ALUTSISTA ARDAVA BERITA HANKAM CAKRA 401 SUBMARINE DEFENSE STUDIES INDO-DEFENSE INDONESIA DEFENSE INDONESIA TEKNOLOGI RINDAM V BRAWIJAYA THE INDO MILITER
Formil MIK Formil Kaskus Formil Detik.COM
PT.DI LAPAN LEN NUKLIR PAL PINDAD RADAR RANPUR ROKET RUDAL SATELIT SENJATA TANK/MBT UAV
TNI AD TNI AL TNI AU
HELIKOPTER KAPAL ANGKUT KAPAL INDUK KAPAL LATIH KAPAL PATROLI KAPAL PERANG KAPAL PERUSAK KAPAL SELAM PESAWAT TEMPUR PESAWAT ANGKUT PESAWAT BOMBER PESAWAT LATIH PESAWAT PATROLI PESAWAT TANKER
KOPASSUS PASUKAN PERDAMAIAN PERBATASAN
  • PERTAHANAN
  • POLRI POLISI MILITER
  • PBB
  • NATO BIN DMC TERORIS
    AMERIKA LATIN AMERIKA UTARA BRASIL USA VENEZUELA
    AFGANISTAN ETHIOPIA IRAN ISRAEL KAZAKHTAN KYRGYZTAN LEBANON LIBYA MESIR OMAN PALESTINA TIMUR TENGAH YAMAN
    ASEAN AUSTRALIA Bangladesh BRUNAI CHINA INDIA INDONESIA JEPANG KAMBOJA KORSEL KORUT
    MALAYSIA Selandia Baru PAKISTAN PAPUA NUGINI Filipina SINGAPURA SRI LANGKA TAIWAN TIMOR LESTE
    BELANDA BULGARIA INGGRIS ITALIA JERMAN ROMANIA RUSIA UKRAINA
    MIK News empty empty R.1 empty R.2 empty R.3 empty R.4

    ATTENTION


    PERHATIAN

    "Bagi Sobat Readers ingin mempublikasikan kembali tulisan ini di website atau blog Sobat Readers, mohon cantumkan link aktif artikel yang bersangkutan termasuk semua link yang ada di dalam artikel tersebut Atau Silahkan Hubungi Admin Melalui Chat Box/Shout Box/E-mail yang tertera di bawah .

    ADMIN
    steven_andrianus_xxx@yahoo.co.id

    Kategori »

    INDONESIA (4794) TNI (1147) ALUTSISTA (984) TNI AL (721) TNI AU (694) Pesawat Tempur (684) USA (597) Industri Pertahanan (564) PERBATASAN (447) KOREA (400) Kerja Sama (400) RUSIA (382) Teknologi (315) TNI AD (306) Kapal Perang (281) Pesawat Angkut (276) Anggaran (249) PERTAHANAN (235) CHINA (232) MALAYSIA (225) Tank (218) DI (210) Kapal Selam (201) Rudal (165) Helikopter (159) Pindad (145) KORUT (140) ASEAN (127) POLRI (126) Kapal Angkut (119) DMC (114) AUSTRALIA (107) PAL (106) Kapal Patroli (99) EROPA (98) Senjata (94) Pesawat Latih (93) TIMTENG (93) UAV (87) Nuklir (84) Pasukan Perdamaian (84) Teroris (83) ISRAEL (81) Radar (75) Kopassus (74) SINGAPORE (74) INDIA (72) IRAN (71) Ranpur (70) Africa (69) Roket (67) JAPAN (60) INGGRIS (59) LAPAN (59) PBB (59) jerman (57) Pesawat Patroli (56) LEBANON (55) Satelit (54) kapal latih (47) PRANCIS (45) BELANDA (41) THAILAND (36) BRAZIL (35) Philippines (35) TAIWAN (35) TIMOR TIMUR (31) VIETNAM (29) Inteligen (27) NATO (25) BRUNEI (24) Korvet (22) LIBYA (22) PAKISTAN (22) PALESTINA (21) Amerika Latin (16) KAPAL INDUK (16) English News (15) PAPUA NUGINI (15) BIN (14) ITALIA (14) VENEZUELA (14) KAMBOJA (13) ASIA (12) AFGANISTAN (11) POLANDIA (11) PT. LEN (9) Pesawat Bomber (9) Frigates (8) UKRAINE (7) Amerika Utara (6) Kapal Perusak (6) Berita Foto (5) Georgia (5) UEA (5) YAMAN (5) EGIPT (4) New Zealand (4) Pesawat Tanker (4) SRI LANKA (4) BANGLADESH (3) BULGARIA (3) YUNANI (3) HAITI (2) KAZAKHTAN (2) Polisi Militer (2) ROMANIA (2) \ (1)

    Total Pageviews

    Berita Terpopuler

    Powered by Blogger.

    Saturday, November 19, 2011 | 10:14 PM | 0 Comments

    Wapres : Industri Pertahanan Akan Gagal Kalau Terjerumus Dalam KKN

    Jakarta - Wakil Presiden Boediono mengingatkan, revitalisasi industri di bidang pertahanan jangan sampai terperangkap dan terjerumus dalam proses serta praktik korupsi, kolusi, dan nepotisme atau KKN.

    ”Jika ada KKN, apa pun yang dilakukan dalam programnya pasti akan gagal,” kata Wapres Boediono saat memberikan pembekalan di hadapan peserta Program Pendidikan Reguler Angkatan (PPRA) XLIV Lembaga Ketahanan Nasional (Lemhannas) di Istana Wapres, Jakarta, Kamis (19/8).

    Menurut Wapres, jika hal itu terjadi, program apa pun yang akan dilakukan pasti tidak akan berjalan sehingga yang akan menjadi korban adalah rakyat.

    Dalam acara itu hadir Menteri Koordinator Politik Hukum dan Keamanan Djoko Suyanto dan Gubernur Lemhannas Muladi serta 100 peserta PPRA yang berasal dari sejumlah kalangan dan negara.

    Di industri pertahanan negara maju, tambah Wapres, saat ini dikenal dengan fenomena atau sindrom military-industrial complex atau semacam persekongkolan kepentingan militer dan industri. ”Jadi, apa pun harus bersih dari KKN. Jangan sampai kita masuk dalam situasi dan fenomena persekongkolan kepentingan militer dan industri tersebut,” ujarnya.

    Boediono menambahkan, dalam industri pertahanan, yang harus disiapkan dan dijalankan adalah memperkuat industri pertahanan, menyeleksi alat pertahanan yang sesuai dengan kebutuhan dan kemampuan, serta harus menyesuaikan diri dengan program soft power atau ideologi dan visi bangsa serta program hard power, seperti teknologi dan industri.

    ”Catatan saya agar revitalisasi industri pertahanan juga berupaya untuk mewujudkan satu mata rantai dalam mendukung industri pertahanan secara sistematis,” kata Wapres.

    Korvet

    Dalam pertemuan di Istana Wapres itu juga dilakukan tanya-jawab peserta PPRA dengan Wapres dan Menko Polhukam.

    Menjawab pertanyaan peserta PPRA XLIV mengenai nasib program nasional korvet untuk TNI, yaitu pengadaan empat buah korvet—dua akan dibangun di Belanda dan dua lainnya akan dibangun di PT PAL, PT Pindad, dan PT Dirgantara Indonesia—Djoko Suyanto mengaku, program itu berhenti di tengah jalan karena ketidaksiapan BUMN strategis dan bukan dari pihak luar.

    ”Pada waktu sekitar enam tahun lalu, selain soal dana, manajemennya mungkin kebetulan juga kurang baik di PAL, Pindad, dan Dirgantara Indonesia karena situasi saat itu tengah dilanda krisis,” katanya.

