ALUTSISTA ARDAVA BERITA HANKAM CAKRA 401 SUBMARINE DEFENSE STUDIES INDO-DEFENSE INDONESIA DEFENSE INDONESIA TEKNOLOGI RINDAM V BRAWIJAYA THE INDO MILITER
Formil MIK Formil Kaskus Formil Detik.COM
PT.DI LAPAN LEN NUKLIR PAL PINDAD RADAR RANPUR ROKET RUDAL SATELIT SENJATA TANK/MBT UAV
TNI AD TNI AL TNI AU
HELIKOPTER KAPAL ANGKUT KAPAL INDUK KAPAL LATIH KAPAL PATROLI KAPAL PERANG KAPAL PERUSAK KAPAL SELAM PESAWAT TEMPUR PESAWAT ANGKUT PESAWAT BOMBER PESAWAT LATIH PESAWAT PATROLI PESAWAT TANKER
KOPASSUS PASUKAN PERDAMAIAN PERBATASAN
  • PERTAHANAN
  • POLRI POLISI MILITER
  • PBB
  • NATO BIN DMC TERORIS
    AMERIKA LATIN AMERIKA UTARA BRASIL USA VENEZUELA
    AFGANISTAN ETHIOPIA IRAN ISRAEL KAZAKHTAN KYRGYZTAN LEBANON LIBYA MESIR OMAN PALESTINA TIMUR TENGAH YAMAN
    ASEAN AUSTRALIA Bangladesh BRUNAI CHINA INDIA INDONESIA JEPANG KAMBOJA KORSEL KORUT
    MALAYSIA Selandia Baru PAKISTAN PAPUA NUGINI Filipina SINGAPURA SRI LANGKA TAIWAN TIMOR LESTE
    BELANDA BULGARIA INGGRIS ITALIA JERMAN ROMANIA RUSIA UKRAINA
    MIK News empty empty R.1 empty R.2 empty R.3 empty R.4

    ATTENTION


    PERHATIAN

    "Bagi Sobat Readers ingin mempublikasikan kembali tulisan ini di website atau blog Sobat Readers, mohon cantumkan link aktif artikel yang bersangkutan termasuk semua link yang ada di dalam artikel tersebut Atau Silahkan Hubungi Admin Melalui Chat Box/Shout Box/E-mail yang tertera di bawah .

    ADMIN
    steven_andrianus_xxx@yahoo.co.id

    Kategori »

    INDONESIA (4794) TNI (1147) ALUTSISTA (984) TNI AL (721) TNI AU (694) Pesawat Tempur (684) USA (597) Industri Pertahanan (564) PERBATASAN (447) KOREA (400) Kerja Sama (400) RUSIA (382) Teknologi (315) TNI AD (306) Kapal Perang (281) Pesawat Angkut (276) Anggaran (249) PERTAHANAN (235) CHINA (232) MALAYSIA (225) Tank (218) DI (210) Kapal Selam (201) Rudal (165) Helikopter (159) Pindad (145) KORUT (140) ASEAN (127) POLRI (126) Kapal Angkut (119) DMC (114) AUSTRALIA (107) PAL (106) Kapal Patroli (99) EROPA (98) Senjata (94) Pesawat Latih (93) TIMTENG (93) UAV (87) Nuklir (84) Pasukan Perdamaian (84) Teroris (83) ISRAEL (81) Radar (75) Kopassus (74) SINGAPORE (74) INDIA (72) IRAN (71) Ranpur (70) Africa (69) Roket (67) JAPAN (60) INGGRIS (59) LAPAN (59) PBB (59) jerman (57) Pesawat Patroli (56) LEBANON (55) Satelit (54) kapal latih (47) PRANCIS (45) BELANDA (41) THAILAND (36) BRAZIL (35) Philippines (35) TAIWAN (35) TIMOR TIMUR (31) VIETNAM (29) Inteligen (27) NATO (25) BRUNEI (24) Korvet (22) LIBYA (22) PAKISTAN (22) PALESTINA (21) Amerika Latin (16) KAPAL INDUK (16) English News (15) PAPUA NUGINI (15) BIN (14) ITALIA (14) VENEZUELA (14) KAMBOJA (13) ASIA (12) AFGANISTAN (11) POLANDIA (11) PT. LEN (9) Pesawat Bomber (9) Frigates (8) UKRAINE (7) Amerika Utara (6) Kapal Perusak (6) Berita Foto (5) Georgia (5) UEA (5) YAMAN (5) EGIPT (4) New Zealand (4) Pesawat Tanker (4) SRI LANKA (4) BANGLADESH (3) BULGARIA (3) YUNANI (3) HAITI (2) KAZAKHTAN (2) Polisi Militer (2) ROMANIA (2) \ (1)

    Total Pageviews

    Berita Terpopuler

    Powered by Blogger.

    Saturday, March 3, 2012 | 8:41 AM | 0 Comments

    Dirut PT DI : Bikin Satu Pesawat Butuh Waktu 14 Bulan

    Bandung - Direktur PT Dirgantara Indonesia (DI) Budi Santoso berpandangan, tenggat waktu yang diingikan pemerintah untuk menuntaskan pemesanan 40 unit pesawat, yakni pada 2014, tergolong singkat.

    Alasannya, ujar Budi, untuk memproduksi satu unit Bell 412 EP atau CN 295 perlu waktu 14 bulan. Budi melanjutkan, selain jangka waktunya yang relatif sedikit, realisasi produksi pesawat-pesawat pemesanan itu juga butuh dana yang tidak sedikit.

    "Saya kira, proses pengerjaannya butuh waktu minimal tiga tahun. Dananya pun besar. Tapi, kami berupaya keras menyelesaikan dan memenuhi pemesanan tersebut," ujarnya di sela serah terima tiga unit helikopter Bell 412 EP dari PTDI kepada Kementerian Pertahanan di PT DI, Jumat (2/3/2012).

    Ke-40 unit pesawat pesanan Kementerian Pertahanan terdiri dari 30 unit helikopter jenis Bell 412 EP, serta 10 unit CN 295.

    Sumber : TRIBUN
    Readmore --> Dirut PT DI : Bikin Satu Pesawat Butuh Waktu 14 Bulan

    RUU Industri Keamanan dan Pertahanan Disambut Baik Oleh PT DI

    Bandung - PT Dirgantara Indonesia (DI) menyambut baik adanya RUU Industri Keamanan dan Pertahanan. Jika nantinya RUU itu disahkan, diyakini akan membuat PT DI lebih baik.

    "Dengan RUU itu, kita akan punya perencanaan yang matang. Industri kita akan punya planning ke depan, kesiapannya akan jauh lebih baik," kata Dirut PT DI Budi Santoso di Rotary Wing Hall PT DI, Jumat (2/3/2012).

    Budi mengatakan, pihaknya siap membantu TNI dalam upaya mendukung kinerjanya bagi negara. "Kami siap mendukung TNI, khususnya yang berkaitan dengan PT DI yaitu di bidang pembuatan pesawat," ujarnya.

