ALUTSISTA ARDAVA BERITA HANKAM CAKRA 401 SUBMARINE DEFENSE STUDIES INDO-DEFENSE INDONESIA DEFENSE INDONESIA TEKNOLOGI RINDAM V BRAWIJAYA THE INDO MILITER
Formil MIK Formil Kaskus Formil Detik.COM
PT.DI LAPAN LEN NUKLIR PAL PINDAD RADAR RANPUR ROKET RUDAL SATELIT SENJATA TANK/MBT UAV
TNI AD TNI AL TNI AU
HELIKOPTER KAPAL ANGKUT KAPAL INDUK KAPAL LATIH KAPAL PATROLI KAPAL PERANG KAPAL PERUSAK KAPAL SELAM PESAWAT TEMPUR PESAWAT ANGKUT PESAWAT BOMBER PESAWAT LATIH PESAWAT PATROLI PESAWAT TANKER
KOPASSUS PASUKAN PERDAMAIAN PERBATASAN
  • PERTAHANAN
  • POLRI POLISI MILITER
  • PBB
  • NATO BIN DMC TERORIS
    AMERIKA LATIN AMERIKA UTARA BRASIL USA VENEZUELA
    AFGANISTAN ETHIOPIA IRAN ISRAEL KAZAKHTAN KYRGYZTAN LEBANON LIBYA MESIR OMAN PALESTINA TIMUR TENGAH YAMAN
    ASEAN AUSTRALIA Bangladesh BRUNAI CHINA INDIA INDONESIA JEPANG KAMBOJA KORSEL KORUT
    MALAYSIA Selandia Baru PAKISTAN PAPUA NUGINI Filipina SINGAPURA SRI LANGKA TAIWAN TIMOR LESTE
    BELANDA BULGARIA INGGRIS ITALIA JERMAN ROMANIA RUSIA UKRAINA
    MIK News empty empty R.1 empty R.2 empty R.3 empty R.4

    ATTENTION


    PERHATIAN

    "Bagi Sobat Readers ingin mempublikasikan kembali tulisan ini di website atau blog Sobat Readers, mohon cantumkan link aktif artikel yang bersangkutan termasuk semua link yang ada di dalam artikel tersebut Atau Silahkan Hubungi Admin Melalui Chat Box/Shout Box/E-mail yang tertera di bawah .

    ADMIN
    steven_andrianus_xxx@yahoo.co.id

    Kategori »

    INDONESIA (4794) TNI (1147) ALUTSISTA (984) TNI AL (721) TNI AU (694) Pesawat Tempur (684) USA (597) Industri Pertahanan (564) PERBATASAN (447) KOREA (400) Kerja Sama (400) RUSIA (382) Teknologi (315) TNI AD (306) Kapal Perang (281) Pesawat Angkut (276) Anggaran (249) PERTAHANAN (235) CHINA (232) MALAYSIA (225) Tank (218) DI (210) Kapal Selam (201) Rudal (165) Helikopter (159) Pindad (145) KORUT (140) ASEAN (127) POLRI (126) Kapal Angkut (119) DMC (114) AUSTRALIA (107) PAL (106) Kapal Patroli (99) EROPA (98) Senjata (94) Pesawat Latih (93) TIMTENG (93) UAV (87) Nuklir (84) Pasukan Perdamaian (84) Teroris (83) ISRAEL (81) Radar (75) Kopassus (74) SINGAPORE (74) INDIA (72) IRAN (71) Ranpur (70) Africa (69) Roket (67) JAPAN (60) INGGRIS (59) LAPAN (59) PBB (59) jerman (57) Pesawat Patroli (56) LEBANON (55) Satelit (54) kapal latih (47) PRANCIS (45) BELANDA (41) THAILAND (36) BRAZIL (35) Philippines (35) TAIWAN (35) TIMOR TIMUR (31) VIETNAM (29) Inteligen (27) NATO (25) BRUNEI (24) Korvet (22) LIBYA (22) PAKISTAN (22) PALESTINA (21) Amerika Latin (16) KAPAL INDUK (16) English News (15) PAPUA NUGINI (15) BIN (14) ITALIA (14) VENEZUELA (14) KAMBOJA (13) ASIA (12) AFGANISTAN (11) POLANDIA (11) PT. LEN (9) Pesawat Bomber (9) Frigates (8) UKRAINE (7) Amerika Utara (6) Kapal Perusak (6) Berita Foto (5) Georgia (5) UEA (5) YAMAN (5) EGIPT (4) New Zealand (4) Pesawat Tanker (4) SRI LANKA (4) BANGLADESH (3) BULGARIA (3) YUNANI (3) HAITI (2) KAZAKHTAN (2) Polisi Militer (2) ROMANIA (2) \ (1)

    Total Pageviews

    Berita Terpopuler

    Powered by Blogger.

    Saturday, October 6, 2012 | 2:58 PM | 3 Comments

    Ribuan Orang Memadati Pameran Alutsista TNI AD Di Monas

    Jakarta - Pameran alat utama sistem senjata (alutsista) TNI Angkatan Darat yang dibuka secara resmi oleh Menteri Pertahanan Purnomo Yusgiantoro dan Kepala Staf TNI Angkatan Darat Jenderal TNI Pramono Edhie Wibowo mendapat antusias dari ribuan orang.

    Pantauan ANTARA, ribuan pengunjung memadati pameran alutsista milik TNI AD yang di gelar di Lapangan Monas, Jakarta, Sabtu. Tak jarang para pengunjung pameran membawa keluarganya untuk dapat melihat langsung Alutsista yang dimiliki TNI AD itu. Bahkan, mereka seringkali foto bersama keluarganya di atas atau di depan alat-alat perang yang dibeli dari dana APBN itu.

    Alutsista yang dipamerkan oleh TNI AD sendiri adalah alutsista baru dan alutsista lama. Alutsista baru yang dipamerkan itu, yakni dari Artileri Medan (Armed), seperti roket Multiple Launch Rocket System (MLRS)/Astros dari Brasil dan Meriam 155 mm/Caesar buatan Perancis.

    Selain dua senjata baru itu, TNI AD juga memamerkan senjata artileri lainnya, seperti Meriam 76/Trk buatan Yugoslovakia, Meriam 155/FH 2000 buatan Singapura dan Meriam 105 AMX. Untuk senjata kavaleri, TNI AD memamerkan Tank Scorpion, AMX-13 (paling banyak yang dimiliki Indonesia), Panser VAB NG buatan Pindad, Panser V 150 dan Panser Anoa. Heli serbu yang dipamerkan Heli Bell 412 dan Heli MI-17.

    Keingintahuan masyarakat alutsista terbarukan milik TNI AD ini juga tampak di stand Tank Scorpion, AMX-13, Panser VAB NG buatan Pindad, Panser V 150 dan Panser Anoa dan Heli MI-17 dari Jerman, dan Heli MI-35P Rusia. Stand tersebut terus dipenuhi pengunjung, bahkan anak-anak yang menaiki Panser, Tank Scorpion hingga Heli MI-35P.

    Salah seorang pengunjung Nurfaindah (30), mengaku, sengaja datang dari Jakarta Timur untuk melihat pameran alat persenjataan TNI AD secara langsung.

    Dirinya bersama suami dan anaknya itu datang ke pameran lantaran anaknya yang berusia dua tahun sangat antusias bermain dengan mainan helikopter dan tank.

    "Selama ini anak saya hanya melihat gambar dan bentuk mainan saja. Oleh karenanya, saya membawa anak agar bisa melihat secara langsung tank dan helikopter yang dimiliki TNI kita," katanya.

    Sementara itu, KSAD Jenderal TNI Pramono Edhie Wibowo mengatakan, penyelenggaraan pameran sekaligus dalam rangka memperingati Hari Ulang Tahun TNI Ke-67.

    "Pameran ini juga sebagai bentuk pertanggungjawaban KSAD kepada rakyat. Peralatan apa yang dibeli dengan mengguna uang dari rakyat," katanya.

    Tujuan pameran itu, kata dia, agar masyarakat mengetahui apa saja alat yang digunakan oleh AD. Namun, dalam pameran ini masyarakat tidak bisa melihat Main Battle Tank (MBT) Leopard yang dibeli TNI AD dari Jerman.

    Pramono menambahkan, alutsista baru yang dipamerkan kali ini, seperti dua unit Meriam 155 mm/Caesar buatan Perancis itu hanya sebagai contoh saja, sementara barang-barang yang telah dipesan belum sampai ke Indonesia.

    Ia pun berharap, sejumlah alutsista yang sudah beli TNI AD, pada 2014 mendatang sudah lengkap. Seperti, dua batalyon roket Multiple Launch Rocket System (MLRS)/Astros dari Brasil, dua batalyon Meriam 155 mm/Caesar buatan Perancis, 100 unit tank Leopard dan helikopter serang.

    Acara Dibuka Langsung Oleh Menhan

    TNI Angkatan Darat menggelar pameran alat utama sistem senjata (Alutsista) di Halaman Monumen Nasional, Jakarta, dalam rangka memperingati Hari Ulang Tahun ke-67 TNI. Acara ini terbuka untuk umum dan akan berlangsung selama tiga hari ke depan.

    Pameran alutsista TNI AD ini sengaja dibuka untuk umum agar masyarakat luas bisa melihat apa saja persenjataan yang selama ini dipakai oleh para tentara. Ini juga sebagai bentuk pertanggung jawaban TNI terhadap anggaran yang selama ini didapat untuk membuat atau membeli senjata.

