ALUTSISTA ARDAVA BERITA HANKAM CAKRA 401 SUBMARINE DEFENSE STUDIES INDO-DEFENSE INDONESIA DEFENSE INDONESIA TEKNOLOGI RINDAM V BRAWIJAYA THE INDO MILITER
Formil MIK Formil Kaskus Formil Detik.COM
PT.DI LAPAN LEN NUKLIR PAL PINDAD RADAR RANPUR ROKET RUDAL SATELIT SENJATA TANK/MBT UAV
TNI AD TNI AL TNI AU
HELIKOPTER KAPAL ANGKUT KAPAL INDUK KAPAL LATIH KAPAL PATROLI KAPAL PERANG KAPAL PERUSAK KAPAL SELAM PESAWAT TEMPUR PESAWAT ANGKUT PESAWAT BOMBER PESAWAT LATIH PESAWAT PATROLI PESAWAT TANKER
KOPASSUS PASUKAN PERDAMAIAN PERBATASAN
  • PERTAHANAN
  • POLRI POLISI MILITER
  • PBB
  • NATO BIN DMC TERORIS
    AMERIKA LATIN AMERIKA UTARA BRASIL USA VENEZUELA
    AFGANISTAN ETHIOPIA IRAN ISRAEL KAZAKHTAN KYRGYZTAN LEBANON LIBYA MESIR OMAN PALESTINA TIMUR TENGAH YAMAN
    ASEAN AUSTRALIA Bangladesh BRUNAI CHINA INDIA INDONESIA JEPANG KAMBOJA KORSEL KORUT
    MALAYSIA Selandia Baru PAKISTAN PAPUA NUGINI Filipina SINGAPURA SRI LANGKA TAIWAN TIMOR LESTE
    BELANDA BULGARIA INGGRIS ITALIA JERMAN ROMANIA RUSIA UKRAINA
    MIK News empty empty R.1 empty R.2 empty R.3 empty R.4

    ATTENTION


    PERHATIAN

    "Bagi Sobat Readers ingin mempublikasikan kembali tulisan ini di website atau blog Sobat Readers, mohon cantumkan link aktif artikel yang bersangkutan termasuk semua link yang ada di dalam artikel tersebut Atau Silahkan Hubungi Admin Melalui Chat Box/Shout Box/E-mail yang tertera di bawah .

    ADMIN
    steven_andrianus_xxx@yahoo.co.id

    Kategori »

    INDONESIA (4794) TNI (1147) ALUTSISTA (984) TNI AL (721) TNI AU (694) Pesawat Tempur (684) USA (597) Industri Pertahanan (564) PERBATASAN (447) KOREA (400) Kerja Sama (400) RUSIA (382) Teknologi (315) TNI AD (306) Kapal Perang (281) Pesawat Angkut (276) Anggaran (249) PERTAHANAN (235) CHINA (232) MALAYSIA (225) Tank (218) DI (210) Kapal Selam (201) Rudal (165) Helikopter (159) Pindad (145) KORUT (140) ASEAN (127) POLRI (126) Kapal Angkut (119) DMC (114) AUSTRALIA (107) PAL (106) Kapal Patroli (99) EROPA (98) Senjata (94) Pesawat Latih (93) TIMTENG (93) UAV (87) Nuklir (84) Pasukan Perdamaian (84) Teroris (83) ISRAEL (81) Radar (75) Kopassus (74) SINGAPORE (74) INDIA (72) IRAN (71) Ranpur (70) Africa (69) Roket (67) JAPAN (60) INGGRIS (59) LAPAN (59) PBB (59) jerman (57) Pesawat Patroli (56) LEBANON (55) Satelit (54) kapal latih (47) PRANCIS (45) BELANDA (41) THAILAND (36) BRAZIL (35) Philippines (35) TAIWAN (35) TIMOR TIMUR (31) VIETNAM (29) Inteligen (27) NATO (25) BRUNEI (24) Korvet (22) LIBYA (22) PAKISTAN (22) PALESTINA (21) Amerika Latin (16) KAPAL INDUK (16) English News (15) PAPUA NUGINI (15) BIN (14) ITALIA (14) VENEZUELA (14) KAMBOJA (13) ASIA (12) AFGANISTAN (11) POLANDIA (11) PT. LEN (9) Pesawat Bomber (9) Frigates (8) UKRAINE (7) Amerika Utara (6) Kapal Perusak (6) Berita Foto (5) Georgia (5) UEA (5) YAMAN (5) EGIPT (4) New Zealand (4) Pesawat Tanker (4) SRI LANKA (4) BANGLADESH (3) BULGARIA (3) YUNANI (3) HAITI (2) KAZAKHTAN (2) Polisi Militer (2) ROMANIA (2) \ (1)

    Total Pageviews

    Berita Terpopuler

    Powered by Blogger.

    Saturday, April 7, 2012 | 8:34 PM | 0 Comments

    Berita Foto : Atraksi Pesawat TNI AU Saat Gladi Bersih

    Jakarta - Prajurit TNI Angkatan Udara (AU) dan sejumlah pesawat mengikuti gladi bersih upacara peringatan Hari Angkatan Udara ke-66 tahun 2012 di Pangkalan Udara TNI AU Halim Perdanakusuma, Jakarta Timur, hari ini.

    Peringatan Hari Angkatan Udara yang jatuh pada 9 April mendatang akan melibatkan 2.560 Personel TNI AU. Dalam gladi ini prajurit berlatih sejumlah demo seperti demo udara, terjun payung free fall, terjun statik, display drum band Karbol Akademi AU, tembak reaksi, demo anti teror Denbravo Paskhas, Dynamic Show pesawat Helly, Individual Aerobatic enam pesawat SU 27/30, Jupiter Aerobatic Show, dan demo operasi udara.

    Di gladi bersih ini, kedigjayaan AU di langit Indonesia sudah terlihat. Akrobat-akrobat mengagumkan dan membutuhkan skill khusus dipertunjukkan para prajurit TNI AU.

    Klik foto gladi bersih TNI AU di tautan ini.



    Prajurit TNI AU dan Helikopter mengikuti gladi bersih upacara peringatan Hari Angkatan Udara ke-66 tahun 2012 di Halim Perdanakusuma, Jakarta, Sabtu (7/4/2012).


    Prajurit TNI AU saat acara gladi bersih upacara peringatan Hari Angkatan Udara ke-66 tahun 2012 di Pangkalan Udara Halim Perdanakusuma, Jakarta, Sabtu (7/4/2012).


    Pesawat TNI Angkatan Udara (AU) dari Jupiter Team melakukan atraksi udara saat gladi bersih upacara peringatan Hari Angkatan Udara ke-66 tahun 2012 di Jakarta, Sabtu (7/4/2012).


    Enam pesawat tempur Sukhoi TNI Angkatan Udara (AU) melakukan atraksi udara saat gladi bersih upacara peringatan Hari Angkatan Udara ke-66 tahun 2012 di Jakarta, Sabtu (7/4/2012).


    Prajurit TNI AU melakukan atraksi terjun payung saat gladi bersih upacara peringatan HUT TNI AU ke-66 tahun 2012 di Jakarta, Sabtu (7/4/2012).

    Prajurit drum band Karbol Akademi TNI AU saat acara gladi bersih upacara peringatan Hari Angkatan Udara ke-66 tahun 2012 di Pangkalan Udara Halim Perdanakusuma, Jakarta, Sabtu (7/4/2012).

    Sumber : Vivanews
    Readmore --> Berita Foto : Atraksi Pesawat TNI AU Saat Gladi Bersih

    KSAU : TNI AU Sedang Menjajaki Pengadaan Simulator Dari Tiga Negara

    Jakarta - Indonesia berencana melengkapi keberadaan armada Sukhoi dengan membeli simulator pesawat tempur Rusia tersebut. Namun hingga saat ini belum ditentukan dari negara mana simulator tersebut dibeli.

    "Kita beli simulator tahun ini untuk meningkatkan kemampuan penerbang dan mengefisienkan pengeluaran," kata Kepala Staf TNI Angkatan Udara Marsekal TNI Imam Sufaat, usai gladi resik HUT TNI AU di Lanud Halim Perdana Kusuma Jakarta, Sabtu (7/4).

    Imam menyebutkan TNI AU masih terus menjajaki tiga negara yang menyediakan simulator pesawat jenis menengah tersebut. "Kami menjajaki, beli simulator dari Rusia, China, atau dari Kanada. Ada beberapa sumber dan kami akan cari yang terbaik, pertimbangannya adalah manual bahasanya," paparnya.

    Ia menyebutkan, dasar utama pembelian simulator tersebut yaitu untuk merahasiakan kelemahan dan kekuatan setiap penerbang. Menurut Imam, apabila pilot diberi latihan di luar negeri, calon lawan bakal mengetahui dengan mudah skill setiap penerbang.

    "Padahal di sini skill penerbanglah yang menentukan ketimbang kemampuan pesawatnya. Dengan adanya simulator, kita bisa mencetak pilot handal tanpa diketahui kemampuannya," ungkap Imam.