    Namun, lanjut Djoko, dengan kebijakan baru satu atau dua tahun terakhir ini, program nasional korvet diharapkan bisa berlanjut mengingat kebijakan pendanaan ditetapkan dalam jangka panjang dengan dukungan perbankan nasional. ”Saya kira prosesnya akan terus dilanjutkan. Tidak hanya di PAL, Pindad, tetapi juga di Dirgantara Indonesia. Bahkan, bukan cuma korvet, melainkan juga pesawat dan senjata lainnya,” kata Djoko.

    Sumber : KOMPAS
    Readmore --> Wapres : Industri Pertahanan Akan Gagal Kalau Terjerumus Dalam KKN

    Friday, November 18, 2011 | 10:20 PM | 0 Comments

    Obama: AS Berkomitmen Mendukung Modernisasi Alutsista TNI dan Polri

    Jakarta - Pemerintah Amerika Serikat (AS) berkomitmen mendukung Indonesia menjaga stabilitas keamanan di kawasan. Yaitu dengan cara membantu percepatan modernisasi alat utama sistem senjata (Alutsista) untuk TNI dan Polri yang akan dilangsungkan secara bertahap hingga tiga tahun ke depan.

    "Kami setuju untuk kerjasama pelatihan dan dukungan kepada militer Indonesia untuk modernisasi. Ini akan membantu Indonesia menjaga stabilitas di kawasan," ujar Presiden AS, Barrack Obama.

    Hal ini disampaikannya dalam sesi keterangan pers bersama Presiden SBY seusai pertemuan bilateral AS-Indonesia. Pertemuan yang berlangsung di sela-sela KTT ASEAN+3 ini, diselenggarakan di Bali Nusa Dua Convention Center, Nusa Dua, Bali, Jumat (18/11/2011).

    Lebih lanjut Obama menyatakan bahwa pertemuannya dengan Presiden SBY petang hari ini adalah kelanjutan dari kunjungan kenegaraannya pada tahun lalu. Fokus pembicaraan tetap kepada upaya untuk meningkatkan hubungan dua negara menjadi lebih komprehensif dan strategis di segala bidang.

    "Kini kami meninjau sampai sejauh mana kemajuan yang telah berhasil dicapai. Presiden SBY tadi menyatakan tantangan pembangunan Indonesia ke depan adalah prasarana pelayanan kesehatan masyarakat," papar Obama.

    Presiden SBY di dalam keterangannya menyatakan bahwa RI-AS telah sepakat meluncurkan kemitraan komprehensif. Khusus di bidang pertahanan, peningkatan kerjasama meliputi pendidikan dan pelatihan kepada para perwira serta modernisasi alutsista.

    "Termasuk program F16 dari AS dengan upgrade yang dilaksanakan oleh Indonesia," sambung SBY.

    Isu penegakan HAM termasuk salah satu yang dibahas dalam pertemuan sore hari ini. Presiden SBY menyampaikan harapan kepada Presiden Obama agar di dalam kerangka kemitraan stragetis, dua negara yang sama-sama demokratis ini tetap menjunjung prinsip-prinsip HAM sembari menjalin kerjasama bidang ekonomi yang lebih erat.

    "Partisipasi dan kontribusi AS dalam keseluruhan ekonomi ini sangat penting dan di situlah Indonesia juga sangat berharap untuk menjadi salah satu pilar dalam kemitraan komprehensif di tahun-tahun mendatang," ujar SBY.

    Sumber : DETIK
    Readmore --> Obama: AS Berkomitmen Mendukung Modernisasi Alutsista TNI dan Polri

    Konggres Setujui DSCA Mengupgrade 24 F-16 Yang Dihibahkan Kepada Indonesia

    Washington (MIK/WDN)- Pada 16 november Konggres AS memberitahukan kepada DSCA (Defense Security Cooperation Agency) untuk menjual senjatanya kepada pemerintah Indonesia untuk meregenerasi dan mengupgrade 24 F-16 C/D blok 25 termasuk suku cadang, pelatihan dan dukungan logistik diperkirakan menghabiskan biaya sebesar $ 750 juta dollar.

    Pemerintah Indonesia telah meminta kepada DSCA untuk meregenasi dan mengupgrade 24 F-16 C/D blok 25 dengan menggunakan mesin 28 unit F100-PW-200 atau F100-PW-220E. Dan akan mengupgrade beberapa sistem dan komponen antara lain :

    LAU-129A/A Launchers,
    ALR-69 Radar Warning Receivers,
    ARC-164/186 Radios,
    Expanded Enhanced Fire Control (EEFC) atau Commercial Fire Control, atau Modular Mission Computers,
    ALQ-213 Electronic Warfare Management Systems,
    ALE-47 Countermeasures Dispenser Systems,
    Cartridge Actuated Devices/Propellant Actuated Devices (CAD/PAD),
    Situational Awareness Data Link,
    Enhance Position Location Reporting Systems (EPLRS),
    LN-260 (SPS version, non-PPS),
    dan AN/AAQ-33 SNIPER or AN/AAQ-28 LITENING Targeting Systems.

    Selain itu juga termasuk alat, dukungan alat uji, suku cadang dan perbaikan, publikasi da dokumentasi teknis, peralatan latih personel dari kontraktor AS, serta layanan teknik dukungan logistik dan unsur terkait. Biaya yang dibutuhkan mencapai $ 750 juta dollar.

    Penjualan yang diusulkan akan memberikan kontribusi dari kebijakan luar negeri dan keamanan nasional AS dengan meningkatkan keamanan kepada mitra stategis yang terus meningkat dimasa yang akan datang, kekuatan itu penting bagi kemajuan ekonomi di ASEAN.

    Indonesia menginginkan pesawat F-16 agar dapat memodernisasi armada pesawat tempur TNI AU untuk digunakan dalam patroli perbatasan Indonesia. Karena saat ini armada F-16 blok 15 TNI AU yang tidak layak lagi untuk patroli perbatasan karena pesawat F-5 yang sudah menua sehingga biaya operasional mahal. Upgrade avionik akan diberikan kepada TNI AU sangat menguntungkan karena dapat memodernisasi stuktur kekuatan serta meningkatkan penggunaan persenjataan buatan AS kepada Indonesia yang telah memiliki F-16 blok 25 dan F-5.

    Pengadaan yang diusulkan dari peralatan dan dukungan logistik tersebut tidak akan mengubah keseimbangan militer di wilayah kawasan.

    Indonesia meminta regenerasi dilakukan di pusat 309th Maintenance Wing, Hill Air Force Base, di Ogden, Utah, dan Pratt Whitney, di Hartford timur, Connecticut untuk perbaikan mesin. Dalam regenarasi tersebut tidak menggunakan syarat-syarat atau embel-embel politik.

    Dalam pengerjaan regenerasi tersebut semua dilakukan di AS.

    Sumber : DSCA
    Readmore --> Konggres Setujui DSCA Mengupgrade 24 F-16 Yang Dihibahkan Kepada Indonesia

    Mantan Komut PT DI : PTDI, Antara Mimpi dan Kenyataan

    Jakarta - Bila browsing di internet dengan mengklik PTDI, tampilan yang muncul adalah PTDI,Professional Truck Driver Institute.Padahal, yang ingin dibahas bersama di sini adalah tentang PT Dirgantara Indonesia.

    Membingungkan? Sekarang mari kita berkunjung ke website-nya PT Dirgantara Indonesia yang ternyata tertera di sana,mungkin untuk konsumsi global, PTDI dipromosikan dengan nama Indonesian Aerospace Inc. Tercatat didirikan pada 26 April 1976 bernama IPTN dengan N untuk Nurtanio dan pada 11 Oktober 1985 diubah dengan IPTN yang N-nya sudah menjadi Nusantara,serta pada 24 Agustus 2000 berubah lagi menjadi PT Dirgantara Indonesia/ Indonesian Aerospace Inc.