    Pameran ini tidak hanya menampilkan senjata-senjata perang para tentara, tapi juga alat-alat pendukung lainnya seperti radar, helicam, seragam, dan rompi anti peluru yang dibuat oleh perusahaan pendukung.

    Acara dibuka langsung oleh Menteri Pertahanan Republik Indonesia, Purnomo Yusgiantoro. Dalam acara tersebut, Menhan mengatakan bangga dengan persenjataan TNI yang saat ini semakin berkembang baik dari segi teknologi, kecanggihan, maupun fungsinya.

    Selain itu, Menhan juga datang untuk melihat sejata-senjata terbaru yang dihasilkan oleh anak bangsa.

    Sumber : ANTARA/Metrotv News
    Readmore --> Ribuan Orang Memadati Pameran Alutsista TNI AD Di Monas

    Friday, October 5, 2012 | 3:13 PM | 2 Comments

    Presiden : Modernisasi Alutsista TNI untuk Jaga Kedaulatan

    Jakarta - Presiden Susilo Bambang Yudhoyono mengungkapkan, modernisasi alat utama sistem senjata (Alutsista) Tentara Nasional Indonesia (TNI) bertujuan untuk menjaga keamanan regional mau pun kawasan Asia Tenggara dan sekitarnya. Modernisasi alutsista penting agar persenjataan TNI tidak tertinggal dari negara lain dalam menegakkan supremasi kedaulatan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).

    "Kita melakukan modernisasi alutsista semata-mata untuk menjaga kedaulatan dan integritas negara. Itu juga sesuai dengan doktrin pengembangan militer kita," kata Presiden, dalam acara HUT ke-67 TNI, di Lanud Halim Perdanakusuma, Jakarta, Jumat (5/10/2012).

    Menurutnya, modernisasi alutsista sebagai jawaban atas tantangan menjaga kedaulatan NKRI yang semakin berat . "TNI adalah komponen utama dalam sistem pertahanan negara. Namun, dalam pilihan untuk menjaga dan melindungi kedaulatan negara kita, perang adalah jalan terakhir jika tidak ada cara lain," tambahnya.

    Presiden menekankan, cinta damai harus dijadikan pedoman dalam menjalankan politik dalam dan luar negeri. Sikap tersebut harus senantiasa dijaga agar Indonesia tidak direndahkan oleh negara lain, mau pun gangguan disintegrasi bangsa. Dengan alutsista yang kuat, negara lain maupun kelompok separatis akan berpikir dua kali mengganggu kedaulatan negara.

    "Saya tegaskan, alutsista yang modern harus dipertanggungjawabkan kepada seluruh lapisan rakyat. Kita adalah bangsa yang cinta damai, tapi NKRI harga mati," ujar Presiden.

    Sumber : KOMPAS
    Readmore --> Presiden : Modernisasi Alutsista TNI untuk Jaga Kedaulatan

    Ketua MPR : Alutsista TNI Perlu Diperkuat

    Jakarta - Ketua Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR) Taufiq Kiemas mengatakan, alat utama sistem senjata (Alutsista) TNI perlu diperkuat. Penguatan tersebut harus ditempuh dengan peremajaan alutsista, salah satunya mendatangkan alat tempur berkualitas.

    "Alutsista baru untuk TNI harus dipersiapkan dari sekarang dengan berkaca pada perlunya mempertahankan NKRI," ujar Taufiq, saat menghadiri upacara HUT ke-67 TNI, di Lanud Halim Perdanakusuma, Jakarta, Jumat (5/10/2012).

    Ia mengatakan, dirinya selalu berkoordinasi dengan para anggota DPR untuk tidak ragu menyetujui pembelian alutsista baru. Sebab, DPR harus mendukung sepenuhnya penguatan pertahanan negara.

    "Kalau masalahnya menyangkut soal (penguatan) ideologi dan senjata kita tidak usah ragu lagi untuk menjaga NKRI," katanya.

    Politisi senior PDI Perjuangan ini menyebutkan, persenjataan TNI masih dibawah standar alat tempur. Menurutnya, negara lain memiliki alat tempur yang jauh lebih berkualitas dari Indonesia. Akan tetapi, pengadaannya harus dilakukan dengan cermat.

    Sumber : KOMPAS
    Readmore --> Ketua MPR : Alutsista TNI Perlu Diperkuat

    Wamenhan : Penghormatan dan Kehormatan TNI

    Jakarta - ”Prajurit TNI bukanlah prajurit yang mudah dibelokkan haluannya karena tipu dan nafsu kebendaan. Ia, karena keinsafan jiwanya atas panggilan Ibu Pertiwi, bersedia membaktikan raga dan jiwanya bagi keluhuran bangsa dan negara.” Perintah Harian Panglima Besar Letnan Jenderal Sudirman, 5 Oktober 1949 Sebagai prajurit dan pejuang TNI, perintah harian 5 Oktober 1949 itu sangat bermakna sebagai rambu dan navigasi dalam mengabdi kepada bangsa dan negara.

    Sejak seorang prajurit mengawali kehidupan keprajuritan dengan mengucapkan Sumpah Prajurit dan Sapta Marga, ia berada dalam suatu ikatan moral dan kewajiban profesional. Kualitas kepemimpinannya ditempa oleh berbagai ujian dan cobaan.

    Prajurit TNI dituntut untuk membuktikan apakah ia seorang prajurit yang mampu dan sanggup memikul beban tanggung jawab pengabdian, yang sarat kualitas dan integritas.

    Seorang prajurit tentu ingat saat memulai basis militer sebagai seorang calon prajurit. Saat itu, ia tidak punya hak menerima penghormatan karena belum memiliki kepangkatan apa pun. Sebaliknya, ia wajib menghormati atasan yang memiliki kepangkatan. Proses ini dijalani oleh prajurit sejalan dengan masa pengabdiannya. Ibarat naik tangga, saatnya penghormatan diterima ketika ia sampai pada puncak karier sebagai prajurit.

    Tantangan, tuntutan, dan godaan justru hadir pada saat seorang prajurit sedang menerima penghormatan. Pada masa itu bisa terjadi seorang prajurit ”lupa” dan ”celaka” atas sikap dan perilaku diri, seperti yang diingatkan oleh Pak Dirman.

    Pengalaman menunjukkan, ”lupa” dan ”celaka” dapat terjadi pada siapa saja yang diberi atribut kewenangan oleh negara. Hal itu terjadi terutama ketika tidak ada check and balance atas setiap langkah yang diambil, apakah sudah tepat secara aturan, peraturan, dan terutama moral.

    Di sini pertempuran harus dimenangi prajurit agar terhindar dari ”kerusakan moral” yang berakibat pada hilangnya rasa hormat dari bawahan, kolega, bahkan masyarakat. Di sini pula ukuran ”kehormatan” menjadi taruhan yang tidak terhapus sampai menjadi jasad.

    Zaman sulit

    Harus diakui, kita hidup di zaman yang sulit dengan godaan begitu tinggi. Konsumtivisme menjadi gaya hidup yang tidak bisa dihindari. Semua orang seakan berlomba ke arah sana karena sarat dengan kenikmatan.

    Sebagai bagian dari masyarakat, prajurit TNI tentu tidak bisa lepas dari godaan itu. Sedikit banyak kehidupan masyarakat luas memengaruhi juga kehidupan prajurit dan keluarganya.

    Pengalaman bangsa-bangsa lain, semua berlangsung melalui proses panjang. Mereka telah melewati proses yang menghasilkan sikap disiplin, etos kerja, dan menghormati waktu. Dari sanalah bangsa-bangsa itu kemudian menghasilkan produk dan bahkan produk berkembang menjadi produk-produk turunan yang semakin beragam.

    Hasil dari kerja keras itu membuat bangsa-bangsa tersebut ingin menikmatinya. Konsumtivisme merupakan ekspresi dari keinginan untuk menikmati hasil kerja keras yang panjang.

    Kita pun harus melewati proses panjang dan melelahkan itu agar kemudian bisa menghargai kerja keras yang dilakukan. Konsumtivisme jangan hanya sekadar gaya hidup agar tidak berkelebihan dan bahkan melewati batas-batas kepantasan.

    Bagaimanapun gaya hidup modern harus bertumpu pada jati diri kita sebagai bangsa. Kita tidak ingin menjadi bagian masyarakat global tanpa pernah tahu akar budaya dari bangsa ini.

    Perintah Harian Panglima Besar Sudirman pada 1949 sudah menangkap pertanda zaman itu. Prajurit TNI diingatkan untuk tidak mudah dibelokkan oleh tipu dan nafsu kebendaan. Dengan berpegang pada panggilan untuk menjaga keluhuran bangsa dan negara, kehormatan prajurit TNI akan bisa dijaga.

    Godaan kekuasaan

    Satu hal lagi yang senantiasa harus dijaga prajurit TNI adalah godaan kekuasaan. Setiap kali tanggung jawab jabatan datang haruslah diingat bahwa itu bukanlah kesempatan untuk mendapatkan sesuatu, melainkan justru kesempatan untuk memberi kepada negeri.

    Godaan kekuasaan merupakan sesuatu yang sangat manusiawi. Semua orang pada suatu masa pasti dihadapkan pada godaan itu. Pada abad ke-19, Lord Acton bahkan sudah mengingatkan kita semua bahwa: ”Power tends to corrupt, and absolute power corrupts absolutely”.

