Amsterdam di Belanda. Pada tanggal 25 – 29 Agustus 2010 mengikuti Sail Brernerhaven 2010 di Jerman. Kemudian pada tanggal 8 – 13 September 2010 mengikuti Festival International Mediferraneo And Velieri di Cagliari (Italia).

    Sumber: TNI
    Readmore --> KOMANDAN KRI DEWARUCI KUNJUNGI AL INDIA

    Italy Arms Exports Up 61 Percent Thanks To Saudi Typhoon Buy


    Italy's arms exports jumped by 61.3 percent to 4.9 billion euros in 2009, newly released government figures show, thanks mainly to a hefty contribution from the sale of Eurofighter jets to Saudi Arabia.

    Although the Eurofighter deal with Saudi Arabia was brokered by the U.K. government, Italian industry has a share in proceeds thanks to Italy's workshare on program, alongside Germany, Spain and the U.K.

    The Italian government's annual report on defense sales does not specify the exact value of the work obtained by Italy on the Typhoon contract, but notes that Saudi Arabia leapt to become Italy's No. 1 export destination, worth 1.1 billion euros in sales. Italy's main Eurofighter contractor, Alenia Aeronautica, was the country's top exporter, worth 1.55 billion euros, 23 percent of all exports.

    Saudi Arabia's top ranking, as well as the overall leap in Italian exports, is due to the Typhoon contract, the report stated.

    Defense exports overall were up from 3 billion euros in 2008, which in turn were up 29 percent over 2007. That figure was pushed by AgustaWestland's sale of A129 helicopters to Turkey, which accounted for half the 2008 total. The 2007 total showed an increase of 9 percent on 2006.

    The figures reflect export licenses for products released by the Italian government in any given year.

    The numbers do not include material exported for use in intergovernmental programs in which Italy is a partner. Licenses granted for intergovernmental program exports totaled 1.82 billion euros last year, down on 2.69 billion euros in 2008.

    Eurofighter is one such program, although the Saudi work is considered separately, as a commercial export, since the Gulf country is not among the original governmental partners on the Eurofighter program.

    The report reveals that 1,692 definitive export licenses were issued last year for commercial and intergovernmental programs, of which 94 percent were for exports worth less than 10 million euros, combining for a total value of just over one billion euros, or 16 percent of the value of Italy's total exports.

    At the other end of the scale, 22 licenses were for exports worth over 50 million euros, between them worth a total of nearly four billion euros, or 59 percent of total value of exports. In 2008 exports worth over 50 million euros totaled only 1.59 billion euros. The change "indicates a relevant increase on 2008 and a real capacity to operate in the sector as a systems integrator", the report states.

    In the company rankings for 2009, helicopter firm AgustaWestland takes second place after its Finmeccanica stablemate Alenia, with 985 million euros in export licenses granted, 14.6 percent of the total. Propulsion firm Avio is third with 811 million euros, then shipyard Fincantieri with 271.5 million euros.

    The table for destinations, which does not count intergovernmental programs, places Saudi Arabia as the top destination with 1.1 billion euros, or 16.4 percent of the total, followed by Germany with 553.5 million euros, the U.S. with 495.4 million euros, the U.K. with 379.6 million euros, Qatar with 317.3 million euros and India with 242.8 million euros, the latter total thanks in part to Fincantieri's sale of a logistics vessel.

    The report also lists licenses granted for armaments imports into Italy. In 2009 the licenses total 1.17 billion euros. The U.S. accounts for 711.8 million euros worth of the imports, with the remainder mostly hailing from NATO and European nations, with the exception of 10.8 million euros in imports from Israel and 5.1 million euros from Switzerland.

    Apart from listing licenses granted, the report also lists the armaments exports delivered, which rose to 2.2 billion euros from 1.77 billion euros in 2008. Likewise, imports delivered totaled 130 million euros, up from 57.9 million euros in 2008.

    From: DN
    Readmore --> Italy Arms Exports Up 61 Percent Thanks To Saudi Typhoon Buy

    Wapres ke Palu, Tiga KRI Siaga



    PALU, KOMPAS.com - Tiga kapal perang RI (KRI) disiagakan selama kunjungan Wapres Boediono di Palu, Sulawesi Tengah, 8-9 April 2010, untuk mengamankan hotel di sekitar Teluk Palu.
    Sejumlah pasukan katak juga akan bersiaga di belakang hotel tempat Wapres menginap.