    Pembelian simulator ini juga untuk menghemat pengeluaran operasional Sukhoi dan jaminan keselamatan pilot selama operasional.
    "Setidaknya, dana yang harus dikeluarkan untuk 1 jam latihan Sukhoi mencapai Rp500 juta," ujarnya.

    Saat ini, TNI AU sudah memiliki beberapa simulator pesawat seperti F16 dan Hercules.

    Sumber : Media Indonesia
    Readmore --> KSAU : TNI AU Sedang Menjajaki Pengadaan Simulator Dari Tiga Negara

    KSAU : TNI AU Butuh Tambahan Pilot Sukhoi

    Jakarta - Kepala Staf TNI Angkatan Udara Marsekal TNI Imam Sufaat mengatakan, TNI AU akan menambah jumlah pilot untuk menerbangkan pesawat-pesawat tempur. TNI AU sekarang sedang mengoptimalkan sekolah penerbangan di Lanud Halim Perdana Kusuma, Jakarta .

    "Sudah (ada penambahan). Kami mulai menambah jumlah pilot di sekolah penerbang jika sebelumnya 30 saat ini sudah 40 penerbang," kata Sufaat di Jakarta, Sabtu (7/4).

    Apalagi, hingga tahun 2014 TNI AU akan membeli beberapa pesawat tempur buatan Rusia dan Amerika Serikat (AS). Tambahan pesawat itu tentu saja membutuhkan banyak pilot.

    Menurut Sufaat, TNI AU sekarang ini masih membutuhkan pilot untuk menerbangkan pesawat tempur Sukhoi dan F16. "Untuk F16 kami sudah ketambahan 24 penerbang," jelasnya.

    Dalam kurun waktu sampai 2014, TNI berencana membeli 6 Sukhoi dari Rusia, pesawat jenis T50 sebanyak 15 unit dari Korea Selatan, 24 unit jet tempur jenis F16, 2 helikopter jenis Super Puma, 6 unit helikopter jenis Kombat, dan 16 unit pesawat latihan pengganti Bravo.

    Sumber : Merdeka
    Readmore --> KSAU : TNI AU Butuh Tambahan Pilot Sukhoi

    KSAU Tinjau Acara Geladi Bersih HUT TNI AU

    Jakarta - Kepala Staf TNI Angkatan Udara Marsekal TNI Imam Sufaat akan menghadiri Geladi Bersih dalam rangka peringatan ke-66 Hari TNI AU di Lanud Halim Perdanakusuma, Jakarta, Sabtu (7/4) pukul 07.00 WIB. KSAU juga diagendakan memberikan konferensi pers usai pelaksanaan Gladi bersih. "Puncak peringatan HUT TNI AU Ke-66 dilaksanakan pada hari Senin, tanggal 9 April 2012 ditandai dengan upacara militer yang dipusatkan di Taxi Way Echo Lanud Halim Perdanakusuma, Jakarta," kata Staf Dinas Penerangan Angkatan Udara (Dispenau), Letkol Bintang dalam pesan singkatnya diterima Jurnal Nasional, Sabtu (7/4) pagi.

    Sebelumnya, Kadispenau Marsma TNI Azman Yunus mengatakan acara pokok parade yang melibatkan 2.560 Personel, dilanjutkan demo udara, terjun payung free fall dan terjun statis, display Drum Band Karbol Akademi AU dan tembak reaksi, Demo Anti Teror Denbravo Paskhas, Dynamic Show helikopter, Individual Aerobatic 6 pesawat SU 27/30, Jupiter Aerobatic Show, dan Demo Operasi Udara.

    Peringatan tahun ini bertema "Dengan Profesionalisme dan Motivasi yang Tinggi, TNI Angkatan Udara Siap Menyongsong Modernisasi Alutsista dan Memberikan yang Terbaik untuk Bangsa dan Negara Kesatuan Republik Indonesia".

    Peringatan ke-66 Hari Angkatan Udara diwarnai berbagai kegiatan yang dilaksanakan sejak bulan Maret 2012, diawali bulan disiplin, berbagai pertandingan olahraga, donor darah, lomba English Speech, dan ziarah ke Taman Makam Pahlawan. Kegiatan ziarah dilaksanakan tanggal 5 April di TMPN Kalibata dengan inspektur upacara Kepala Staf Angkatan Udara Marsekal TNI Imam Sufaat. Sedangkan ziarah di Makam Bapak AURI Komodor Udara Suryadi Suryadarma di TPU Karet Bivak dipimpin oleh Wakasau Marsekal Madya Dede Rusamsi.

    Alat utama sistem senjata (Alutsista) TNI AU yang akan menghiasi langit kota Jakarta dalam demo udara melibatkan 72 pesawat berbagai jenis. Diantaranya 11 Hawk-100/200, 7 F-16 A/B, 6 Sukhoi SU-27/30, 3 C-130 Hercules, 6 T-34 Charlie, 8 KT-1 B, 4 NAS-332/SA-330, 2 Cessna (penarik Banner), 7 EC-120 B, 1 C-212, dan 1 CN-235. "Sebanyak 208 Karbol Akademi Angkatan Udara, sebagai generasi penerus Angkatan Udara ikut pula unjuk kebolehan dalam display Drum Band Gita Dirgantara," katanya.

    Sumber : Jurnas
    Readmore --> KSAU Tinjau Acara Geladi Bersih HUT TNI AU

    72 Pesawat Akan Meriahkan Dan Beratraksi di Udara Saat HUT TNI AU

    Jakarta - Pada perayaan HUT ke-66 TNI Angkatan Udara (AU) 9 April mendatang yang akan dipusatkan di Taxi Way Echo Lanud Halim Perdanakusuma, Jakarta Timur. Tentara Indonesia akan mempertunjukkan alat utama sistem senjata (Alutsista) TNI AU yang akan menghiasi langit kota Jakarta dalam demo udara.

    Salah satu diantaranya adalah 11 unit Hawk-100/200, 7 unit F-16 A/B, 6 unit Sukhoi SU-27/30, 3 unit C-130 Hercules, 6 unit T-34 Charlie, 8 unit KT-1 B, 4 unit NAS-332/SA-330, 2 unit Cessna, 7 unit EC-120 B, 1 C-212, dan 1 unit CN-235.

    Kepala Dinas Penerangan Angkatan Udara, Marsekal Pertama TNI , Azman Yunus menjelaskan bahwa acara pokok parade akan melibatkan 2.560 Personel TNI AU, dan dilanjutkan dengan demo udara, terjun payung free fall dan terjun statik. Ada pula display Drum Band Karbol Akademi AU, tembak reaksi, Demo Anti Teror Denbravo Paskhas, Dynamic Show pesawat Helly, Individual Aerobatic 6 pesawat SU 27/30, Jupiter Aerobatic Show, dan Demo Operasi Udara.

    Peringatan tahun ini mengambil tema “Dengan Profesionalisme dan Motivasi yang Tinggi, TNI Angkatan Udara Siap Menyongsong Modernisasi Alutsista dan Memberikan yang Terbaik untuk Bangsa dan Negara Kesatuan Republik Indonesia”.

    "Sebanyak 208 Karbol Akademi Angkatan Udara, sebagai generasi penerus Angkatan Udara ikut pula unjuk kebolehan dalam display Drum Band Gita Dirgantara," kata Azman dalam siaran persnya, Jumat(6/4/2012).

    Peringatan ke-66 Hari Angkatan Udara diwarnai berbagai kegiatan yang dilaksanakan sejak bulan Maret 2012, diawali bulan disiplin, berbagai pertandingan olahraga, donor darah, lomba English Speech, dan ziarah ke Taman Makam Pahlawan.

    Kegiatan ziarah dilaksanakan tanggal 5 April di TMPN Kalibata dengan inspektur upacara Kepala Staf Angkatan Udara Marsekal TNI Imam Sufaat. Sedangkan ziarah di Makam Bapak AURI Komodor Udara Suryadi Suryadarma di TPU Karet Bivak dipimpin oleh Wakasau Marsekal Madya Dede Rusamsi.

    Sumber : Tribun
    Readmore --> 72 Pesawat Akan Meriahkan Dan Beratraksi di Udara Saat HUT TNI AU

    Senapan Serbu Buatan PT Pindad Semakin Memikat

    Bandung - Senjata ibarat nyawa bagi prajurit TNI.Fungsinya sangat penting sehingga keandalan senjata mutlak diperlukan. TNI sudah mengeluarkan syarat-syarat tipe yang mesti ada dalam sebuah senjata, terutama senapan dan pistol.

    PT Pindad,sebagai produsen senjata,bekerja keras memenuhi permintaan senjata TNI maupun Polri, serta pengguna lain,sesuai standar internasional dan spesifikasi yang dibutuhkan pemakai. Diawali dari senapan serbu SS1,Pindad sudah memproduksi varian-varian lain dari senjata ini.Kemudian lahir pula SS2,dengan berbagai varian juga.Setiap varian dirancang dengan spesifikasi khusus disesuaikan kebutuhan user.

