ALUTSISTA ARDAVA BERITA HANKAM CAKRA 401 SUBMARINE DEFENSE STUDIES INDO-DEFENSE INDONESIA DEFENSE INDONESIA TEKNOLOGI RINDAM V BRAWIJAYA THE INDO MILITER
Formil MIK Formil Kaskus Formil Detik.COM
PT.DI LAPAN LEN NUKLIR PAL PINDAD RADAR RANPUR ROKET RUDAL SATELIT SENJATA TANK/MBT UAV
TNI AD TNI AL TNI AU
HELIKOPTER KAPAL ANGKUT KAPAL INDUK KAPAL LATIH KAPAL PATROLI KAPAL PERANG KAPAL PERUSAK KAPAL SELAM PESAWAT TEMPUR PESAWAT ANGKUT PESAWAT BOMBER PESAWAT LATIH PESAWAT PATROLI PESAWAT TANKER
KOPASSUS PASUKAN PERDAMAIAN PERBATASAN
  • PERTAHANAN
  • POLRI POLISI MILITER
  • PBB
  • NATO BIN DMC TERORIS
    AMERIKA LATIN AMERIKA UTARA BRASIL USA VENEZUELA
    AFGANISTAN ETHIOPIA IRAN ISRAEL KAZAKHTAN KYRGYZTAN LEBANON LIBYA MESIR OMAN PALESTINA TIMUR TENGAH YAMAN
    ASEAN AUSTRALIA Bangladesh BRUNAI CHINA INDIA INDONESIA JEPANG KAMBOJA KORSEL KORUT
    MALAYSIA Selandia Baru PAKISTAN PAPUA NUGINI Filipina SINGAPURA SRI LANGKA TAIWAN TIMOR LESTE
    BELANDA BULGARIA INGGRIS ITALIA JERMAN ROMANIA RUSIA UKRAINA
    MIK News empty empty R.1 empty R.2 empty R.3 empty R.4

    ATTENTION


    PERHATIAN

    "Bagi Sobat Readers ingin mempublikasikan kembali tulisan ini di website atau blog Sobat Readers, mohon cantumkan link aktif artikel yang bersangkutan termasuk semua link yang ada di dalam artikel tersebut Atau Silahkan Hubungi Admin Melalui Chat Box/Shout Box/E-mail yang tertera di bawah .

    ADMIN
    steven_andrianus_xxx@yahoo.co.id

    Kategori »

    INDONESIA (4794) TNI (1147) ALUTSISTA (984) TNI AL (721) TNI AU (694) Pesawat Tempur (684) USA (597) Industri Pertahanan (564) PERBATASAN (447) KOREA (400) Kerja Sama (400) RUSIA (382) Teknologi (315) TNI AD (306) Kapal Perang (281) Pesawat Angkut (276) Anggaran (249) PERTAHANAN (235) CHINA (232) MALAYSIA (225) Tank (218) DI (210) Kapal Selam (201) Rudal (165) Helikopter (159) Pindad (145) KORUT (140) ASEAN (127) POLRI (126) Kapal Angkut (119) DMC (114) AUSTRALIA (107) PAL (106) Kapal Patroli (99) EROPA (98) Senjata (94) Pesawat Latih (93) TIMTENG (93) UAV (87) Nuklir (84) Pasukan Perdamaian (84) Teroris (83) ISRAEL (81) Radar (75) Kopassus (74) SINGAPORE (74) INDIA (72) IRAN (71) Ranpur (70) Africa (69) Roket (67) JAPAN (60) INGGRIS (59) LAPAN (59) PBB (59) jerman (57) Pesawat Patroli (56) LEBANON (55) Satelit (54) kapal latih (47) PRANCIS (45) BELANDA (41) THAILAND (36) BRAZIL (35) Philippines (35) TAIWAN (35) TIMOR TIMUR (31) VIETNAM (29) Inteligen (27) NATO (25) BRUNEI (24) Korvet (22) LIBYA (22) PAKISTAN (22) PALESTINA (21) Amerika Latin (16) KAPAL INDUK (16) English News (15) PAPUA NUGINI (15) BIN (14) ITALIA (14) VENEZUELA (14) KAMBOJA (13) ASIA (12) AFGANISTAN (11) POLANDIA (11) PT. LEN (9) Pesawat Bomber (9) Frigates (8) UKRAINE (7) Amerika Utara (6) Kapal Perusak (6) Berita Foto (5) Georgia (5) UEA (5) YAMAN (5) EGIPT (4) New Zealand (4) Pesawat Tanker (4) SRI LANKA (4) BANGLADESH (3) BULGARIA (3) YUNANI (3) HAITI (2) KAZAKHTAN (2) Polisi Militer (2) ROMANIA (2) \ (1)

    Total Pageviews

    Berita Terpopuler

    Powered by Blogger.

    Saturday, May 12, 2012 | 8:29 AM | 0 Comments

    Bila DPR Menyetujui , Dua Unit Su-30 MK 2 Akan Dikirim Bulan Desember 2012

    Jakarta - Pengiriman dua dari enam unit Su-30 Mk2 itu bisa dilakukan bila kontrak pembelian tersebut bisa segera disetujui Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) Indonesia.

    Perwakilan JSC Rosoboronexport atau pengekspor alat militer dari Rusia yang ada di Indonesia mengutarakan mereka siap melakukan pengiriman jet tempur Sukhoi Su-30 Mk2 ke Indonesia, Desember nanti.

    Pengiriman dua dari enam unit Su-30 Mk2 itu bisa dilakukan bila kontrak pembelian tersebut bisa segera disetujui Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) Indonesia.

    “Bila kontrak itu disetujui dan bisa langsung berlaku bulan Mei ini, maka kami bisa mengirim dua pesawat pertama pada bulan Desember sesuai jadwal yang ada di kontrak,” kata Kepala Perwakilan Rosoboronexport di Indonesia, Vadim Varaksin.

    Hal tersebut diutarakan Varaksin usai penandatangan kontrak pembelian 37 tank amfibi buatan Rusia, BMP-3F Seri 2, di Kementerian Pertahanan, hari ini.

    Varaksin mengatakan, pihak Rusia telah melakukan semua prosedur internal yang tertuang dalam kontrak pengadaan pesawat jet tempur Sukhoi Su-30 Mk2 pesanan Indonesia. Kontrak tersebut ditandatangani oleh perwakilan kedua negara pada Desember 2011.

    Kontrak senilai 470 juta dollar Amerika tersebut tinggal menunggu persetujuan DPR sehingga bisa segera mulai berlaku bulan ini.

    Kepala Badan Sarana Pertahanan Kemhan, Mayjen TNI Ediwan Prabowo, yang mewakili pemerintah Indonesia dalam penandatanganan kontrak pembelian tank amfibi, mengatakan bahwa pembelian pesawat tempur jet Sukhoi tetap menggunakan fasilitas kredit komersial.

    Ediwan menambahkan bahwa penggunaan fasilitas kredit komersial untuk pembelian Sukhoi tetap digunakan karena perjanjian antara pemerintah kedua negara tidak menyatakan bahwa pembelian jet tempur Sukhoi didukung oleh kredit negara atau state credit pemerintah Rusia.

    “Kita sudah coba ajukan permohonan, bisa atau tidak pakai state credit, dan sudah dijawab kira-kira dua minggu lalu, memang tidak bisa,” ujar Ediwan.

    Mengenai proses pembayarannya, Ediwan mengatakan bahwa masih harus melalui beberapa mekanisme yang cukup panjang.

    “Masih ada beberapa mekanisme di Kementerian Keuangan, kita inginnya cepat, tapi juga perlu persetujuan DPR. Kalau saya ingin secepatnya agar barang-barang bisa produksi dan dikirim ke Indonesia pada waktunya,” papar Ediwan.