    Inilah pabrik pesawat terbang termegah di belahan bumi selatan yang sangat sibuk dengan kegiatan utamanya, yaitu gonta- ganti nama dan tenar dengan tagline-nya Tetuko! (sing teko ora tuku-tuku dan sing tuku ora teko-teko) Sementara itu, dalam catatan sejarah yang agak sulit untuk dihapus begitu saja, pada 1940-an Wiweko Supono, Nurtanio Pringgoadisurjo,dan Yum Soemarsono bersama dengan Tossi,Ahmad,dan kawankawan sudah merintis upaya pembuatan pesawat terbang walau terbatas pada jenis pesawat tidak bermotor.

    Berikutnya kemudian dikenal pula rintisan pesawat bermotor yang menggunakan mesin Harley Davidson dengan kode WEL-X/RI–X yang merupakan ujud dari pesawat bermesin pertama karya anak bangsa.Tahun 1954, Nurtanio membuat rancangan pesawat terbang ”Si-Kumbang”. Tidak berhenti di situ,pada 1957–1958 Nurtanio mengembangkan desain pesawat lainnya dengan nama “Belalang” dan “Si Kunang”.

    Semua dikerjakan sendiri tanpa adanya kucuran dana dari pemerintah, proyek yang hanya berlandaskan idealisme dan jiwa patriot murni dari sang prajurit udara.Kerja yang jauh dari kegiatan seremonial apalagi dengan hal yang glamor serta luxurious sifatnya. Pada tahun 1976, seluruh kegiatan yang patriotik itu distop dan hanggar eksperimen serta kawasan di sekitarnya diambil alih untuk didirikan IPTN yang megah dan meriah.

    Secara bertahap,para personel Angkatan Udara dieliminasi secara sistematis, dan puncaknya pada 1985 nama pahlawan kebanggaan Angkatan Udara yang sangat dihormati, Nurtanio, dicoret dan diganti dengan Nusantara. Berlanjut kemudian pada tahun 2000 menjadi PTDI.

    Harapan?


    Kini PTDI, di tengah kelesuan dari production line-nya, bertiup angin segar dari pemerintah. Dengan menyandang bendera industri strategis pertahanan, kelihatannya ada keinginan untuk menghidupkan ulang PTDI sebagai pabrik pesawat terbang. Proyek C-295 dan C-219 konon sudah nongkrong di depan pintu untuk digarap.

    Kabar ini tiba-tiba saja muncul sebagai pembawa “angin surga”,pengembangan industri pertahanan dalam negeri yang akan segera tampil ke pentas global. Harus diingatkan selalu bahwa keinginan yang patut dihargai sebagai langkah berani untuk kembali ke jalan yang benar ini, janganlah sampai menjadi tidak lebih dari pepesan kosong belaka.

    Sekat feodalistis telah menjadi barrier yang sangat ampuh dalam menghambat aliran informasi ke meja “Big Boss”. Ide-ide cemerlang hendaknya jangan dibiarkan melayang di atas awan. Ide-ide dengan proyek-proyek besar seyogianya dibawa untuk “down to earth” terlebih dahulu, diajak untuk melihat realita yang ada di PTDI. Realita yang selalu saja sulit untuk bisa sampai di meja kerja sang pemimpin.

    Dari kenyataan yang ada,PTDI masih berhadapan dengan begitu banyak PR yang harus diselesaikan dulu sebelum dapat diajak untuk mengerjakan proyek-proyek sekelas C-295 dan atau C-219. PR yang pertama adalah bahwa PTDI masih menghadapi masalah serius tentang keuangan bernilai lebih dari satu triliun, berkait dengan manajemen dana pensiun dari para pegawainya.

    Di samping itu, PTDI juga berhadapan dengan masalah kaderisasi SDM terutama menyangkut produktivitas dan kapabilitas perancangan yang membutuhkan waktu lama untuk dapat memenuhinya. Sebagian besar telah mencapai usia 50 tahun. Hal sangat penting lainnya adalah menyamakan persepsi tentang pabrik atau industri pesawat terbang yang tidak bisa dan atau tidak mungkin berdiri sendiri.

    Almarhum Dr Said Jenie mengatakan tentang mutlaknya dibangun tiga pilar industri penerbangan nasional di bawah asuhan pemerintah, sebagai “konduktornya”. Ketiga pilar itu adalah Angkatan Udara, Pabrik Pesawat, dan Perguruan Tinggi. Bila tidak ada long term strategic planning yang mapan serta dukungan dana yang konsisten, akan sia-sialah apa pun yang dikerjakan.

    Harus ada proyek-proyek pesawat militer jangka panjang yang dapat dikonversikan juga sebagai pesawat angkutan udara sipil yang menjadi program terpadu,lengkap dengan ditopang oleh kegiatan penelitian dan pengembangan. Karena pada hakikatnya, untuk bersaing di panggung global tanpa pijakan pasar di dalam negeri, pasti akan langsung menjadi pungguk yang merindukan sang bulan.

    Pola Kerja Sama

    Khusus untuk proyek C-295 (sebenarnya adalah merupakan pesaing dari N-250) telah mengembalikan posisi PTDI persis seperti pada waktu mengerjakan C-212.Bila tidak ada hero dari pihak ketiga, “local content” 50% tidak akan pernah bisa tercapai. Lebih-lebih (mungkin saja terjadi) data engineering-nya tidak diberikan.

    Kalau saja hal ini dipaksakan juga, peran PTDI nantinya tidak akan optimal. Memang ada pilihan lain yang lebih realistis mungkin, yaitu PTDI beralih untuk lebih banyak berkonsentrasi pada industri komponen, seperti yang selama ini dilakukan dalam konteks survival.

    Namun, harus digarisbawahi bahwa added value yang akan diperoleh sangat rendah, karena akan berperan sebagai yang sering diselorohkan sebagai “tukang obras”. Di sini hanya dibutuhkan tenaga STM dan politeknik saja. Tidak dibutuhkan para sarjana. Nah, itulah semua apa adanya di PTDI, sebuah pabrik pesawat yang tengah kehilangan nyawanya, kehilangan spiritnya sebagai akibat dari antara lain,melenyapkan nama besar

    Nurtanio sebagai perintis industri penerbangan di Indonesia. Sebuah ironi dari balada industri pesawat terbang yang didirikan dengan pendekatan kekuasaan belaka. Menggunakan kawasan orang lain dengan sekaligus menghapus sejarah dan nama besar pemiliknya.

    Masih besar harapan untuk bangkit kembali, dengan syarat menyelesaikan terlebih dahulu beberapa PR yang kini tengah dihadapi sebelum bergulir dengan proyek-proyek besar seperti C-295 dan atau C-219.

    Mudah-mudahan, kebanggaan Indonesia tidak berhenti hanya kepada para SDM-nya yang kini berkiprah di hampir seluruh pabrik pesawat di muka bumi ini,Insya Allah. CHAPPY HAKIM Komisaris Utama PTDI 2002–2005, Chairman CSE Aviation.

    Sumber : SINDO
    Readmore --> Mantan Komut PT DI : PTDI, Antara Mimpi dan Kenyataan

    Thursday, November 17, 2011 | 11:15 AM | 0 Comments

    Dirut Teknologi PT DI : Transfer Teknologi Alutsista Bekas Sulit Terwujud

    Jakarta - Pembelian alat utama sistem senjata (alutsista) bekas pakai negara lain akan memberikan manfaat bagi industri pertahanan dalam negeri apabila alat itu dijadikan bahan penelitian dan praktik.

    Sebab,transfer of technology (ToT) lewat pembelian alutsista bekas sangat sulit diharapkan. Saat ini pemerintah sedang mengkaji rencana pembelian alutsista bekas negara-negara Eropa,di antaranya helikopter Apache.Padahal,dalam waktu bersamaan PT Dirgantara Indonesia juga sedang melakukan riset pembuatan helikopter, pengembangan dari jenis helikopter terdahulu.