    Pindad pada 2008 mengembangkan SS2- V1kaliber 5,56 mm sebagai senjata yang digunakan prajurit Kostrad.Senjata berkemampuan jarak tembak 450 meter itu dimodifikasi, sehingga selain makin menarik penampilannya,juga memudahkan pengguna dalam mengoperasikannya. Pegangan jinjing di bagian atas dihilangkan,diganti picatini rail,dudukan untuk memasang teleskop berstandar internasional.Picatini rail juga dipasangkan di sisi kiri bodi.

    Fungsinya untuk senter cahaya maupun senter bidik. Bagian popor juga dimodifikasi tanpa menghilangkan ciri khas senapan Pindad yang dapat dilipat.Perbedaannya, ada pada model yang membuatnya bisa digeser maju mundur. Untuk pegangan depan, dipasang front gripmenyerupai pegangan belakang. Berbeda dari varian asalnya yang langsung pada laras. Sekitar 2–3 tahun setelah membuat senjata untuk Kostrad,Pindad kembali mengembangkan SS2-V5 kaliber 5,56 mm.

    Secara umum,bentuk pengembangannya sama dengan yang terjadi pada SS1- V1.“Kalau ini untuk Brimob,” kata pegawai Divisi Senjata PT Pindad,Hera,di stan pameran PT Pindad pada APSDEX 2012 di Jakarta, Jumat (23/3). Hera yang memiliki spesialisasi pada bagian pelapisan senjata ini menceritakan, pengembangan senapan serbu untuk Brimob ini membuat bobotnya lebih berat sekitar 0,5 kg,menjadi 3,5 kg. Senapan yang mampu memuntahkan amunisi sejauh 350 meter ini siap digunakan.

    Gadis berparas ayu ini pun membagi kisah bagaimana tidak sederhananya proses membuat senapan. Khususnya mengenai bidang kerja,Hera memaparkan,ada tiga jenis pelapisan yang disesuaikan dengan bahannya,yaitu baja, paduan logam alumunium, dan plastik. Pelapisan yang dilakukan harus sesuai syarat-syarat tipe yang dikeluarkan TNI. Misalnya,pelapisan untuk tahan aus,gesek,karat,dan tahan panas.

    Juga ada teknik untuk meningkatkan kekerasan material. Bagian paling rumit dalam pelapisan adalah laras,bagian paling vital dari senjata.“Untuk menghasilkan laras yang bagus,harus fokus.Pelapisan laras dilakukan di bagian luar dan dalam,”tutur dia. Produk amunisi juga ramai pembeli.Bahkan,ada kecenderungan PT Pindad tak mampu memenuhi permintaan. “Kita butuh mesin baru.Tapi, itu proses paling cepat sekitar 1,5 tahun,”kata Dirut PT Pindad Andik Avianto.

    Sumber : Seputar Indonesia
    Readmore --> Senapan Serbu Buatan PT Pindad Semakin Memikat

    Thursday, April 5, 2012 | 5:07 PM | 0 Comments

    Dirut Pindad : PT. Pindad Siap Penuhi Program Revitalisasi Alutsista Nasional

    Bandung - Direksi PT Pindad menyatakan siap melaksakan program revitalisasi Alat Utama Sistem Senjata (Alutsista) yang dicanangkan pemerintah.

    Kepala Divisi Persenjataan PT. Pindad, Ade Bagja, menilai, program revitalisasi tersebut menjadi tantangan sendiri bagi pihaknya untuk memenuhi kebutuhan pertahanan nasional. ”Revitalisasi adalah program Kementerian Pertahanan (Kemhan) yang merupakan program pemerintah juga dan sebetulnya dengan adanya program ini kami ditantang untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan yang ada,” ujar Ade usai pertemuan dengan perwakilan negara sahabat di Kantor Kementerian Luar Negeri (Kemlu) RI, Jakarta, Kamis (5/4).

    Ade mengungkapkan, dalam program ini, PT Pindad yang bergerak dalam industri peralatan militer memang diberikan kesempatan untuk memenuhi sejumlah porsi dari program revitalisasi Alutsista.

    Sehingga nantinya sambung Ade, PT Pindad akan melakukan pengkajian terhadap peralatan senjata yang dibutuhkan untuk mendukung revitalisasi tersebut. ”Sehingga PT Pindad bisa membantu kemandirian pertahanan nasional,” katanya.

    Sumber : JURNAS
    Readmore --> Dirut Pindad : PT. Pindad Siap Penuhi Program Revitalisasi Alutsista Nasional

    Pindad : Kami Sanggup Buat Leopard Versi Indonesia

    Bandung - Kepala Divisi Persenjataan PT Pindad, Ade Bagja, menyatakan dukungannya terhadap rencana pemerintah melalui Kementerian Pertahanan membeli 100 tank Leopard dari Pemerintah Belanda.

    Namun, jelas Ade, Pindad juga sanggup apabila nantinya diinstruksikan memproduksi alat utama sistem kesenjataan jenis tank tempur utama (main battle tank) tersebut. ”Apakah sanggup buat Leopard? maka jawabannya harus karena itu tantangan dan kami harus menjawab tantangan tersebut,” ujar Ade di Kantor Kementerian Luar Negeri, Jakarta, Kamis (5/4).

    Keyakinan itu menurut Ade, berkaca dari keberhasilan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang bergerak dalam bidang industri pertahanan itu memproduksi kendaraan lapis baja periode 2003-2004 lalu. Ade menyatakan, saat itu banyak yang meragukan kemampuan Pindad membuat kendaraan lapis baja. ”Banyak yang bilang dari sisi teknologi sumberdaya manusia, kami tak bisa memproduksi kendaraan lapis baja. Tapi nyatanya dengan kerja keras dan kerja cerdas, kami membuktikan bahwa kami bisa,” katanya.

    Ade menilai, rencana pembelian 100 tank Leopard sesuai dengan kebutuhan peralatan pertahanan nasional saat ini. ”Setiap peralatan pertahanan itu ada peruntukannya. Jadi kenapa harus tank Leopard? Pasti hal itu sudah melewati pertimbangan matang sesuai kebutuhan saat ini,” katanya.

    Kementerian Pertahanan telah mengganggarkan dana hingga US$280 juta untuk pembelian tank Leopard buatan Jerman yang digunakan militer Belanda. Anggaran pembelian diambil dari alokasi dana bidang pertahanan tahun anggaran 2010-2014.

    Namun parlemen Belanda sampai saat ini masih belum menyetujui niat Pemerintah Indonesia yang ingin membeli 100 tank Leopard. Ini lantaran parlemen Negeri Kincir Angin itu khawatir Leopard nantinya akan digunakan dalam aktivitas militer yang berpotensi menyebabkan terjadinya pelanggaran HAM.

    Sumber : Jurnas
    Readmore --> Pindad : Kami Sanggup Buat Leopard Versi Indonesia

    Empat Industri Pertahanan Dan Kemlu Bahas Pejajakan Peluang Ekspor

    Jakarta - Hari ini empat Badan Usaha Milik Negara (BUMN) di bidang pertahanan, mengikuti seminar Udpates From CEOs (UFCs) yang difasilitatori oleh Kementerian Luar Negeri (Kemlu), dengan tema 'Exploring Strategic Business Partership With Indonesian State-Owned Enterprise'.

    "Hal ini penting untuk membahas perkembangan mengenai potensi bisnis dan kerjasama dengan Indonesia," ujar Wakil Menteri Luar Negeri, Wardana, dalam sambutannya saat membuka seminar yang digelar di ruang Nusantara, Kantor Kemlu, Jakarta Pusat, Kamis (5/4/2012).

    Seminar ini membahas dua hal utama, yakni memberikan informasi terkini tentang perkembangan entitas bisnis strategis Indonesia kepada negara-negara sahabat, dan kedua, menjajaki peluang pasar baru bagi ekspor industri atau perusahaan strategis tersebut ke Luar Negeri.

    Empat BUMN yang menjajaki peluang ekspor yakni PT. Pindad Indonesia, PT. Dirgantara Indonesia, PT. GMF AeroAsia, dan PT. PAL Indonesia. Keempat BUMN itu diwakili oleh para petinggi perusahaan. Seminar ini juga dihadiri oleh sejumlah duta besar negara sahabat dan Investor asing.

    Wardana berharap kegiatan ini tak hanya dapat memberikan pemahaman baru bagi para dubes negara-negara sahabat mengenai kemampuan perusahaan strategis Indonesia, tetapi juga dapat mendorong peningkatan kerjasama yang saling menguntungkan dengan mitra luar negeri.

    Sumber : Tribun
    Readmore --> Empat Industri Pertahanan Dan Kemlu Bahas Pejajakan Peluang Ekspor

    Indonesia - Perancis Berharap Kerjasama Pertahanan Dapat Ditingkatkan

    Jakarta - Menteri Pertahanan Purnomo Yusgiantoro, Kamis (5/4), menerima kunjungan kehormatan Duta Besar Perancis untuk Indonesia Mr. Bertrand Lortholary di Kantor Kemhan, Jakarta. Kunjungan Dubes Perancis ini merupakan kunjungannya pertama kali kepada Menhan karena sebagai Duta Besar Perancis untuk Indonesia yang baru, dirinya baru beberapa minggu berada di Jakarta.