    Sumber : Berita Satu
    Readmore --> Bila DPR Menyetujui , Dua Unit Su-30 MK 2 Akan Dikirim Bulan Desember 2012

    Kemhan Tandatangai Kontrak Pengadaan BMP-3F Serta ToT Dengan Rusia

    Jakarta - Kembali pasukan Korps Marinir TNI AL akan menerima 37 Tank Amfibi BMP-3F seri 2 buatan Rusia. Kendaraan tempur infanteri atau infantry fighting vehicle seharga US$ 114 juta dari fasilitas state export ini merupakan pembelian tahap kedua bagi pasukan korp baret ungu itu.

    "Tank ini datang dengan persenjataan beberapa kaliber dengan lengkap pemeliharaan, dengan transfer of technology (TOT) Rosoboron yang telah memiliki komitmen untuk memberikan bantuan pemeliharaan bisa dilakukan korps marinir kita yang ada di Surabaya," kata Kepala Badan Sarana Pertahanan (Kabaranahan) Kementerian Pertahanan, Mayjen TNI Ediwan Prabowo kepada wartawan usai penandatangan kontrak pembelian tank tersebut di kantornya, Jakarta, Jumat (9/5/2012).

    Ediwan mengatakan dengan pembelian 37 tank amfibi baru ini, kekuatan Korps Marinir menjadi 54 unit. Sebelumnya, Korps Marinir telah menerima 17 tank yang sama pada tahap pertama sejak Desember 2010.

    "Dan dari segi teknologi, kendaraan tempur lapis baja ini bisa dikatakan sempurna, karena sesuai dengan kebutuhan pertempuran masa kini (Asimetris War)," ungkapnya.

    Tank jenis ini juga masing-masing sudah dilengkapi dengan meriam atau canon kaliber 100 mm yang masuk kategori balistik sedang dengan kecepatan tembak 250 meter/menit. Selain itu, untuk alat pendingin di dalam ruangan telah disesuaikan dengan kondisi iklim dan cuaca di Indonesia, memiliki pelindung untuk peperangan nuklir, serta memiliki tameng tombak.

    Sementara, Kepala Perwakilan Rosoboronexport Rusia untuk Indonesia, Vadim Varaksin menyampaikan, dengan ditandatangani kontrak pembelian 37 tank amfibi tahap kedua ini, menunjukan pihaknya dianggap telah memuaskan kebutuhan alutsista bagi TNI. Dalam kontrak ini termasuk juga adanya kerjasama Rosoboronexport dengan PT Pindad untuk roket canon, training dan maintenence untuk BMP-3F ini.

    "Rusia akan akan membangun workshop dengan korps marinir di Surabaya untuk melakukan maintenance dari kendaraan BMP-3F ini," terangnya.

    Dalam kesempatan itu, Varaksin berharap, proses pembayaran harus sudah dilakukan sebelum Juli 2013 sesuai perjanjian. Artinya, sebelum bulan Juli, ke-37 tank baru itu sudah bisa tiba di Indonesia.

    "Ini jadwal yang ketat dan dibutuhkan yang keras dari kedua belah pihak sehingga kita bisa memenuhi target tersebut," ujarnya lagi.

    Sekilas Tentang Tank BMP-3F

    Dari segi teknologi, kendaraan tempur lapis baja ini bisa dikatakan sempurna karena sesuai dengan kebutuhan pertempuran masa kini (Pertempuran Asimetris). Keunggulan-keunggulan lainnya yang dimiliki dari Tank BMP 3F ini antara lain, computer balistik telah di up grade dengan sistem digital yang lebih akurat, lubang penembakkan untuk pasukan yang semula diperuntukkan senapan serbu tipe AK-47 telah disesuaikan dengan senapan serbu tipe SS-1 Pindad, kemudian dilengkapi pula dengan rantai (track) yang dapat digunakan di aspal sehingga tidak merusak aspal, adanya penyempurnaan pada perlindungan terhadap peperangan nuklir biologi kimia (Nubika) serta perbedaan lainnya yang bersifat minor change pada tameng tombak (anti surge vane) yang semula tebal 5 mm menjadi 10 mm dan system pemanas ruangan yang disesuaikan dengan iklim di Indonesia.

    Selain itu, keunggulan-keunggulan lainnya yang dimiliki Tank BMP 3F diantaranya, mampu beroperasi di laut selama 7 jam dan untuk menunjang kemampuan amfibinya, tank ini dapat dilengkapi snorkel. Dalam hal meriam, Tank BMP 3F dilengkapi kanon kaliber 100 mm, dimana kanon ini dirancang untuk menembakkan peluru/ roket non-kendali (shell). Kanon jenis ini masuk dalam kategori balistik sedang, dengan kecepatan tembak berkisar 250m/detik.

    Konstruksi persenjataan Tank BMP 3F merupakan penggabungan dalam satu komponen antara meriam, peluncur roket berkaliber 100 mm, kanon otomatis berkaliber 30 mm dan mitraliur berkaliber 7,62 mm. Dengan penggabungan ini, memungkinkan awak tank dapat memilih model keperluan penggunaan senjata yang tersedia dikaitkan dengan situasi, kondisi serta medan tempur, tergantung sasaran yang dipilih untuk dihancurkan baik sasaran di darat, laut maupun udara. Tank BMP 3F memiliki berbobot kurang lebih 18,7 ton, panjang 8 meter, lebar 3,5 meter dan tinggi 2,5 meter, kapasitas awak 3 orang serta 7 personel pasukan bersenjata lengkap.

    Sumber : DETIK/DMC
    Readmore --> Kemhan Tandatangai Kontrak Pengadaan BMP-3F Serta ToT Dengan Rusia

    Panglima TNI : Kita Tidak Akan Meninjau Kembali Pengadaan Pesawat Tempur Sukhoi

    Batam - TNI pada tahun ini akan menambah enam pesawat jet tempur Sukhoi untuk meningkatkan kekuatan Angkatan Udara Indonesia.

    "Sesuai dengan rencana pembangunan kekuatan udara, akan dibeli enam pesawat tempur Sukhoi untuk TNI AU," kata Panglima TNI Laksamana TNI Agus Suhartono sesaat setelah kerja sama latihan militer antara Indonesia - Singapura (Indosin) ke-20 di Pelabuhan Batuampar, Batam, Jumat.

    Panglima mengatakan pembelian enam pesawat baru tersebut, untuk melengkapi 10 jet tempur Sukhoi yang sudah dimiliki Indonesia.

    "Penambahan dilakukan agar kita memiliki satu skuadron jet tempur Sukhoi TNI AU," kata dia.

    Ia mengatakan, terkait insiden yang terjadi dengan Sukhoi Superjet 100 di wilayah Gunung Salak, Bogor, Jawa Barat tidak akan ada peninjauan kembali karena pesawat yang dibeli berbeda.

    "Tidak akan ada peninjuan kembali, karena pesawat yang kita beli adalah pesawat tempur," kata dia.

    Dalam kasus kecelakaan Sukhoi Superjet 100 di Bogor, kata Suhartono, itu kemungkinan karena pilot tidak memahami medan.

    "Kalau melihat lokasinya di tebing, saya menilai itu akibat cuaca atau kurang memahami medan. Sampai saat ini saya tidak menerima laporan tentang pembajakan," kata dia.

    Menteri Pertahanan Purnomo Yusgiantoro sebelumnya mengatakan, ekonomi Indonesia saat ini sedang kuat sekali.

    ``Kita punya anggaran Rp150 triliun untuk pertahanan," kata Purnomo.

    TNI AU sudah memiliki 10 pesawat Sukhoi yang pengadaannya dimulai sejak masa Presiden Megawati Soekarnoputri.

    Saat itu pemerintah hanya menargetkan memiliki satu skuadron mini atau berkekuatan 12 pesawat Sukhoi SU-27 dan Sukhoi SU-30.

    Sumber : ANTARA
    Readmore --> Panglima TNI : Kita Tidak Akan Meninjau Kembali Pengadaan Pesawat Tempur Sukhoi

    Thursday, May 10, 2012 | 9:27 PM | 0 Comments

    Komisi I : Pengadaan Enam Unit Sukhoi Sudah Dibayar

    Jakarta - Ternyata Indonesia sudah terlanjur membeli 6 unit pesawat Sukhoi. Namun yang dibeli bukan Sukhoi Superjet100 untuk penerbangan komersil, melainkan pesawat tempur dari pabrikan Sukhoi.