    Menteri Pertahanan Purnomo Yusgiantoro menyebut RUU yang kini masih dalam tahap pembahasan itu nantinya akan jadi landasan hukum bagi industri pertahanan dan keamanan.

    "Kalau bicara mengenai RUU Industri Keamanan dan Pertahanan, kita jelas bicara mengenai landasan hukum agar nantinya industri pertahanan dalam negeri bisa berkembang," kata Purnomo.

    Sementara itu, Ketua Komisi I DPR RI TB Hasanudin menyebut RUU itu akan segera disahkan Juli mendatang.

    "Nanti akan semakian dasar hukumnya dimana BUMNIP melakukan upaya-upaya dalam rangka mendukung juga kemandirian TNI, khususnya dalam pengadaan alutsista," tutur Hasanudin.

    Sumber : DETIK
    Readmore --> RUU Industri Keamanan dan Pertahanan Disambut Baik Oleh PT DI

    Friday, March 2, 2012 | 4:57 PM | 0 Comments

    Jubir Kemhan : Tak Ada Mark Up Pembelian Sukhoi

    Jakarta - Juru Bicara Kementerian Pertahanan Brigadir Jenderal Hartind Asrin menepis tudingan ada penggelembungan anggaran dalam pembelian enam unit Sukhoi Su-30 MK2 dari Rosoboron Export, Rusia. Menurut Hartind, adanya mark up sebesar 55 juta dolar AS itu hanya perbedaan hitung-hitungan yang berbeda.

    Dijelaskannya, bisa jadi adanya selisih harga dari 475 juta dolar AS dan versi Wakil Ketua Komisi I DPR TB Hasanuddin sebesar 420 juta dolar AS akibat ketidaksamaan dalam melihat spare part suku cadang maupun spesifikasi lainnya. Karena itu, pihaknya bakal mengklarifikasikan hal itu kepada Mabes TNI AU.

    "Ini hanya masalah penghitungan saja yang tidak klop," ujarnya di kantor PT Dirgantara Indonesia, Bandung, Jumat (2/3).

    Hartind menegaskan, lantaran pembelian menggunakan mekanisme goverment to goverment (G to G) maka tidak boleh ada perantara. Sehingga pembelian tidak menggunakan broker dan Kemenhan hanya memberikan pendanaan sesuai spesifikasi yang dibutuhkan TNI AU.

    "Semua G to G kebijakannya. Tak ada broker. Tapi, user-nya itu TNI AU," kilah Hartind.

    Sumber : Republika
    Readmore --> Jubir Kemhan : Tak Ada Mark Up Pembelian Sukhoi

    Menhan : TNI Ternyata Hanya Miliki 76 Helikopter

    Jakarta - Menteri Pertahanan Purnomo Yusgiantoro mengatakan, jumlah helikopter yang dimiliki TNI AD, TNI AL, dan TNI AU sebanyak 76 unit. Rinciannya, TNI AD memiliki 23 unit terdiri 15 helikopter serbu dan delapan helikopter serang. Pada 2009, kata Purnomo, pengadaan helikopter melalui kredit ekspor ada enam unit Bell 412 EP.

    Rencananya periode 2010-2014, dilakukan pengadaan 20 unit helikopter yang juga melalui sistem kredit ekspor. "Dua unit Helikopter Bell 412 EP ini yang diserahkan kepada TNI AD dan satu unit ke TNI AL," kata Purnomo di Rotary Wing Hall PT DI di Bandung, Jumat, (2/3).

    Dia melanjutkan, helikopter yang dimiliki TNI AL sebanyak 10 unit, yakni BO ada enam unit dan Bell ada empat unit. Menurut Purnomo, rencananya pengadaan periode 2010-2014 adalah Bell 412 EP sejumlah tiga unit. Untuk TNI AU, helikopter yang dimiliki mencapai 43 unit, terdiri Helikopter Colibri, Bell 47 Soily, dan NAS 332 Super Puma. Sesuai program awal, imbuhnya, TNI AU melakukan pengadaan sebanyak enam unit Helikopter EC 725 Full Combat SAR.

    "Semua helikopter nanti digunakan untuk kegiatan operasi militer sekaligus operasi bantuan kemanusiaan, serta penanganan bencana alam," kata Purnomo.

    Sumber : Republika
    Readmore --> Menhan : TNI Ternyata Hanya Miliki 76 Helikopter

    PT DI Serahkan Tiga Heli Bell 412 EP Kepada TNI AU

    Bandung - PT Dirgantara Indonesia menyerahkan tiga unit helikopter Bell 412 EP pesanan TNI. Dua unit helikopter Bell 412 EP merupakan pesanan TNI Angkatan Darat, dan pesanan TNI Angkatan Laut satu unit.

    Serah terima ketiga helikopter yang akan disaksian Menteri Pertahanan Purnomo Yusgiantoro ini, dilakukan di pabrik PT DI di Bandung hari ini, Jumat (2/3). "Penyerahan helikopter Bell 412 EP ini merupakan realisasi dari alokasi pengadaan alutsista yang bergerak untuk BUMNIP dengan memprioritaskan produk dalam negeri sebagai komitmen pemerintah dalam memberdayakan BUMNIP,” kata Direktur Utama PT DI Budi Santoso.

    Menurutnya TNI AD berencana meningkatkan kemampuan udaranya terutama Skadron-12 Serbu Pusat Penerbang TNI AD (Puspenerbad) dengan kekuatan 32 unit helikopter, yaitu 24 heli serbu dan 8 unit heli serang.

    Penyerahan kedua unit heli Bell ini merupakan awal penyerahan dari rencana tersebut. Helikopter angkut dan serbu yang merupakan jenis heli medium dengan kapasitas 15 personel ini telah dioperasikan Skadron-11/ Serbu dan Skadron-21/ Sena Puspenerbad.

    Begitu juga untuk TNI AL, telah mengoperasikan Bell 412 SP dan Bell 412 HP. Helikopter Bell 412 EP ini merupakan generasi terakhir dari jenis helikopter Bell 412 yang masuk armada helikopter Skadron- 400 Pusat Penerbang TNI AL (Puspenerbal).

    Penyerahan helikopter ini dilakukan oleh Dirut PT DI Budi Santoso dengan Waaslog KSAD Brigadir Jenderal TNI Nengah Widana serta Aslog KSAL Laksamana Muda TNI Sru Handayanto. Selain disaksikan Menhan, serah terima ini juga disaksikan Aslog Panglima TNI Mayor Jenderal TNI H. Hari Krisnomo, KSAL Laksamana TNI Soeparno dan Wakil KSAD Letnan Jenderal TNI Budiman.

    Sumber : JURNAS
    Readmore --> PT DI Serahkan Tiga Heli Bell 412 EP Kepada TNI AU

    TB Hasanudin : Ada Dugaan Terjadi Mark Up Pembelian Sukhoi

    Jakarta - Wakil Ketua Komisi I Dewan Perwakilan Rakyat Tubagus Hasanuddin menduga ada penggelembungan harga atau mark up dalam pengadaan enam pesawat tempur jenis Sukhoi SU-30 MK2 oleh pemerintah.