    Direktur Teknologi PT Dirgantara Indonesia Dita Ardoni Jafri mengungkapkan, pembelian helikopter baru saja sulit untuk mendapatkan ToT secara utuh, apalagi bekas.“ToT tidak bisa kita minta,tapi harus direbut.Saya tidak pernah percaya ada ToT. Mungkin memang ada, tapi itu sifatnya ke personel yang ikut pembuatan,” ujarnya kemarin.

    Saat ini,PT DI sedang dalam proses riset pembuatan helikopter dengan mengembangkan helikopter jenis lama. Proyek rekayasa helikopter ini bekerja sama dengan Lapan. Namun, kendalanya tidak ada beberapa komponen helikopter yang dibutuhkan, yakni mesin,girboks, dan komponen dinamik.

    Ketiga jenis komponen itu belum dapat diproduksi di dalam negeri sehingga harus mencari dari helikopter bekas jenis BO untuk selanjutnya dikembangkan ke dalam pembuatan helikopter jenis baru. Pengembangan itu memang bukan untuk helikopter serbu sebagaimana Apache karena PT DI belum memiliki chip-nya.

    Namun proyek ini bisa menjadi rintisan karena komponen semua jenis helikopter relatif sama, kecuali kemampuan manuver dan avioniknya. “Sebenarnya asal ada pesanan yang tinggi,kita bisa karena pesanan yang tinggi itu otomatis mendorong kreativitas terus berkembang,”sebut Dita.

    Dia melanjutkan, di beberapa negara seperti China, untuk membangun industri pertahanan dalam negerinya mereka rela “merusak” alutsista yang dibeli guna dipelajari di dalam negeri.Hal ini didukung dengan kebijakan pemerintahnya yang bersedia memesan dalam jumlah banyak meski itu baru proses belajar.

    Rencana pembelian helikopter bekas oleh pemerintah ini di satu sisi bisa menguntungkan industri dirgantara.“Sebagai produsen, kita senang karena beli bekas itu artinya usia pakai lebih cepat rusak,”sebut dia. Wakil Ketua Komisi I DPR Tubagus Hasanuddin menuturkan, pembelian alutsista bekas juga tidak sesuai dengan rencana awal pemerintah untuk membangun industri pertahanan dalam negeri.

    “PT DI kan sekarang juga sedang mengembangkan pembuatan helikopter, tapi malah akan membeli bekas dari luar negeri,” ungkapnya. Alutsista bekas juga merugikan karena memiliki usia pakai yang lebih pendek dan kesulitan mendapatkan suku cadang serta amunisi. Selain itu, alutsista bekas juga belum tentu cocok dengan kondisi geografis Indonesia, kecuali helikopter.

    “Kita lihat F-16 yang katanya hibah, tapi ternyata harus keluar duit USD700 juta. Jadi, dihitung-hitung tetap mahal juga,”imbuhnya. Sebelumnya,Menteri Pertahanan Purnomo Yusgiantoro menegaskan,pemerintah mendorong agar setiap pembelian alutsista impor dilakukan dengan sistem government to government (G to G) sehingga akan didapat garansi yang lebih banyak untuk dapat memanfaatkan senjata itu dengan baik.

    Pemerintah juga menolak membeli jika disertai persyaratan tertentu yang bakal menyulitkan di kemudian hari, misalnya membuka peluang ancaman embargo.Belajar dari pengalaman masa lalu, pemerintah pernah membeli alutsita yang ternyata barang itu tidak bisa digunakan.

    “Belajar dari situ, kita sekarang tidak mau lagi melakukan pembelian, misalkan ada persyaratanpersyaratan yang menyulitkan kita.Itu clear,”ujarnya.

    Sumber : Seputar Indonesia
    Readmore --> Dirut Teknologi PT DI : Transfer Teknologi Alutsista Bekas Sulit Terwujud

    Wednesday, November 16, 2011 | 4:52 PM | 1 Comments

    Menkopolhukam : ASEAN Akan Kembangkan Industri Pertahanan Bersama

    Nusa Dua - ASEAN mempertimbangkan untuk mengembangkan kerjasama industri pertahanan bersama. Inisiatif tersebut telah disepakati dalam pertemuan ke-6 Dewan Komunitas Politik dan Keamanan ASEAN, dalam rangkaian KTT ASEAN 19 di Nusa Dua, Bali, Rabu (16/11).

    Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum dan Keamanan RI Djoko Suyanto menjelaskan saat ini kerjasama industry pertahanan di negara ASEAN telah berjalan. Hanya saja, masih sebatas bilateral. Namun, dalam pembahasan yang dilakukan hari ini, juga dirumuskan peluang kerjasama industry perthanan dalam konteks multilateral.

    “Menyepakati inisiatif untuk mengembangkan kolaborasi industri pertahanan bersama,” ujarnya dalam konferensi pers KTT ASEAN 19, di Nusa Dua, Bali, Rabu (16/11).

    Sumber : Pikiran Rakyat
    Readmore --> Menkopolhukam : ASEAN Akan Kembangkan Industri Pertahanan Bersama

    KSAU : TNI-AU Prioritaskan Pemantaun Udara Di Indonesia Timur

    Jakarta - Kepala Staf Angkatan Udara (KSAU), Marsekal TNI Imam Sufaat, menegaskan, TNI AU memprioritaskan pemantauan wilayah udara di Indonesia bagian timur guna memperkuat sistem pertahanan udara.

    "Pemantauan wilayah udara di bagian timur Indonesia akan ter"cover" seluruhnya setelah beroperasinya satuan radar 245 di Saumlaki Maluku serta satuan radar 243 di Timika Papua," kata KSAU saat memberi arahan pada upacara peresmian beroperasinya satuan radar 245 di Saumlaki, Kabupaten Maluku Tenggara Barat, Maluku, Selasa.

    Upacara tersebut dihadiri para pejabat di jajaran TNI AU serta Bupati Maluku Tenggara Barat beserta muspida.

    Menurut dia, pembangunan satuan radar 245 Saumlaki ini merupakan wujud dari program strategis untuk meng"cover" situasi dan kondisi serta kerawanan wilayah udara bagian timur Indonesia terhadap pelanggaran udara.

    KSAU menjelaskan, radius jangkau satuan radar di Saumlaki sejauh 240 mil laut ini akan "over lapping" dengan dengan satuan radar 241 di Beraun Nusa Tenggara Timur (NTT) serta dengan satuan radar 243 di Timika Papua.

    "Satuan radar 241 di Beraun sudah beroperasi sejak, sedangkan satuan radar 243 di Timika dijadwalkan akan mulai beroperasi pada Februari 2012," katanya.

    Setelah beroperasinya satuan radar di Saumlaki dan Timika, dia berharap seluruh wilayah udara di Indonesia bagian timur-selatan dapat ter"cover" oleh satuan-satuan radar yang saling "over lapping", yakni satuan radar 244 Merauke, satuan radar 243 Timika, satuan radar 245 Saumlaki, serta satuan radar 243 Beraun.

    Dengan beroperasinya satuan radar 245 di Saumlaki, kata dia, maka gelar Komando Sektor Pertahanan Udara Nasional (Kosek Hanudnas) IV di wilayah Indonesia bagian timur terus dapat diwujudkan karena di wilayah ini terdapat sejumlah obyek vital nasional serta jalur penerbangan internasional.

    Pada kesempatan tersebut, KSAU menjelaskan, beroperasinya satuan radar 345 Saumlaki merupakan rangkaian dari sistem pertahanan udara nasional yang dilaksanakan secara terencana, bertahap, berkelanjutan, dan saling terkait dengan sistem pertahanan udara di seluruh wilayah Indonesia.