    Kesadaran diri pribadi menjadi kunci bagi setiap prajurit TNI untuk tidak ”lupa” dan ”celaka”. Pendidikan prajurit TNI sudah mengingatkan semua anggota TNI untuk tidak goyah dalam menjalankan prinsip kehormatan.

    Oleh karena itu, marilah para prajurit dan pejuang TNI senantiasa menabung kehormatan saat menerima penghormatan dengan mawas diri dan waspada dengan harapan kehormatan menjadi bonus abadi saat penghormatan berakhir pada masanya. Dirgahayu ke-67 TNI.

    Sumber : KOMPAS
    Readmore --> Wamenhan : Penghormatan dan Kehormatan TNI

    Menatap Masa Depan Generasi Muda TNI

    Jakarta - Saya melihat semangat dan harapan di mata generasi muda TNI, Polri, dan mahasiswa yang memadati Gedung AH Nasution, Akademi Militer, Magelang, Jumat (21/9). Tampak ada keinginan kuat untuk bersama-sama membawa Indonesia menuju masa depan yang lebih baik.

    Ini berbeda dengan ketika saya menjadi taruna, berbarengan dengan angin reformasi yang bertiup kencang saat itu. Hujatan dan cercaan terhadap TNI disuarakan lantang oleh para mahasiswa, bahkan di depan gerbang Akademi Militer (Akmil).

    Oleh karena itu, memenuhi undangan Gubernur Akmil untuk berbagi pengetahuan dan pengalaman kepada para taruna dan mahasiswa memberi arti tersendiri. Setelah lebih dari satu dekade ikut mengawal reformasi TNI, tak berlebihan bila kini generasi muda TNI juga melakukan refleksi diri.

    Bagi kami, yang masuk Akmil pada era Orde Baru—saat kekuatan tentara begitu luar biasa— sungguh tak menyangka kelak institusi TNI dihujat oleh rakyatnya sendiri. Seragam yang menjadi identitas kami terpaksa dilipat dan masuk ke dalam tas untuk menghindari aksi sweeping kelompok anarkis di jalan raya. Kebanggaan yang menjadi modal dasar militer sempat pudar. Sungguh sedih, dilantik di istana sebagai perwira tetapi seolah tak diharapkan masyarakat.

    Tuntutan reformasi yang begitu kuat direspons positif melalui kebijakan dan langkah-langkah konstruktif oleh para pemimpin TNI saat itu. Politik praktis yang menjadi bagian dari dwifungsi ABRI dan mendapatkan banyak sorotan karena dampak eksesif yang ditimbulkan ditinggalkan sebelum jatuh tempo. Keberadaan TNI di lembaga legislatif (Fraksi TNI/Polri) yang seharusnya berakhir pada 2009 ditinggalkan TNI pada 2004.

    Selain itu, TNI yang pada masa lalu sering dicap sebagai pelanggar HAM mampu melepas citra buruk itu melalui proses penyelesaian konflik di beberapa wilayah, seperti halnya Aceh. Pada akhir 2005, TNI non-organik berhasil menarik diri dan menjadikan Aceh wilayah yang aman dan damai. Di dunia internasional, peran aktif TNI memelihara perdamaian semakin mendapat tempat karena disiplin, semangat, dan kinerjanya.

    Hal ini patut diapresiasi sebagai hasil perjuangan para senior TNI yang sungguh-sungguh berupaya mentransformasikan TNI sesuai tuntutan reformasi. Langkah-langkah konkret itu membuat generasi muda TNI optimistis mengawal Indonesia menjadi negara maju.

    Tantangan

    Jalan reformasi memang tidak mudah. Sulit dimungkiri, dalam proses transformasi yang melibatkan banyak aspek, terjadi deviasi yang tak jarang mencederai upaya optimal reformasi TNI. Beberapa kasus kekerasan yang melibatkan TNI sedikit banyak memengaruhi citra TNI yang sudah semakin baik.

    Harus diakui, masih ada peristiwa yang melukai hati masyarakat yang dilakukan oleh sekelompok oknum prajurit, baik disengaja maupun tidak, yang berdampak buruk bagi TNI. Pelanggaran dan penyimpangan ini disebabkan oleh banyak faktor. Salah satunya adalah ketidakmampuan mengikuti proses transformasi TNI, yang tidak hanya melibatkan aspek institusi tetapi juga aspek kognitif dan afektif prajurit.

    Untuk mengakselerasi proses transformasi itu, TNI menerjunkan generasi mudanya, yang berbeda 10 tahun dengan taruna, ke kampus-kampus Akademi TNI. Mereka memberikan gambaran yang kontekstual tentang situasi, kondisi, dan harapan ke depan sehingga lahir para perwira yang tidak hanya memahami pertahanan tetapi juga dunia global sebagai kunci pengembangan kualitas diri selanjutnya. Koreksi dan evaluasi internal perlu terus dilakukan karena terbukti berhasil mengantarkan TNI menjadi harapan bangsa dan negara.

    Harapan

    Kini tanggung jawab masa depan TNI ada di tangan generasi muda. Citra positif TNI yang telah dibangun para senior akan lebih bermakna apabila dilanjutkan secara konsisten oleh prajurit di lapangan, baik dalam konteks latihan maupun penugasan operasi. Kita benar-benar ingin menuju militer yang semakin profesional, modern, dan menentukan sehingga memiliki daya tangkal menghadapi ancaman dan tantangan keamanan negara yang semakin kompleks.

    Oleh karena itu, TNI harus dapat mengatasi ketertinggalannya untuk menjadi kekuatan pertahanan yang dihormati kawan dan disegani lawan. Bagaimanapun, aspek hard power amatlah penting bagi sebuah negara dalam politik internasional. Kita optimistis, dengan semakin kuatnya ekonomi Indonesia dewasa ini, negara dapat mengalokasikan anggaran yang lebih besar untuk belanja dan modernisasi militer. Sudah saatnya kita melihat lebih banyak jet tempur mengudara, kekuatan armada laut yang perkasa, dan sistem persenjataan pertempuran darat yang berteknologi tinggi. Semua untuk menjaga kedaulatan NKRI.

    Namun, kemajuan alat utama sistem persenjataan (alutsista) harus dengan dibarengi peningkatan kualitas sumber daya manusia yang mengawakinya. Introduksi teknologi dan senjata baru akan mengubah cara bertempur kita. Hal ini tentu mensyaratkan sejumlah pembaruan terhadap doktrin dan strategi militer.

    Dalam konteks ini, para prajurit TNI harus dibekali dengan ragam pendidikan, pelatihan, dan penugasan yang semakin memperluas cakrawala berpikir dan bertindak. Kita berharap melalui capacity building, TNI semakin profesional dan berkelas dunia.

    Selain itu, karakter TNI yang selalu dekat dengan rakyat harus terus diperkuat. Kita ingin kehadiran prajurit di lapangan memberikan arti positif bagi masyarakat di sekitarnya. Tidak hanya di dalam negeri, winning the hearts and minds of the people juga merupakan kunci keberhasilan pasukan Garuda yang ditugaskan di berbagai misi perdamaian dunia selama ini.

    Dengan berpegang teguh pada prinsip netralitas dan imparsialitas, setiap penjaga perdamaian harus dapat menjadi diplomat untuk mewujudkan stabilitas keamanan di daerah konflik.

    Memang, masih banyak pekerjaan rumah yang kita miliki. Begitu banyak tantangan di era globalisasi dan revolusi informasi yang berimplikasi pada aspek pertahanan dan keamanan negara. Karena itu, tepat rasanya bila generasi muda TNI menyatukan visi dan mewujudkannya melalui aksi nyata di lapangan. Bangsa yang besar adalah bangsa yang senantiasa menjemput masa depan dan mampu mengubah tantangan menjadi peluang.

    Untuk melakukan itu, TNI tidak berdiri sendiri. Hanya dengan kolaborasi dan dukungan seluruh komponen bangsa, kita dapat mewujudkan Indonesia yang semakin aman, maju, dan sejahtera. Kita semua saling membutuhkan dan saling melengkapi. Tak kalah penting adalah peran media dalam proses check and balance bagi TNI.

    Pemberitaan yang obyektif akan memberikan ruang bagi TNI untuk memperbaiki kekurangan dan meningkatkan prestasinya. Dengan segala keterbatasan, kami ingin selalu berbuat yang terbaik. Di negara mana pun, setiap tentara ingin menjadi solusi bagi permasalahan bangsa dan dicintai rakyatnya.

    Sumber : KOMPAS
    Readmore --> Menatap Masa Depan Generasi Muda TNI

    Perusahaan Pertahanan Rusia, Pakistan Dan China Paling Terkorup Di Dunia

    London - Transparency International Inggris membuat penilaian atas langkah-langkah antikorupsi di berbagai perusahaan pertahanan.Perusahaan Amerika Serikat (AS) Fluor Corporation berada di peringkat pertama sebagai yang terbaik.Adapun 29 perusahaan lainnya mendapat nilai nol.

    Sebanyak 29 perusahaan pertahanan itu mendapat nilai nol untuk langkah-langkah antikorupsi dalam edisi 2012 Indeks Antikorupsi Perusahaan Pertahanan oleh Transparency International Inggris. ”Setengah dari 129 perusahaan yang diteliti itu mendapat nilai nol untuk langkah-langkah dalam manajemen risiko.Mereka menunjukkan kerentanan yang tinggi untuk korupsi dalam praktik-praktik pelatihan,” ungkap hasil penilaian Transparency International Inggris seperti dikutip Guardian.