    Tubagus menjelaskan, akhir 2010 DPR menyetujui pembelian enam pesawat Sukhoi itu seharga 470 juta dollar AS melalui kerja sama dengan pemerintah Rusia. Pemerintah Rusia, kata dia, menyediakan state credit sebesar 1 miliar dollar AS.

    Namun, Tubagus mengaku menerima informasi bahwa Kementerian Pertahanan Indonesia melakukan kontrak tidak melalui Rosoboron Export yang merupakan perwakilan Pemerintah Rusia di Jakarta. "Tapi lewat PT X sebagai broker," kata Tubagus, politisi Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan di Jakarta, Kamis (1/3/2012).

    Tubagus menambahkan, berdasarkan penjelasan pihak Rosoboron, harga Sukhoi SU 30-MK2 per Juli 2011 sekitar 60-70 juta dollar AS per unit. Harga Sukhoi yang dibeli sebelumnya hanya 55 juta dollar AS per unit.

    Jika memakai harga tertinggi yakni 70 dollar AS, kata dia, maksimal harga hanya 420 juta dollar AS untuk enam unit. "Pertanyaannya mengapa harus menggunakan PT X sebagai broker? Padahal ada perwakilan Rusia di Jakarta. Mengapa ada perbedaan harga sampai 50 juta dollar AS?" kata Tubagus.

    Dikatakan Tubagus, proses pembelian pesawat itu tinggal menunggu barang datang ke Indonesia. Komisi I pernah menanyakan hal itu ke pemerintah. "Tapi jawabannya normatif. Biar KPK aja (yang tangani)," pungkas dia.

    Sumber : KOMPAS
    Readmore --> TB Hasanudin : Ada Dugaan Terjadi Mark Up Pembelian Sukhoi

    Thursday, March 1, 2012 | 1:50 PM | 0 Comments

    Brunai Lebih Senang Kapal Perang Kelas Ragam Dibeli TNI AL

    Jakarta - TNI AL meminta dukungan pada Komisi I DPR RI untuk pembelian tiga kapal perang buatan Inggris. Pembelian alutsista ini guna memperkuat armada perang TNI AL dalam menjaga keamanan dan kedaulatan NKRI di perairan.

    Hal ini disampaikan Kepala Staf TNI AL Laksamana Soeparno di sela-sela raker dengan Komisi I DPR di Komplek Senayan, Rabu (29/1). Raker itu membahas hibah KRI Karang Ungaran 985 ke Kabupaten Sangihe Sulawesi Utara.

    Soeparno mengatakan, TNI AL ingin membeli tiga kapal perang buatan Inggris. Jenisnya multi roll fight freegard yang dibangun oleh galangan kapal BHA pada tahun 2001. Kapal pertama telah menyelesaikan tes di laut pada Desember 2003. Kapal kedua dites pada Mei 2004. Kemudian kapal ketiga mulai melaut pada Oktober 2004.

    Kapal ini mulanya dipesan Kerajaan Brunei Darussalam. Namun setelah melihat hasil tiga kali uji coba tersebut, pihak Kerajaan membatalkan pesanan.

    Jika Brunei enggan, kenapa TNI AL malah bernafsu membelinya?

    "Kita sinyalir,pembatalan pembelian kapal perang dari Inggris oleh Brunei bukanlah karena alasan teknis tetapi alasan politis. Yaitu ada ketersinggungan Brunei pada Inggris pada isu tertentu," jawab Soeparno.

    Informasi lebih dalam lantas didapat dari otoritas militer Brunei. Ternyata, ungkap Soeparno, jumlah personil angkatan laut negeri kaya itu terbatas jumlahnya. Hanya sekitar 800 personil. Sedangkan tiga kapal perang buatan Inggris itu butuh dioperasikan oleh 330 personil. Alhasil, Brunai bakal kerepotan mengurusnya.

    Akhirnya, pada tahun 2007 kapal itu dipindahkan dari Brasko Brunei ke galangan kapal di Inggris. Setahun kemudian Kementerian Pertahanan menawarkan pada TNI AL untuk membelinya.

    "TNI AL pun menindaklanjuti hal itu. Kami menyatakan, penawaran tersebut merupakan hal yang sangat baik dalam rangka pemenuhan armada TNI AL," ujarnya.

    Brunai sempat membayar sekitar 600 juta poundsterling per kapal. Adapun penawaran ke TNI AL, kapal itu cukup ditebus dengan 296 juta euro atau sekitar 380 juta dollar AS. Angka ini terbilang murah. Di sisi lain pihak Brunei lebih senang jika kapal ini dibeli Indonesia karena punya dok galangan kapal sendiri untuk pemeliharaan. Pihak lain yang berminat adalah Malaysia.

    Menurut Soeparno, kapal perang ini canggih karena sudah dilengkapi dengan misil anti kapal selam. Dengan kelengkapan itu, dia bilang, "Sudah dapat mengantisipasi kapal selama milik tetangga.

    Sumber : Jurnal Parlemen
    Readmore --> Brunai Lebih Senang Kapal Perang Kelas Ragam Dibeli TNI AL

    Wamenhan Dan KSAD Ke Perancis Untuk Tandatangai Kerjasama Pertahanan

    Jakarta - Wakil Menteri Pertahanan RI Sjafrie Sjamsoeddin mengakui sudah saatnya Indonesia melakukan modernisasi peralatan militer khususnya alat utama sistem senjata (alutsista) sesuai dengan perkembangan teknologi dalam menjaga keamanan wilayah Indonesia.

    Diakuinya hal ini sejalan dengan kemajuan ekonomi Indonesia yang terus meningkat yang selama ini menjadi fokus pemerintah dalam pembangunan kesejahteraan masyarakat, ujarnya Rabu (1/3) malam waktu setempat.

    Kehadiran Wamenhan di Paris beserta KSAD Jenderal TNI Pramono Edhi Wibowo dalam rangka penandatanganan kerja sama bidang pertahanan antara Kementerian Pertahanan RI dengan Kementerian Pertahanan Perancis yang dilakukan oleh IGA Daniel Argenson di Paris, Rabu.

    Wamenhan Sjafrie Sjamsoeddin mengatakan bahwa latar belakang penandatanganan kerja sama antara Indonesia dan Perancis adalah dalam rangka menindaklanjuti joint declaration on strategic partnership antara Pemerintah Indonesia dan Perancis yang disepakati dalam pertemuan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dan Perdana Menteri Perancis Francois Fillon pada bulan Juli tahun lalu.

    Menurut Sjafrie Sjamsoeddin, kunjungannya ke Paris intinya adalah meningkatkan kerja sama pertahanan dengan Perancis dan memastikan konsep dari kesepakatan yang dilakukan antara kedua kepala negara dalam Partnership Cooperation Agreement yang saling menguntungkan kedua negara .