    Komandan Lanal Palu Kolonel (Mar) Hasanudin di Palu, Kamis (8/4/2010), menyebutkan ketiga KRI itu adalah KRI Suluh Pari yang berada di ring II, KRI Hasanuddin dan KRI Fatahillah yang berada di ring III. "Ketiga kapal itu disiagakan di sekitar Teluk Palu karena hotel tempat menginap Wapres Boediono dan rombongan berada persis di dekat teluk," katanya.

    Selain tiga KRI, kata Hasanudin, ditempatkan pula sejumlah pasukan Tentara Nasional Indonesia Angkatan Laut (TNI AL) yang akan bersiaga di ring I dengan menggunakan speed boat. "Sejumlah pasukan katak juga akan bersiaga di belakang hotel tempat Wapres menginap," katanya.

    Selain itu, sekitar 1.800 personel kepolisian dan TNI AD juga disiagakan guna menjaga keamanan kunjungan kerja Wapres Boediono di Palu selama dua hari.

    Kunjungan kerja Wapres adalah untuk meninjau langsung kondisi terakhir di Sulteng, khususnya terkait dengan Instruksi Presiden (Inpres) Nomor 7 Tahun 2008 tentang Percepatan Pembangnunan Sulteng, yang hingga kini dinilai belum berjalan maksimal.

    Wapres dijadwalkan akan berdialog dengan Gubernur Sulteng HB Paliudju beserta sejumlah musyawarah pimpinan daerah (muspida) guna mengetahui hambatan apa saja yang menyebabkan inpres itu tidak bisa berjalan sesuai harapan.

    Selain itu, Wapres Boediono juga akan menghadiri sekaligus membuka Festival Maulid Nusantara ke-5 pada hari Jumat (9/4/2010) di pelataran Masjid Agung Darussalam.

    Sumber: KOMPAS
    Readmore --> Wapres ke Palu, Tiga KRI Siaga

    Kolombia Tak Tertarik Perlombaan Senjata

    KARTAGENA, KOMPAS.com — Presiden Kolombia Alvaro Uribe mendeklarasikan di Forum Ekonomi Dunia di Kartagena, Kamis, bahwa pemerintahnya akan menjauhkan diri dari tren perlombaan pengadaan senjata di Amerika Latin.

    Uribe menyebut topik seperti pemerintah, tanggung jawab sosial, dan koherensi sosial yang dapat menaikkan tingkat kepercayaan dari negara lain di dunia. Uribe mengatakan, Kolombia akan melewati masalah keamanan di dalam negerinya dan tidak akan memasuki perlombaan senjata regional.

    Minggu lalu, Perdana Menteri Rusia Vladimir Putin mengunjungi Venezuela dan menandatangani beberapa kesepakatan dengan Presiden Venezuela Hugo Chavez, termasuk kesepakatan penjualan senjata.

    Presiden Kolombia itu menekankan pentingnya kolaborasi Kolombia dengan negara tetangga dalam melawan teroris, penyelundupan narkotika, dan penculikan. "Satu hal yang kami minta kepada tetangga kami ialah tidak melindungi teroris Kolombia, karena rakyat Kolombia mempunyai hak untuk menghilangkan terorisme," kata Uribe.

    Uribe juga menyatakan kekhawatirannya terhadap delapan warga negara Kolombia yang dituduh sebagai mata-mata oleh pemerintah Venezuela, Selasa. "Kami meminta kepada pemerintah Venezuela, penegak hukum, Organisasi Negara Amerika (OAS), dan PBB untuk menjamin hak asasi warga negara kami yang dituduh melakukan tindakan mata-mata," katanya.

    Hubungan perdagangan dan politik antara Venezuela dan Kolombia dibekukan karena perjanjian militer AS-Kolombia yang memperbolehkan kehadiran tentara AS di tujuh markas militer Kolombia.

    Sumber: KOMPAS
    Readmore --> Kolombia Tak Tertarik Perlombaan Senjata

    Moskwa Kirim Pasukan Elite ke Kirgistan


    MOSKWA, KOMPAS.com — Rusia mengirim pasukan elite tambahan sebanyak 150 personel ke pangkalan militernya di Kirgistan menyusul kerusuhan yang melanda negara itu.

    "Adalah keputusan Presiden untuk mengirim dua kompi pasukan payung. Sekitar 150 personel telah tiba di Kant," kata Kepala Staf Angkatan Bersenjata Rusia Nikolai Makarov, Kamis (8/4/2010), kepada wartawan di Praha, Ceko, ketika ia mendampingi Presiden Rusia Dmitry Medvedev.