    "Dioperasikannya radar di sejumlah lokasi di wilayah Indonesia, guna tercapainya penguasaan dan pengendalian ruang udara nasional melalui operasi pertahanan udara berupa deteksi, identifikasi, penindakan, sekaligus menetralisir ancaman," katanya.

    KSAU menambahkan, jika melihat dari kondisi kemampuan, kekuatan dan gelar radar, TNI AU dihadapkan pada luasnya wilayah udara nasional Indonesia, sehingga belum sepenuhnya mampu memenuhi kebutuhan yang diharapkan.

    Hal ini, kata dia, karena masih terbatasnya jumlah radar yang dimiliki untuk mengcover seluruh wilayah udara nasional serta usia radar aktif yang relatif tua.

    Dengan keterbatasan tersebut, menurut KSAU, maka pelaksanaan tugas pengamatan dan pemantauan seluruh obyek yang bermanuver di wilayah udar Indonesia, belum dapat dilaksankan secara maksimal.

    KSAU juga mengakui, pembangunan satuan radar di wilayah timur Indonesia agak terlambat dibandingkan dengan wilayah barat dan wilayah tengah Indonesia, karena keterbatasan anggaran TNI AU.

    Namun, kata dia, TNI AU bertekad bisa secepatnya membangun satuan radar di seluruh wilayah Indonesia terutama di wilayah timur Indonesia.

    Dia berharap pertumbuhan ekonomi Indonesia terus meningkat atau minimal stabil seperti saat ini yakni 6,4 persen, sehingga anggaran untuk TNI juga bisa lebih baik guna lebih mengoptimalkan sistem pertahanan seperti satuan radar.

    Pada kesempatan tersebut, KSAU Marsekal TNI Imam Sufaat beserta pejabat di jajaran TNI AU juga meninjau operasional satuan radar 245 Saumlaki.

    Sumber : ANTARA
    Readmore --> KSAU : TNI-AU Prioritaskan Pemantaun Udara Di Indonesia Timur

    Menhan Menegaskan Pembelian Alutsista Bekas Tidak Menggunakan Syarat Tertentu

    Jakarta - Rencana pembelian alat utama sistem senjata (alutsista) bekas dari negara-negara Eropa dinilai tidak memberikan nilai tambah bagi kebangkitan industri pertahanan, bahkan rentan terhadap embargo.

    Wakil Ketua Komisi I DPR Tubagus Hasanuddin mengatakan, dalam konsep pengadaan alutsista untuk mencapai target minimum essential force (MEF), pengadaan dari luar negeri harus melibatkan industri pertahanan dalam negeri.Dengan demikian terjadi proses transfer of technology (ToT) yang membantu proses kemandirian industri pertahanan atau setidaknya bisa dilakukan off-set.

    Namun hal itu tidak akan terjadi jika pembelian dilakukan terhadap barang bekas pakai negara lain. ”Selain itu juga rawan terhadap embargo. Kita tidak tahu perlengkapan itu seperti apa sesudahnya,misalnya untuk membeli amunisi apakah kita masih bisa beli dari produsennya?” katanya kemarin.

    Pembelian alutsista bekas juga merugikan dari aspek perawatan. Sebab, perjanjian pembelian dilakukan bukan dengan produsennya langsung sehingga untuk perawatan maupun suku cadang akan lebih mahal. Dengan begitu pembelian alutsista bekas dianggap hanya akan membuang-buang anggaran. ”Tidak ada nilai tambah bagi industri pertahanan dalam negeri, jadi kita rugi,”tandasnya.

    Menteri Pertahanan Purnomo Yusgiantoro menegaskan, pemerintah mendorong agar setiap pembelian alutsista impor dilakukan dengan sistem government to government (G to G) sehingga akan didapat garansi yang lebih banyak untuk dapat memanfaatkan senjata itu dengan baik. Pemerintah juga menolak membeli jika disertai persyaratan tertentu yang bakal menyulitkan di kemudian hari, misalnya membuka peluang ancaman embargo.

    Belajar dari pengalaman masa lalu,pemerintah pernah membeli alutsita yang ternyata itu tidak bisa digunakan. ”Dari belajar itu, kita sekarang tidak mau lagi melakukan pembelian,misalkan ada persyaratan-persyaratan yang menyulitkan kita. Itu clear,”ujar Purnomo. Dia menuturkan,saat ini pemerintah sedang mengkaji rencana pembelian alutsista bekas dan baru dari Eropa dan Amerika Serikat.

    Hal ini membuat daftar rencana pengadaan alutsista dalam program MEF TNI mengalami perubahan. Purnomo menyebut beberapa jenis alutsista yang diincar adalah main battle tank dan helikopter.Namun,semua rencana pengadaan dari Eropa ini masih dalam proses pembahasan meski telah disampaikan dalam sidang kabinet.

    ”Bapak Presiden memberikan waktu sekitar dua minggu,” kata mantan Menteri ESDM itu. Walaupun ada perubahan rencana, hal itu tidak boleh melebihi pagu alokasi USD6,5 miliar sehingga jika memang akan ada penambahan daftar baru pembelian, hal itu harus disesuaikan dengan prioritas kebutuhan.”Jadi ada beberapa yang dikurangi, ada beberapa yang ditambahkan,”imbuhnya.

    Pengamat militer dari Universitas Indonesia Andi Widjajanto sebelumnya menilai pembelian alutsista bekas merupakan strategi transisi pemerintah sebelum mencapai kemandirian industri alutsista. Menurut dia,pemerintah sudah memiliki desain ideal dalam pengadaan alutsista di masa mendatang.

    Pembelian alutsista bekas saat ini merupakan pilihan yang paling rasional jika berdasarkan pada kecepatan proses.Sebab, untuk membeli alutsista baru membutuhkan waktu hingga bertahun-tahun.Untuk pesawat tempur, misalnya, baru dibuat 2016–2017 dan kapal perang pada 2033. ”Tidak ada pilihan kalau mau (produk) masuk pada masa (Presiden) SBY, kecuali pasar bekas,”ujarnya.

    Untuk produk bekas, Andi menyebut saat ini hanya ada tiga konsorsium senjata yang teknologinya masih sesuai dengan sekarang, yakni Amerika Serikat,Eropa Barat,dan Rusia. Pemerintah harus selektif karena mayoritas negara-negara itu tidak mengikutkan klausul ToT dalam penjualan produknya sehingga hal ini tidak menguntungkan bagi upaya pembangunan kemandirian industri alutsista dalam negeri.

    Sumber : Seputar Indonesia
    Readmore --> Menhan Menegaskan Pembelian Alutsista Bekas Tidak Menggunakan Syarat Tertentu

    Kostrad Kirim Tim Investigasi Untuk Meninjau Jalur Latihan

    Jakarta - Komando Cadangan Strategis TNI Angkatan Darat (Kostrad) telah menerjunkan tim investigasi untuk menguak penyebab kecelakaan tank Scorpion dalam latihan pertempuran di Dusun Ngrancang, Desa Bleberan, Kecamatan Playen, Gunungkidul, DI Yogyakarta, Senin (14/11).

    Penyelidikan di antaranya mencakup jalur latihan, kemungkinan human error, juga kondisi tank. Kepala Penerangan Kostrad Letnan Kolonel Kav A Sitompul mengatakan, tim investigasi akan mengumpulkan data- data di lapangan. penyelidikan itu diharapkan dapat mengungkap insiden tergulingnya tank Scorpion yang menewaskan prajurit Batalyon Kavaleri 8/2 Kostrad, Praka Lukman Hakim, dan melukai Serda Sugiyarto dan Pratu Nasbi.“ Sesegera mungkin hasil investigasi kami sampaikan.

    Hasil investigasi harus kami sampaikan secara utuh,” kata Sitompul di Jakarta kemarin. Dia menjelaskan,tim investigasi juga akan melihat sejauh mana dampak dari latihan ini terhadap masyarakat. ”Akan ada investigasi setiap kerugian warga yang ditimbulkan akibat kegiatan militer ini,”ujar dia.