    Dijelaskan oleh Dubes Perancis untuk Indonesia bahwa saat ini kerjasama pertahanan antara Indonesia dan Perancis berjalan sangat erat lebih dari beberapa tahun yang lalu. Dan kedua negara juga senantiasa melihat kemungkinan untuk memperdalam dan memperluas cakupan dalam hal kerjasama pertahanan. Pada 29 Februari lalu juga telah ditandatangani kerjasama teknis antara Kementerian Pertahanan RI dengan Perancis yang merupakan langkah yang cukup besar dalam peningkatan kerjasama pertahanan kedua negara.

    Dubes Perancis melanjutkan bahwa saat ini kesadaran untuk membangun kerjasama lebih erat diantara kedua negara termasukd alam bidang pertahanan sangat disadari oleh pengambil keputusan di Perancis. Karena itulah dirinya mengharapkan diadakannya pertemuan-pertemuan antara kedua petinggi di bidang pertahanan di masa mendatang untuk mempererat kerjasama tersebut.

    Menhan Purnomo Yusgiantoro berharap hubungan kerjasama kedua negara ini dapat lebih dikukuhkan dengan memperluas cakupan kegiatan dalam hal kerjasama pertahanan termasuk di bidang pendidikan. Dubes Perancis juga mengundang Menhan Purnomo Yusgiantoro untuk datang ke Perancis menghadiri Army Show yang akan diadakan pada tanggal 11 – 15 Juni 2012.

    Saat menerima Dubes Perancis untuk Indonesia, Menhan Purnomo Yusgiantoro didampingi Staf Ahli Menhan Bidang Ekonomi Dr Ir Eddy Herjanto SE, M.Sc, Kepala Pusat Komunikasi Publik Kemhan Brigjen TNI Hartind Asrin dan Kepala Biro TU Setjen Kemhan Brigjen TNI Drs. Herry Noorwanto, MA.

    Sumber : DMC
    Readmore --> Indonesia - Perancis Berharap Kerjasama Pertahanan Dapat Ditingkatkan

    Menhan Menerima Wing Penerbang Kehormatan Dari KSAU

    Jakarta - Sebagai wujud penghargaan atas jasa-jasa dalam meningkatkan kesiapan Alutsista (Alat Sistem Persenjataan) TNI AU beserta awak pesawatnya, Menteri Pertahanan (Menhan) RI Purnomo Yusgiantoro menerima Wing Penerbang kehormatan. Pemberian Wing tersebut dilaksanakan melalui upacara penyematan oleh Kepala Staf Angkatan Udara (KASAU) Marsekal TNI Imam Sufaat,Kasau kepada Menhan, Kamis (5/4) di Lanud Halim Perdana Kusuma, Jakarta.

    Sebelum dilaksanakan upacara penyematan ini, Menhan beserta Kasau berkesempatan untuk menerbangkan Pesawat Tempur F-16. Pada saat penerbangan Menhan didampingi pilot yang juga Komandan Skwadron Udara 3 Lanud Iswahyudi, Jawa Timur, Letkol Penerbang Ali Sudibyo. Sementara itu Kasau didampingi oleh Pilot Mayor Penerbang Firman DC.

    Rute yang ditempuh dalam penerbangan Menhan dan Kasau dengan Pesawat Tempur F-16 ini mengambil arah Bogor, Bandung dan kembali ke Lanud Halim Perdana Kusuma, Jakarta dengan ketinggian 15.000 kaki diatas permukaan laut.

    Hadir dan turut menyaksikan saat upacara penyematan Panglima TNI, Laksamana TNI Agus Suhartono, Wakasau, Marsdya TNI Dede Rusamsi, Sekjen Kemhan, Marsdya TNI Eris Herryanto dan sejumlah pejabat di lingkungan Kemhan dan TNI AU.

    Sumber : DMC
    Readmore --> Menhan Menerima Wing Penerbang Kehormatan Dari KSAU

    Kazakhstan Berniat Kerjasama Dan Membeli Pesawat Buatan PT DI

    Bandung - Kazakhstan menjajaki kerja sama strategis industri penerbangan dengan PT Dirgantara Indonesia (DI), termasuk opsi pembelian sejumlah pesawat produksi industri dirgantara Indonesia, kata Kepala Humas PTDI, Rakhendi Triyatna.

    "Persiapan kerja sama itu telah diawali dengan peninjauan oleh Wakil Menteri Luar Negeri Kazakhstan, Kayrat Sarybay, bersama rombongannya ke PTDI awal minggu ini," kata Rakhendi Triyatna, Kamis (5/4).

    Sarybay mendatangi langsung PT DI dengan sebuah pesawat khusus yang mendarat di Bandara Husein Sastranegara hari Selasa (3/4), sebagai bagian dari penyiapan agenda pembicaraan RI-Kazakhstan saat kunjungan kenegaraan pemimpin negara itu, Nursultan Nazarbayev, ke Indonesia bulan ini.

    Saat kunjungan ke PTDI, kata Rakhendi, Wamenhan Sarybay menunjukkan minat serius setelah mendengar pemaparan tentang kemampuan dan kompetensi PTDI dalam pembuatan pesawat-pesawat terbang serta helikopter dan persenjataan berbagai jenis. Presentasi disampaikan Dirut PTDI Budi Santoso.

    Rakhendi menambahkan, dalam kesempatan itu, sejumlah BUMN bidang industri pertahanan lainnya juga menyampaikan presentasi masing-masing, termasuk PT Pindad, PT Dahana, PT LEN Industri dan PT INTI.

    Budi Santoso kemudian membawa Wamenhan Saribay meninjau berbagai fasilitas produksi di PTDI, khususnya ke tempat komponen pesawat dibuat dan ke Direktorat Aircraft Integration untuk melihat perakitan akhir (final assembly) pesawat CN235.

    Dalam catatan, Kazakhstan bekas wilayah Uni Soviet di Asia Tengah yang terbesar dan terkaya sumber alam, khususnya minyak bumi dan gas. Pada masa Perang Dingin menjadi pusat industri militer Uni Soviet, bahkan pusat peluncuran wahana-wahana ruang angkasa Soviet dipusatkan di kawasan Boykonur di negara ini. Boykonur kini masih tetap digunakan Rusia berdasarkan perjanjian sewa komersial jangka panjang sampai 2050.

    Kedua negara pun telah membentuk Dewan Bisnis Kazakhstan-Indonesia pada 12 Maret 2012 di Astana, ibu kota Kazakhstan, di mana pihak negara itu telah menyatakan mencari mitra ekonomi baru yang bergerak di sektor yang menggunakan teknologi tinggi. Militer Kazakhstan sebelumnya banyak membeli perangkat dan peralatan militer dari Israel.

    Sumber : Republika
    Readmore --> Kazakhstan Berniat Kerjasama Dan Membeli Pesawat Buatan PT DI

    Berita Foto : Menhan Setelah 2014 Akan Melakukan Penambahan 10 Kapal Selam Nuklir


    Jakarta - Panglima TNI Laksamana TNI Agus Suhartono bersama Menteri Pertahanan Purnomo Yusgiantoro meninjau kapal selam KRI Nenggala 402 saat menyelam di kedalaman 45 meter di Selat Sunda, Banten.

    Turut hadir dalam tinjauan ini, Kapolri Jenderal Timur Pradopo dan KSAD Jenderal TNI Pramono Edhie Wibowo. Menhan berencana membeli dua kapal selam untuk menambah tiga unit yang sudah ada dan pembelian terbesar diproyeksikan tahun 2014 dengan menambah 10 kapal selam baru bertenaga nuklir. Klik fotonya di tautan ini.

    Sebelumnya, Kepala Staf Angkatan Laut Laksamana TNI Soeparno mengatakan Kementerian Pertahanan telah memesan tiga kapal selam dari Korea Selatan.

    Diperkirakan awal tahun 2015, satu kapal selam buatan negeri ginseng itu masuk dalam jajaran armada TNI AL. Kapal kedua baru masuk di tahun berikutnya.

    Sementara kapal selam yang ketiga diharapkan pembuatannya bisa dikerjakan di Indonesia bekerjasama dengan Korea Selatan.

    Dia berharap, dengan kehadiran kapal selam tersebut akan meningkatkan kualitas alat utama sistem senjata utama (alutsista) yang dimiliki TNI AL. Daya tempur dan daya tangkal TNI AL juga akan semakin kuat.


    Panglima TNI Laksamana TNI Agus Suhartono bersama Menhan Purnomo Yusgiantoro dan KSAD Jenderal TNI Pramono Edhie Wibowo berada di kapal selam KRI Nenggala 402.


    Menhan Purnomo Yusgiantoro dan KSAL Laksamana TNI Soeparno ketika meninjau ruang kontrol Kapal Selam KRI Nenggala 402, yang berlayar di Selat Sunda, Banten, Rabu (4/4).