    Selain itu, katanya, kedua negara juga sepakat meningkatkan kerja sama di bidang pertahanan dan upaya menjaga perdamaian dunia. Perancis ingin meningkatkan kerjasama dengan Indonesia di bidang penanganan aksi terorisme dan pengamanan jalur maritim dari pembajakan, ujarnya.

    Dikatakannya Indonesia di kawasan regional sangat diperhitungkan khususnya pada tahun 2011 dimana Indonesia menjadi ketua dari ASEAN yang sepakat untuk menciptakan keamanan bersama.

    Khususnya dalam pengamanan Selat Malaka yang menjadi lintasan internasional, ujarnya Sementara itu mengenai anggaran Kementerian Pertahanan sebesar Rp74 triliun, Wamenhan mengatakan separuhnya bahwa anggaran tersebut digunakan untuk belanja pegawai.

    Untuk itu dalam rangka modernisasi alutsista pemerintah telah mengalokasikan sekitar Rp150 triliun untuk memajukan sektor pertahanan serta mengejar ketertinggalan dan memajukan sistem pertahanan Tanah Air, ujarnya.

    Sumber : JURNAS
    Readmore --> Wamenhan Dan KSAD Ke Perancis Untuk Tandatangai Kerjasama Pertahanan

    Skuadron 21 TNI AU Kirim Teknisi ke Brasil

    Malang - Skuadron 21 mengirim satu tenaga teknisi ke Brasil pada Maret ini sebagai persiapan datangnya pesawat Super Tucano di Pangkalan Udara Abdulrachman Saleh Malang.

    Super Tocano menggatikan OV-10F Bronco dijadwalkan tiba pada akhir Juli mendatang.

    Kepala Skuadron 21 Mayor (penerbang) James Y Singal mengatakan, selanjutnya akan menyusul penerbang, serta ground and air crew.

    Semula pesawat tersebut direncanakan tiba Maret ini sebanyak empat unit secara bertahap. Namun karena berbagai pertimbangan diperkirakan baru Juli tiba di Malang.

    ''Sebagai persiapannya, kami sudah membangun sarana pendukungnya berupa hanggar, lima buah shelter pesawat, shelter GSE (ground support equipment), maupun ruangan kantor. Sementara personel yang akan mengawaki pesawat EMB 314 Super Tucano juga sudah mulai disiapkan, termasuk personel yang akan melaksanakan pemeliharaan tingkat ringan dan sedang.

    Kepala Staf Angkatan Udara (KSAU), Marsekal TNI Imam Sufaat, usai Rapat Pimpinan TNI AU dan Apel Dansat 2012 di Gedung Serba Guna Akademi Angkatan Udara (AAU) Yogyakarta baru-baru ini mengatakan, hingga 2014, TNI AU akan menambah empat pesawat tempur jenis Sukhoi dari Rusia, 16 unit pesawat tempur jenis Super Tucano dari Brazil, T/A-50 dari Korea sebanyak 16 unit, F-16 sebanyak 8 unit, serta 30 unit pesawat F-16.

    Penambahan pesawat tempur ini untuk memperkuat tujuh skuadron tempur TNI untuk menjaga wilayah NKRI.

    Selain pesawat tempur, TNI AU juga akan menambah pesawat jenis transport C 295, Hercules dan helikopter C 725 sebanyak 80 pesawat. Dalam pengadaan itu, TNI AU telah bekerja sama dengan Korea Selatan hingga 2024.

    "Banyak pesawat TNI AU sudah tua atau berumur di atas 30 tahun sehingga perlu peremajaan. Tidak hanya pada pesawat saja tapi juga mencakup sistem persenjataan, seperti bom, roket dan peluru. Hingga tahun 2024, Indonesia akan memiliki 180 pesawat tempur".

    Sumber : Suara Merdeka
    Readmore --> Skuadron 21 TNI AU Kirim Teknisi ke Brasil

    Kawasan Urut Sewu Kurang Luas Untuk Ujicoba Artileri 70-140 Kilometer

    Banyumas - Pangdam IV Diponegoro Mayjen TNI Mulhim Asyrof menegaskan kawasan Urut Sewu di Kabupaten Kebumen, Jawa Tengah (Jateng), dengan panjang 22,5 kilometer (km) tetap sebagai kawasan latihan perang.

    Bahkan, sekarang sertifikasi lahan tersebut hampir selesai dan tinggal dua desa yang sertifikatnya sedang diproses.

    "Dua desa yang sekarang masih dalam proses sertifikasi yakni Desa Brecong dan Buluspesantren. Sedangkan sejumlah desa di Kecamatan Ambal, Buluspesantren dan Mirit telah selesai disertifikasi. Kawasan itu tetap sebagai daerah latihan perang. Sebab, sudah sejak zaman Belanda kawasan tersebut sebagai tempat latihan," kata Pangdam seusai meresmikan Pembangkit Listrik Tenaga Mikrohidro (PLTMH) di Desa Karangtengah, Kecamatan Cilongok, Banyumas, Rabu (29/2).

    Menurutnya, kawasan Urut Sewu yang panjangnya hanya 22,5 km tidak akan cukup untuk latihan menembak meriam. Apalagi pada 2014 akan banyak meriam baru yang akan digunakan untuk latihan dengan jarak luncuran 70 km hingga 150 km. Dengan demikian, bila ditembakkan bisa jatuh di luar kawasan Urut Sewu. "Tetapi masalah itu akan dibicarakan lagi. Apalagi saat ini
    sudah banyak daerah yang dihuni," ujarnya.

    Pangdam juga berharap Pemerintah Kabupaten Kebumen segera mengesahkan rencana tata ruang wilayah (RTRW) Urut Sewu sebagai kawasan pertahanan dan keamanan (hankam). Masyarakat bisa mengelola kawasan wisata dan pertanian, tetapi bila TNI mengadakan latihan, masyarakat harus menyingkir.

    Sumber : MI.COM
    Readmore --> Kawasan Urut Sewu Kurang Luas Untuk Ujicoba Artileri 70-140 Kilometer

    Hanggar Dan Kantor Untuk Pesawat Tanpa Awak Telah Disediakan

    Pontianak - Pangkalan Udara TNI AU Supadio Pontianak masih menunggu kedatangan pesawat tanpa awak yang rencananya memperkuat pertahanan keamanan wilayah udara di kawasan perbatasan Indonesia.

    "Sekarang hanya tinggal menunggu kabar pengiriman dari Kementerian Pertahanan dan Keamanan," kata Komandan Pangkalan Udara TNI AU Supadio Kol (Pnb) Kustono di Pontianak, Rabu.

    Menurut dia, Lanud Supadio sifatnya hanya sebagai daerah penempatan dari pemerintah pusat atas pesawat itu.

    "Sekarang, untuk kantor dan hanggar pesawat tanpa awak itu sudah siap," kata dia.

    Personel yang menangani pesawat tanpa awak tersebut, katanya, saat ini juga telah dipersiapkan di Mabes TNI AU.

    "Saat ini pun kami juga sedang mempersiapkan diri untuk itu," katanya.