    Perwira menengah ini menegaskan, pemilihan kawasan Wonosari di Gunungkidul, Yogyakarta sebagai lokasi latihan tempur telah berdasarkan hasil peninjauan oleh staf operasi divisi. Di antara kriteria lokasi adalah tidak boleh merugikan masyarakat. “Kalau ada permukiman sehingga tidak memungkinkan latihan digelar, tidak dilakukan (latihan),” sebutnya.

    Latihan tank tersebut merupakan rangkaian dari jenis latihan lainnya. Latihan bersama Batalyon Tim Pertempuran (BTP) ini digelar melibatkan prajurit dari batalyon kavaleri dan infanteri.Sejauh ini proses evaluasi juga telah dilakukan secara harian dan pada akhir kegiatan dilakukan evaluasi. Sitompul menyatakan bahwa latihan tempur itu akan terus berlangsung hingga akhir. P

    antauan di lapangan kemarin, latihan militer yang diselenggarakan sejak 11 November tersebut untuk sementara dihentikan. Belasan tank Scorpion buatan Inggris terlihat terparkir di salah satu sudut area posko latihan di Kompleks LanudGadingPlayen.” Kamitidak bisa memberikan keterangan mengenai kecelakaan tersebut,” ucap seorang pelatih dalam latihan tempur tersebut, Lettu Dimas BP,kemarin.

    Dia beralasan,insiden dalam latihan tempur itu berkaitan dengan rahasia negara sehingga tidak bisa begitu saja diungkap ke publik. ”Peralatan kita ini alutsita (alat utama sistem senjata). Jadi memang harus kita rahasiakan benar,apa yang kita miliki dan mengapa sampai terjadi insiden seperti kemarin,” kata dia.

    Disinggung mengenai lokasi tergulingnya tank, Dimas menegaskan tempat kecelakaan masih dalam peta areal latihan.”Semua berada di jalur kok, tidak menyimpang sesuai dengan peta latihan kami,” kata dia. Wakil Ketua Komisi I DPR Tubagus Hasanuddin menilai, kecelakaan tank Scorpion tersebut merupakan kejadian biasa karena risiko selalu menyertai dalam setiap latihan militer.

    Karena itu,tiap peserta harus mengikuti setiap prosedur latihan yang ada. “Kecelakaan menunjukkan perencanaan kurang baik. Jika terjadi dalam latihan, saya kira perwira operasi harus diperiksa,” katanya.

    Sumber : Seputar Indonesia
    Readmore --> Kostrad Kirim Tim Investigasi Untuk Meninjau Jalur Latihan

    Tuesday, November 15, 2011 | 10:09 PM | 0 Comments

    KSAL : Tahun Depan, Korp Marinir TNI AL Kedatangan 34 BMP 3F

    Surabaya - Korps Marinir akan memiliki divisi baru yakni Divisi III Sorong-Papua pada tahun 2012 untuk melengkapi Divisi I (Pasmar-1) di Surabaya dan Divisi II (Pasmar-2) di Jakarta.

    "Embrionya sudah lama ada di Sorong, yakni satu batalyon di Papua, tapi nantinya akan ditingkatkan menjadi brigade dan akhirnya divisi," kata KSAL Laksamana TNI Soeparno di Surabaya, Selasa.

    Ia mengemukakan hal itu setelah memimpin upacara HUT ke-66 Korps Marinir di Lapangan Tembak Lettu Anumerta FX Supramono, Kesatrian Marinir Karangpilang, Surabaya.

    Didampingi Komandan Pasmar-1 Brigjen TNI (Mar) A Fariz Washington dan Komandan Pasmar-2 Brigjen TNI (Mar) Sturman Panjaitan, ia menjelaskan penataan itu akan mendorong adanya tiga divisi yakni Divisi I di Jakarta, Divisi II di Surabaya, dan Divisi III di Sorong-Papua.

    "Jadi, pengamanan kawasan perbatasan Indonesia dengan negara lain tidak akan ditambah, karena sudah dianggap cukup. Apalagi Marinir memang bukan untuk pengamanan perbatasan laut," ucapnya.

    Selain itu, Korps Marinir juga akan menambah tank BMP-3 F sebanyak 54 unit tank dengan 34 tank baru akan direalisasikan pada tahun 2012, sedangkan sisanya menyusul.

    "Ke-54 tank baru itu akan ditempatkan di wilayah barat dan timur dengan sebagian tank merupakan produksi dalam negeri. Yang jelas, kalau alat tempur kita bisa dibuat di dalam negeri, ya kita beli di sini," ujarnya.

    Kendati demikian, menurut KSAL, Korps Marinir itu bukan pasukan "ecek-ecek" (sepele). "Anda bisa lihat sendiri kesiapan personel dan materiil dari Divisi Infanteri 1 dan 2 dengan seluruh alat tempurnya yang didatangkan ke sini pada HUT ke-66 Koprs Marinir," katanya.

    Upacara HUT ke-66 Korps Marinir yang diikuti 6.155 prajurit itu dimeriahkan dengn atraksi dari 12 tank PT-76 buatan Rusia yang dipakai dalam Pertempuran Trikora pada tahun 1960-an, tiga pucuk Launcher RPG yang pernah dipakai di Aceh dan Timtim, sekaligus demonstrasi terjun statik oleh 60 peterjun dan terjun "Freefall" oleh 11 peterjun yang turun secara bersamaan (bertumpukan).

    Sebelumnya (14/11), istri Komandan Korps Marinir yang juga Ketua Gabungan Jalasenastri Korps Marinir, Ny Nita Alfan Baharudin, merayakan HUT Korps Marinir dengan mengunjungi anggota Marinir Wilayah Timur yang dirawat di Rumah Sakit Marinir, Gunungsari, Surabaya.

    Sumber : ANTARA
    Readmore --> KSAL : Tahun Depan, Korp Marinir TNI AL Kedatangan 34 BMP 3F

    Dubes Australia Dan Kemhan Bahas Pesawat Hercules Dan Pangkalan Militer AS Di Australia

    Jakarta – Sekretaris Jenderal Kementerian Pertahanan RI, Marsdya TNI Eris Herryanto, Selasa ( 15/11) menerima kunjungan Dubes Australia untuk Indonesia, Greg Moriarty di Kantor Kemhan, Jakarta. Maksud dari kunjungan Dubes Australia tersebut untuk membahas perkembangan hubungan diplomasi bidang pertahanan kedua negara.

    Selain itu juga dibicarakan Updates Pesawat Hercules C-130 dan tentang isu kedatangan Militer Amerika ke Australia.

    Turut mendampingi Sekjen Kemhan dalam pertemuan tersebut, Dirjen Strahan Kemhan, Mayjen TNI Puguh Santoso.

    Sumber : DMC
    Readmore --> Dubes Australia Dan Kemhan Bahas Pesawat Hercules Dan Pangkalan Militer AS Di Australia

    KSAU Resmikan Satuan Radar Baru Di Saumlaki, Maluku

    Ambon - Kepala Staf Angkatan Udara (KSAU) Marsekal TNI Imam Sufaat akan meresmikan satuan radar 245 di Saumlaki, Maluku, Selasa (15/11), guna memperkuat sistem pertahanan di wilayah timur Indonesia.

    "Radar ini adalah sarana pemantauan udara yakni suatu sistem dari Kohanudnas (Komando pertahanan udara nasional) yang termonitor dari Jakarta," kata Imam Sufaat di Ambon, Senin malam.

    KSAU menjelaskan, dengan beroperasinya satuan radar maka dapat melakukan pemantauan pesawat tempur, peluru kendali, pesawat komersial, maupun pemantauan lainnya seperti penangkapan ikan di laut.