    Makarov mengatakan, pasukan tambahan itu dikirim ke pangkalan tersebut untuk membantu keamanan bagi personel militer Rusia dan keluarga mereka yang ditugaskan di pangkalan itu. Kant adalah lokasi pangkalan militer Rusia persis dekat ibu kota Kirgistan, Bishkek. Amerika Serikat juga memiliki pangkalan udara di pinggiran Bishkek yang menjadi pangkalan penting untuk operasi-operasi militernya di Afganistan.

    Kantor berita Reuters mengatakan, Uzbekistan, Kamis, menutup perbatasannya dengan Kirgistan. Kelompok oposisi Kirgistan mengatakan, mereka telah merebut kekuasaan setelah terlibat aksi kekerasan dengan pihak pemerintah. "Lalu lintas orang dan barang ditangguhkan di perbatasan Uzbekistan dan Kirgistan atas permintaan pihak Uzbekistan," kata juru bicara pihak perbatasan Kirgistan, Dzhoodar Isakonov, melalui telepon.

    Sumber: KOMPAS
    Readmore --> Moskwa Kirim Pasukan Elite ke Kirgistan

    Tiga Radar di Wilayah Timur Siap Operasi 2011

    UPAYA pengawasan atau monitor terhadap pertahanan udara di wilayah Indonesia timur terus ditingkatkan dengan penambahan pembangunan tiga satuan radar. Radar-radar tersebut saat ini sedang dalam tahap pembangunannya, masing-masing di Kabupaten Merauke, Timika, dan Rumatubun (Maluku Selatan).

    Panglima Komando Sektor Pertahanan Udara Nasional (Pangkosek Hanudnas) IV Biak, Marsekal Pertama Ida Bagus Putu Dunia mengatakan pembangunan tiga satuan radar tersebut sesuai rencana selesai dan siap beroperasi pada 2011. Ketiga satuan radar itu akan membantu dua satuan radar yang telah beroperasi saat ini, yaitu di Biak (Papua) dan Kupang (NTT).

    Sedangkan rencana kedepan akan ditambah satuan radar lagi yang letaknya di Jayapura. Namun kata Ida Bagus, untuk di Jayapura masih direncanakan survei. Sementara telah dibangun Militery Cipil Cordination (MCC) untuk melaksanakan pengawasan menggunakan radar sipil yang dimasukan kedalam pusat operasi sektor hanudnas IV untuk dimonitor adanya pergerakan pesawat di udara.

    "Sesuai perencanaan pembangunannya 2011 ketiga radar itu sudah selesai dan siap dioperasikan, sedangkan di Jayapura baru tahap perencanaan survei," kata Pangkosek Hanudnas IV kepada Jurnal Nasional, di Biak, Rabu (7/6).

    Menurut Ida Bagus Putu Dunia, segala pergerakan pesawat di udara yang masuk kategori sasaran X yaitu yang tidak dapat terindentifikasi di wilayah udara bagian timur Indonesia selama ini belum ditemukan. Sehingga dengan beroperasinya tiga satuan radar, diharapkan akan memperkuat dan meningkatkan pertahanan udara di wilayah ini.

    Jarak jangkau ketiga satuan radar yang sedang dibangun itu masih sama dengan dua satuan radar yang saat ini sedang beroperasi. Masing-masing radar memiliki jarak jangkau maksimum hingga 240 notikal mile, dan bisa bertindak sebagai radar peringatan dini serta memiliki kemampuan untuk menuntun pesawat tempur TNI AU untuk mendekat ke sasaran melakukan identifikasi dan sebaliknya dapat menuntut kembali ke pangkalan.

    Sumber: JURNAL
    Readmore --> Tiga Radar di Wilayah Timur Siap Operasi 2011

    Mozambik Belajar Lembaga Antariksa di Lapan

    Jakarta (ANTARA News) - Dunia internasional memandang serius terhadap keberadaan Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (Lapan), buktinya berbagai tawaran kerja sama di bidang kedirgantaraan baik dari negara maju dan berkembang berdatangan tahun ini.

    Mozambik, melalui duta besarnya Carlos Agostinho Do Rosario, Rabu mengunjungi kantor pusat Lapan di Jakarta, juga untuk menjajaki kerja sama dalam bidang kedirgantaraan.