    "Sudah dibeli. Yang 6 unit sudah dibayar tinggal menerima saja," kata Wakil Ketua Komisi I DPR, Hayono Isman, kepada wartawan di Gedung DPR, Senayan, Jakarta, Kamis (10/5/2012).

    Menurut Hayono, jatuhnya pesawat komersil Sukhoi tak ada hubungannya dengan pembelian pesawat tempur Sukhoi. Karena selama ini pesawat tempur Sukhoi tidak banyak masalah.

    "Nggak ada pengaruhnya ya kejadian Sukhoi dengan yang lain. Jadi jangan menggeneralisir seperti itu," kata Hayono.

    Namun demikian, Hayono mengatakan TNI tetap harus waspada. Merawat pesawat Sukhoi dengan baik agar kecelakaan pesawat dapat dihindari.

    "Meskipun jatuhnya Sukhoi perlu kita antisipasi agar tidak terjadi pada pesawat tempur," tandasnya

    Sumber : DETIK
    Readmore --> Komisi I : Pengadaan Enam Unit Sukhoi Sudah Dibayar

    Wednesday, May 9, 2012 | 4:04 PM | 1 Comments

    Akhirnya Boeing Berikan "Offset" kepada Indonesia

    Jakarta - Pabrikan pesawat terbesar di AS, Boeing Company akhirnya akan memberi offset kepada Indonesia. Kepastian tersebut disampaikan oleh Duta Besar Indonesia untuk AS, Dino Patty Djalal, Rabu (9/5/2012) di Jakarta. “Akhirnya Boeing memberi offset ke kita setelah bertahun-tahun kita perjuangkan,” ujar Dino di Kantor Kementerian Perhubungan.

    Offset merupakan praktek pemberian kompensasi oleh industri asing sebagai persyaratan dari suatu negara ketika melakukan pembelian. Dalam kasus Boeing ini dilatarbelakangi karena banyaknya pihak industri dari Indonesia dan TNI AU yang membeli pesawat dari Boeing.

    Seperti pembelian pesawat udara sipil B737-800NG oleh maskapai penerbangan Garuda Indonesia dan B737-900ER, B737-Max oleh Lion Air yang jumlahnya lebih dari 20 miliar dollar AS. Selain itu juga ada pembelian pesawat F-16 dan helikopter Apache oleh TNI AU.

    Bentuk offset bermacam-macam dan biasanya ditentukan oleh negara pembeli produk berapa prosentase dari nilai keseluruhan transaksi penjualan. Biasanya offset dipakai untuk mengembangkan industri domestik negara pembeli, transfer teknologi, memajukan investasi, dan meningkatkan lapangan pekerjaan.

    Selain itu juga untuk mendapatkan teknologi baru, mendukung industri domestik yang strategis, mendapatkan akses terhadap pasar baru, meningkatkan nilai ekspor, dan meningkatkan hubungan dengan perusahanaan multinasional.

    Untuk Indonesia, menurut Dino, nilainya lebih dari yang diperkirakan. “Kalau cuma untuk menghidupkan PTDI, maka nilai jumlahnya sangat cukup,” ujar Dino sambil tertawa.

    Berkaitan dengan itu, hari ini diadakan diskusi antara stakeholder di bidang transportasi udara untuk merumuskan apa bentuk offset yang akan diminta kepada Boeing.

    Selain dihadiri Dino, diskusi juga dihadiri Sekretaris Jenderal Kementerian Perhubungan Ikhsan Tatang, perwakilan dari GMF, Garuda, Lion, BPPT, PTDI, PT Len, PT Pindad, Susi Air, Kementerian Perhubungan, Kementerian Luar Negeri, Kementerian BUMN, dan Kementerian Perisdustrian.

    “Selanjutnya akan dibentuk tim kecil oleh Dirjen Perhubungan Udara untuk merumuskan apa-apa saja yang nanti akan kita ajukan,” ujar Ikhsan Tatang.

    Sumber : KOMPAS
    Readmore --> Akhirnya Boeing Berikan "Offset" kepada Indonesia

    Kemhan Tetap Ingin Membeli Kapal Perang Eks Brunei

    Surabaya - Menteri Pertahanan Purnomo Yusgiantoro menyatakan, DPR RI dan TNI Angkatan Laut (AL) saat ini sedang meninjau proses pembuatan kapal tempur jenis Multi Role Light Frigate (MRLF) yang ditolak DPR RI.

    Ada apa sih, pemerintah ngotot membeli kapal dari luar negeri, sementara bangsa sendiri sudah bisa memproduksi kapal perang sendiri?

    "TNI AL memang meminta pembelian kapal Frigate itu, karena kapal itu modern sekali, bisa untuk serangan bawah air, serangan permukaan air, dan serangan udara," katanya setelah meresmikan Gedung "Technopark" UPN Veteran Jatim di Surabaya, Rabu (9/5).

    Didampingi Rektor UPN Veteran Jatim Prof Dr Ir Teguh Soedarto MP, ia mengemukakan hal itu menanggapi penolakan Komisi I DPR RI untuk pembelian tiga unit kapal tempur jenis MRLF yang dibuat perusahaan di Inggris itu, karena kapal itu sudah ditolak oleh Brunei dan Vietnam.

    Menurut Menhan, penolakan suatu negara untuk tidak jadi membeli suatu alutsista itu memiliki alasan tersendiri, dan alasan penolakan negara itu belum tentu menjadi alasan negara lain untuk tidak jadi membeli juga.

    "Alasan Brunei tidak jadi membeli itu internal mereka, dan alasan itu belum tentu sama dengan alasan negara lain, karena itu sekarang ada tim dari DPR RI dan TNI AL yang meninjau langsung proses pembuatan kapal itu," tukasnya.

    Bahkan, katanya, bila kapal frigate itu sudah dibeli pun, tetap harus melalui mekanisme pengawasan dan pengendalian yang ketat. "Jadi, kita tidak hanya membeli, tapi di sisi lain akan ada tim yang melakukan pengawasan dan pengendalian itu," tuturnya.

    Sebelumnya, Pemerintah Brunei mencium ada aroma penggelembungan anggaran dalam pengadaan kapal itu dan spesifikasi juga diturunkan, sehingga Sultan Brunei tidak mau membayar, namun perusahaan Inggris BAE akhirnya memperkarakan Brunei ke Arbitrase Internasional pada 2007, sehingga Brunei pun terpaksa membayar.

    Menanggapi protes DPR itu, Kepala Staf Angkatan Laut Laksamana TNI Soeparno mengatakan, TNI AL memang memerlukan tambahan armada untuk menjaga wilayah perbatasan laut Indonesia. "Soal masalah teknis yang dialami oleh kapal perang ini, silakan DPR menyiapkan tim teknis untuk mengetes kapal tersebut. Kata orang kalau tidak percaya silakan dicoba. Apa benar miring atau tidak," ujarnya dalam rapat kerja dengan Komisi DPR RI pada beberapa waktu lalu.

    Indonesia Lirik Kapal Perang yang Sempat Ditolak Brunai

    Menteri Pertahanan, Purnomo Yusgiantoro memastikan segera membeli kapal perang yang tidak jadi dibeli Brunai Darussalam dan KSAL sebelumnya.

    Kapal itu dilirik kembali setelah dianggap tidak sesuai dengan kualifikasi yang dibutuhkan TNI AL. Kapal perang itu yakni jenis corvette kelas Nakhoda Ragam.

    "Sekarang lagi ditinjau dari DPR dan TNI AL, dan sekarang sudah ada tim yang kesana untuk meninjau kembali," kata Purnomo Yusgiantoro kepada wartawan usai meresmikan Gedung Techno Park Laboratorium Teknologi Tepat Guna Universitas Pembangunan Veteran Jatim di Surabaya, Rabu (9/5/2012).