    Berbagai perusahaan pertahanan itu dinilai dalam 34 kategori dengan skor dua untuk tiap kategori. Salah satu kategorinya ialah publikasi informasi dan perincian laporan lainnya. Fluor Corporation mendapat nilai tertinggi secara keseluruhan, menempati peringkat pertama untuk informasi publik dan ketiga untuk respons atas kuesioner. Perusahaan yang berbasis di Texas itu mendapat skor 85% dan 93% untuk dua kategori yang menunjukkan langkah antikorupsi yang tinggi.

    Dengan skor itu, Fluor menjadi satu-satunya perusahaan pertahanan yang meraih ”pita A”. Perusahaan pertahanan Inggris,BAE Systems,yang merencanakan merger 30 miliar poundsterling dengan perusahaan Belanda,EADS,berada di urutan keempat dari 129 perusahaan yang dinilai untuk informasi publik. BAE Systems menduduki peringkat ke-17 dari 34 level dalam merespons kuesioner Transparency International Inggris.

    ”Selain 29 perusahaan yang mendapat skor nol dalam hal informasi publik, sebanyak 55 perusahaan menerima kurang dari setengah nilai tertinggi. Itu berarti dua pertiga perusahaan- perusahaan itu memiliki langkah antikorupsi yang terbatas atau nol,” papar hasil penilaian Transparency International. Enam dari perusahaan yang mendapat nilai nol tersebut berasal dari Rusia.Tiga perusahaan lainnya berbasis di Pakistan dan China.

    Dari 10 perusahaan terbaik dalam informasi publik, 4 dari AS dan 3 dari Inggris. Perusahaan Jerman, ThyssenKrupp AG, mendapat skor tertinggi berdasarkan respons untuk kuesioner. Adapun 7 dari 10 perusahaan teratas dalam hal respons kuesioner berkantor pusat di AS. Tidak ada perusahaan yang memiliki skor kurang dari 50% untuk pelaporan informasi mandiri, hal itu menunjukkan perusahaan tersebut memiliki langkah antikorupsi yang ”moderat”.

    Meski demikian, perusahaan Jerman, Diehl Stiftung & Co KG, mendapat skor 53% dan ”pita C”. Skor itu diberikan untuk lima bidang di tiap dua wilayah yang luas,terutama untuk bukti antikorupsi dalam kepemimpinan, personel, kebijakan, pelatihan,dan manajemen risiko. Skor keseluruhan kemudian dikalkulasikan sebagai satu nilai yang menandai lima subkategori.

    Sumber : Seputar Indonesia
    Readmore --> Perusahaan Pertahanan Rusia, Pakistan Dan China Paling Terkorup Di Dunia

    KSAD : Pembelian Alutsista Luar Negeri Harus Ada Alih Teknologi

    Jakarta - Kepala Staf Angkata Darat (Kasad), Jendral TNI Pramono Edhie Wibowo menegaskan Alat Utama Sistem Persenjataan (Alutsista) TNI AD yang dibeli dari luar negeri, dilengkapi transfer of technology atau alih teknologi.

    "Dalam pembelian Alutsista dari luar negeri, kami selalu meminta adanya alih teknologi," kata Edhie, kepada wartawan, di Markas Besar AD (Mabes AD), Jalan Veteran, Jakarta Pusat, Kamis (4/10/2012).

    Menurutnya permintaan alih teknologi ini, agar dapat memudahkan kita dalam memperbaiki Alutsista TNI AD yang sudah dibeli. Jika terjadi sesuatu terhadap Alutsista TNI AD tersebut, kata dia, pihaknya tidak perlu menunggu ahli yang akan memperbaikinya. "Kalau ada alih teknologi, kalau misalnya tank rusak pada bagian penggeraknya kita tidak perlu menunggu ahli dari luar. Karena kita sudah bisa memperbaiki sendiri," tuturnya.

    Edhie menuturkan alih teknologi ini, juga dapat digunakan bagi perusahan industri pertahanan untuk membuat onderdil ataupun peluru bagi persenjataan.

    "Contoh roket yang telah kita beli dari Inggris, kita telah bongkar dan dikerjakan ahli dari ITB, walaupun mengalami kesulitan," tuturnya.

    Sumber : OKEZONE
    Readmore --> KSAD : Pembelian Alutsista Luar Negeri Harus Ada Alih Teknologi

    Thursday, October 4, 2012 | 3:32 PM | 1 Comments

    KSAD : Untuk Alutsista Khusus Kami Beli Dari Luar Negeri

    Jakarta - Meski Tentara Nasional Indonesia (TNI) terus menambah alat utama sistem senjata (alutsista), demi melengkapi yang sudah ada, bukan berarti buatan produksi dalam negeri dilupakan.

    Kepala Staf Angkatan TNI AD, Jenderal TNI Pramono Edhie Wibowo, meyakinkan hal itu. Bahkan menurutnya, TNI tetap memprioritaskan produksi anak negeri.

    "Kami masih beli alutsista dari luar, untuk alat-alat khusus. Tapi kami juga kembangkan untuk dibuat oleh dalam negeri. Alat yang bisa dibuat dalam negeri, ya dibuat. Bagi yang tidak bisa dibuat, kami anggarkan untuk membeli dari luar," ujar Pramono Edhie, Kamis 4 Oktober 2012.

    Pramono menjelaskan, alutsista produksi dalam negeri dibuat dengan sejumlah penyesuaian yang ada di Indonesia. Penyempuraannya juga akan melihat di lapangan.

    "Perlengkapan prajurit mulai dari helm, seragam, sepatu, parasut terjun payung, tas ransel, senjata, itu produk sudah dalam negeri. disesuaikan dengan postur prajurit-prajurit kita yang kecil badannya," ucap Pramono.

    Selain itu, kata Pramono, persenjataan Indonesia yang dibuat PT Pindad juga sudah menunjukkan kualitasnya. Sebut saja Senjata Serbu (SS1 dan SS2) dan Tank Anoa.

    Bahkan sejumlah negara tertarik dan segera memesan senjata buatan perusahaan dalam negeri itu.

    Sumber : Vivanews
    Readmore --> KSAD : Untuk Alutsista Khusus Kami Beli Dari Luar Negeri

    Dirut Pindad: Kami Siap Rawat Tank Leopard

    Jakarta - PT Pindad menyambut baik disahkannya Undang-undang Industri Pertahanan oleh Dewan Perwakilan Rakyat. Dengan UU itu, industri pertahanan semakin dubutuhkan oleh negara.

    Demikian disampaikan oleh Direktur PT Pindad, Adik Afianto kepada VIVAnews, di Bandung, Jawa Barat, Kamis 4 Oktober 2012. "Kami sangat antusias jika UU ini benar disahkan, kami juga akan menyiapkan seluruh unsur serta komponen yang disesuaikan dengan amanat UU tersebut," kata Adik.

    Menurut dia, ada beberapa poin dalam UU tersebut yang menyatakan industri pertahanan negara harus dilibatkan dalam proses pemeliharaan Alat Utama Sistem Persenjataan (Alutsista) miliki negara yang dibeli dari luar negeri. "Jika melihat perkembangan sekarang, seperti rencana pembelian Tank Leopard, kami diminta mempersiapkan SDM untuk maintenance," katanya. PT Pindad, tambah Adik, siap menjalankan amanat UU tersebut, baik di dalam negeri maupun luar negeri.

    Sementara itu, Wakil Ketua Komisi I DPR, TB Hasanuddin, menyatakan UU ini dibuat untuk menguatkan sistem pertahanan persenjataan negara. "Kita harus memiliki kekuatan bersenjata yang cukup kuat, maka kita membutuhkan alutsista, anggaran alutsista kita per tahun Rp 30 trilliun. Jika kita memanfaatkan industri yang ada di dalam negeri itu jauh lebih dari cukup," terang TB Hasannudin.

    Dalam UU tersebut juga, kata dia, beberapa industri pertahanan di Indonesia akan dilakukan penyehatan sebagai Badan Usaha Milik Negara (BUMN) industri militer. "Ada banyak nilai ekonomis jika UU ini berjalan dengan baik, jangan sampai ketergantungan ke pihak asing terus dilakukan negara kita," kata dia.

    Dalam dua tahun ke depan, tambah Hasanuddin, Indonesia perlu merevitalisasi BUMN industri pertahanan. Lima tahun berikutnya, merupakan persiapan untuk produksi massal. "Dan sepuluh tahun ke depan kita tidak boleh membeli sebutir peluru pun dari luar negeri. Baik senjata , pesawat tempur, dan alutsista lainnya. Saya yakin negara kita bisa bangkit," ungkap dia.

    Sumber : Vivanews
    Readmore --> Dirut Pindad: Kami Siap Rawat Tank Leopard

    Ini Dia Kemampuan Pesawat Angkut CN295 Milik TNI

    Jakarta - Pesawat angkut CN295 hasil kerjasama PT Dirgantara Indonesia dengan Airbus Military Spanyol yang baru saja didatangkan dari Bandung ke Lanud Halim Perdanakusuma mempunyai berbagai keunggulan dibanding dengan pesawat sejenis lainnya.