    Dalam kunjungannya, Carlos Agostinho menyampaikan bahwa Mozambik ingin mempelajari organisasi lembaga antariksa dan kemandirian Indonesia dalam bidang kedirgantaraan akan dicontoh oleh negara di benua Afrika itu.

    Negara ini bermaksud membangun lembaga keantariksaan dengan asistensi Lapan, demikian kata Lapan dalam siaran persnya.

    Fokus yang paling tepat untuk Mozambik dalam pembangunan lembaga antariksa adalah di bidang aplikasi data satelit penginderaan jauh.

    Dalam pertemuan dengan Kepala Lapan Dr Adi Sadewo Salatun Msc, disepakati bahwa Mozambik akan mengirimkan para ahlinya untuk mempelajari teknologi dan aplikasi penginderaan jauh yang ada di Lapan.

    Kelapa Lapan Adi Sadewo Salatun mengatakan, keberhasilan Lapan dalam pengembangan roket dan satelit telah menarik minat Mozambik untuk bekerja sama.

    Perhatian dunia pada Lapan semakin baik saat ini. Hal ini terlihat dari kunjungan Badan Penerbangan dan Antariksa Amerika Serikat (NASA) ke Lapan, Rabu (3/2) lalu.

    Dalam kunjungan tersebut, NASA menawarkan kepada Lapan untuk bekerja sama di bidang ilmu pengetahuan kedirgantaraan, salah satunya mengenai penyediaan data satelit penginderaan jauh. Data satelit tersebut bermanfaat untuk observasi bumi guna penanggulangan bencana dan ketahanan pangan.

    Usai lawatan NASA, berturut-turut Lapan mendapat kunjungan kerja sama dari Cina dan India. Cina mengajak Lapan menindaklanjuti kerja sama tracking satelit di wilayah Indonesia dengan menggunakan kapal Yuan Wang.

    Yuan Wang memuat berbagai peralatan untuk pengendalian dan pemanduan jarak jauh atau Telemetry, Tracking, and Command (TT&C). Sebelumnya, Kapal Yuan Wang melakukan misi pertama di Indonesia pada April 2007. Rencananya, Yuan Wang akan melaksanakan misi kedua di Indonesia pada Agustus 2010.

    Sementara India dan Indonesia akan membentuk komisi bersama di bidang keantariksaan. Komisi ini bertujuan mendorong pengembangan implementasi kerja sama keantariksaan kedua negara.

    Selama ini Lapan telah menjalin berbagai kerja sama dengan India, salah satunya adalah peluncuran satelit Lapan-Tubsat dengan menggunakan roket India pada Januari 2007. Lapan juga telah menandatangani kontrak kerja sama peluncuran satelit kembar (Twinsat) pada 2011 dengan menggunakan roket milik India.

    Hingga kini, Lapan telah menjalin kerja sama dengan berbagai negara seperti Rusia, Australia, Jerman, Jepang, dan Ukraina.

    Kunjungan NASA, Cina, India, dan Mozambik, serta berbagai kerja sama yang telah dijalin menunjukkan bahwa Lapan memiliki arti penting bagi ilmu pengetahuan kedirgantaraan dunia.

    Sumber: ANTARA
    Readmore --> Mozambik Belajar Lembaga Antariksa di Lapan

    Wednesday, April 7, 2010 | 11:27 PM | 0 Comments

    Talks continue on Russian deliveries of S-300 missiles to Iran

    Russia continues to hold talks on deliveries of S-300 surface-to-air missile systems to Iran, a Russian defense official said on Wednesday

    "Contracts have been signed, and they are being implemented - they have not been torn up," head of the Federal Agency for Military Cooperation Mikhail Dmitriyev said.

    He reiterated that Russia has not yet decided on the date for the delivery of the systems.

    Russia signed a contract with Iran on the supply of at least five S-300 air defense systems to Tehran in December 2005. However, Moscow has not so far honored the contract, which many experts say is due to pressure from Washington and Tel Aviv.

    Both the United States and Israel have not ruled out military action if diplomacy fails to resolve the dispute over Iran's nuclear program and have expressed concern over S-300 deliveries, which would significantly strengthen Iran's air defenses.

    The advanced version of the S-300 missile system, called S-300PMU1 (SA-20 Gargoyle), has a range of over 150 kilometers (over 100 miles) and can intercept ballistic missiles and aircraft at low and high altitudes, making the system an effective tool for warding off possible airstrikes.