    Purnomo menegaskan kapal tersebut sudah memenuhi kualifikasi dan diminta TNI AL agar pemerintah untuk membelinya.

    "Itu sesuai dengan kualifaksi dan itu memang TNI AL minta untuk dibeli karena jenisnya line freegard yang sangat modern yang mampu melakukan serangan bawah air, serangan permukaan air serta melakukan serangan udara," jelasnya.

    Namun Purnomo enggan menjelaskan alasan pemerintah Brunai yang tidak jadi membeli kapal tersebut.

    "Kan ada alasan Brunai tidak jadi beli. Tapi suatu negara tidak jadi belum tentu negara lain juga tidak membeli. Mesti ada alasan yang mendasari, itu mungkin berbeda alasannya. Dan sekarang sedang ditunjau serta dievaluasi," ujar Purnomo.

    Selain sedang melakukan penjajakan kembali pembelian kapal perang, saat ini Indonesia masih membutuhkan banyak alutsista yang direncanakan untuk dibeli. Namun semua pembelian dilakukan dengan pengawasan dan pengendalian secara ketat.

    "Banyak untuk dilakukan pembelian tapi harus melalui pengendalian dan pengawasan yang ketat. Di satu sisi kita lakukan pembelian, di satu sisi kita juga lakukan pengendalian dan pengawasan," pungkasnya.

    Sumber : Suara Pembaruan/DETIK
    Readmore --> Kemhan Tetap Ingin Membeli Kapal Perang Eks Brunei

    Perjalanan Teknologi Tank Leopard Buatan Jerman

    Berlin - Isu rencana pembelian tank Leopard bekas milik Belanda oleh TNI masih menjadi pembicaraan media sejak akhir tahun lalu. Pro-kontra transaksi ini pun menjadi tanda tanya besar di kalangan militer Indonesia. Apakah Anda tahu spesifikasi mesin perang buatan Jerman ini? Berikut penjelasan singkat kami.

    Tank Leopard 2 adalah tank tempur utama Jerman yang dikembangkan oleh perusahan Krauss-Maffei pada awal 1970-an dan mulai digunakan pada 1979. Leopard 2 menggantikan Leopard 1 sebagai tank tempur utama Angkatan Darat Jerman. Beragam versi tank ini sudah digunakan oleh Jerman dan di 12 negara Eropa lainnya, serta dari luar Eropa. Lebih dari 3,480 Leopard 2 telah diproduksi.

    Leopard 2 pertama kali digunakan Angkatan Darat Jerman pada Perang di Kosovo serta pasukan Kanada dan Denmark yang tergabung dalam pasukan gabungan ISAF di medan tempur Afghanistan.

    Ada dua pengembangan utama pada tank ini, dari model pertama hingga Leopard 2A4 yang memiliki kubah tembak vertikal berlapis baja dan model yang lebih maju Leopard 2A5, serta versi yang lebih baru lagi yang memiliki kubah tembak menyudut seperti anak panah dengan appliqu� armour serta beberapa pengembangan lainnya.

    Seluruh model dilengkapi dengan sistem pengontrol penembakan digital dan rangefinder Laser, meriam utama 120 mm dengan kestabilan tinggi, senapan mesin koaksial, serta perlengkapan untuk melihat dan membidik dalam kegelapan 'night vision' yang lebih maju. Leopard merupakan kendaraan tempur pertama yang menggunakan alat pembidik low-light level TV system atau LLLTV; sementara thermal imaging baru diperkenalkan setelah itu.

    Tank ini memiliki kemampuan untuk bertempur menghadapi sasaran bergerak walaupun melewati medan yang sangat sulit dan tidak rata. Varian yang aktif antara lain 2A4, 2A5, 2A6, dan 2A7 (paling baru). Banyak Leopard 2 yang diupgrade untuk memperpanjang masa tugasnya dan memperkuat persenjataanya, umumnya ke varian 2A5 dan 2A6.

    Pengembangan

    Meski Leopard 1 mulai digunakan pada 1965, versi yang persenjataannya diperberat, yakni meriam Rheinmetall L44 120 mm, memang dipertimbangkan untuk menyaingi tank Uni Soviet. Namun kemudian dibatalkan setelah ada proyek bersama dengan Amerika Serikat, yakni "super-tank" MBT-70. Tank MBT-70 merupakan disain yang revolusioner, tetapi mengingat biayanya yang sangat mahal, Jerman mengundurkan diri dari proyek ini pada 1969.

    Program nasional mulai dijalankan pada 1970 oleh Krauss-Maffei. Setahun kemudian diputuskan bahwa model tank yang akan dibuat harus didasarkan pada model sebelumnya Experimentalentwicklung (kemudian disebut sebagai proyek Keiler) dari tahun 60-an dan bukan untuk memodifikasi dari MBT-70 atau Eber.

    Nama Leopard diambil dari istilah vergoldeter Leopard atau "Leopard yang disepuh emas". Disain baru yang dibuat pada 1971 itu disebut sebagai "Leopard 2", mengingat Leopard yang asli juga disebut sebagai Leopard 1. Sebanyak 17 prototip dipesan pada tahun itu, meski hanya sebanyak 16 yang akhirnya jadi. Kendaraan itu harus seberat 50 metrik ton.

    Sumber : Liputan 6
    Readmore --> Perjalanan Teknologi Tank Leopard Buatan Jerman

    Kemhan : AS & China Berebut Tarik Perhatian Militer Indonesia

    Jakarta - Militer Indonesia ibarat seorang gadis cantik yang tengah diperebutkan. Dan jejaka ganteng yang coba menggaet perhatian tak lain dua negara, yakni China dan Amerika Serikat (AS). Karenanya, posisi Indonesia pun menjadi penting di tingkat regional Asia Pasifik.

    "Indonesia itu cewek cantik, dan 2 cowok ganteng China dan AS. Karena negara kita bebas aktif, jadi kita pacarin keduanya," kata Jubir Kemhan, Brigjen TNI Hartind Asrin saat temu wartawan di kantornya Jl Medan Merdeka Barat, Jakarta, Selasa (8/5/2012).

    Bisa dikatakan, saat ini dua kekuatan yang tengah berebut pengaruh di kawasan China Selatan yakni AS dan China. Posisi Indonesia dengan segala potensinya sangat menguntungkan, dan tentu akan sangat bermanfaat untuk dirangkul.

    Tidak heran, kalau kemudian bantuan datang menawarkan kerjasama. Misal AS mengajak latihan militer bersama. Demikian juga memberikan bantuan 12 radar untuk di Selat Malaka.

    "Pada prinsipnya kedaulatan tidak apa-apa, yang penting bantuan peralatan. Kalau orang tidak boleh," imbuhnya.

    Sedang China juga terus melakukan pendekatan. Bahkan sedang dijajaki pemberian bantuan peralatan kepada militer Indonesia.

    "Sepertinya kapal patroli ya," tambahnya.

    Hartind kembali menegaskan, Indonesia menerima dengan tangan terbuka setiap bantuan yang ada. Tentu sesuai dengan azas politik Indonesia, bebas aktif.

    Sumber : DETIK
    Readmore --> Kemhan : AS & China Berebut Tarik Perhatian Militer Indonesia

    Tuesday, May 8, 2012 | 8:38 PM | 0 Comments

    Tinggal Selangkah Lagi Jual Beli Leopard Dari Belanda Tuntas

    Amsterdam - Dua media Belanda, Mediawatch dan harian De Volkskrant menyorot keputusan kabinet demisioner untuk menjual tank bekas jenis Leopard ke Indonesia. Demikian menurut beberapa sumber dari kalangan pemerintah Belanda pada harian De Volkskrant, yang juga menjadi rujukan Mediawatch.

    Menurut Mediawatch, kabinet Belanda pada awalnya tidak mendukung transaksi ini. Tapi atas desakan Menteri Pertahanan Hans Hillen, akhirnya setuju juga. Menteri ini harus melakukan operasi penghematan anggaran dan sangat membutuhkan dana hasil penjualan senilai 200 juta euro.