    "CN295 ini pesawat angkut sedang taktis yang dinilai cocok dengan tugas TNI seperti melakukan angkutan personel dan logistik, penerjunan pasukan, evakuasi medis udara, patroli udara terbatas serta penugasan militer lainnya," ujar Direktur Aerostruktur PT DI, Andi Alisjahbana, di Lanud Halim Perdanakusuma, Kamis 4 Oktober 2012.

    Ia juga mengatakan, kelebihan dari pesawat ini adalah mampu lepas landas dan mendarat pada landasan yang pendek.

    "Pesawat ini menggunakan 2 mesin Turboprop Pratt and Whitney buatan Kanada sehingga mampu melakukan pendaratan pada landasan yang sempit yang ukurannya 670 m /2.200 ft dengan berat tertentu," ujarnya.

    Sebagai pesawat angkut, CN295 juga mampu membawa beban yang beratnya mencapai 9 ton kargo atau kurang lebih 71 personel. Pesawat ini juga memiliki kecepatan jelajah maksimum mencapai 260 knot atau 480 km perjam. Tak hanya itu itu, burung besi ini mampu terbang dan dikendalikan dengan aman dan baik pada kecepatan rendah sampai dengan 110 knot atau 203 km perjam.

    Andi mengatakan, berdasarkan penandatanganan kontrak antara PT DI dengan Kementerian Pertahanan, sebanyak sembilan pesawat angkut tersebut akan diserahkan kepada kementerian pertahanan secara bertahap. "Tiga pesawat akan kami serahkan sampai akhir tahun ini, kemudian tiga pesawat lagi pada 2013, sisanya 2014," ujarnya.

    Untuk dua pesawat yang tiba di Lanud Halim Perdanakusama kemarin, Andi menyebutkan kalau kedua pesawat tersebut diantar langsung dari Spanyol kemudian dibawa ke Bandung selanjutnya ke Lanud Halim. "Untuk 7 pesawat dibuat di Spanyol, dua unitnya pada 2014 akan dibuat di Bandung," ujarnya.

    Ia mengatakan, nantinya sebagaian besar komponen pada pesawat ini akan dibuat di PT DI. Sejumlah komponen pesawat yang dibuat di Spanyol akan dikirim ke PT DI untuk diintegrasikan.

    "Dengan pembelian 9 pesawat ini memberikan efek yang sangat besar dalam industri penerbangan di Indonesia, terutama bagi PT Dirgantara," imbuhnya.

    Sumber : Vivanews
    Readmore --> Ini Dia Kemampuan Pesawat Angkut CN295 Milik TNI

    KSAD : Roket Rusak, 3.000 Peluru TNI AD Sempat "Nganggur"

    Jakarta - Pengadaan alat utama sistem persenjataan (alutsista) menjadi penting. Kepala Staf TNI Angkatan Darat (KSAD), Jenderal TNI Pramono Edhie Wibowo, mengungkapkan beberapa alasan pentingnya alutsista.

    Salah satu alasan Pramono adalah soal ketertinggalan dengan negara lain. "Kita tertinggal dengan negara tetangga. Ada satu yang buat saya miris, negara tetangga sudah punya tank kelas berat, kita masih kelas ringan," kata Pramono di Markas Besar TNI AD, Jakarta, Kamis 4 Oktober 2012.

    Selain sudah tertinggal dengan negara lain, Pramono mengungkapkan, banyak juga alutsista yang dimiliki sudah uzur. Bahkan, ada salah satu meriam buatan tahun 1952 yang masih digunakan prajurit.

    "Prajuritnya itu sudah pensiun, alatnya itu masih kami pakai," kata Pramono sambil berkelakar yang mengundang gelak tawa yang lain.

    Contoh lainnya kenapa alutsista itu mesti diperbaharui dan digantikan adalah Roket RL 130 mm yang dimiliki TNI AD. "Roketnya sudah mati, tapi pelurunya masih ada 3.000," kata adik bungsu Ibu Negara Ani Yudhoyono ini.

    Namun, bukan berarti ketertinggalan itu didiamkan begitu saja. Pramono meminta anak buahnya untuk mengutak-atik roket itu. Hingga akhirnya bisa menyala dan 3.000 peluru itu tidak terbuang sia-sia.

    "Artinya, anak-anak kami, jika didorong bisa menghasilkan. Insya Allah Roket jenis ini juga akan kami ganti," ujar Pramono. "Jadi, apa salah jika alutsista yang ada diganti yang lebih baru, lebih modern?"

    Kendati begitu, Pramono mengakui TNI AD mendapat alokasi anggaran paling sedikit dari anggaran militer TNI tahun 2012. Berapa? Yakni sebesar Rp14 triliun. Sementara itu, TNI AL Rp22 triliun dan TNI AU Rp20 triliun.

    "Tapi, kami tidak boleh iri. Anggaran sedikit semaksimalkan mungkin untuk membeli alutsista yang baik," ujar Pramono.

    Sumber : Vivanews
    Readmore --> KSAD : Roket Rusak, 3.000 Peluru TNI AD Sempat "Nganggur"

    KSAD : Kami Akui Alutsista TNI Masih Kalah Dengan Tetangga

    Jakarta - Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD) Jenderal Pramono Edhie Wibowo mengatakan, TNI AD masih terus menambah alat utama sistem senjata (alutsista). Dalam pengadaannya, TNI secara keseluruhan harus melihat peta kawasan ASEAN.

    Maksudnya, Indonesia juga harus mengikuti perkembangan alutsista yang dimiliki negara tetangga di kawasan ASEAN. "Ada satu yang buat saya miris. Kita tidak pernah bisa latihan bersama dengan negara tetangga dengan skala yang besar, maksudnya dengan Batalyon yang besar. Paling cuma latihan kecil-kecilan," kata Pramono dalam jumpa pers di Markas Besar TNI AD, Jakarta, Kamis 4 Oktober 2012.

    Pramono mengatakan, sampai saat ini alutsista Indonesia masih tertinggal dengan negara tetangga. "Negara tetangga sudah punya tank kelas berat, Indonesia masih kelas ringan. Kita tertinggal," kata dia.

    Untuk itu, salah satu tank kelas berat yang akan didatangkan TNI AD adalah tank Leopard. "Harusnya itu datang 5 Oktober 2012. Tapi diundur," katanya. "Itu sebabnya, kenapa saya inginkan tank Leopard buatan Jerman itu."

    Tank Leopard yang dipesan Indonesia itu juga dipastikan berbeda dengan pesanan negara lain. Perbedaan itu disesuaikan dengan kondisi Indonesia. "Kalau di Eropa tidak perlu pakai pendingin, kita pesannya sekalian dengan AC. Biar tidak kepanasan," kata dia.

    Pramono ingin alutsista Indonesia bisa sejajar dengan negara-negara tetangga, baik dari segi kualitas maupun kapasitas. "Sehingga kita sekelas. Kita jangan terjebak perang gerilya. Karena itu, harus melihat negara tetangga yang ada di kawasan," ujarnya.

    Namun demikian, alutsista yang dibeli jangan hanya dipakai saja, tapi juga dikembangkan. Oleh karena itu, Indonesia selalu minta ahli teknologi dari negara produsen alustsista juga mengajari ahli-ahli Indonesia. "Harus ada transfer of technology," katanya.

    Sumber : Vivanews
    Readmore --> KSAD : Kami Akui Alutsista TNI Masih Kalah Dengan Tetangga

    KSAD : SS-2 Buatan Pindad Mampu Mengalahkan M-16

    Jakarta - Peralatan perang buatan Indonesia dinilai tidak kalah hebatnya dibanding produksi negara lain. Tentara Nassional Indonesia (TNI) akan memaksimalkan produk dalam negeri ini untuk persenjataannya.

    Demikian disampaikan oleh Kepala Staf TNI Angkatan Darat, Jenderal Pramono Edhie Wibowo di Jakarta, Kamis 4 Oktober 2012. "Peralatan produksi dalam negeri juga tak kalah mumpuni," kata Pramono.

    Dalam sejarahnya, dia menambahkan, Indonesia mengembangkan peralatan militer karena mendapat embargo. Kondisi itu yang membuat Indonesia berinisiatif mencari jalan ke luarnya. "Akhirnya kami berusaha mengembangkan senjata produksi dalam negeri," ujar Pramono.

    Akhirnya, ujar dia, senjata buatan PT Pindad dikembangkan dan disesuaikan dengan teknologi mutakhir. "Penyempurnaan secara bertahap terus dilakukan, disesuaikan juga dengan kondisi di lapangan. Andai kami mau mengoreksi diri, kami bisa melakukannya," tutur adik Ani Yudhoyono ini.

    Menurut dia, hasilu saha itu memang membanggakan. Dalam sejumlah lomba, beberapa kali TNI menyabet gelar juara dengan menggunakan senjata Pindad itu. Sehingga, kata Pramono, TNI sudah tidak ragu lagi menggunakan produk dalam negeri itu.

    Dulu, kata Pramono, TNI masih mempertimbangkan untuk menggunakan sejata lama M16 atau senjata buatan Pindad. Namun, saat berlomba menggunakan senjata buatan Pindad, TNI berhasil memperoleh tropi juara.

    "Waktu lomba menembak antar ASEAN, kami juara pertama kali setelah menggunakan senjata-senjata Pindad," kata dia. "Sejak itu kami tidak ada pilihan, selain senjata ringan dari Pindad. SS2-V1 sampai V6," Pramono menambahkan.