    Russian defense industry officials have repeatedly said that Russia is interested in fulfilling the contract, which is worth hundreds of millions of dollars, but the future of the contract would largely depend on the current situation in international affairs and the Kremlin's position.

    Iranian officials have said that Iran could sue Russia in an international court if Moscow refuses to fulfill its commitments on the delivery of the S-300 system to Tehran.

    The long-disputed issue came into media spotlight again on the eve of the signing of a new nuclear arms reduction treaty between Moscow and Washington to be signed by presidents Dmitry Medvedev and Barack Obama on April 8 in Prague.

    From: RIA
    Readmore --> Talks continue on Russian deliveries of S-300 missiles to Iran

    Russian military set to upgrade bulk of weaponry by 2020

    Russia may boost the share of advanced military equipment in its Armed Forces to 70% of the total by 2020, a Russian think tank said on Wednesday.

    "A draft state arms procurement program for 2011-2020 will be finalized in 2010. This program stipulates the upgrade of up to 11% of military equipment annually and will allow Russia to increase the share of modern weaponry to 70%," Russian-based World Arms Markets Analysis Center said in a report.

    According to the draft program, the Russian Armed Forces should receive more than 1,500 combat aircraft and about 200 air defense systems by 2020.

    Russia also plans to develop a unified air defense/missile defense network, to start the production of a fifth-generation fighter, and to develop a new strategic bomber during the same period.

    Deputy Prime Minister Sergei Ivanov earlier said the government had already outlined the budget for the draft arms procurement program and asked President Dmitry Medvedev to authorize the increase of financing for the defense industry by 100 billion rubles ($3.4 bln) annually to ensure the efficient implementation of the program until 2020.

    The Russian military is expected to receive 27 combat jets, over 50 helicopters and five battalions of S-400 air defense systems in 2010.

    From: RIA
    Readmore --> Russian military set to upgrade bulk of weaponry by 2020

    Talks on Mistral ship purchase still underway

    Russia and France have not yet agreed on the purchase of a French helicopter carrier for the Russian Navy, a Russian deputy defense minister said on Wednesday.

    Russia is negotiating the purchase of at least one Mistral-class amphibious assault ship, worth 400-500 million euros (around $540-$675 million) and plans to build three more vessels of the same class in partnership with the French naval shipbuilder DCNS.

    "We are still in talks on a wide range of issues related to the purchase of French ships of this class. Primarily, these are questions of the cost, quantity, and onboard equipment," Vladimir Popovkin said.

    Popovkin reiterated that Russia wanted to buy only one ship and build three more under the French license at Russian shipyards, while France planned to sell two vessels and license the construction of the remaining two ships.

    "For example with the controversial Mistral, our condition is that one ship will be constructed there [in France], and the assembly of the remaining ships at our shipyards with the transfer of technology, and not just a hull, but with all the 'goodies,'" he said.

    Many Russian military and industry experts have questioned the financial and military sense of the purchase, but Popovkin disagreed that the Mistral was useless for the Russian Navy.

    Russia has at least four islands in the Pacific Ocean which are still disputed with Japan as well as the Kaliningrad exclave surrounded by NATO countries. In case of a potential threat to these regions, Mistrals could be used to transfer military forces to the conflict zones, he said.

    "All of the decisions have been thought through. Unfortunately, the military is the type of area where we can not disclose our [military] plans or information on gaps which need to be filled," Popovkin said.

    The future of the deal is still unclear because France is unlikely to agree on transferring sensitive technology that Russia could use in potential conflicts with NATO and its allies.

    Director of the Center for Analysis of Strategies and Technologies (CAST) Ruslan Pukhov said on Wednesday that France would never sell the Mistral with its naval tactical data system SENIT 9 because it provides links to NATO data exchange formats.

    "This system could not be sold in any case, because it contains a software which gives an opportunity to control NATO military forces," Pukhov said, adding that Russia would most likely have to install its own electronic equipment on the Mistral ships.

    From: RIA
    Readmore --> Talks on Mistral ship purchase still underway

    Iran Bereaksi Jika Israel Lakukan Tindakan Militer

    Azarbaijan Barat Menteri Pertahanan dan Logistik Angkatan Bersenjata Iran, Ahmad Vahidi, Rabu(7/4) menegaskan, bahwa rezim Zionis Israel tidak akan bisa melakukan aksi militer terhadap Iran.

    Vahidi memberikan pernyataan itu ketika berbicara dengan wartawan di ibu kota provinsi timur laut Azarbaijan Barat, Orumiyeh.