    Menhan Purnomo Yusgiantoro dan KSAL Laksamana TNI Soeparno ketika meninjau ruang kontrol Kapal Selam KRI Nenggala 402, yang berlayar di Selat Sunda, Banten, Rabu (4/4).


    Menhan Purnomo Yusgiantoro, Kapolri Jenderal Timur Pradopo dan KSAD Jenderal TNI Pramono Edhie Wibowo ketika meninjau kapal selam KRI Nanggala 402, Rabu (4/4).

    Sumber : Vivanews
    Readmore --> Berita Foto : Menhan Setelah 2014 Akan Melakukan Penambahan 10 Kapal Selam Nuklir

    Hasil Rapat High Level Committee Kemhan Dan Komisi I DPR

    Jakarta - Laporan hasil rapat kerja dengan Komisi I DPR-RI tanggal 26 Maret 2012 sebagai berikut :

    a. Peserta rapat yang hadir, antara lain Wakil Menteri Pertahanan (Wamenhan) selaku Ketua HLC, Sjafrie Sjamsoeddin, Kepala Staf Angkatan Darat, Jenderal TNI, Pramono Edhie Wibowo, Kepala Staf Angkatan Laut, Laksmana TNI Soeparno, Kepala Staf Angkatan Udara, Marsekal TNI Imam Sufaat, SIP Sekjen Kemhan, Marsdya TNI, Eris Herryanto dan sejumlah Anggota Komisi I DPR RI.

    b. Materi Rapat

    1) Pengadaan Pesawat Shukoi

    Pihak Pemerintah memberikan penjelasan tentang pengadaan pesawat Shukoi, dijelaskan oleh Ketua HLC kepada anggota Komisi I DPR bahwa, Kontrak pengadaan pesawat Shukoi ini belum efektif maka belum ada pengeluaran dana dari kas negara. Selain itu posisi dari pengadaan pesawat Shukoi ini menunggu persetujuan pencairan tanda bintang oleh DPR. Terdapat hal-hal yang menyangkut administrative yang dilakukan oleh pengguna baik itu TNI AU sampai dengan Mabes TNI merupakan suatu pengantar surat yang tidak ada orelasinya dengan proses di kementerian, karena prinsip yang digunakan pengadaan barang dan jasa yang berkaitan dengan pinjaman pemerintah yang dilakukan adalah menggunakan koridor Government To Government dan Government To Producen. Khusus pengadaan Shukoi Kemhan tidak mempunyai hubungan lain selain dengan Rosobron Export sebagai institusi pemerintah Rusia yang ditugasi untuk menjual barang Militer buatan Rusia yang dijual ke luar negeri. Pengadaan pesawat Shukoi ini menggunakan State Credit merupakan Shoping list yang didalamnya tidak terdapat pesawat Shukoi, karena pemerintah tidak mengakomodasi shukoi melainkan pengadaan kapal selam. Didalam penggunaan State Credit ini dapat digunakan setinggi-tingginya 1 Milyar US Dolar. Tetapi Kemhan tidak membeli kapal selam sesuai dengan pertimbangan-pertimbangan lain, maka ada sisa 700 Juta US Dolar. Kemhan telah mengajukan rekomendasi hasil sisa 700 Juta Dolar ini dapat membeli Shukoi, tetapi hal ini tidak disetujui oleh Federal Service on Military Technical Coorporation di Rusia. Maka pengadaan shukoi ini tetap menggunakan Kredit Komersial biasa. Tetapi pengadaan dari suku cadang dari pesawat Shukoi ini dapat menggunakan State Credit dari Rusia tersebut.

    2) Pengadaan 3 Unit Multi Role Light Fregat (MRLF)

    Statusnya adalah satu proses usulan dalam memenuhi kebutuhan alutsista bergerak hingga 2014 sebagai alternatif pengganti pengadaan Kapal Perusak Kawal Rudal (PKR) dan Kapal Selam yang tidak dapat selesai pada tahun 2014. Maka dilaksanakan suatu oberservasi dan perlu pendalaman tekhnis. Pengadaan ini tidak melalui proses Transfer of Technology. Posisi kapal ini di Inggris dan hasil observasi di TNI, TNI AL, Kemhan dinyatakan layak operasional dan kondisi baru

    3) Pengadaan Main BattleTank (MBT) Leopard

    Belum dilaksanakan penawaran antara pihak penjual (pemerintah Jerman) dan pembeli (pihak Kemhan RI). Telah diadakan oberservasi spesifikasi tekhnis dan berbagai kajian teknis dan taktis serta kajian kondisi medan yang ada di Indonesia, maka telah di simpulkan bahwa penagdaan MBT diharapkan bisa membeli Leopard. Status didalam pengadaan ini terdapat dua alternatif, Pertama G to G dengan pemerintah Belanda, dimana Tekhnis penjulan ini dengan Kedua Kementerian Pertahanan. Kemudian hal ini diteruskan dengan penentuan titik harga, dimana pembayaran ini dilakukan antara Kemku RI dengan Kemku Belanda. Namun masih memerlukan fase soliditas antara pemerintah dan parlemen Belanda, diharapkan awal April telah mendapatkan kepastian baik itu dari pemerintah Belanda maupun dari persetujuan dari DPR RI. Kedua, Pemerintah dengan pabrikan, seperti diketahui Jerman adalah Original Manufacture maka pemerintah akan membeli Tank pendukung dari Pabrikan di Jerman setelah diadakjan obeservasi oleh Komite Kebijakan Industri Pertahanan (KKIP), maka ini diperoleh kepastian bahwa produsen yang menjual yang terdiri dari persenjataannya dari Remental, kemudian Platform Infrastructure nya adalah KMW. Sedangkan mesinnya semuanya berasal dari Jerman. Pemerintah Jerman telah memberikan satu kepastian bahwa apabila manejemen dapat berjalan maka dukungan politik dari pemerintah Jerman ini dapat diberikan, maka ini dapat dijadikan suatu pembanding terhadap penggunaan Leopard yang digunakan oleh satuan angkatan darat Jerman.

    4) Pengadaan Pesawat Tanpa Awak (UAV)

    Status dari kontrak pengadaan dari 4 Unit pesawat tanpa awak belum efektif, belum ada dana yang keluar dari Negara, posisinya masih menunggu pencairan tanda bintang dari DPR RI. Pembelian UAV adalah pemikiran sebelum tahun 2004 dan baru masuk kedalam kegiatan dan perencanaan alokasi Pinjaman Luar Negeri (PLN) pada tahun 2005 -2009. Pesawat ini dibuat oleh perusahaan integrator dari Philipina dengan menggunakan (teknologi gabungan dari Italia mesin) dan Israel (Teknologi Surveillance).

    Pengadaan pesawat tanpa awak senilai 16 Juta US Dolar apabila kita bisa menyutujui dan sampai kepada kontrak efektif akan menerima dalam waktu 18 bulan setelah kontrak efektif.

    c. Mekanisme Rapat

    1) Rapat Kerja Komisi I DPR RI dengan pihak pemerintah dalam hal ini Kementerian Pertahanan (Kemhan) dan TNI yang bersifat terbuka untuk umum dipimpin oleh Wakil Menteri Pertahanan (Wamenhan), Sjafrie Sjamsoeddin, Kepala Staf Angkatan Darat, Jenderal TNI, Pramono Edhie Wibowo, Kepala Staf Angkatan Laut, Laksmana TNI Soeparno, Kepala Staf Angkatan Udara, Marsekal TNI Imam Sufaat, SIP Sekjen Kemhan, Marsdya TNI, Eris Herryanto dan sejumlah Anggota Komisi I DPR RI.

    2) Agenda Rapat Kerja Komisi I DPR RI dengan pihak pemerintah dalam hal ini Kementerian Pertahanan (Kemhan) dan TNI ini khusus membahas, pertama, rencana Modernisasi Alutsista dalam rangka kebutuhan TNI 2014 dengan menggunakan Alokasi Pinjaman Pemerintah (APP) atau Pinjaman Luar Negeri (PLN). Kedua, penyampaian penjelasan dari pihak pemerintah dalam hal ini diwakili oleh Wakil Menteri Pertahanan sekaligus selaku Ketua High Level Committee (HLC) kepada Komisi I DPR RI mengenai dinamika dalam perencanaan pengadaan Alutsista TNI.

    3) Rapat Kerja Komisi I DPR RI dengan pihak pemerintah dalam hal ini Kementerian Pertahanan (Kemhan) dan TNI di buka secara resmi oleh Ketua Komisi I DPR RI, Mahfudz Siddiq.

    4) Pada kesempatan Raker Komisi I DPR tersebut, Wamenhan atau ketua HLC memberikan penjelasan terhadap tugas HLC didalam melaksanakan rencana program pengadaan Alutsista dalam rangka mendukung kebutuhan alutsista TNI untuk jangka waktu 2010-2014, dan penjelasan atau klarifikasi seputar pengadaan beberapa alutsista seperti pesawat tempur Shukoi.

    d. Kesimpulan Rapat

    1) Komisi I DPR RI mendukung daftar pengadaan Alutsista TNI TA. 2010-2014 yang sumber pembiayaannya di alokasikan dari Alokasi Pinjaman Pemerintah (APP) Kemhan/TNI TA. 2010-2014 sebesar USD 5,7 Miliar.