    Sumber : Vivanews
    Readmore --> KSAD : SS-2 Buatan Pindad Mampu Mengalahkan M-16

    PT DI Serahkan Dua CN-295 Kepada Kemhan

    Jakarta - PT Dirgantara Indonesia (PT DI) akan menyerahkan dua pesawat CN-295 ke Kementerian Pertahanan. Selanjutnya, Kemhan menyerahkan kepada Mabes TNI dan TNI AU pada hari Kamis, 4 Oktober 2012 di Base Ops Lanud Halim Perdanakusuma, Jakarta.

    Demikian dikatakan oleh Kepala Dinas Penerangan TNI Angkatan Udara (Kadispenau), Marsekal Pertama TNI Azman Yunus di Jakarta, Rabu (3/10).

    Terpisah, Pusat Komunikasi Publik Kementerian Pertahanan menginformasikan bahwa Menteri Pertahanan Purnomo Yusgiantoro akan menyerahkan dua pesawat CN-295 kepada Markas Besar TNI AU.

    Sumber : JURNAS
    Readmore --> PT DI Serahkan Dua CN-295 Kepada Kemhan

    Pengamat : DPR Harus Pelajari Sistem Keantariksaan India dan Iran

    Jakarta - Ahli sistem satelit Arifin Nugroho merekomendasikan anggota Komisi VII DPR untuk belajar dari sistem keantariksaan India dan Iran. Kedua negara ini memiliki pola pikir dan karakteristik yang sama dengan Indonesia.

    "Kalau mau mencontoh, kepada negara yang memiliki mindset yang hampir sama dengan kita, demografinya hampir sama, kulturnya hampir sama. Negara yang patut untuk dilihat adalah India dan Iran," kata Arifin saat menjadi narasumber RUU Keantariksaan di Komisi VII, Kompleks Parlemen, Jakarta, Rabu (3/10).

    Kedua negara itu, kata Arifin, sudah berhasil meluncurkan satelit pada orbitnya dan dua-duanya sudah memiliki produk misil untuk security.

    Kata mantan ketua Asosiasi Satelit Indonesia ini, keantariksaan jangan diposisikan sebagai proyek mercusuar. Keantariksaan harus didudukkan dalam konteks kesadaran bahwa ruang (space) adalah sebagai geopolitik baru.

    "Penguasaan space itu adalah penguasaan suatu resources yang akan membawa suatu tingkat atau kesenioran sebuah bangsa. Itu adalah martabat bangsa," katanya.

    "Alangkah indahnya bila bangsa ini sudah beranjak pada penguasaan geopolitik baru ini. Untung ruginya barangkali tak harus menjadi penghalang tetapi kedepankanlah martabat bangsa ini," ujarnya.

    "RUU Keantariksaan adalah inisiatif pemerintah dengan inisiatornya, LAPAN. Namun menjadi perdebatan, apakah nantinya otoritas Keantariksaan itu cukup dipegang lembaga khusus atau cukup hanya LAPAN," tambahnya.

    Sumber : Jurnal Parlemen
    Readmore --> Pengamat : DPR Harus Pelajari Sistem Keantariksaan India dan Iran

    Komisi I : Kami Akan Mendukung Anggaran Tambahan Kemhan

    Jakarta - Anggota Komisi I DPR RI Fayakhun Andriadi mengatakan, usulan penambahan anggaran dari Kementerian Pertahanan (Kemhan) sebesar Rp 18,325 triliun di luar pagu definitif Kemhan tahun 2013 sebesar Rp 77,7 triliun berpotensi untuk disetujui.

    Sebab, pengajuan tambahan anggaran Kemhan sebesar Rp 18,3 triliun untuk 2013 itu merupakan bagian anggaran alutsista Minimum Essential Force (MEF) untuk 2010-2014 yang mencapai Rp 156 triliun, terdiri atas Rencana Pembangunan Jangka Menengah 2010-2014 sebesar Rp 99 triliun dan alokasi on top berdasar arahan rapat kabinet terbatas 4 Oktober 2010 sebesar Rp 57 triliun.

    "Saya rasa ajuan penambahan anggaran. Kemenhan untuk 2013 sebesar Rp 18,3 triliun itu kita akan dukung, karena itu merupakan anggaran yang masuk dalam on top. Cuma yang perlu kita dalami nantinya soal sumbernya bagaimana. Memang itu uangnya dari APBN juga, cuma untuk program MEF yang alokasi pencairannya secara bertahap itu, memang tidak secara jelas disebutkan," ujar Fayakhun Andriadi kepada Jurnalparlemen.com, Rabu (3/10).

    Hal ini disampaikan Fayakhun terkait Raker dengan Menhan di Komisi I, Senin (1/10), yang membahas RKA/KL 2013. Saat itu, Kemhan mengajukan dana tambahan sebesar Rp 18,3 triliun. Fayakhun yang juga anggota Banggar dari Fraksi Partai Golkar ini mengatakan, yang perlu dipertajam dalam rapat berikutnya adalah tambahan itu digunakan untuk apa saja.

    Usulan tambahan anggaran 2013 sekitar Rp 18,3 triliun ini sendiri terdiri dari penambahan anggaran untuk Kemhan Rp 672,34 miliar, Mabes TNI Rp 1,260 triliun, TNI AD Rp 9,283,93 triliun, TNI AL Rp 3,237 triliun, dan TNI AU Rp 3,871 triliun. Total Rp 18,325 triliun.

    Sementara, Ketua Komisi I DPR Mahfudz Siddiq menyatakan tidak optimistis, jika program MEF 2010-2014 dengan anggaran lewat on top sebesar Rp 57 triliun akan terserap semua. "Justru seharusnya untuk anggaran on top di 2013 diajukan lebih besar lagi. Karena dikhawatirkan pada tahun terakhir 2014, dana yang tersisa masih besar, tidak terserap secara maksimal. Harusnya ajuan tambahan anggaran di 2013 ya Rp 22 triliun," ujarnya.

    Seperti diketahui, Pemerintah menganggarkan Rp 156 triliun untuk penyediaan alat utama sistem persenjataan (alutsista) TNI pada periode 2010-2014. Menteri Keuangan Agus Martowardojo sebelumnya menjelaskan bahwa anggaran alutsista untuk memenuhi MEF untuk 2010-2014 mencapai Rp 156 triliun yang terdiri atas Rencana Pembangunan Jangka Menengah 2010-2014 sebesar Rp 99 triliun dan alokasi on top berdasar arahan rapat kabinet terbatas 4 Oktober 2010 sebesar Rp 57 triliun.

    Dari alokasi Rp 99 triliun tersebut, Rp 32,5 triliun digunakan untuk belanja barang dan Rp 66,6 triliun untuk belanja modal. Dana belanja modal itu terdiri atas pinjaman luar negeri sebesar 6,5 miliar dolar AS dan sisanya berasal dari pinjaman dalam negeri. Pemerintah, kata Menkeu, sudah menerbitkan penetapan sumber pembiayaan (PSP) sebesar 5,7 miliar dolar AS. Artinya, masih ada sekitar 0,8 miliar dolar AS belanja modal yang belum didukung pembiayaannya, dan menurut Menkeu masih akan dievaluasi dalam pengajuan pembiayaan.

    Menteri PPN/Kepala Bappenas Armida Alisjahbana menambahkan, inisiatif baru pengadaan alutsista sebesar Rp 57 triliun tersebut sudah ditetapkan dalam Keppres 35/2011 tentang Percepatan Pemenuhan Kekuatan Pokok Minimal Alutsista TNI Tahun 2010-2014, yang ditandatangani oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, 27 Desember 2011. Kata Armida, alokasinya bertahap yaitu Rp 7 triliun pada 2010, Rp 4 triliun pada 2011, Rp 6 triliun pada 2012, dan Rp 40 triliun pada 2013-2014. Semuanya disesuaikan dengan kemampuan anggaran negara dan dengan mekanisme yang berlaku.

    Sumber : Jurnal Parlemen
    Readmore --> Komisi I : Kami Akan Mendukung Anggaran Tambahan Kemhan

    Awal 2013 Pangkalan Kapal Selam Di Palu Akan Beroperasi

    Jakarta - Akan selesai dibangun pada akhir 2012, dan segera beroperasi pangkalan kapal selam TNI AL di Teluk Palu, Sulawesi Tengah.

    "Pada awal 2013, kapal selam dari Armatim (Armada RI Kawasan Timur) sudah bisa singgah di Teluk Palu," kata Komandan Pangkalan TNI AL Palu, Kolonel Pelaut Boedi Oetomo, di Palu, Rabu (3/10/2012).

    Dia mengatakan saat ini pembangunan tahap dua sudah selesai sekitar 80 persen. Tahap dua itu bangunan fisik di sekitar pangkalan. Selanjutnya masuk ke tahap tiga, yakni pengerjaan fisik yang ringan seperti pembuatan pagar dan proses pengecatan.

    Lanjutnya Boedi mengatakan, di pangkalan kapal selam itu nantinya akan diperkuat dengan pasukan pertahanan pangkalan dengan jumlah personel sebanyak satu peleton atau sekitar 24 orang. Pangkalan kapal selam TNI AL sendiri berada di lahan seluas 13 hektare di Kelurahan Watusampu, Kota Palu. Teluk Palu memiliki lebar 10 kilometer dengan kedalaman mencapai 400 meter dan lingkar garis pantai sepanjang 68 kilometer. Lokasi ini dinilai cukup strategis untuk dijadikan pangkalan kapal selam.