    Pesawat tanpa awak mempunyai fungsi yang sangat strategis untuk mempertahankan kedaulatan NKRI karena dapat dikendalikan dari jarak jauh.

    Selain itu, pesawat tersebut juga dapat dipersenjatai dan dilengkapi dengan pendeteksi untuk kondisi malam dan siang hari.

    Ia menjelaskan, keberadaan pesawat tanpa awak selain untuk memperkuat pertahanan NKRI di matra udara juga bisa berfungsi sebagai pendeteksi berbagai kegiatan ilegal dalam patroli perbatasan, baik laut maupun udara.

    Selain itu, katanya, juga bisa berfungsi untuk mendeteksi dan mencegah terjadinya kebakaran hutan yang marak di wilayah Kalimantan dan pulau lainnya.

    Rencana TNI AU menambah satu skadron berupa pesawat tanpa awak di Pangkalan Udara Supadio Pontianak untuk memperkuat kemampuan pemantauan termasuk daerah perbatasan di Kalbar sudah dilakukan sejak 2010.

    Status Lanud Supadio Pontianak akan ditingkatkan menjadi Kelas A atau Bintang 1. Salah satu syarat minimalnya mempunyai dua skadron. Saat ini Lanud Supadio menjadi pangkalan Skadron Udara I Elang Khatulistiwa. Pesawat yang digunakan jenis Hawk.

    Sumber : ANTARA
    Readmore --> Hanggar Dan Kantor Untuk Pesawat Tanpa Awak Telah Disediakan

    Komisi I : Alutsista Indonesia Harus Mandiri

    Jakarta - Anggota Komisi I DPR dari Fraksi PKS, Al Muzzammil Yusuf, berharap RUU Industri pertahanan dan keamanan manjadi solusi kemandirian alutsista (peralatan utama sistem persenjataan) nasional, sehingga Indonesia tidak menjadi negara konsumen alutsista abadi.

    "Untuk alutsista ini, kita bisa mandiri kok. Karena itu, saya berharap RUU Industri Hankam ini dapat mendorong pemberdayaan dan peningkatan sumber daya manusia (SDM) dalam negeri, dan membuka lapangan pekerjaan sebesar-besarnya untuk kepentingan masyarakat," ujarnya di Jakarta, Rabu (29/2/2012).

    Al Muzzammil menilai, RUU ini bukan untuk kepentingan TNI semata dalam pengadaan alutsista, tetapi untuk kepentingan masyarakat. Itu sebabnya PKS akan mengarahkan, agar RUU ini bisa membuka lapangan pekerjaan yang luas bagi masyarakat. "Pengangguran bisa diserap melalui industri pertahanan ini," ujarnya.

    Dalam RUU ini, kata Muzzammil, juga diatur bahwa pemerintah ikut terlibat dalam menjaga keberlangsungan industri pertahanan dengan memberikan modal, sekaligus sebagai klien utama industri pertahanan. Pemerintah, dalam hal ini Kementerian Pertahanan dan TNI sebagai penentu kebijakan dan pengguna alutsista, didorong untuk memprioritaskan pengadaan alutsista dari industri pertahanan dalam negeri.

    "Kementerian Pertahanan dan TNI harus berkomitmen untuk memprioritaskan produk alutsista dalam negeri. Jika ini konsisten dilakukan, maka anggaran Minimum Essential Force (MEF) 2010-2014 yang mencapai 100 Triliun tidak lari ke luar negeri. Bisa dimanfaatkan sebesar-besarnya untuk kepentingan masyarakat Indonesia." katanya.

    Sumber : KOMPAS
    Readmore --> Komisi I : Alutsista Indonesia Harus Mandiri

    Wednesday, February 29, 2012 | 3:42 PM | 0 Comments

    Spanyol Berharap Indonesia Tingkatkan Kerjasama Pertahanan

    Jakarta - Sekretaris Jenderal Kementerian Pertahanan Marsdya TNI Eris Herryanto, Rabu (29/2), menerima kunjungan kehormatan Duta Besar Spanyol untuk Indonesia HE Rafael Conde, di Kantor Kemhan, Jakarta. Kunjungan Dubes Spanyol untuk Indonesia kali ini adalah untuk meningkatkan kerjasama pertahanan kedua negara.

    Dijelaskan oleh Dubes Spanyol bahwa Indonesia dan Spanyol sebenarnya sudah menandatangani MoU mengenai kerjasama pertahanan. Spanyol dan Indonesia sudah bekerjasama di bidang industri penerbangaan yaitu pembangunan pesawat-pesawat Cassa di PT DI karena itu Dubes Spanyol menawarkan peningkatan kerjasama dalam bidang industri pertahanan.

    Sekjen Kemhan menjelaskan bahwa sejak enam tahun yang lalu kerjasama pertahanan Indonesia dan Spanyol telah dikukuhkan dengan ditandatanganinya MoU dan akhir tahun 2011 lalu Kementerian Pertahanan telah mengirimkan draft kerjasama pertahanan terbaru kepada pemerintah Spanyol.

    Sumber : DMC
    Readmore --> Spanyol Berharap Indonesia Tingkatkan Kerjasama Pertahanan

    Pengamat : Kemungkinan Besar Leopard Dan U-214 Masuk Dalam Mou Pertahanan Indonesia-Jerman

    Jakarta - Indonesia dan Jerman tandatangani Memory of Understanding (MoU) di bidang pertahanan, Senin (27/2) kemarin. Hal ini menimbulkan spekulasi apakah dengan ditandatanganinya MoU tersebut, berarti TNI mengalihkan rencana pembelian tank Leopard ke Jerman, setelah parlemen Belanda tidak mengizinkan pemerintahnya menjual Leopard 2A6 miliknya.

    Menanggapi isu tersebut, kepada itoday ketika dihubungi via telepon, Selasa (28/2), pengamat pertahanan Mufti Makarim mengatakan, Informasi yang selama ini beredar sudah jelas, Jika Belanda tidak mau menjual leopardnya, maka Indonesia akan membeli dari Jerman.

    Namun Mufti tidak terburu-buru menyimpulkan bahwa dengan ditandatanganinya MoU kerjasama pertahanan tersebut, membuat pembelian Leopard sebagai bagian dari kerjasama tersebut, sebab belum ada informasi mengenai substansi MoU itu.

    “Biasanya ada tiga aspek di setiap kerjasama pertahanan, pertama, terkait strategi pertahanan bersama, kedua, bicara mengenai Alutsista dan ketiga, berkaitan dengan latihan bersama,” tutur Direktur Eksekutif Institute for Defense Security and Peace Studies (IDSPS) ini.

    Ketiga elemen tersebut memang sudah biasa dibicarakan dalam konteks kerjasama pertahanan yang lebih besar. Hal ini cocok dengan kabar bahwa sebenarnya Indonesia sudah menandatangani kerjasama sama pertahanan sejak 2009 lalu, dimana kerjasama itu akan dievaluasi kembali di 2012.