    Ia mencontohkan, dengan beroperasinya radar maka kecelakaan pesawat bisa segera termonitor lokasinya.

    Satuan radar 245 di Saumlaki yang akan diresmikan pada Selasa (15/11), menurut dia, adalah satuan radar ke 18 dari target 32 satuan radar di seluruh wilayah Indonesia.

    Menurut dia, setelah satuan radar 245 di Saumlaki, berikutnya juga akan segera diresmikan satuan radar di Timika, Papua, yang direncanakan pada Februari 2011, kemudian selanjutnya di Jayapura, Morowali, dan Kalimantan.

    Sedangkan sebelumnya, kata dia, juga telah diresmikan beroperasinya satuan radar di Merauke, Papua.

    Satuan radar lainnya yang telah beroperasi di wilayah timur Indonesia, menurut dia, adalah di Kupang Nusa Tenggara Timur serta di Biak, Papua.

    "Jika satuan radar di Saumlaki dan Timika sudah resmi beroperasi maka tidak semakin menguatkan sistem pertahanan udara di wilayah Timur Indonesia. Tidak ada lagi blank spot karena seluruh wilayah timur Indonesia sudah tercover," katanya.

    Pada kesempatan tersebut, KSAU mengakui, pembangunan satuan radar di wilayah timur Indonesia agak terlambat dibandingkan dengan wilayah barat dan wilayah tengah Indonesia, karena keterbatasan anggaran TNI AU.

    Namun TNI AU, kata dia, bertekad bisa secepatnya membangun satuan radar di seluruh wilayah Indonesia terutama di wilayah timur Indonesia.

    Dia berharap pertumbuhan ekonomi Indonesia terus meningkat atau minimal stabil seperti saat ini yakni 6,4 persen, sehingga anggaran untuk TNI juga bisa lebih baik, guna lebih mengoptimalkan sistem pertahanan seperti satuan radar.

    Dalam rangkaian kegiatan peresmian satuan radar 245 di Saumlaki, Maluku, pada Selasa (15/11), sebelumnya KSAU juga menyempatkan diri melakukan kunjungan ke Landasan Udara Hasanuddin di Makassar Selawesi Selatan serta Landasan Udara Pattimura berikut mess prajurit TNI AU di Ambon Maluku, pada Senin.

    Sumber : DEPHAN
    Readmore --> KSAU Resmikan Satuan Radar Baru Di Saumlaki, Maluku

    Tank Scorpion Terguling, Dua Prajurit Luka-luka Dan Satu Tewas

    Prajurit Kostrad berupaya mengevakuasi tank Scorpion yang terperosok di pekarangan rumah warga di Gunungkidul, kemarin.

    Gunung Kidul
    – Latihan militer yang digelar Batalyon Kavaleri (Yon Kav) 8/2 Kostrad di Dusun Ngrancang, Bleberan, Playen, Gunungkidul, Yogyakarta, kemarin menelan korban jiwa.

    Praka Lukman Hakim tewas saat tank Scorpion yang ditumpanginya terguling di pekarangan milik Sueb, warga dusun setempat. Insiden ini juga menyebabkan dua prajurit terluka. Serda Sugiyarto dan Pratu Nasbi hingga kini masih dirawat di Rumah Sakit (RS) Nurrohmah dan RSUD Wonosari karena luka di bagian kepala.

    Seorang warga, Giyo,menuturkan, warga semula hanya mendengar suara gemuruh tank yang lewat jalan dusun sekitar pukul 04.00 WIB.Tiba-tiba terdengar teriakan dari salah satu tank.Warga mengira suara itu bagian dari tentara yang sedang latihan.”Namun,mereka terus berteriak keras dan minta tolong,”ucap Giyo kemarin.

    Warga dibantu anggota Yonkav 8/2 Kostrad kemudian mengevakuasi korban ke rumah Thoib, warga setempat. Lukman yang menderita luka parah akhirnya mengembuskan napas terakhir. Dari hasil pemeriksaan medis diketahui bahwa prajurit tamtama tersebut diketahui mengalami patah tulang di kedua tangan dan luka sobek di kepala bagian belakang.Senjata yang dibawa korban juga patah menjadi dua.

    Tim Detasemen Polisi Militer (Denpom) IV/ II Yogyakarta yang dipimpin Kapten Sugeng Budi HJ tersebut mengaku belum dapat menyimpulkan penyebab kecelakaan. ”Kami baru sebatas melakukan pengecekan di lapangan, masih dilakukan pemeriksaan,” kilah Sugeng kemarin.

    Informasi yang dihimpun di lapangan menyebutkan,latihan perang ini digelar sejak 11 November dan direncanakan berakhir pada 24 November.

    Sumber : SINDO
    Readmore --> Tank Scorpion Terguling, Dua Prajurit Luka-luka Dan Satu Tewas

    Monday, November 14, 2011 | 9:12 AM | 0 Comments

    Komisi I : Kami Prihatin TNI Masih Memakai Transportasi Buatan 45

    Jakarta - Hingga saat ini, sebagian anggota TNI masih menggunakan senjata peninggalan perang kemerdekaan buatan tahun 1945.

    Begitu pula dengan kendaraan operasional seperti jeep, truk, dan bus, dan sepeda motor untuk operasional, masih dibawah jumlah standard dan dengan kondisi yang sudah tua. Belum lagi bicara tentang kondisi rumah dinas prajurit yang banyak sudah tidak layak huni lagi.

    Ketua Komisi I DPR RI Mahfudz Siddiq, Senin (14/11/2011), menyatakan, dari kunjungan masa resesnya, dia menyempatkan berkunjung ke markas Korem 063/Sunan Gunung Jati (SGJ) Cirebon. Dia disambut langsung oleh Danrem 063 Kol. Ali Sanjaya bersama kepala kodim sewilayah korem 063 yang meliputi Karawang, Purwakarta, Subang, Indramayu, Kota dan Kab Cirebon, serta Kuningan dan Majalengka.

    Menurut pemaparannya, Danrem menyatakan bahwa luasnya wilayah kerja korem 063 SGJ ini belum I dukung oleh sarana dan prasarana operasional yang memadai. Dari sejumlah senjata yang dimiliki, sebagiannya adalah peninggalan perang kemerdekaan buatan tahun 1945.

    Karena itu, Danrem berharap agar kondisi ini mendapat perhatian yang serius dari DPR dan tentunya pemerintah.

    Mahfudz mengaku prihatin dengan kondisi tersebut dan menyatakan akan menyampaikan aspirasi tersebut dalam rapat kerja dengan kemhan dan panglima TNI.

    Meski demikian, Mahfudz juga menyampaikan kekaguman dan rasa hormat serta bangganya kepada setiap prajurit TNI, karena tetap menjalankan tugas mengamankan bangsa ini dengan dedikasi yang tinggi. "Jangan sampai prajurit TNI mogok kerja karena menuntut perbaikan fasilitas dan penunjang kerja, bisa bahaya negara ini," ujar Mahfudz Siddiq.

    Sumber : KOMPAS
    Readmore --> Komisi I : Kami Prihatin TNI Masih Memakai Transportasi Buatan 45

    TNI Kerahkan Alutsistanya Untuk Mengamankan KTT ASEAN

    Ilustrasi

    Jakarta – Pemerintah Indonesia mengerahkan 15.000 personel TNI dan Polri yang dilengkapi dengan alat utama sistem senjata (alutsista) terbaru untuk mengamankan pelaksanaan KTT Ke-19 ASEAN di Nusa Dua, Bali

    Alutsista itu antara lain 16 panser ANOA, 6 helikopter jenis Mi-17,Mi-35,Bell-412,dan Puma, 1 pesawat tempur F-16 Fighting Falcon, 3 kapal perang, 3 sea rider,dan 1 baterai rudal Batalion Arhanud sembilan pucuk. Semuanya disiagakan untuk mengamankan seluruh rangkaian KTT ASEAN 13–19 November 2011 yang dihadiri 18 kepala negara dan pemerintahan.