    Sumber : Berita 8
    Readmore --> Awal 2013 Pangkalan Kapal Selam Di Palu Akan Beroperasi

    KSAD : 44 Leopard MBT Datang Bulan November

    Jakarta - Anggaran Tentara Nasional Indonesia tahun 2013 mencapai Rp 77,7 triliun, meningkat dari 2012 sekitar Rp 64 tiriun. Meski demikian, angka tersebut dirasa belum mencukupi kebutuhan sekaligus pengadaan alat utama sistem persenjataan TNI.

    "Ya tentunya sangat menggembirakan, meski belum sepenuhnya mencakup seluruh kebutuhan," kata Panglima TNI Laksamana TNI Agus Suhartono kepada wartawan di Lanud Halim Perdanakusuma, Rabu (3/10).

    Menurut Agus, anggaran tersebut nantinya digunakan untuk memenuhi empat program pokok TNI, belanja pegawai termasuk gaji, pengadaan alutsista, pemeliharaan, dan belanja barang untuk menopang kegiatan operasional.

    "Ini semua terkait erat dengan blue print masing-masing kepala staf," kata Agus.

    Sedangkan untuk alutsista, TNI akan memprioritaskan pengadaannya dari dalam negeri. Untuk itu, Agus berharap supaya industri militer Indonesia bisa konsisten membangun dan meningkatkan kualitas.

    "Sedangkan yang belum diproduksi di Indonesia, kita akan join production," terangnya.

    Untuk blue print TNI Angkatan Laut, pengadaan alutsista di antaranya tiga kapal selam dari Korea Selatan, satu skuadron helikopter anti kapal selam, kapal cepat missil kendali, dan amunisi untuk melengkapi perlatan tersebut.

    Angkatan Darat sendiri, dalam rancangan 2010-2014 mengadakan satu batalion rudal anti pesawat, melengkapi dua batalion dengan multi launcer rocker, dan tank leopard.

    "Leporard agak panjang, mereka belum bisa datang untuk Oktober. November insya Allah 44 unit," kata Kepala Staf Angkatan Darat, (Kasad) Jenderal TNI Pramono Edy Wibowo.

    Sedangkan untuk TNI AU yang mendapat alokasi sekitar Rp 8 triliun, pada tahun kerja 2013 utamanya digunakan untuk pembayaran kenaikan gaji pokok, dan perawatan pesawat.

    "Dengan datangnya pesawat banyak, butuh anggaran besar. Kebutuhan baru 40 persen," kata Kepala Staf Angkatan Udara, Marsekal TNI Imam Syufaat.

    Seperti pesawat angkut Hercules. Meski Indonesia sudah memiliki 13, namun angka itu belum cukup jika dibandingkan dengan tanggung jawab menjaga kedaulatan udara.

    Untuk itu, TNI AU sedang bekerjasama dengan pemerintahan Australia terkait tambahan 10 pesawat Herculles dan 30 F-16 dari Amerika.

    "Sampai saat ini, sudah sesuai rencana. Pada 5 oktober, ada tambahan 8 sampai 12 peswat sudah datang," pungkasnya.

    Namun, pesawat tempur tersebut belum termasuk amunisi. Untuk persenjataan, Indonesia diharuskan mengusahakannya sendiri.

    Sumber : Merdeka
    Readmore --> KSAD : 44 Leopard MBT Datang Bulan November

    Wednesday, October 3, 2012 | 7:59 AM | 0 Comments

    Komisi I : UU Industri Pertahanan Sudah Disahkan

    Jakarta - Rancangan Undang-Undang Industri Pertahanan telah disahkan menjadi Undang-Undang oleh DPR dalam rapat paripurna, Selasa 2 Oktober 2012.

    "RUU industri pertahanan diberikan sebagai landasan hukum untuk pengembangan industri. Dalam RUU ini terdapat pengaturan dalam semua pihak yang terlibat dalam industri pertahanan supaya industri pertahanan bisa maju," kata Wakil Ketua Komisi I DPR, Tubagus Hasanuddin dalan rapat paripurna, Selasa 2 Oktober 2012.

    Menurut Tubagus, jika RUU Industri Pertahanan telah disahkan, diharapkan dapat menjadi kado ulang tahun TNI yang jatuh pada 5 Oktober 2012 mendatang. "Semoga dapat menjadi kado ulang tahun Tentara Nasional Indonesia pada 5 Oktober nanti," kata dia.

    Sementara, menteri pertahanan Purnomo Yusdiantoro mengatakan, bahwa pengesahan RUU Industri pertahanan ini merupakan langkah strategis yang dapat memanukan industri pertahanan. "Membuat kita lebih dapat bekerja secara efektif dan memproduksi alat-alat pertahanan dan keamanan. Pengesahan RUU Industri akan memberikan dasar yang jelas, memberikan kebijakan industri pertahanan dan mendorong pemerintah untuk mengembangkan industri pertahanan yang mandiri dan berkesinambungan," kata dia.

    Kemudian, anggota DPR menyatakan setuju jika RUU Industri Pertahanan disahkan. "Apakah RUU ini dapat disetujui untuk menjadi UU?" kata Marzuki.

    "Setuju," kata semua anggota dewan yang hadir dalam rapat paripurna.

    Sumber : Vivanews
    Readmore --> Komisi I : UU Industri Pertahanan Sudah Disahkan

    TNI Dan Polri Prioritaskan Alutsista Dalam Negeri

    Jakarta - Anggota Komisi I DPR RI dari FPD, Edhie Baskoro Yudhoyono atau yang biasa disapa Ibas mengapresiasi disepakatinya Rancangan Undang-undang (RUU) Industri Pertahanan untuk segera diundangkan. TNI tak perlu lagi membeli Alutsista dari luar negeri.

    "Saya menyambut baik kesepakatan ini dan tentunya, patut diapresiasi upaya dan sinergitas pemerintah dan Komisi I DPR dalam membahas dan menemukan kesepakatan yang konstruktif untuk membangun industri pertahanan dalam negeri," terang Ibas melalui siaran pers, Selasa (2/10/2012).

    Menurut Sekjen Partai Demokrat ini, pengesahan UU ini dilandasi semangat untuk membangkitkan industri pertahanan dalam negeri. Diwujudkan dengan menciptakan payung hukum yang jelas yang tertuang dalam setiap draft rancangan RUU yang biasa disingkat Inhan ini.

    "Kita tahu bersama, bahwa proses mewujudkan payung hukum untuk memperkuat industri pertahanan dalam negeri bermuara dari keinginan atau cita-cita bangsa Indonesia untuk membangkitkan kembali industri di bidang pertahanan. Jadi itu semangatnya," katanya.

    Ibas menambahkan upaya merevitalisasi industri pertahanan memang harus segera dilakukan agar menjadi industri pertahanan yang unggul dan mampu bersaing dengan negara lain. Indonesia menurut Ibas, memang harus mengimplementasikan konsep industri pertahanan yang jelas dan terarah serta terperinci.

    Dengan demikian, Ibas optimis payung hukum yang jelas akan memberikan dorongan terwujudnya industri pertahanan dalam negeri yang mandiri dan berdaya saing kuat.

    "Saya optimis, disahkannya RUU Industri Pertahanan ini akan memberikan semangat kemandirian industri pertahanan dalam penyediaan Alutsista dalam negeri yang lebih bermutu," sambung wakil rakyat asal Dapil VII Jawa Timur ini.

    Lebih lanjut, Ibas menilai, ada potensi yang besar, produk-produk Alutsista buatan dalam negeri akan semakin diminati oleh negara-negara lain. "Saat ini saja, kualitas produksi Alutsista kita diakui oleh negara lain. Kalau pengembangan teknologi pembuatan Alutsista kita dorong terus, kualitas Alutsista kita terus ditingkatkan, bisa dibayangkan potensi industri pertahanan kita ke depan," jelas Ibas.

    "Selain Timor Leste dan Filipina, Malaysia dan Korea Selatan juga meminati alutsista buatan Indonesia. Tak hanya itu, Malaysia belum lama ini membeli 32 panser Anoa bermesin Benz buatan PT Pindad. Sementara, Korea Selatan membeli 8 pesawat CN 235 buatan PT Dirgantara Indonesia," tambahnya.

    Ibas juga menggarisbawahi manfaat lain disepakatinya RUU Inhan ini. "Konkretnya, dalam RUU Industri Pertahanan diatur agar TNI/ Polri menggunakan alat utama sistem senjata (alutsista) produksi dalam negeri. Terkait pembelian senjata dari luar negeri juga harus memenuhi syarat adanya transfer teknologi ke industri dalam negeri," tutupnya.

    Sumber : DETIK
    Readmore --> TNI Dan Polri Prioritaskan Alutsista Dalam Negeri

    Sabtu Nanti, TNI AD Pamer Armada Tempurnya Di Monas

    Jakarta - Bagi Anda yang sering melewati wilayah Monas bakal melihat sesuatu yang berbeda pada tanggal 6-8 Oktober 2012 nanti. Kawasan yang biasanya tampil hijau royo-royo bakalan lebih nyentrik dengan suasana militer yang garang.

    Tapi tak usah heran berkepanjangan jika ada tank, panser, maupun meriam di monas. Suasana militeristik ini merupakan bagian dari acara pameran alutsista milik TNI yang digelar dalam rangka memeriahkan HUT ke-67 TNI.