    Menurut De Volkskrant, operasi penghematan di departemen pertahanan memangkas anggaran sekitar satu miliar euro.

    Nyaris tuntas

    Selanjutnya De Volkskrant menambahkan bahwa Menteri Luar Negeri Uri Rosenthal mendukung transaksi ini. Argumennya, tidak ingin menyinggung perasaan kalangan pemerintahan di Jakarta. Dengan demikian, transaksi jual beli ini, dari sudut pandang kalangan pemerintahan, bisa dikatakan nyaris tuntas.

    Namun, lain di kabinet, lain pula di parlemen. Kabinet Belanda harus melaporkan rencana jual beli ini pada parlemen.

    HAM

    Beberapa waktu lalu, melalui dukungan pada mosi Arjan al Fassed, dari partai Groenlinks (Kiri Hijau), mayoritas suara di parlemen Belanda juga menentang penjualan ini. Mereka menilai, transaksi ini bertentangan dengan kebijakan hak azasi manusia Belanda.

    "Militer Indonesia melanggar hak azasi manusia. Dengan penjualan senjata ini, kabinet demisioner membantu pelanggaran tersebut," demikian Arjan al Fassed pada saat pengajuan mosi. Kondisi geografi

    Alhasil, masih ada kemungkinan, parlemen Belanda akan melarang transaksi jual beli ini. Di Indonesia sendiri, demikian lanjut De Volkskrant, berbagai kalangan di DPR telah menyatakan tidak menyetujui pembelian senjata berat ini. Mereka menilai tank Leopard tidak cocok dengan kondisi geografi Indonesia.

    Singkat kata, meskipun kabinet Belanda telah memutuskan bersedia menjual senjata berat ini pada Indonesia, masih belum pasti, apakah transaksi ini memang akan terjadi. Yang jelas, jika rencana ini batal, Jerman dan Rusia sudah siap untuk memasok tank buatan mereka pada Indonesia. Demikian Mediawatch dan De Volkskrant.

    Sumber : RNW.NL
    Readmore --> Tinggal Selangkah Lagi Jual Beli Leopard Dari Belanda Tuntas

    Wamenhan Meninjau Perusahaan Helm dan Rompi Anti Peluru

    Jakarta - Wakil Menteri Pertahanan Sjafrie Sjamsoeddin selaku Ketua High Level Committee (HLC), Selasa (8/5) meninjau perusahaan swasta nasional dalam negeri pembuat Helm dan Rompi Anti Peluru, PT. Saba Wijaya Persada di Jelambar, Jakarta Barat. Turut mendampingi Wamenhan dalam peninjauan tersebut Irjen Kemhan, Kabaranahan Kemhan dan sejumlah pejabat di lingkungan Kemhan, Mabes TNI dan Mabes Angkatan.

    Dalam peninjauan ini, Wamenhan dan rombongan diterima oleh Komisaris Utama PT. Saba Wijaya Persada Johny. Sebelum meninjau secara langsung fasilitas dan proses produksi pembuat Helm dan Rompi Anti Peluru, Wamenhan terlebih dahulu menerima paparan tentang profile PT. Saba Wijaya Persada.

    Komisaris Utama PT. Saba Wijaya Persada menyampaikan terima kasih kepada Wamenhan atas kesempatannya dapat berkunjung ke perusahaannya. Pihaknya juga menyampaikan rasa senangnya dapat turut berperan serta mendukung program pemerintah dalam rangka meningkatkan industri pertahanan dalam negeri.

    Dalam rangka meningkatkan potensi dan partisipasi serta untuk pengembangan perusahaannya, pihaknya terus berharap mendapatkan dukungan, bimbingan dan arahan dalam rangka pengembangan dan perbaikan untuk menuju yang lebih baik.

    Lebih lanjut Komisaris Utama PT. Saba Wijaya Persada juga menyampaikan kesempatan dan kepercayaan yang telah diberikan oleh Kemhan dan TNI mulai tahun 2009 hingga saat ini. Pada awalnya PT. Saba Wijaya Persada mendapatkan kesempatan kontrak pengadaan Helm Anti Peluru level II dan Rompi Anti Peluru level IV dari Babek TNI pada tahun 2009.

    Selanjutnya, pengadaan produksi dalam negeri di tahun 2010 akhir, perusahaannya mendapatkan kesempatan kontrak pengadaan Helm Anti Peluru yang diproduksi dalam negeri dengan kontrak sejumlah 1724 buah. Dan pada tahun 2011 pengadaan Helm Anti Peluru oleh Kemhan 1724 buah dan kontrak pengadaan Helm Anti Peluru kedua untuk TNI AD sebanyak 1149 buah.

    Atas kesempatan dan kepercayaan yang diberikan tersebut, Komisaris Utama PT. Saba Wijaya Persada menjelaskan perusahaannya banyak mendapatkan pembelajaran mulai dari awal yang sampai pada akhirnya dalam beberapa tahun ini pihaknya telah yakin produknya dapat dipertanggungjawabkan.

    Lebih lanjut Komisaris Utama PT. Saba Wijaya Persada menjelaskan, saat ini kapasitas produksi PT. Saba Wijaya Persada untuk pembuatan helm anti peluru telah mencapai 5000 pcs per bulan dan pembuatan rompi anti peluru kurang lebih 500 buah.

    Secara kualitas, produk Helm Anti Peluru dan Rompi Anti Peluru dari PT. Saba Wijaya Persada juga sudah melalui Uji Litbang TNI AD di Batujajar dan Uji kelaikan di Pusat Kelaikan Kemhan. Sedangkan dalam rangka untuk meningkatkan kualitas produk, perusahaannya juga belajar terus dari negara - negara luar yang sudah maju seperti Australia, Jerman, Perancis dan Italy. Hasilnya setelah satu dua tahun terakhir ini, perusahaanya sudah menemukan suatu pola yang lebih baik dan yakin dapat berkompetisi dengan produk – produk dari luar.

    Sebagai bagian dari promosi produknya ke luar negeri, beberapa waktu yang lalu untuk pertama kalinya PT. Saba Wijaya Persada juga ikut dalam ajang pameran industri pertahanan. Beberapa militer dari negara – negara tetangga seperti Malaysia dan Timor Leste telah meminta sample helm untuk diuji, ini ada satu kesempatan pertama dalam memperkenalkan produknya ke luar negeri.

    Sementara itu, dalam kesempatan tersebut Wamenhan menyampaikan bahwa dalam kaitan kebijakan industri pertahanan dalam negeri, Kemhan dan TNI berkepentingan untuk mempromosikan produk – produk industri pertahanan dalam negeri ke pasar luar negeri. Terkait hal tersebut, Wamenhan meminta kepada industri pertahanan dalam negeri untuk memperhatikan tiga hal antara lain dari segi kualitas, harga dan pengiriman sehingga diharapkan mampu bersaing dengan produk – produk lain.

    Sumber : DMC
    Readmore --> Wamenhan Meninjau Perusahaan Helm dan Rompi Anti Peluru

    Wamenhan Meninjau Proses Pembuatan Kapal BCM Di PT Dok dan Perkapalan Kodja Bahari

    Jakarta - Sehari setelah melakukan kunjungan kerja ke PT Anugrah Buana Marine untuk mengetahui sejauh mana proses pembuatan kapal Bantu Cair Minyak (BCM) Wamenhan Sjafrie Sjamsoeddin didampingi Irjen Kemhan Laksdya TNI Sumartono, Kabaranahan Kemhan Mayjen TNI Ediwan Prabowo, Pejabat Mabes TNI dan Angkatan, Selasa (8/5), Mengunjungi PT. Dok dan Perkapalan Kodja Bahari, yang juga sedang mengerjakan pembuatan kapal Bantu Cair Minyak kedua untuk TNI AL.