    Indonesia sendiri sebenarnya termasuk sudah berpengalaman dalam hubungan kerjasama pertahanan dengan Jerman. Setidaknya dua periode kekuasaan berbeda di masa lalu sudah merintisnya. Pertama di masa Orde Lama, ketika Indonesia banyak mengimpor Alutsista dari Blok Timur, dimana salah satunya Jerman Timur. Kedua, di masa Orde Baru khususnya di era 90-an, dimana Indonesia membeli kapal perang eks Jerman Timur pasca unifikasi Jerman.

    Melihat sejarah hubungan Indonesia-Jerman, bukan tidak mungkin salah satu klausul MoU pertahanan yang ditandatangi Indonesia-Jerman mencakup pembelian Leopard 2A7 baru buatan Jerman, bukan Leopard 2A6 bekas milik Belanda.

    Atau bahkan di dalam MoU tersebut, ada rencana akuisisi kapal selam kelas U214, sebab Indonesia adalah pengguna kapal selam Jerman U209. Dan Senior Vice President HDW,Clements Steinkamps produsen kapal selam Jerman pernah menyampaikan, Jerman berharap Indonesia akan membeli setidaknya dua kapal selam U214, setelah menyatakan membeli kapal selam Chang Bo Go dari Korea Selatan yang merupakan lisensi U209-1200 buatan HDW 2010 lalu.

    Wajar saja jika Steinkamps berharap seperti itu, sebab Indonesia memang sedang getol-getolnya membangun pertahanannya, salah satunya dengan menambah jumlah kapal selamnya.

    Sumber : ITODAY
    Readmore --> Pengamat : Kemungkinan Besar Leopard Dan U-214 Masuk Dalam Mou Pertahanan Indonesia-Jerman

    Tuesday, February 28, 2012 | 12:52 PM | 0 Comments

    Indonesia Dan Jepang Akan Lakukan Latgab

    Jakarta - Atase Pertahanan Kedutaan Besar Jepang Kolonel Kondo mengatakan Jepang dan Indonesia berniat untuk mengadakan latihan perang. Namun waktu latihan itu belum ditentukan.

    "Ada rencana antara Jepang dan Indonesia untuk mengadakan latihan militer gabungan, namun kami belum tahu kapan latihan miliiter gabungan itu dilakukan," ujar Kolonel Kondo di atas Kapal Perang Hamagiri, Jakarta, Selasa (28/2/2012).

    Kolonel Kondo menjelaskan, latihan militer Jepang dan Indonesia masih bersifat rencana serta belum diatur untuk kelanjutannya.

    Isu mengenai latihan militer Indonesia dan Jepang juga tidak menjadi pokok pembahasan dari kunjungan tiga armada tempur Pasukan Beladiri Jepang ke Jakarta yang saat ini berlabuh di Pelabuhan Tanjung Priok.

    Sumber : OKEZONE
    Readmore --> Indonesia Dan Jepang Akan Lakukan Latgab

    Wamenhan : Pengadaaan Alutsista Harus Disertai ToT

    Jakarta (MIK/WDN) - Rencana Pemerintah untuk melakukan pengadaan 100 tank Leopard telah memicu perdebatan di DPR, tetapi pengadaan tank tersebut masih berjalan karena sebagai bagian dari modernisasi alutsista yang sudah uzur. Wakil Menteri Pertahanan Sjiafrie Sjamsoeddin bersedia datang ke The Jakarta Post untuk mengetahui gambaran yang lebih luas tentang isu modernisasi pengadaan alutsista.

    Bagaimana kabar terakhir tentang negosiasi pengadaan tank Leopard bekas setelah parlemen Belanda menentang rencana tersebut?

    Pengadaan alutsista bukan proses yang dilakukan secara instan. Ada beberapa parameter dalam pengadaan alutsista, seperti pertahanan, ancaman potensial, urusan militer dan kemampuan anggaran pertahanan.

    Mengenai modernisasi alutsista untuk tiga matra TNI disesuaikan dengan kebutuhan alutsista dan sesuai dengan kriteria dari Dephan.

    Namun perlu diingat, kita tidak bisa membeli alutsista tertentu dengan negara tertentu sebelum kita membahas spesifikasi dari kebutuhan kita dan sesuai dengan doktrin kita. Aspek teknis dan taktis dari alutsista tergantung kondisi di lapangan dimana kita mengoperasikan alutsista tersebut. Semua ini telah dikaji dan hasilnya disampaikan kepada Departemen Pertahanan untuk mendapatkan persetujuan baik melalui prosedur G to G maupun G to B.

    Kemudian Dephan menentukan hasil akhir daftar belanja dan memeriksa apakah pengadaan alutsista ini sejalan dengan doktrin kita yang dilihat dari sisi strategi militer, yang melibatkan operasi gabungan ke tiga mantra TNI. Pengadaan alutsista tersebut juga harus sesuai dengan anggaran pertahanan dan mengikuti mekanisme yang sesuai dengan peraturan yang berlaku.

    Terkait dengan pembelian tank Leopard, dilihat dari segi teknis dan analisa strategi militer kita, hal ini membawa kami memilih tank tersebut. Namun kita tidak dapat melanjutkan pembelian tersebut jika ada masalah eksternal, dalam hal membeli atau menghambat pengadaan tersebut.

    Jika pengadaan tank dari Belanda disepakati maka akan dilakukan dengan mekanisme G to G. Kemudian kedua Kementerian Pertahanan dan Kementerian Keuangan akan menandatangani kontrak masing-masing untuk proses pembayaran. Sesuai dengan ketentuan pemerintah kepada produsen, produsen harus bersedia memberikan lisensi ekspor untuk memfasilitasi penjualan produk tersebut.

    Dari 10 negara anggota ASEAN, tujuh negara telah mengoperasikan MBT, dan diantaranya telah menggunakan tank Leopard.

    Amerika Serikat telah menawarkan 24 F-16 kepada Indonesia. Apakah kita menerima tawaran tersebut atau membeli F-16 baru?

    Sehubungan dengan pertahanan udara, kami memiliki visi jangka panjang. Oleh karena itu kami terlibat dalam program untuk membangun pesawat tempur KF-X dengan Korsel. Dalam jangka menengah, kita masih perlu melakukan pembicaraan dengan negara-negara maju yang memiliki teknologi tinggi.

    TNI AU telah terkonfigurasi dengan pesawat buatan AS, Rusia, Inggris, Brasil, Korsel dan sebagainya. Sesuai dengan kebijakan pemerintah pengadaan tersebut disertai dengan ToT, termasuk teknologi dalam pemeliharaan dalam satu paket untuk mencapai kemandirian.

    Kami juga melakukan pengadaan pesawat angkut ukuran besar seperti Hercules yang telah memberikan kemampuan kami dalam melakukan pemeliharaan, sehingga kita bisa mempertahankan dan merawat pesawat tersebut di dalam negeri. Untuk pengadaan pesawat angkut ukuran sedang, PT DI telah menandatangani kontrak dengan Airbus untuk melakukan produksi bersama. Selain itu kita telah mencapai kemandirian dalam dalam pembuatan pesawat angkut ringan walaupun tidak 100%.