    "Jika rezim yang tak sah Israel itu melakukan tindakan terhadap Iran, reaksi Teheran terhadap aksi itu akan dilakukan dengan meniadakan Israel dari peta dunia," kata Vahidi menegaskan.

    Dia mengatakan, ketika rezim Zionis memiliki hulu ledak nuklir, kekuatan hegemoni dunia mendukung kebijakan algojonya, dan di lain pihak, menuduh Iran memiliki senjata nuklir meskipun pada kenyataannya kegiatan nuklir Teheran sepenuhnya untuk kepentingan damai.

    Menteri pertahanan Iran menyebut Amerika Serikat dan Israel sebagai hegemoni dua kekuatan yang bertindak sebagai algojo negara-negara di dunia dan membuat ancaman-ancaman terhadap bangsa-bangsa yang tak punya pertahanan, di seluruh dunia.

    Ditanya mengenai penundaan pengiriman sistem rudal S-300 ke Iran oleh Rusia, menteri mengatakan, bahwa Moskow akan mengirimkannya di masa datang karena Rusia berkomitmen terhadap ini.

    Menteri pertahanan Iran berada di provinsi Azarbaijan Barat sebagai bagian dari delegasi yang dipimpin oleh Presiden Mahmoud Ahmadinejad, dalam putaran ketiga kunjungan presiden ke provinsi itu

    Sumber: MEDIA INDONESIA
    Readmore --> Iran Bereaksi Jika Israel Lakukan Tindakan Militer

    TNI AL Amankan 17 Imigran Gelap Asal Afghanistan

    JAKARTA--MI: TNI AL mengamankan 17 warga negara Afghanistan yang memasuki wilayah Indonesia secara ilegal. Mereka diamankan di perairan Kuala Bagan Asahan, Sumatra Utara saat berada di dua kapal pompong.

    "Ketujuh belas Imigran gelap ini semuanya berjenis kelamin laki-laki ditangkap dan diamankan oleh kapal Patroli Keamanan Laut (Patkamla) Pos Angkatan Laut Bagan Asahan," ujar Kadispenal Kolonel Herry Setianegara dalam rilis yang disampaikan kepada Media Indonesia di Jakarta, Rabu (7/4).

    Imigran Afghanistan tersebut diamankan karena tidak memiliki dokumen keimigrasian saat memasuki wilayah negara Indonesia.

    "Kasus ini akan ditangani secara terpisah. Nakhoda kapal, anak buah kapal dan kapalnya sendiri yang digunakan sebagai alat pelanggar pidana akan diproses di TNI Angkatan Laut menggunakan UU RI nomor 17 tahun 2008 tentang Pelayaran. Sedangkan ketujuh belas imigran gelap akan diserahkan kepada dinas keimigrasian setempat untuk penanganan selanjutnya," jelasnya.

    Ini merupakan kali kedua, kelompok imigran asal Afghanistan yang ditangkap patroli Angkatan Laut di perairan Indonesia tahn ini.

    Sumber: MEDIA INDONESIA
    Readmore --> TNI AL Amankan 17 Imigran Gelap Asal Afghanistan

    16 Pesawat Tempur TNI AU Membelah Langit Halim


    Jakarta - 16 Pesawat tempur milik TNI AU melintas di langit Halim Perdana Kusuma. Selama 5 menit, pesawat-pesawat dengan 4 jenis berbeda itu beratraksi di angkasa. Salah satunya, membentuk formasi berlian.

    Pesawat yang terdiri dari 4 pesawat Hawk 100 dan 200, 4 F5 Tiger, 4 F16, dan 4 Sukhoi itu membentuk seperti sebuah berlian di angkasa. Terbang formasi ini dilakukan dalam gladi bersih HUT ke-64 TNI AU di Halim Perdana Kusuma, Jakarta Timur, Rabu (7/4/2010).

    HUT TNI AU akan diperingati pada 9 April mendatang. Rencananya, upacara peringatan akan dipimpin langsung oleh Panglima TNI Jenderal Djoko Santoso.

    Selain atraksi pesawat, para tentara juga menunjukkan kebolehannya dalam menembak. Sejumlah sniper terlihat menghancurkan sasaran tembak.

    "Seluruh unsur TNI AU mulai dari pesawat tempur, pesawat angkut, helikopter dan seluruh kekuatan TNI AU terlibat dalam acara ini," kata KSAU Marsekal Imam Supaat di lokasi gladi bersih.