    2) Komisi I DPR RI menerima dan memahami penjelasan mengenai dinamika dalam perencanaan pengadaan Alutsista TNI, namun demikian Komisi I DPR RI memberikan saran/masukan sebagai berikut:

    a) Mengupayakan dilakukannya amandemen terhadap daftar State Loan Agreement Tahun 2007 antara Pemerintah RI dengan Pemerintah Federasi Rusia, sehingga pengadaan 6 unit Sukhoi SU-30 MK2 dapat menggunakan skema pembiayaan State Credit.

    b) Memperhitungkan dengan cermat kondisi dan spesifikasi, dislokasi serta proyeksi biaya pemeliharaan dan perawatan dalam pengadaan MBT Leopard 2A6.

    c) Memperhatikan dengan serius dampak penggunaan pesawat intai tanpa awak (UAV) terhadap kerahasiaan pertahanan dan keamanan RI.

    d) Memastikan kelayakan pembelian 3 unit kapal perang kelas Multi Role Light Fregat (MRLF) oleh TNI AL.

    3) Komisi I DPR RI mendesak Kemhan/TNI untuk terus melakukan pembenahan terhadap sistem adminstrasi dalam pengadaan Alutsista TNI.

    4) Sehubungan dengan kesimpulan Rapat Kerja Komisi I DPR RI dengan Menhan, Menkeu, dan Meneg PPN/Kepala Bappenas tanggal 30 Januari 2012, Komisi I DPR RI akan menyelesaikan pembahasan terkait permohonan pencabutan dana bertanda bintang untuk pengadaan barang/jasa melalui PHLN/KE, sebelum penutupan Masa Persidangan III Tahun Sidang 2011 – 2012.

    Sumber : DMC
    Readmore --> Hasil Rapat High Level Committee Kemhan Dan Komisi I DPR

    Menhan, KSAD Dan Kapolri Terima Brevet Hiu Kencana

    Cilegon - Menteri Pertahanan Purnomo Yusgiantoro, KSAD Jenderal TNI Pramono Edhie Wibowo, dan Kapolri Jenderal Pol Timur Pradopo menjadi warga kehormatan Satuan Kapal Selam TNI Angkatan Laut.

    Penyematan Brevet Hiu Kencana kepada ketiganya dilakukan dalam kapal selam Nanggala-402 yang berada pada kedalaman 45 meter di bawah permukaan laut perairan Selat Sunda, Banten, kemarin. Menurut Kadispenum Puspen TNI Kolonel Cpl Minulyo Suprapto, upacara penyematan brevet dipimpin Panglima TNI Laksamana TNI Agus Suhartono, sedangkan penyematan brevet dilakukan oleh Komandan Satuan Selam TNI AL Kolonel Laut Jefri Stanley Sangel.

    Hingga saat ini, warga kehormatan kapal selam telah mencapai 116 orang.Panglima TNI dan KSAU menerima Brevet Hiu Kencana dan menjadi warga kehormatan TNI AL sejak 2010. Panglima TNI dalam amanatnya mengatakan bahwa pada hakikatnya Brevet Kehormatan Hiu Kencana merupakan wujud penghargaan,penghormatan, dan kepercayaan yang diberikan khusus oleh keluarga besar awak kapal selam jajaran TNI Angkatan Laut.Agus mengapresiasi penyematan Brevet Hiu Kencana kepada Menhan, Kapolri, dan KSAD. Menurut dia, Brevet Hiu Kencana sebagai suatu kualifikasi khusus yang merupakan kebanggaan bagi prajurit awak kapal selam jajaran TNI AL.

    “Tentunya kekhususan tersebut harus dapat dimaknai sebagai wujud tanggung jawab kehormatan, dan kepercayaan yang diberikan oleh negara secara utuh,”ujarnya kemarin. Lebih lanjut Panglima TNI mengatakan, menjadi prajurit satuan kapal selam tidak hanya memiliki kebanggaan dengan Brevet Hiu Kencana.“Tapi juga bangga dengan segala pengorbanan dan dedikasi dalam mendarmabaktikan dirinya demi tugas mulia sebagai penegak kedaulatan negara,”tuturnya.

    Agus berpesan agar kebanggaan itu senantiasa ada, dan terus digelorakan dalam diri setiap prajurit Hiu Kencana dalam menunaikan tugas.

    Sumber : SINDO
    Readmore --> Menhan, KSAD Dan Kapolri Terima Brevet Hiu Kencana

    200 Marinir AS Gelombang Pertama Telah Tiba di Australia

    Sydney - Sebanyak 200 marinir Amerika Serikat (AS) kemarin tiba di Darwin,Australia. Kontingen pertama itu sebagai strategi AS yang akan menempatkan 2.500 marinir untuk meningkatkan kekuatan militer di wilayah Asia Pasifik.

    Marinir itu bakal berada di Northern Territory,Australia, selama enam bulan. Mereka tinggal di barak militer Robertson, di luar Kota Darwin.Mereka bakal menggelar latihan militer bersama dengan Pasukan Pertahanan Australia. Kedatangan pasukan itu disambut Menteri Pertahanan Australia Stephen Smith. Smith memaparkan, keputusan untuk menyambut marinir AS sebagai respons terhadap perubahan keseimbangan global.

    ”Dunia membutuhkan penggairah yang esensial untuk mencengkeram kemajuan China, pertumbuhan India, dan langkah strategis, pengaruh politik, serta ekonomi belahan dunia lain,” kata Smith,dikutip BBC. Smith juga menyinggung bahwa kehadiran marinir AS itu tidak mengganggu hubungan dengan negara tetangga, terutama Indonesia dan mitra perdagangan terbesar yakni China.”Presiden Indonesia Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) mengatakan bahwa dia berpikir itu (latihan gabungan) adalah hal yang baik,” kata Smith,pada radio ABC.

    Ke depan, menurut Smith, kedua negara itu juga dapat bergabung dalam latihan militer bersama. ”Dia (Presiden SBY) juga mengatakan bahwa dia melihat ada prospek latihan gabungan tidak hanya dengan Australia, tetapi juga dengan AS dan wilayah-wilayah lain seperti China,”tutur Smith. Pekan lalu, sebagai ekspansi perluasan kerja sama militer, Australia juga memberikan izin kepada AS untuk menggunakan wilayahnya sebagai basis drone atau pesawat tanpa awak di Kepulauan Cocos.

    Washington juga dilaporkan bakal menempatkan kapal pengangkut pesawat dan kapal selam berkekuatan nuklir di Kota Perth. Sementara dalam keterangan bersama Perdana Menteri (PM) Julia Gillard,Menteri Pertahanan Stephen Smith, dan Menteri Kepala Northern Territory Paul Henderson mengungkapkan bahwa mereka berada pada babak terbaru dalam persekutuan dengan AS yang telah berlangsung selama 60 tahun.

    ”Ini merepresentasi evolusi latihan yang telah ada dan aktivitas yang dilakukan AS dengan Pasukan Pertahanan Australia,” demikian keterangan resmi mereka,dikutip AFP. Sebenarnya penempatan marinir AS di Australia sebagai kebijakan baru Presiden Barack Obama. Dia mengurangi pasukan di Timur Tengah dan difokuskan ke Asia.Kebijakan baru itu langsung mendapatkan kecaman bertubi-tubi dari China.

    Sumber : SINDO
    Readmore --> 200 Marinir AS Gelombang Pertama Telah Tiba di Australia

    Indonesia Diberi Tegat Waktu Empat Tahun Untuk Musnahkan Ranjau

    Jakarta - Sejak menandatangani Konvensi Ottawa pada 2007, Indonesia telah memusnahkan 16.581 ranjau darat yang tersimpan di gudang TNI. Ranjau itu tidak termasuk alat utama sistem pertahanan alias alutsista.

    "Sebanyak 2.454 rajau darat masih digunakan oleh TNI," ujar Direktur Keamanan Internasional dan Perlucutan Senjata Kementerian Luar Negeri, Febrian Ruddyard, di Kampus Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta.

    Menurut Fabian, ranjau-ranjau darat itu tidak dimusnahkan karena masih dimanfaatkan oleh TNI untuk latihan. Jumlah tersebut masih diperbolehkan sesuai Konvensi Ottawa. Namun, ranjau itu harus dimusnahkan. "Kita diberi waktu 4 tahun untuk memusnahkan ranjau darat yang tersimpan di gudang TNI," kata dia.

    Sejumlah negara telah menandatangani konvensi ini. Diantaranya adalah Rusia, China, India, dan Korea Selatan. Sementara itu, dua negara ASEAN, yaitu Singapura dan Myanamar, belum menandatangi Konvensi Ottawa.