    Setibanya di PT. Dok dan Perkapalan Kodja Bahari Wamenhan beserta rombongan disambut oleh Wakasal Laksdya TNI Marsetio dan Dirut PT. Dok dan Perkapalan Kodja Bahari Riri Syeried Jetta beserta staf langsung menyaksikan proses pengerjaan pemotongan baja sebagai material kapal BCM. Usai melakukan kunjungan ke Galangan kapal II, Wamenhan menuju Aula PT. Dok dan Perkapalan Kodja Bahari menerima penjelasan seputar proses penyelesaian pembuatan satu kapal BCM yang menggunakan material 100% local content dan direncanakan di bangun selama 24 bulan.

    Selain mendapat penjelasan tentang pembuatan kapal BCM, Wamenhan juga mendapat penjelasan tentang rencana pembuatan dua kapal jenis Landing Ship Tank (LST) yang sudah ditandatangani kontraknya, namun masih dalam tahap rancang bangun, karena design awal kapal Landing Ship Tank dengan 354 ABK hanya dapat mengangkut kendaraan Tempur (Ranpur) jenis Tank BMP 3F, yang dimodifikasi menjadi kapal Landing Ship Tank yang juga dapat mengangkut tank jenis Leopard.

    Sementara itu untuk jenis kapal BCM itu sendiri, memiliki spesifikasi panjang 122,40 m , lebar 16,50 m, memiliki kecepatan maksimal 18 knots dan dapat memuat bahan minyak cair sebanyak 5500 m3. Adapun modifikasi ataupun perubahan-perubahan yang dilakukan dalam pembuatan kapal, Wamenhan mengharapkan proses pembangunannya sesuai dengan target yang telah ditetapkan atau tidak melewati batas waktu tahun 2014.

    Sumber : DMC
    Readmore --> Wamenhan Meninjau Proses Pembuatan Kapal BCM Di PT Dok dan Perkapalan Kodja Bahari

    Komisi I : Waspadai Bantuan Radar Dari AS

    Semarang - Anggota Komisi I DPR RI Tjahjo Kumolo menyatakan Indonesia perlu mewaspadai pemberian bantuan 12 radar sistem pengamanan laut dari Amerika Serikat karena alat ini bisa berfungsi memata-matai kekuatan NKRI.

    "Yang saya pahami masalah radar itu memang merupakan bantuan Amerika Serikat, tetapi saya tengarai bantuan tersebut pasti ada tujuan politiknya dalam rangka mengontrol wilayah NKRI (Negara Kesatuan Republik Indonesia)," kata wakil rakyat asal Daerah Pemilihan Jawa Tengah I itu melalui perangkat komunikasi kepada ANTARA di Semarang, Selasa. 

    Seperti yang diberitakan, TNI AL menjalin kerja sama dengan Amerika Serikat dalam mengantisipasi gangguan keamanan laut di perairan Indonesia. Salah satunya, dalam bentuk pemberian bantuan radar itu. Tjahjo mengatakan bahwa TNI AL mendapatkan alat itu konon pada tahun 2006 .

    "Pernah awalnya ditolak oleh TNI AL pada masa itu. Namun sayangnya, pada masa DPR periode 2009--2014, tak pernah dilaporkan masalah tersebut oleh TNI kepada DPR," ujarnya. Informasi yang dia terima dari pelbagai sumber, katanya pemasangan 12 radar bantuan tersebut sebagai bagian dari kerja sama untuk membangun fasilitas alat indranya AS di wilayah Selat Malaka, khususnya untuk mengontrol wilayah kawasan laut tersebut.

    "Akan tetapi, hal itu perlu dicermati gelagatnya dengan saksama dan perlu adanya pembuktian yang hati-hati dan valid," kata Tjahjo yang juga Sekretaris Jenderal Dewan Pimpinan Pusat Partai Demokrasi Indonesia (PDI) Perjuangan itu. Di lain pihak, itu mengakui bahwa radar sistem pengamanan laut yang terintegrasi dengan kamera itu cukup canggih. Namun, menurut pengamatannya alat itu mudah dimanfaatkan untuk kepentingan intelijen.

    "Apa pun kita harus hati-hati demi menjaga kedaulatan politik kita," demikian anggota Komisi I (Bidang Pertahanan, Luar Negeri, dan Informasi) DPR RI dari Fraksi PDI Perjuangan, Tjahjo Kumolo.

    Sumber : ANTARA
    Readmore --> Komisi I : Waspadai Bantuan Radar Dari AS

    Indonesia Kaji Kerjasama Industri Pertahanan Elektronika Dengan China

    Beijing - Indonesia hingga kini masih mengkaji kerja sama sistem industri pertahanan elektronika yang ditawarkan China yakni Defence Electonics Complex of Indonesia (DECI).

    "Hingga kini masih terus dikaji dan dibahas di Kementerian Pertahanan dan industri pertahanan nasional terkait," kata Atase Pertahanan Kedutaan Besar RI untuk China dan Mongolia, Suryamargono ketika dikonfirmasi di Beijing, Selasa.

    Ia mengatakan tawaran kerja sama itu meliputi berbagai kegiatan antara lain perancangan dan pengembangan fabrikasi sistem unit, modul serta perakitan peralatan elektronika seperti radar,peperangan elekronika dan lainnya.

    "Kerja sama itu akan dilakukan dalam tiga tahapan, namun semua ini masih dikaji dalam berbagai aspek," kata Suryamargono menegaskan.

    Berdasar laporan yang diterima ANTARA industri elektronika tidak saja berperan besar bagi industri pertahanan secara keseluruhan, namun juga pertumbuhan ekonomi secara umum. Produksi elektronika global mencapai Rp13 ribu triliun, dari jumlah itu Asia Pasifik merupakan kontributor terbesar yakni sekitar 37 persen. Namun, dari 37 persen tersebut Indonesia baru memberikan kontribusi sekitar satu persen.

    Kerja sama industri pertahanan elektronika itu ditawarkan salah satu grup industri pertahanan China yakni China Electronics technology Group Corporation (CETC). Kerja sama serupa telah dilakukan China melalui CETC dengan Pakistan dalam program National Electronic Complex of Paksitan (NECOP).

    Terkait Indonesia, CETC sebelumnya telah memiliki kerja sama dengan kementerian Pertahanan dan TNI terutama TNI Angkatan Laut dalam program Kapal Cepat Rudal (KCR).

    Sumber : ANTARA
    Readmore --> Indonesia Kaji Kerjasama Industri Pertahanan Elektronika Dengan China

    Komisi I : Alutsista Tidak Sekadar Alat Pertahanan

    Jakarta - Wakil Ketua Komisi I DPR Hayono Isman menyatakan, alat utama sistem senjata (alutsista) tidak sekadar alat pertahanan. Alutsista dapat digunakan sebagai efek gentar.

    "Negara seperti Malaysia saja di Serawak di perbatasan Kalimantan Barat mereka menggelar tank. Mereknya bukan Leopard, tapi merek lain," kata Hayono saat jumpa pers di Kompleks Parlemen, Senin (7/5), memaparkan hasil kunjungan Tim Komisi I ke Jerman 22-25 April 2012.

    Kata Hayono, Singapura yang negara kecil saja memiliki 100 tank Leopard. "Kalau kita amati kenapa negara-negara itu memiliki tank Leopard, sebetulnya bukan semata-mata asal beli senjata. Tetapi lebih banyak aspek efek gentar. Efek gentar ini penting bagi semua negara. Korea Utara, China, Thailand punya kapal induk," ujar politisi Demokrat ini.

    "Jadi Thailand satu-satunya negara di ASEAN yang memiliki kapal induk. Kita belum punya. Pertahanan Indonesia juga perlu memiliki peralatan militer yang canggih sehingga tidak tertinggal dari negara lain," tambahnya.

    Pada saat berkunjung ke pabrik Leopard, Krauss Maffei Wegmann GmbH and Co.KG di Munich, Hayono juga mengaku menyampaikan berbagai hal yang menjadi perhatian publik Indonesia. Misalnya soal tank tersebut cocok tidaknya dengan kondisi geografis Indonesia.