    Gladi bersih diikuti 2.249 personel TNI AU. Di akhir acara, peserta gladi bersih dihibur dengan puluhan tentara yang terjun payung sambil membawa bendera satuan-satuan yang terdapat di TNI AU.
    Readmore --> 16 Pesawat Tempur TNI AU Membelah Langit Halim

    TNI AU Siagakan Den Bravo Hadapi Teror di Udara

    Jakarta - TNI AU siap untuk menanggulangi teror di dunia penerbangan. Walau saat ini belum ada laporan akan adanya aksi pembajakan atau serangan teror lewat udara, namun TNI AU selalu menyiagakan seluruh personelnya.

    "Tidak ada informasi pembajakan, namun kita siap karena memang spesialisasi kita di udara," ujar Kepala Staf TNI AU Marsekal Imam Sufaat usai gladi bersih HUT ke-64 TNI AU di Lanud Halim Perdanakusumah, Jakarta Timur, Rabu (7/4/2010).

    Menurut Imam, saat ini pencegahan aksi terorisme telah dilakukan di bandara-bandara. Pemeriksaan penumpang secara ketat telah dilakukan untuk menjegah aksi pembajakan dalam pesawat.

    "Sekarang bawa gunting pun sepertinya tidak boleh," terang dia.

    Untuk penanggulangan teroris, TNI AU memiliki satuan antiteror bernama Den Bravo, satuan ini berada di tubuh Korps Paskhas TNI AU. Saat ini, satuan ini pun baru mendapatkan peralatan baru yang menjadi standar pasukan khusus dunia.

    "Untuk standar senjata pasukan khusus dan alat komunikasi," terang dia.

    Sumber: DETIK COM
    Readmore --> TNI AU Siagakan Den Bravo Hadapi Teror di Udara

    TNI AU Seleksi 4 Pesawat Tempur Pengganti Hawk MK-53


    Jakarta - TNI AU menyeleksi 4 pesawat untuk mengganti pesawat Hawk MK-53 sebagai pesawat latih bagi penerbang tempur baru. Empat jenis pesawat ini akan memasuki seleksi akhir sebelum penentuan final.

    "Untuk MK-53 sekarang dalam proses pengadaan. Kita dalam tahap lelang sudah, pengumuman sudah. Tinggal masukan kalau tidak salah penawaran harga," ujar KSAU Marsekal Imam Sufaat di Lanud Halim Perdana Kusuma, Jakarta Timur, Rabu (7/4/2010).

    Empat tipe pesawat pengganti yang lolos ke tahap akhir adalah T50 Golden Eagle buatan Korea Selatan, Yakovlev Yak 130 buatan Rusia, Aero L159 Alca buatan Ceko, dan FTC 2000 buatan China.

    "Kita harapkan akhir bulan ini kita sudah bisa tentukan mana yang kita butuhkan," harapnya.

    T-50 merupakan produksi Industri Pesawat Terbang Korea Selatan yang berfungsi sebagai pesawat latih supersonik dan penyerang ringan. Pengguna utamanya adalah militer Korea Selatan dengan harga mencapai 21 juta dolar Amerika pada tahun 2008.

    Yakovlev Yak 130 merupakan pesawat latih subsonik yang bisa juga difungsikan sebagai penyerang ringan. Pesawat ini digunakan oleh militer Rusia dan berharga 15 juta dolar Amerika.

    L159 Alca dioperasionalkan sebagai pesawat tempur ringan yang diproduksi oleh Aero Vodochody. Pengguna utama adalah militer Ceko sejak tahun 90-an. Harganya berkisar 15-17 juta dolar Amerika.

    FTC2000 merupakan pesawat latih dua kursi buatan Guizhou Aircraft Industry Corporation. Pesawat ini digunakan oleh Angkatan Udara China dan jumlahnya dibuat secara terbatas.

    Sumber: DETIK COM
    Readmore --> TNI AU Seleksi 4 Pesawat Tempur Pengganti Hawk MK-53

    TNI AU Siapkan Enam Hercules Untuk Aceh

    Jakarta (ANTARA News) TNI-AU menyiapkan enam pesawat Hercules untuk menunjang proses tanggap darurat pasca gempa bumi berkekuatan 7,2 SR pada Rabu pagi di Provinsi Aceh..

    Keenam Hercules tersebut berasal dari Skadron Udara 31 Pangkalan Udara Halim Perdanakusuma Jakarta dan Skadron 32 Pangkalan Udara Abdurahman Saleh, Malang.