    Untuk memperkuat alutsista TNI AL, apa kita membutuhkan kapal induk?

    Indonesia adalah negara kepulauan. Beberapa pulau telah memiliki bagiannya sendiri. Kami juga tidak bermaksud untuk menjaga kawasan diluar wilayah NKRI, sehingga pengadaan kapal induk tidak efisien.

    Tapi kita pasti akan mendapatkan tiga kapal selam sesuai jangka menegah dalam program modernisasi kita. Dalam pengadaan kapal selam, kita membeli dari Korsel dengan kesepakatan ToT.

    Dephan juga telah mengirim 130 insinyur ke Daewoo untuk melihat proses pembuatan kapal selam pertama. Kapal selam kedua nanti akan diproduksi di Korsel dan berinteraksi dengan teknologi kedua negara. Dan kapal selam ketiga nantinya akan dibuat di Surabaya dengan pengawasan teknisi asing.

    Dalam setiap kerjasama pertahanan, kita berusaha saling menguntungkan. Sebelum nota kesepahaman ditandatangi, patner kita harus sudah membangun pabrik tersebut sehingga kita tidak memberikan cek kosong. Kami menyambut untuk melakukan investasi dan produksi bersama, sehingga berdampak terhadap pertumbuhan ekonomi dan menciptakan lapangan pekerjaan. Tidak ada gunanya bila MoU pengadaan alutsista dengan atas nama kerjasama tetapi tidak memberikan nilai tambah kepada masyarakat.

    Bagaimana dengan teknologi Pesawat Tanpa Awak?

    Kita berbicara tentang teknologi bukan politik. Teknologi dapat didatangkan dari mana saja, baik untuk tujuan militer atau non militer. Apa yang perlu kita pertimbangkan adalah apakah teknologi tersebut mendukung misi kami dan bermanfaat.

    Dephan sendiri telah memikirkan tentang teknologi yang akan digunakan sebelum kabinet pertama Presiden SBY pada tahun 2004-2009. Perusahaan Kital Philippine Corp sebetulnya memiliki produksi gabungan dengan beberapa negara Eropa. Namun, kita tidak dapat melanjutkan pengadaan pesawat tanpa awak tersebut tanpa ada keikutsertaan BPK atau DPR.

    Saya pikir semuanya sudah jelas dan kita tidak boleh membuat polemik. Sebaiknya masalah ini dilihat dari sisi penggunaannya anggaran tetap sasaran atau tidak.

    Bagaimana reaksi negara tetangga di ASEAN terhadap pengadaan alutsista Indonesia?

    Tidak ada negara anggota ASEAN kuatir akan peningkatan pengadaan alutsista kita. Kami di ASEAN saling mendukung. Indonesia juga telah membeli alutsista dari Singapura dan Malaysia dan berharap mereka juga membeli alutsista dari Indonesia.

    Kami bahkan mulai berpikir membentuk industri pertahanan ASEAN. Hal ini pernah dibahas antara menhan se ASEAN, meskipun masih jalan panjang untuk membuat konsorsium.

    Sumber : TJP/MIK
    Readmore --> Wamenhan : Pengadaaan Alutsista Harus Disertai ToT

    Indonesia Dan Jerman Tandatangani MoU Kerjasama Pertahanan

    London - Wamenhan RI, Sjafrie Sjamsoeddin dan Sekretaris Negara Bidang Pertahanan Jerman, Rdiger Wolf menandatangani Nota kesepahaman (MOU) kerja sama di bidang pertahanan di Berlin, Jerman, Senin.

    Penandatanganan kerja sama ini merupakan tindak lanjut dari pertemuan Presiden RI dan Presiden Jerman pada tahun 2011 lalu, yang salah satunya adalah kesepakatan untuk meningkatkan kerja sama di bidang pertahanan, demikian keterangan Counsellor Pensosbud KBRI Berlin, Ayodhia GL Kalake kepada ANTARA London, Selasa.

    Wamenhan RI, Sjafrie Sjamsoeddin mengatakan penandatangan kerjasama itu bertujuan sebagai kerangka untuk memajukan kerja sama bilateral berdasarkan prinsip kesetaraan, saling menguntungkan dan saling menghormati, kedua pihak.

    Selain itu juga disepakat kerja sama dibidang pelatihan, penelitian dan pengembangan, bantuan kemanusian dan penanggulangan bencana, logistik militer dan pelayanan kesehatan serta misi perdamaian.

    Wamenhan berharap bahwa kerja sama semacam ini akan dapat meningkatkan mutu SDM Tentara Nasional Indonesia (TNI) dalam membentuk tentara yang profesional dan tangguh, selain juga mendorong modernisasi TNI.

    Delegasi Indonesia antara lain Wamenhan, KASAD, Dirjen Strahan, Asops KASAD, Aster KASAD, dan para pejabat dari Kemhan dan Mabes TNI AD dengan didampingi Kuasa Usaha Ad-Interim (KUAI) RI, Diah W.M. Rubianto dan Atase Pertahanan, Kol (Pnb) Fachri Adamy. Sebelumnya telah mengadakan pembicaraan dengan pejabat Kemhan Jerman dalam kerangka peningkatan kerja sama antara kedua pihak.

    Wamenhan Sjafrie Sjamsoeddin dan KASAD Jenderal TNI Pramono Edhie Wibowo beserta rombongan berkesempatan pula mengadakan tatap muka dan diskusi dengan para pejabat KBRI Berlin serta masyarakat Indonesia di Berlin dan sekitarnya dengan tema "Kebijakan Pertahanan" dan "Reformasi TNI" dengan moderator KUAI RI, Diah W.M Rubianto.

    Diah W.M. Rubianto dalam kesempatan tersebut menyatakan bahwa sudah saatnya Indonesia dan Jerman membangun kemitraan strategis. Kelebihan Jerman dalam teknologi, misalkan, hendaknya dapat dimanfaatkan oleh Indonesia untuk meningkatkan sistem Alutsista TNI selain juga peningkatan SDM personil TNI, ujarnya.

    Ia juga mengharapkan penandatanganan MOU kerja sama tersebut akan semakin memperkokoh hubungan kedua negara yang memasuki usia 60 tahun hubungan bilateral Indonesia-Jerman pada tahun 2012.

    Menurut Diah W.M. Rubianto, Indonesia dan Jerman telah menetapkan lima bidang kerja sama yang menjadi prioritas kemitraan strategis antara Indonesia dan Jerman, yaitu perdagangan dan investasi, riset dan teknologi, kedokteran, pendidikan dan pertahanan.

    Adalah suatu tantangan bagi kedua pihak, untuk dapat merealisasikan prioritas tersebut kedalam bentuk kerja sama yang bermanfaat bagi rakyat kedua negara, ujarnya.