    "Pabrik telah memberikan jawabannya. Saya pribadi puas dengan jawabannya. Pertanyaan publik dijawab dengan baik. Namun mungkin saja ada anggota yang belum puas. Itu mungkin saja. Tapi saya pribadi puas," katanya.

    Laporan dari kunjungan ke pabrik itu, kata Hayono, akan dibawa ke dalam rapat internal Komisi I. "Bagaimana keputusannya, kita serahkan ke rapat intern Komisi I. Hasil rapat itu akan kita sampaikan ke pemerintah khususnya TNI AD."

    Sumber : Jurnal Parlemen
    Readmore --> Komisi I : Alutsista Tidak Sekadar Alat Pertahanan

    Monday, May 7, 2012 | 9:18 PM | 0 Comments

    Komisi I Isyaratkan Setujui Pengadaan Tank Leopard Jerman

    Jakarta - Pada kunjungan ke Jerman Komisi I DPR mengunjungi pabrik pembuat Tank Leopard di Jerman. Sepertinya Komisi I DPR akan lebih setuju Tank Leopard dibeli dari Jerman dibanding dari Belanda.

    "Saat di sana kami meminta untuk menambah unit yang akan diberikan. Kalau dengan dana sekarang kan dapat 44 tank. Kalau yang dari Belanda kan dapat lebih banyak, sedang kita usahakan," kata Wakil Ketua Komisi I, Hayono Isman, di Gedung DPR, Senayan, Jakarta, Senin (7/5/2012).

    Saat kunjungan itu, Komisi I DPR berkunjung ke pabrik pembuat Tank Leopard di Jerman.

    Mereka juga bertanya kelaikan tank tersebut jika digunakan di Indonesia. "Menurut mereka sesuai. Malaysia juga pakai, alam mereka kan nggak beda jauh dengan kita," paparnya. Saat ini, Hayono menjelaskan, Indonesia sedang menimang-nimang untuk membeli Tank Leopard untuk menambah alutsistanya. Dua negara produsen yang dipertimbangkan adalah Belanda dan Jerman. Dengan harga yang sama, Belanda bisa memberikan jumlah Tank Leopard yang lebih banyak dibanding Jerman. Sumber : DETIK
    Readmore --> Komisi I Isyaratkan Setujui Pengadaan Tank Leopard Jerman

    Komisi I : Lebih Baik Kita Berperang Bila Malaysia Masih Menginginkan Ambalat

    Jakarta - Wakil Ketua Komisi I, Hayono Isman, menyebut Malaysia masih mengintip peluang untuk mengambil blok Ambalat dari Indonesia.

    Jika Malaysia ngotot, Indonesia harus siap berperang. "Malaysia masih berusaha mengambil Ambalat dari kita. Menurut saya kalau memang mereka mau begitu terus, saya mendukung Indonesia untuk perang dengan Malaysia," kata Hayono di Gedung DPR, Senayan, Jakarta, Senin (7/5/2012).

    Menurut Hayono, hingga saat ini Malaysia masih berusaha merebut Ambalat dari Indonesia. Hal itu terlihat dari aktivitas angkatan Malaysia yang terus mengintimidasi blok Ambalat. "Mereka masih menyerang Ambalat, cukup Sipadan Ligitan, Indonesia harus siap menghadapi Malaysia," paparnya.

    Oleh karena itu, Hayono menjelaskan, Indonesia harus terus melakukan upgrade alutsista. "Maka dari itu kita mendukung modernisasi senjata," pungkasnya.

    Sumber :DETIK
    Readmore --> Komisi I : Lebih Baik Kita Berperang Bila Malaysia Masih Menginginkan Ambalat

    Palindo Akan Resmikan KRI Kujang Pada November 2012


    Batam - PT Palindo Marine Shipyard membuat Kapal Perang Republik Indonesia (KRI) jenis rudal cepat Kujang untuk TNI Angkatan Laut senilai Rp73 miliar.

    KRI Kujang yang akan resmi diluncurkan November 2012 itu rencananya bakal digunakan untuk patroli TNI AL di wilayah Armada Barat, mengingat kapal yang kecil sehingga bisa menembus perairan dangkal dengan banyak pulau.

    KCR Kujang memiliki spesifikasi relatif sama dengan KCR Celurit yang juga dirakit Palindo dan telah diluncurkan oleh Menteri Pertahanan awal tahun 2012.

    Kapal buatan PT Palindo itu memiliki panjang 44 meter dan mampu melaju hingga kecepatan 30 knot. Kapal sepenuhnya dikerjakan oleh putra-putri Indonesia. 

    Kapal itu dilengkapi sistem persenjataan modern (Sewaco/Sensor Weapon Control), di antaranya meriam kaliber 30mm enam laras sebagai sistem pertempuran jarak dekat (CIWS) dan peluru kendali dua set Rudal C-705.

    Bagian lambung terbuat dari baja khusus yang bernamaHigh Tensile Steel. Baja ini diperoleh dari PT Krakatau Steel. Kapal dengan sistem pendorong fixed propellerlima daun itu juga dilengkapi dua unit senapan mesin kaliber 20 mm di anjungan kapal.

    Kapal itu merupakan kapal pemukul reaksi cepat yang berfungsi menghancurkan target dalam sekali pukul dan menghindar dari serangan lawan dengan cepat.


    Sumber : ANTARA
    Readmore --> Palindo Akan Resmikan KRI Kujang Pada November 2012

    Kodam Mulawarman Bangun Peluncur Roket dan Siagakan Heli Serbu Di Kaltim

    Banjarmasin - Kedaulatan negara dan keamanan di perbatasan menjadi harga mati bagi jajaran TNI. Persenjataan terbaru pun akan ditempatkan di wilayah Kodam VI/Mulawarman. Pengadaan persenjataan ini termasuk dalam Resta Tentara Nasional Indonesia.

     Pangdam VI/Mulawarman Mayjend. TNI Subekti mengatakan persenjataan yang dimiliki oleh TNI relatif tua dan perlu pembelian alutsista yang lebih modern. Perencanaan pun dilakukan secara bertahap, sejak 2011 hingga 2014 dan 2014-2019, mulai pengadaan Tank leopard, Helikopter serbu Super Cobra, dan sejumlah peluncur roket ganda (multiple launch rocket system/MLRS) untuk ditempatkan di Kalimatan Timur.

     "Akhir tahun untuk Tank Leopard akan datang satu batalyon, ditempatkan di jalan utama Balikpapan-Samarinda" Imbuhnya. Di Berau, Kaltim, jajaran Kodam VI juga membangun pangkalan untuk alat peluncur roket ganda MLRS. Termasuk di Tanjung Redeb, Kaltim, akan ditempatkan satu skudadron helikopter serang.

     Disinggung penempatannya lebih memilih Kaltim, Subekti mengatakan provinsi itu langsung berbatasan dengan negara tetangga. Dikatakan, di Kaltim nanti akan ditempatkan sebanyak 44 unit Tank dan beberapa unit helikopter serbu.

     "Untuk Kalimantan Selatan rencananya akan ditempatkan batalyon infanteri antitank" ujarnya. Selain tank dan helikopter Super Cobra, TNI juga membeli sejumlah roket ASTROS (artillery saturation rocket system) dari Brazil. "Roket ASTROS mendapat nama besarnya saat Perang Teluk ketika digunakan pasukan Irak menangkis serangan artileri Amerika dan sekutunya" Jelas Subekti. Sumber : Banjarmasin Post
    Readmore --> Kodam Mulawarman Bangun Peluncur Roket dan Siagakan Heli Serbu Di Kaltim

    PM Malaysia Disediliki Dalam Kasus Korupsi Pengadaan Kapal Selam

    Paris - Pengadilan di Paris, Prancis memulai penyelidikan atas dugaan suap pembelian dua kapal selam Prancis.