    TNI bersama Polri memantapkan koordinasi pengamanan pelaksanaan KTT Ke-19 ASEAN dan KTT VI Asia Timur melalui latihan gabungan sesuai dengan kapasitas, peran, dan fungsi masing-masing. Latihan ini digelar di tengah berlangsungnya pertemuan para pejabat tinggi 10 negara anggota ASEAN yang dimulai kemarin.

    Kepala Staf Umum TNI Letjen TNI Suryo Prabowo kemarin siang mengecek langsung kesiapan pengamanan KTT ASEAN di atas KRI Banda Aceh di Pelabuhan Benoa,Denpasar. Di atas kapal buatan PT PAL Indonesia itu, Prabowo memberikan arahan kepada Danguspurlatim Laksamana Pertama TNI Sulaiman Banjarnahor, Pangdam IX/Udayana Mayjen TNI Leonard, dan Kapolda Bali Irjen Pol Totoy Herawan Indra.

    Kasum meminta personel tentara berseragam ditempatkan di lokasi strategis di sekitar tempat penyelenggaran KTT ASEAN ke-19 dan KTT terkait di Nusa Dua pada 16-19 November 2011. “Di titik-titik itu harus ditempatkan tentara biar orang di situ tahu ada tentara sehingga orang yang mau berbuat macam macam bisa diantisipasi,” ujar Prabowo.

    Sementara itu, pertemuan hari pertama pejabat senior (SOM) ASEAN di Nusa Dua, Bali, kemarin membahas usulan Thailand tentang penanganan banjir dan “kode etik prilaku” para pihak yang terlibat dalam masalah Laut China Selatan. Seiring upaya para pemimpin ASEAN memperkuat semangat satu ASEAN di tingkat rakyat se-kawasan Asia Tenggara ini, sejumlah kegiatan seni-budaya dan festival makanan pun digelar di sejumlah lokasi di Pulau Dewata ini.

    Di Discovery Shopping Mall,Jalan Kartika Plaza,Kuta, misalnya, digelar festival kedua makanan plus ASEAN. Kendati hujan sempat mengguyur daerah Kuta dan sekitarnya, festival kuliner yang menyuguhkan aneka makanan khas 10 negara anggota ASEAN dipenuhi pengunjung.

    Di tempat yang sama, peyanyi kondang asal Filipina Maribeth dan Ruvva Band dari Kamboja naik panggung menghibur para pengunjung Festival kedua Pertukaran Budaya Pemuda ASEAN Plus (APYCEF) dan Festival Musik Cadas Pantai 2011.

    Terkait dengan substansi SOM, pada pertemuan hari pertama mereka,para pejabat senior Indonesia, Brunei Darussalam, Singapura, Malaysia, Filipina, Thailand, Kamboja, Laos, Myanmar dan Vietnam membahas kemungkinan membuat semacam pernyataan bersama terkait penanganan banjir untuk mengantisipasi kemungkinan terburuk seperti yang dialami Thailand.

    “Usul pembuatan pernyataan bersama penanganan banjir disampaikan Thailand, dan disepakati untuk dibahas lebih lanjut di tingkat menteri,” kata Direktur Politik dan Keamanan ASEAN Kementerian Luar Negeri Ade Padmo Sarwono. Dalam penjelasannya kepada pers usai mengikuti “ASEAN Senior Official Preparatory Meeting” yang berlangsung di Bali Nusa Dua Convention Center (BNDCC) itu,Ade mengatakan, usul pembuatan pernyataan bersama penanganan banjir tersebut didasarkan pada pengalaman Thailand menghadapi bencana banjir.

    Usul tersebut disikapi dengan baik oleh semua delegasi ASEAN. Thailand mengalami bencana banjir sejak Juli 2011 dan hingga saat ini belum sepenuhnya reda yang mengakibatkan gagal panen di hampir sekitar 72% kawasan pertanian negara itu.

    Sumber : Sindo
    Readmore --> TNI Kerahkan Alutsistanya Untuk Mengamankan KTT ASEAN

    Menteri BUMN : Saya Paling Benci Dengan PT PAL

    Jakarta - Menteri Negara BUMN Dahlan Iskan, mengaku paling membenci PT PAL Indonesia, karena selain kinerja dan prestasinya buruk, juga dikarenakan tahun ini perseroan milik negara tersebut mengalami kerugian sebesar Rp1 triliun.

    Curahan hati Dahlan, diungkapkan saat menghadiri syukuran peresmian Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP) Ulumbu di Kantor Bupati Manggarai, Nusa Tenggara Timur, Jumat (11/11) malam.

    Menurut Dahlan, ia telah menyampaikan masalah PT PAL Indonesia ini dalam rapat kebinet terbatas bersama Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, dan ke depan perusahaan itu tidak lagi mengerjakan proyek proyek besar. “PT PAL cukup membuat kapal milik TNI Angkatan Laut, kemudian merawat dan memelihara. Perusahaan ini tidak boleh usaha macam macam,” lanjut Dahlan.

    Kekecewaan mantan Dirut PLN atas PT PAL Indonesia bukan tanpa alasan. “PT PAL memenangkan tender pembangunan PLTP Ulumbu berkekuatan 5 megawatt. Terus terang perusahaan ini saya paling benci. Saya tidak yakin, tahun depan, lanjutan pekerjaan listrik di Ulumbu akan selesai tepat waktu. Tetapi tidak apa apa karena PT PAL saat ini menjadi anak asuh saya,” katanya.

    Dikatakan, pihaknya berencana untuk membangun galangan kapal di Kupang, sehingga kalau ada armada pelayaran yang rusak dan butuh perbaikan maka tidak perlu dibawa ke Surabaya atau Makassar.
    “Cukup kapal yang rusak di Flores, Sumba atau Timor diperbaiki di Kupang. Sehingga lebih hemat,” lanjutnya.

    Sampai dengan akhir 2011, menurut Dahlan, ekonomi Indonesia jauh lebih baik dari Belanda, negara yang 350 tahun menjajah Indonesia. “Tahun ini merupakan tahun pertama ekonomi Indonesia mengalahkan Belanda. Sebelumnya tidak pernah terjadi,” ujar Dahlan. Untuk menjaga stabilitas ekonomi, menurut pemilik Jawa Pos Group ini, ia telah berbagi tugas dengan Wakil Menteri Negara BUMN, Mahmuddin Yasin.

    “Setelah saya dilantik di Istana Negara, saya menyetir sendiri mobil ke kantor. Saya mengajak wakil menteri duduk disamping saya. Saya katakan, Pak wakil menteri, saya tidak ingin kita berdua bertengkar. Jangan seperti gubernur dan wakil gubernur atau bupati dan wakil bupati dibanyak tempat yang hanya mesra bulan bulan pertama,” katanya.

    Supaya tidak bertengkar, saya tanyakan ke wakil menteri, kira kira apa maunya. “Saya tinggal ikutin saja. Tetapi wakil menteri mengatakan, dia akan mengikuti maunya menteri. Untuk itu, saya hanya akan menjadi CEO-nya kementrian BUMN sedangkan yang menjabat sebagai menteri pak wakil menteri,” katanya.

    “Ibarat mobil, saya menjadi gasnya biar perkembangan ekonomi melaju dengan cepat, dan wakil menteri sebagai remnya agar percepatan berjalan dengan lancar dan selamat,” lanjut Dahlan.

    Sumber : Viva News
    Readmore --> Menteri BUMN : Saya Paling Benci Dengan PT PAL

     

    Pengikut

    Copyright © 2010 - All right reserved | Template design by ADMIN | Published by MAJU INDONESIA KU
    Proudly powered by Blogger.com | Best view on mozilla, internet explore, google crome and opera.