    "Di dunia ini ada 73 negara yang belum menandatangi konvensi Ottawa meski mereka mengetahui pemakaian ranjau darat telah banyak menimbulkan korban terutama di kalangan masyarat sipil," ujar Fabian. Ada 159 negara yang menandatangi Konvensi Ottawa. Sudah 45 juta ranjau darat dimusnahkan di bawah perjanjian itu.

    Sementara itu, Lars Strenger dari Jesuit Refugee Service, mengatakan sampai saat ini ada 73.576 orang yang menjadi korban ranjau darat. Sekitar 70 hingga 80 persen berasal dari masyarakat sipil. "Kebanyakan korbannya adalah anak-anak," ujar Lars.

    Sejak Konvensi Ottawa ditandatangani, sambung Lars, korban ranjau darat berkurang dari 20 ribu menjadi 4 ribu orang per tahun. "Jumlah ini masih sangat besar," imbuhnya. Dia mengatakan ada 4.191 korban ranjau darat pada tahun 2011 lalu atau sekitar 12 orang yang menjadi korban setiap harinya.

    Menurut Lars, ranjau darat wajib dimusnahkan agar tidak menimbulkan korban masyrakat sipil yang rentan dan miskin yang harus menghadapi dampak buruk dari perang. Seperti diketahui, ranjau darat adalah bahan peledak yang akan meledak ketika ditekan pemicunya. Ranjau ini meledak saat terinjak oleh kaki manusia dan hewan.

    "Ranjau ini sangat berbahaya tanpa memadang korbannya. Ranjau ini bisa berfungi 30-60 tahun ketika sudah ditanam di tanah," katanya.

    Sumber : Vivanews
    Readmore --> Indonesia Diberi Tegat Waktu Empat Tahun Untuk Musnahkan Ranjau

    KSAL : Kapal Selam Pertama Akan Datang Awal 2015

    Cilegon - Untuk memperkuat armada tempur TNI Angkatan Laut, Kementerian Pertahanan telah memesan tiga kapal selam dari Korea Selatan. Saat ini, TNI AL hanya memiliki dua kapal selam.

    Diperkirakan awal tahun 2015 kapal selam buatan negeri ginseng itu masuk dalam jajaran armada TNI AL.

    "Awal tahun 2015 satu kapal selam sudah masuk dan tahun berikutnya kapal selam yang kedua," jelas Kepala Staf Angkatan Laut Laksamana TNI Soeparno usai penyematan brevet kehormatan Hiu Kencana di Pelabuhan Indah Kiat, Merak, Kota Cilegon, Banten, Kamis 4 April 2012.

    Dia menambahkan, untuk kapal selam yang ketiga diharapkan pembuatannya bisa dikerjakan di Indonesia bekerjasama dengan Korea Selatan.

    Dia berharap, dengan kehadiran kapal selam tersebut akan meningkatkan kualitas alat utama sistem senjata utama (alutsista) yang dimiliki TNI AL. Daya tempur dan daya tangkal TNI AL juga akan semakin kuat.

    Untuk pengadaan alutsista, TNI AL juga mengembangkan produk dalam negeri untuk pembuatan kapal perang taktis ukuran 40 hinga 70 meter. Dengan menggunakan teknologi serta sistem persenjataan yang modern. Saat ini, TNI AL sedang mempersiapkan kapal setingkat fregat.

    Menteri Pertahanan Purnomo Yusgiantoro, Kapolri Jenderal Pol. Timur Pradopo dan Kasad Jend TNI Pramono Edhie Wibowo mendapat brevet kehormatan Hiu Kencana dari Satuan Kapal Selam TNI AL.

    Penyematan brevet berlangsung di dalam kapal selam KRI Nanggala 402 yang menyelam di perairan Selat Sunda sedalam 30 meter. Penyematan brevet Hiu Kencana disaksikan oleh Panglima TNI Laksamana TNI Agus Suhartono.

    Sumber : Vivanews
    Readmore --> KSAL : Kapal Selam Pertama Akan Datang Awal 2015

    Wednesday, April 4, 2012 | 8:07 AM | 0 Comments

    Pangkoopsau II : Enam Super Tucano Datang Agustus 2012

    Malang - Enam pesawat EMB-314 Super Tucano buatan Brasil akan tiba pada Agustus 2012 di Pangkalan TNI Angkatan Udara Abdurahman Saleh, Kabupaten Malang, Jawa Timur.

    Kepastian itu dikatakan Panglima Komando Operasi TNI-AU II (Pangkoopsau II), Marsekal Muda Ismono Widjajanto, di Malang usai upacara serah terima jabatan (Sertijab) Komandan Lanud (Danlanud) Abduracham Saleh, Selasa.

    "Pengiriman pesawat buatan Brasil ini akan dilakukan secara bertahap, dan dari total 18 pesawat taktis yang dipesan, enam pesawat dipastikan tiba bulan Agustus 2012," katanya.

    Penerbang yang akan mengawaki pesawat itu adalah penerbang lama pesawat tempur taktis lama OV-10F Bronco yang ada di berbagai skadron udara.

    "Kedatangan pesawat tempur Super Tocano ini akan menggantikan pesawat tempur taktis OV-10 F Bronco buatan North American Rockwell Amerika Serikat yang sudah dinyatakan grounded, dan tiba kali pertama ke Indonesia ketika itu tahun 1976," katanya.

    Pesawat Super Tucano akan digunakan untuk misi operasi taktis dalam membantu pasukan di darat sebab pesawat tersebut memiliki keunggulan "close air support".

    Pesawat Super Tucano memiliki mesin tunggal buatan Empresa Braziliera de Aeronautica, dan memiliki kemampuan menembakkan asap ke darat secara cepat untuk menunjukkan posisi musuh.

    Pesawat itu tidak hanya sebagai pesawat latih, namun juga memiliki kemampuan untuk misi penghancuran.

    Sumber : ANTARA
    Readmore --> Pangkoopsau II : Enam Super Tucano Datang Agustus 2012

    Tuesday, April 3, 2012 | 2:32 PM | 0 Comments

    Komisi I : Panja Definisikan Industri Pertahanan

    Jakarta - Industri pertahanan itu nantinya ada yang swasta dan negara. Mereka dinaungi dalam satu atap, yakni KKIP. Sejumlah kemajuan telah tercapai dalam pembahasan RUU Industri Pertahanan antara Panja RUU Industri Pertahanan dengan Kemenhan dalam RDP yang berlangsung di ruang Komisi I DPR hari ini.

    Dalam rapat ini, antara DPR dan pemerintah mencoba mendefinisikan apa yang dimaksudkan dengan industri pertahanan yang hendak diatur itu.

    "Kita (DPR dan pemerintah) mencoba merumuskan mengenai visi substansi industri pertahanan yang hendak diatur itu," ujar anggota Panja RUU Industri Pertahanan Almuzamil Yusuf di DPR, Senin (2/4).

    Menurut Almuzamil, dari rumusan itu setidaknya ada tiga poin kunci di dalamnya untuk dijabarkan. Pertama, industri pertahanan itu penjualnya adalah negara.

    "Yang berpartisipasi di dalamnya, bisa perusahaan BUMN maupun swasta. Tetapi izin penjualan dari produksi alutsista yang dihasilkan itu harus oleh negara, lewat Komite Kebijakan Industri Pertahanan (KKIP). Jadi, kalau dia buat kapal cepat, oleh pihak swasta misalnya, kemudian perlu dipasang senjata, saat akan dijual kepihak lain harus mendapat izin dari negara lewat KKIP," ujarnya.

    Kedua, kata politisi PKS ini, menyangkut lembaga swasta yang direkomendasikan berpartisipasi dalam pengembangan industri pertahanan, harus dilakukan verifikasi terlebih dahulu.

    "Siapa lembaga swasta yang akan kita izinkan terlibat dalam industri pertahanan, maka KKIP yang kan memberi dan mengeluarkan rekomendasinya," ujarnya.

    Ketiga, menyangkut integrasi produk, antara BUMN dengan swasta yang bermacam-macam harus dilakukan integrasi.

    "Yang melakukan tugas dan fungsi integrasi produk swasta dan BUMN ini adalah pihak BUMN. Misalnya, ada perusahaan memproduksi buat mur, baut, untuk senjata. Nah, yang melakukan integrasi dari produk senjata yang dibuat itu misalnya, maka pengintegrasi itu perusahaan negara," ujarnya.

    Keempat, menyangkut struktur modal.

    "Struktur modal, seberapa besar swasta itu ikut terlibat. Nah, poin keempat ini yang belum kita sepakati dalam RDP ini, karena di situ ada industri utama, industri penunjang, dan ada penyupalai bahan baku. Struktur kepemilikan modal swasta atau BUMN ini belum kita sepakati. Jadi, industri pertahanan itu nantinya ada yang swasta dan negara. Kemudian dinaungi dalam satu atap namanya KKIP. KKIP ini disebut sebagai Industri Pertahanan Nasional. Karena modal negara yang terbatas, maka tidak semuanya dapat dikerjakan BUMN dan mesti melibatkan swasta," ujarnya.