    PM Najib Razak diduga menerima suap hampir USD200 juta atau sekira Rp1,8 triliun (Rp9.217 per USD). Seperti dilansir AFP, Senin (7/5/2012), selain atas kasus suap, Pengadilan Prancis juga menyelidiki kasus pembunuhan atas model asal Mongolia yang dibunuh oleh pengawal PM Najib. 

    Penyelidikan ini dilakukan oleh Hakim Roger Le Loire dan Serge Tournaire yang dinilai sebagai penyidik berpengalaman dalam kasus korupsi dan HAM. Kedua hakim itu akan mencari tahu apakah perusahaan pertahanan Prancis DCNS dan rekannya Thales International membayar sogokan yang seperti dituduhkan. Sogokan itu dikeluarkan untuk mengamankan kontrak dua kapal selam kelas Scorpene untuk Angkatan Laut Malaysia pada 2002 silam.

    Kesepakatan tersebut disetujui ketika Najib masih menjabat sebagai Menteri Pertahanan Malaysia. Tetapi dalam penyelidikan ini, yang menjadi fokus adalah peran yang dimaikan oleh teman dekat Najib yang juga menjadi penasihat politiknya, Abdul Razak Baginda. Pihak berwenang Prancis mencurigai adanya dua pembayaran yang dilakukan oleh para penjual senjata Prancis.

     Satu pembayaran diketahui berjumlah 114 juta euro atau sekira Rp1,3 triliun (Rp12.001 per euro), kepada perusahaan Malaysia bernama Perimekar untuk alasan logistik. Perimekar saat itu dimiliki oleh perusahaan yang dikendalikan oleh Razak Baginda dan istrinya Mazalinda. Pemeriksaan juga ditujukan pada cerita dibalik pembayaran sebesar USD46 juta atau sekira Rp425,2 miliar, kepada perusahaan bernama Terasasi. Perusahaan ini berdiri di Malaysia tetapi terdaftar di Hong Kong.

    Terasasi sendiri diketahui dipimpin oleh Razak Baginda dan ayahnya Abdul Malim Baginda. Penyelidikan atas perjanjian pembelian kapal selam itu makin mengemuka pada Oktober 2006 saat jasad dari model dan penerjemah asal Mongolia Altantunya Shaariibuu, ditemukan di hutan di luar Kual Lumpur. Altantunya diketahui ditembak pada bagian kepala dan jasadnya sempat diupayakan untuk diledakan dengan bom C4. Altantunya diketahui memiliki hubungan dengan Razak Baginda.

    Beberapa tahun sebelumnya ia sempat berkarir sebagai model di Prancis dan pada 2004, Altantunya menemani Razak untuk bertindak sebagai penerjemah saat kesepakatan kapal selam Scorpene tersebut. Dalam tulisan tangan yang ditemukan setelah kematiannya, Altantunya berniat untuk mengkonfrontir Razak Baginda dan menuntut pembayaran sebesar USD500 ribu atau sekira Rp4,6 miliar, sebagai uang tutup mulut.

    Langkah pengadilan Prancis ini merupakan cara terakhir dari banyak pihak di Malaysia untuk mendapatkan keadilan, khususnya untuk keluarga Altantunya. Tetapi sepertinya fokus pertama dari penyelidikan, terkait pada kasus penyuapan bukan pembunuhan dari Altantunya. (OKEZONE)
    Readmore --> PM Malaysia Disediliki Dalam Kasus Korupsi Pengadaan Kapal Selam

    Brunei Juga Akan Memesan Panser Buatan Pindad

    Jakarta - Industri BUMN bidang alat utama sistem persenjataan (alutsista) makin moncer. PT Pindad misalnya, produknya terus diminati negara lain. Saat ini, BUMN yang berpusat di Bandung itu sedang bekerja keras menyelesaikan panser pesanan Malaysia. “Selain Malaysia, Brunei juga akan memesan untuk angakatan daratnya,” ujar Kepala Pusat Komunikasi Publik Kementerian Pertahanan Brigjen Hartind Asrin kemarin. Malaysia memesan 32 panser untuk angkut personel dan panser medis. Kisaran harga panser Pindad adalah USD 1 juta hingga USD 1,5 juta. Panser produksi anak bangsa ini sejak bulan April 2010 lalu sudah digunakan untuk mengawal misi perdamaian Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) di Lebanon. Jumlah panser yang digunakan untuk misi TNI Kontingen Garuda XXIII-D/UNIFIL itu mencapai 13 unit. Menurut Hartind, Brunei dan Malaysia tertarik dengan panser Pindad karena mutunya memang unggul. “Kecepatannya misalnya bisa lebih 60 km per jam, ideal untuk patroli darat,” kata alumni Akabri 1983 ini. Pindad juga masih mengerjakan pesanan panser Anoa dari TNI AD sebanyak 100 buah. Targetnya akhir tahun ini, semua unit sudah jadi dan bisa digunakan untuk operasi. “Kepercayaan negara lain itu membuktikan kualitas teknisi dan ahli teknik Indonesia sudah level internasional,” katanya. Secara terpisah, Direktur Eksekutif Lembaga Studi Pertahanan dan Strategi Indonesia Rizal Darmaputera menilai Pindad sudah banyak berbenah. “Manajemennya semakin bagus ,” katanya. Sumber : Sumut Post
    Readmore --> Brunei Juga Akan Memesan Panser Buatan Pindad

    Kemhan Beberkan Rahasia Kemenangan Korsel Dalam Pengadaan Kapal Selam Indonesia

    Jakarta - Terkuak sudah mengapa Indonesia lebih memilih membeli tiga unit kapal selam dari Korea Selatan (Korsel) daripada membeli dari Rusia. Sekretaris Jenderal Kementerian Pertahanan (Kemenhan), Marsekal Madya Eris Herryanto, mengungkap, alasan mengapa Indonesia mengabaikan tawaran membeli kapal selam dari Rusia. Menurut Eris, Rusia menawarkan kredit negara sebesar 1 miliar dolar AS atau sekitar Rp 90 triliun. Hingga kini, Indonesia baru menggunakan kredit tersebut sekitar 200 juta dolar AS untuk pembelian jet Sukhoi dan alutsista pendukung lainnya. Adapun 700 juta dolar AS lebih itu, kata dia, diarahkan pemerintah Rusia untuk dimanfaatkan Indonesia agar membeli dua unit kapal selam dari mereka. Namun lantaran pihaknya menilai spesifikasi dan harga tender yang ditawarkan Rusia tidak sesuai kebutuhan TNI AL, maka pihaknya tidak memanfaatkan sisa state credit itu. Adapun Korsel dalam tender menawarkan kontraknya sekitar 1,1 miliar dolar AS untuk tiga unit kapal selam. Akhirnya didapat kesepakatan Kemenhan membeli kapal selam dari Daewoo Shipbuilding and Marine Engineering (DSME). Kapal selam bertenaga diesel itu masing-masing berbobot 1.400 ton dengan panjang 61,3 meter. "Mereka mau TOT (transfer of technology), dan itu salah satu keunggulan mengapa kami memilih Korsel. Karena dua unit dibikin di sana, dan satu unit kapal selam nanti dibikin di PT PAL," kata Eris pekan lalu. Dia melanjutkan, setelah deal itu terjadi pemerintah Rusia merayu agar Kemenhan tetap membeli kapal selam dari mereka dengan iming-iming TOT. "Tapi saya tanya, TOT model bagaimana yang ditawarkan? Karena TOT yang dimaksud harus jelas definisinya apa?" Eris melanjutkan, "State credit itu tidak harus dimanfaatkan semua. Itu uang kita sehingga memakainya harus melihat kebutuhan," kata jenderal bintang tiga tersebut. Sumber : Republika
    Readmore --> Kemhan Beberkan Rahasia Kemenangan Korsel Dalam Pengadaan Kapal Selam Indonesia

     

    Pengikut

    Copyright © 2010 - All right reserved | Template design by ADMIN | Published by MAJU INDONESIA KU
    Proudly powered by Blogger.com | Best view on mozilla, internet explore, google crome and opera.