    Rencana kunjungan Kanselir Angela Merkel ke Indonesia pada tahun 2012 juga akan melengkapi langkah menuju kemitraan strategis Indonesia-Jerman. KUAI RI optimis bahwa Indonesia dan Jerman akan dapat terus menjalin hubungan kemitraan yang konstruktif dan bermanfaat bagi kedua bangsa.

    Sumber : ANTARA
    Readmore --> Indonesia Dan Jerman Tandatangani MoU Kerjasama Pertahanan

    Monday, February 27, 2012 | 12:57 PM | 0 Comments

    F-16 TNI AU Lakukan First Landing Di Bandara Internasional Lombok

    Mataram - Tiga pesawat tempur F-16 Fighting Falcon dari Skadron udara 3 Lanud Iswahjudi mendarat untuk pertama kalinya di Bandara Internasional Lombok (BIL), Sabtu (25/2). Pesawat tempur TNI AU tersebut mendarat di Lombok dalam rangka Pengamanan ALKI dengan sandi Operasi Tangkis Petir. Kedatangan F-16 ini dipimpin langsung komandan skadron udara 3 Letkol Pnb Ali Sudibyo dan disambut oleh komandan Lanud Rembiga Letkol Pnb Ridha Hermawan.

    Menurut Komandan Lanud Rembiga kedatangan F-16 dimaksudkan untuk mengecek kesiapan runway Bandara Internasional Lombok karena untuk jenis pesawat tempur diperlukan runway yang memadai. Lebih lanjut, Danlanud menambahkan kegiatan ini juga untuk memastikan kesiapan Lanud Rembiga dalam mendukung penerbangan udara. Disela sela kegiatan Pam ALKI juga digelar static show pesawat F-16 di apron BIL.

    Kegiatan ini untuk menunjukkan kepada masyarakat Indonesia kekuatan perlengkapan militer Republik Indonesia. Diharapkan juga timbul rasa kebanggan di diri masyarakat NTB sebagai warga negara Indonesia yang memlilki pesawat tempur tidak kalah dengan pesawat tempur negara lain. Juga dapat menumbuhkan jiwa dan semangat kedirgantaraan bagi masyarakat.

    Dalam pelaksanaan static show tersebut para pengunjung bisa bertanya tentang pesawat tersebut ataupun segala hal yang berkaitan dengan TNI Angkatan Udara karena di tiap – tiap pesawat sudah terdapat personel TNI-AU sehingga juga akan mengenalkan secara dekat tentang alutsista yang dimiliki oleh TNI-AU kepada masyarakat khususnya yang berada di NTB.

    Sumber : TNI AU
    Readmore --> F-16 TNI AU Lakukan First Landing Di Bandara Internasional Lombok

    2012, TNI AD Bentuk Satuan Tank Di Kalimantan

    Pontianak - Komandan Korem 121 Alambhanawanawai, Kolonel Inf Toto Rinanto mengatakan pada tahun 2012 akan membentuk satuan tank yang dipastikan menambah kekuatan pertahanan NKRI, khususnya di wilayah perbatasan Kalimantan Barat.

    "Rencananya tahun ini satuan tank akan dibentuk di Kalbar. Pada satuan tersebut tentu akan diisi personel baru dan alutsista kendaraan tempur yang memadai termasuk mobil tank yang akan menambah kekuatan TNI AD dalam mempertahankan NKRI di Kalbar," kata Toto di Pontianak, Minggu.

    Menurutnya rencana tersebut sudah dibahas di Mabes TNI AD dan akan direalisasikan tahun ini.

    Namun dia menyatakan masih belum mengetahui, berapa banyak kendaraan tempur dan personel yang akan ditempatkan di satuan tersebut.

    "Yang jelas saat ini kita sudah melakukan berbagai persiapan dan kita masih menunggu perintah selanjutnya dari Kodam XII Tanjungpura," tuturnya.

    Di antara persiapan tersebut adalah dengan menyediakan lahan baru untuk penempatan satuan tersebut. Meski demikian, dia juga belum mengetahui di daerah mana nantinya satuan tersebut akan ditempatkan.

    "Bisa saja di Bengkayang, atau daerah lainnya. Tergantung hasil survei Mabes TNI dan Kodam XII Tanjungpura," katanya.

    Dia mengatakan tahun 2012 ini kemungkinan besar juga akan ada penambahan pos-pos baru baik di daerah perbatasan maupun di daerah lainnya yang dirasakan perlu untuk ditambah prajurit.

    Danrem Toto juga menambahkan mengenai prajurit TNI AD yang saat ini ditugaskan di daerah perbatasan Indonesia-Malaysia dalam waktu dekat akan dilakukan penarikan, di mana prajurit yang lama akan ditarik dan digantikan prajurit dari Batalion 365 Karawang, Jawa Barat.

    "Pergantian tersebut merupakan kegiatan rutin bagi prajurit dalam rangka memberikan pengalaman dan proses penyegaran dalam penugasan menjaga perbatasan NKRI," katanya.

    Sumber : DEPHAN
    Readmore --> 2012, TNI AD Bentuk Satuan Tank Di Kalimantan

    Komisi I Bahas Ratifikasi Kerjasama Militer dengan Italia Dan Ceko

    Jakarta - Ketua Komisi I DPR Mahfudz Siddiq menyatakan, DPR dan pemerintah akan segera membahas ratifikasi perjanjian kerjasama strategis bidang teknik militer dengan Republik Ceko dan Italia.

    "Rencananya Senin besok (27/2), Komisi I DPR dengan pemerintah yang diwakili Kementerian terkait upaya peningkatan kerjasama pertahanan dengan negara sahabat, Italia dan Ceko," ujar Mahfudz Siddq pada Jurnalparlemen.com Minggu (26/2).

    Mahfudz menjelaskan, upaya peningkatan kerjasama militer dengan ke dua negara tersebut dengan segera meratifikasi perjanjian kerjasama yang sudah ada, meliputi latihan perang bersama, tukar menukar informasi terkait pertahanan, dan kerjasama dalam hal pengadaan alutsista.

    "Hingga lebih jauh, seperti alih teknologi dari alutsista yang dimiliki ke dua negara tersebut pada Indoneisa," ujarnya.

    Mahfudz berharap, kerjasama teknik militer dengan Italia dan Ceko ini nantinya cukup diselesaikan dalam draf MoU saja, tidak perlu hingga dalam bentuk UU. Hal ini sebagaimana MoU kerjasama yang sudah dilakukan Indonesia dengan Rusia.

    "Yang penting MoU perjanjian kerjasama teknik militer itu realistis untuk diimplementasikan dan memberikan manfaat atau keuntungan bagi kedua belah pihak," pungkas Mahfudz.

    Sumber : Jurnal Parlemen
    Readmore --> Komisi I Bahas Ratifikasi Kerjasama Militer dengan Italia Dan Ceko

     

    Pengikut

    Copyright © 2010 - All right reserved | Template design by ADMIN | Published by MAJU INDONESIA KU
    Proudly powered by Blogger.com | Best view on mozilla, internet explore, google crome and opera.