    Sumber : Detik
    Readmore --> Komisi I : Panja Definisikan Industri Pertahanan

    Komisi I Kunker Ke Jerman Untuk Pantau Perkembangan Leopard

    Jakarta - Komisi I DPR mengagendakan kunjungan kerja ke empat negara pada masa reses yang akan datang. Empat negara yang akan dikunjungi adalah Jerman,Ceko, Polandia,dan Korea Selatan.

    Wakil Ketua Komisi I DPR Hayono Isman mengatakan, agenda kunker ke Jerman adalah untuk beberapa agenda seperti mengunjungi KBRI, bertemu masyarakat Indonesia di Berlin, dan mengunjungi pabrik pembuatan tank Leopard. “Soal Leopard, saat raker dengan KSAD ada laporan bahwa kita menunggu perkembangan laporan yang ada di Belanda. Dan di Belanda, pemerintah di sana sedang berkomunikasi dengan parlemennya. Sambil menunggu itu,kita akan lakukan kunjungan langsung ke pabriknya di Jerman,” kata Hayono saat dihubungi kemarin.

    Hayono yang memimpin rombongan di Jerman akan berangkat pada 13 April atau setelah reses.Namun,dia sendiri akan berangkat lebih dulu karena sekalian ke Belanda. Dari Amsterdam, dia langsung ke Munich dan bergabung dengan rombongan Komisi I DPR lainnya. Adapun pihak yang akan ditemui di Jerman, kata dia, dari pemerintahan akan bertemu dengan Kemenhan dan Kemenlu Jerman. Karena itu, counterpart Komisi I DPR di sana. Sekaligus pihaknya bertemu dengan parlemen Jerman sebagai kunjungan balasan karena beberapa waktu lalu mereka ke Jakarta.

    “Dengan parlemen Jerman, kita akan membahas soal pertahanan dan persenjataan. Karena kita akan beli Leopard dan di sana yang menguasai langsung,” jelasnya. Wakil Ketua Komisi I DPR dari FPDIP TB Hasanuddin mengatakan, program kunker dalam masa reses ini ke Ceko, Polandia, Afrika Selatan, dan Jerman selama lima hari. Semua dalam rangka kunker ke KBRI negara-negara tersebut sebagai bagian dari pengawasan.

    Khusus ke Jerman akan menemui Kemenhan Jerman dan pabrik Leopard untuk mendapatkan informasi lebih lanjut tentang Leopard.Komisi I DPR mengagendakan kunjungan kerja ke empat negara pada masa reses yang akan datang. Empat negara yang akan dikunjungi adalah Jerman,Ceko, Polandia,dan Korea Selatan.


    Wakil Ketua Komisi I DPR Hayono Isman mengatakan, agenda kunker ke Jerman adalah untuk beberapa agenda seperti mengunjungi KBRI, bertemu masyarakat Indonesia di Berlin, dan mengunjungi pabrik pembuatan tank Leopard. “Soal Leopard, saat raker dengan KSAD ada laporan bahwa kita menunggu perkembangan laporan yang ada di Belanda. Dan di Belanda, pemerintah di sana sedang berkomunikasi dengan parlemennya. Sambil menunggu itu,kita akan lakukan kunjungan langsung ke pabriknya di Jerman,” kata Hayono saat dihubungi kemarin.

    Hayono yang memimpin rombongan di Jerman akan berangkat pada 13 April atau setelah reses.Namun,dia sendiri akan berangkat lebih dulu karena sekalian ke Belanda. Dari Amsterdam, dia langsung ke Munich dan bergabung dengan rombongan Komisi I DPR lainnya. Adapun pihak yang akan ditemui di Jerman, kata dia, dari pemerintahan akan bertemu dengan Kemenhan dan Kemenlu Jerman. Karena itu, counterpart Komisi I DPR di sana. Sekaligus pihaknya bertemu dengan parlemen Jerman sebagai kunjungan balasan karena beberapa waktu lalu mereka ke Jakarta.

    “Dengan parlemen Jerman, kita akan membahas soal pertahanan dan persenjataan. Karena kita akan beli Leopard dan di sana yang menguasai langsung,” jelasnya. Wakil Ketua Komisi I DPR dari FPDIP TB Hasanuddin mengatakan, program kunker dalam masa reses ini ke Ceko, Polandia, Afrika Selatan, dan Jerman selama lima hari. Semua dalam rangka kunker ke KBRI negara-negara tersebut sebagai bagian dari pengawasan.

    Khusus ke Jerman akan menemui Kemenhan Jerman dan pabrik Leopard untuk mendapatkan informasi lebih lanjut tentang Leopard.

    Sumber : SINDO
    Readmore --> Komisi I Kunker Ke Jerman Untuk Pantau Perkembangan Leopard

    Monday, April 2, 2012 | 7:59 AM | 2 Comments

    TNI AD Tambah 1 Batalyon Dan Pos Pengamanan di Perbatasan Malaysia

    Balikpapan - TNI Angkatan Darat (AD) akan menambah 1 Batalyon dan membangun 15 pos pengaman baru di kawasan perbatasan Indonesia-Malaysia di Kalimantan. Penambahan ini melengkapi 1 batalyon dan 29 pos penjagaan yang ada saat ini.

    "Dalam waktu dekat ini akan ditambah 1 batalyon lagi dan membangun 15 pos baru. Ini sudah disepakati oleh Panglima TNI. Ini upaya kita untuk mengamankan kawasan perbatasan yang panjangnya 1.038 kilometer," kata Pangdam VI Mulawarman Majen Subekti Minggu (1/4) saat melepas 650 personel TNI Kostrad untuk pengamanan perbatasan di Pelabuhan Semayang Balikpapan.

    Ia mengatakan dengan adanya penambahan pos dan 1 batalyon tesebut, maka jumlah pos perbatasan akan mencapai 44 dengan jumlah personel 1.300 personel. Dua pos diantaranya telah terkoordinasi dengan tentara Diraja Malaysia yakni di Simenggaris (Bulungan), dan Seliko (Malaysia) yang dijaga 48 personel di tiap pos tersebut.

    Penambahan pos pengaman itu akan ditempatkan di sisi barat Kalimantan Timur yakni di Kabupaten Kutai Barat (Kubar) yang saat ini hanya memiliki 3 pos. "Dari 29 pos pengamanan yang ada saat ini, dua diantaranya terkoordinasi dengan tentara Diraja Malaysia. Sedangkan 15 pembangunan pos baru ini akan ditempatkan di Kutai Barat yang saat ini baru ada 3 pos pengamanan," ungkapnya.

    Sumber : Media Indonesia
    Readmore --> TNI AD Tambah 1 Batalyon Dan Pos Pengamanan di Perbatasan Malaysia

    Sunday, April 1, 2012 | 2:27 PM | 0 Comments

    Menhan : Tidak Ada Anggaran Kedua Dalam Pengadaan Sukhoi

    Jakarta - Tudingan Koalisi Masyarakat Sipil (KMS) terkait anggaran ganda dalam pembelian enam unit pesawat Sukhoi Su-30MK2 dibantah Menteri Pertahanan, Purnomo Yusgiantoro. KMS terdiri beberapa lembaga swadaya masyarakat (LSM) seperti Indonesia Corruption Watch (ICW), Imparsial, KontraS, Elsam.

    “Nggak ada dobel anggaran,” tepis Purnomo di kantor Kementerian Politik Hukum dan Keamanan, Jakarta.

    Dia menyilakan pihak yang menuding bahwa Kementerian Pertahanan (Kemenhan) mengalokasikan dua anggaran itu membuktikan tudingan mereka. Apalagi, tim pengadaan alat utama sistem senjata (alutsista) sudah menjelaskan semuanya secara detail dan terperinci di Komisi I DPR pada Senin (26/3).

    Hasilnya, kata dia, hanya ada beberapa klarifikasi terkait kontrak yang perlu direvisi sedikit. Karena itu, Purnomo balik bertanya. anggaran mana yang dibilang dobel oleh KMS. Sebab, penganggaran dilakukan bertahap.

    Pasalnya, rencana pembelian Sukhoi itu melibatkan beberapa kementerian terkait, tidak hanya Kemenhan. “Jadi, yang menuduh itu mestinya melihat dulu sistem yang kita bangun,” sesal Purnomo.

    Kalau ada kontrak pendukung pembelian Sukhoi, tutur Purnomo, maka hal tersebut harus dilihat yang satu untuk training menggunakan simulasi di Rusia, satunya digunakan untuk simulasi di Indonesia. Karena belum memiliki alat simulasi, sehingga misalnya harus beli dari Rusia. Adapun pembelian satunya dipakai guna melatih pilot-pilot di Indonesia.

    “Nggak betul, nggak betul ada sumber dana dua,” kata Purnomo.

    Sumber : Republika
    Readmore --> Menhan : Tidak Ada Anggaran Kedua Dalam Pengadaan Sukhoi

     

    Pengikut

    Copyright © 2010 - All right reserved | Template design by ADMIN | Published by MAJU INDONESIA KU
    Proudly powered by Blogger.com | Best view on mozilla, internet explore, google crome and opera.