    Kepala Sub Dinas Penerangan Umum TNI AU Kolonel Yoyok mengatakan tiga Hercules dari Halim siap diberangkatkan pada Rabu pagi untuk mendukung proses tanggap darurat di Aceh.

    Kolonel Yoyok mengatakan personil, yang akan dibawa adalah mereka yang berasal dari Satuan Reaksi Cepat Penanggulangan Bencana yang bermarkas di Halim Perdanakusuma dan Abdurrahman Saleh, Malang.

    Sumber: ANTARA
    Readmore --> TNI AU Siapkan Enam Hercules Untuk Aceh

    Tiga Sukhoi Pesanan TNI AU Tiba September


    Jakarta (ANTARA News) - Kepala Staf Angkatan Udara Marsekal TNI Imam Sufaat mengatakan, tiga pesawat Sukhoi yang dipesan dari Rusia diperkirakan tiba di Indonesia pada September, lebih cepat dari jadwal semula pada Desember.

    "Diperkirakan sebelum Oktober 2010, ya kemungkinan September. Semula akhir tahun ini, tetapi kami meminta untuk segera didatangkan. Ya sekitar September," kata Imam Sufaat menjawab ANTARA usai menyaksikan gladi bersih peringatan HUT ke-64 TNI Angkatan Udara di Pangkalan Udara Halim Perdanakusuma, Jakarta, Rabu.

    Ia mengatakan, tiga Sukhoi yang akan tiba itu adalah jenis Su-27SKM. "Tetapi kami berharap sebelum Oktober 2010, semua pesawat sudah tiba di Indonesia," ujar Kasau menambahkan.

    Pada 2003 Indonesia membeli dua Sukhoi jenis SU-30MK dan dua SU-27SK, kemudian Kementerian Pertahanan membeli lagi enam pesawat Sukhoi pada 2007 senilai sekitar 300 juta dolar AS atau senilai Rp 2,85 triliun.

    Enam pesawat Sukhoi yang dibeli itu terdiri atas tiga Sukhoi SU-30MK2 dan tiga jenis SU-27SKM. Tiga jenis Sukhoi SU-30MK2 telah tiba pada Desember 2008 dan Januari 2009.

    Dengan kehadiran tiga Sukhoi terakhir, maka Indonesia akan memiliki satu skuadron pesawat tempur Sukhoi.


    Sumber: ANTARA
    Readmore --> Tiga Sukhoi Pesanan TNI AU Tiba September

    Pangkohanudnas Terbang dengan Sukhoi


    Panglima Komando Pertahanan Udara Nasional (Pangkohanudnas) Marsekal Muda TNI Dradjad Rahardjo, S.IP terbang menggunakan pesawat Sukhoi TS 3005, bersama Komandan Skadron Udara 11 Lanud Hasanuddin Makasar Letkol Pnb Tonny. Pesawat tinggal landas sekitar pukul 07.20 WIB selama 90 menit, Rabu (7/4). Kedatangan pesawat Sukhoi di Lanud Halim Perdanakusuma bersama pesawat tempur lainnya, seperti pesawat F-16 dan F-5 dari Skadron Udara 3 dan 14 Lanud Iswahyudi Madiun, pesawat Hawk 100/200 dari Skadron Udara 1 Lanud Supadio Pontianak, Kalimantan Barat dan Skadron Udara 12 Lanud Pekanbaru, Riau, dalam rangka demo udara memeriahkan Hari ulang tahun (HUT) TNI Angkatan Udara ke 64, yang dipusatkan di Lanud Halim Perdanakusuma, Jakarta.

    Disamping terbang dalam rangkaian geladi HUT TNI AU ke 64, Marsda TNI Dradjad Rahardjo selalu ingin mengetahui keandalan pesawat-pesawat tempur yang kita miliki maupun penerbang- penerbang yang mengawaki pesawat dari generasi penerus TNI AU, sekaligus yang tak kalah pentingnya menguji kemampuan komunikasi antara Radar dengan awak pesawat dalam memenuhi rasa tanggung jawabnya sebagai Pangkohanudnas.

    Sumber: TNI AU
    Readmore --> Pangkohanudnas Terbang dengan Sukhoi

     

    Pengikut

    Copyright © 2010 - All right reserved | Template design by ADMIN | Published by MAJU INDONESIA KU
    Proudly powered by Blogger.com | Best view on mozilla, internet explore, google crome and opera.