    "TNI AD akan melaksanakan pameran alutsista di monas yang akan berlangsung sejak tanggal 6 sampai 8 Oktober 2012. Dari jam 8 pagi sampai 5 sore," kata Kadispen TNI AD Brigjen Sisriadi jumpa pers di Gedung Kartika Media Center, Jl Abdul Rahman Saleh I, Jakarta Pusat, Selasa (02/10/2012).

    Berbagai macam perlengkapan dan persenjataan mulai dari pistol sampai tank dan helikopter bakal dipamerkan. Mulai dari alutsista tahun 1970 sampai yang tercanggih, minus Tank Leopard dan meriam MLTRS/ Astros yang baru akan datang awal 2013 nanti.

    "Ada panser Anoa, tank AMX 13 buatan Prancis. MBT Leopard, meriam MLTRS/ Astros datangnya tahun 2013," jelas Sisriadi.

    Selain pameran di tempat terbuka, nantinya TNI AD juga akan menyediakan stand indoor. Di dalam stand indoor akan dipajang perlengkapan tempur seperti helm anti peluru dan senapan serbu.

    "Dan nanti juga akan ada atraksi dari TNI AD yang akan ditampilkan bagi masyarakat yang ingin menonton dan nanti masyarakat boleh masuk secara gratis karena ini hiburan untuk masyarakat," jelas Sisriadi.

    Pintu menuju venue disediakan di bagian barat Monas, dekat halte TransJ. Pada pembukaan acara, pengunjung bisa menikmati atraksi dari para prajurit TNI AD.

    Sumber : DETIK
    Readmore --> Sabtu Nanti, TNI AD Pamer Armada Tempurnya Di Monas

    Tuesday, October 2, 2012 | 8:00 AM | 3 Comments

    Kemhan Timbang Beli Apache, Super Cobra, atau Black Hawk

    Jakarta - Pemerintah Indonesia tengah mempertimbangkan membeli salah satu dari tiga jenis helikopter serang untuk memperkuat Tentara Nasional Indonesia Angkatan Darat. Ketiga jenis helikopter itu, yakni Apache, Super Cobra, atau Black Hawk.

    Faktor yang menjadi pertimbangan utama untuk memilih yakni harga. Hal itu terungkap dalam rapat antara pemerintah dengan Komisi I DPR saat membahas anggaran 2013 di Gedung Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, Senin (1/10/2012) malam.

    Hadir dalam rapat Menteri Pertahanan Purnomo Yusgiantoro, Panglima TNI Laksamana Agus Suhartono, Kepala Staf TNI Angkatan Darat Pramono Edhie Wibowo, Kepala Staf TNI Angkatan Laut Laksamana Soeparmo, Kepala Staf TNI Angkatan Udara Marsekal Imam Sufaat, dan para petinggi TNI lainnya.

    Awalnya, Ketua Komisi I Mahfudz Siddiq meminta pemerintah menjelaskan pernyataan Menteri Luar Negeri Amerika Serikat Hillary Clinton bahwa Indonesia akan membeli delapan helikopter Apache dari AS. Hal itu diungkap Hillary setelah melakukan pertemuan dengan Menteri Luar Negeri Marty Natalegawa di Washington.

    Masalahnya, Komisi I DPR tak tahu soal rencana pembelian Apache lantaran tidak pernah ada penyampaian dari pemerintah, baik dalam pertemuan formal maupun informal. Komisi I baru tahu setelah muncul dalam pemberitaan.

    Purnomo mengatakan, pihaknya memang ingin membeli helikopter serang. Alasannya, negara-negara tetangga sudah memperkuat alutsista dengan membeli helikopter Apache. Hanya saja, menurut dia, rencana itu masih terlalu dini untuk disampaikan kepada DPR lantaran masih mempertimbangkan banyak hal, khususnya harga.

    "Kami ingin bandingkan dengan beberapa jenis helikopter lain yang mungkin walaupun kemampuan dan kualitasnya lebih rendah dari Apache, tapi kita bisa dapatkan lebih (banyak)," kata Purnomo.

    Edhie menambahkan, Apache menjadi prioritas pertama pihaknya. Menurut dia, sudah ada pembicaraan dengan pihak AS mengenai harga. Namun, harga yang ditawarkan berubah-ubah dari sebesar Rp 25 juta dollar AS perunit, lalu Rp 30 juta dollar AS perunit.

    Belakangan, tambah Edhie, harga Apache kembali naik. Dia tak menyebut berapa harga terakhir. Akhirnya, pihaknya mencari helikoper pembanding, yakni Super Kobra. Informasi yang diterima, kata dia, harga yang ditawarkan yakni 15 juta dollar AS perunit.

    Edhie mengatakan, helikopter Black Hawk menjadi pilihan terakhir. Dia tak menyebut berapa harga perunit helikopter yang dipakai dalam film Black Hawk Down itu. "Black Hawk ini dulu helikopter serbu atau angkut pasukan. Dikembangkan menjadi helikopter serang," kata dia.

    Mengapa tiga helikopter itu menjadi pilihan? Menurut Edhie, pihaknya memilih memesan dari negara lain lantaran perusahaan lokal tak lagi memproduksi helikopter serang. "Kita harus beli helikopter serang untuk perlindungan serangan darat. Andai kita melakukan gerakan pertempuran di darat, helikopter ini yang melindungi tank-tank dan pasukan kita di darat," kata Edhie.

    Sumber : KOMPAS
    Readmore --> Kemhan Timbang Beli Apache, Super Cobra, atau Black Hawk

    KSAD :TNI AD Berharap Anggaran Pembelian Apache Disetujui DPR

    Jakarta - TNI Angkatan Darat berharap Komisi I DPR RI menyetujui anggaran pembelian delapan unit helikopter tempur Apache dari Amerika Serikat pada APBN 2013.

    "Kita sedang bicarakan. Kita berharap bisa diberi izin membeli delapan unit. Maka dari itu, sekarang kita koordinasikan, komunikasikan agar bisa dianggarkan," kata Kepala Staf Angkatan Darat (Kasad) Jenderal TNI Pramono Edhie Wibowo di Gedung DPR, Jakarta, Senin (1/10/2012). Edhi mengatakan, heli tersebut dibeli dari Amerika Serikat dalam kondisi baru serta bersenjata lengkap.

    "Baru, 100 persen gres, lengkap dengan senjatanya. Kalau heli serang tidak ada amunisi dan senjata sama dengan meriam sundut, dong," kata Edhi.

    Menurut Edhi, Indonesia diharuskan membeli heli tersebut untuk perlindungan angkatan darat. "Indonesia tidak bisa memproduksi Apache, kalau bisa membeli Apache kita beli di Indonesia," ujarnya.

    Namun, bila harga Apache tersebut mencapai Rp 60 juta USD, maka TNI AD akan menunda pembelian heli tersebut. Edhi mengatakan, pihaknya mencari alternatif helikopter tempur lain. "Kalau 60 juta USD terlalu mahal ya. Mungkin kita akan mencari tipe lain, tapi tetap heli serang," imbuhnya.

    Edhi mengungkapkan, Indonesia lebih memerlukan heli serang daripada heli angkut. Sebab, TNI AD sudah memiliki 12 unit MI 17 yang dapat mengangkut 34 orang dalam satu pesawat. "Kita, kalau heli angkut mempunyai MI 17, bisa mengangkut 34 orang, itu imbang dengan Chinook," ujarnya.

    Sumber : Tribunnews
    Readmore --> KSAD :TNI AD Berharap Anggaran Pembelian Apache Disetujui DPR

    ITS Siap Membantu Uji Sistem KRI Klewang

    Surabaya - Para pakar perkapalan dan kelautan ITS Surabaya menilai terbakarnya KRI Klewang pada Jumat (28/9) akibat kurang didukung dengan uji sistem dan prosedur baku secara laboratoris, karena itu ITS siap membantu kelanjutan program itu.

    "Kami memiliki tim konsorsium kapal perang yang bekerja sama dengan Kementerian Pertahanan sejak 2012 dan tim investigasi yang mendapat sertifikasi KNKT," kata pakar transportasi laut ITS Dr RO Saut Gurning ST MSc di Surabaya, Senin.

    Dalam diskusi pakar di Rektorat ITS Surabaya itu, pihaknya menyatakan siap membantu melakukan uji sistem kapal dan prosedur baku secara laboratoris serta desain kapal ke depan untuk kelanjutan program itu.

    "Ke depan, program itu harus dilanjutkan, tapi jangan semata-mata program, melainkan program itu harus berdampak pada dua hal yakni peningkatan kemampuan teknologi bangsa dan penguatan industri perkapalan di sektor hulu," katanya.

    Senada dengan itu, anggota Konsorsium Kapal Perang ITS Dr Subchan menegaskan bahwa terbakarnya KRI Klewang hendaknya tidak membuat pemerintah dan TNI menjadi patah arang.

    "Yang namanya tahap awal itu selalu ada kecelakaan, karena itu program itu harus terus dilanjutkan, apalagi teknologi yang dimiliki KRI Klewang itu hanya dimiliki 3-4 negara," katanya.

    Namun, katanya, terbakarnya KRI Klewang itu harus memberi pelajaran berharga yakni pentingnya "SOP" sejak dari tahap desain, pemilihan material, pengerjaan, hingga uji coba kapal itu.

    "Saya yakin prosedur mungkin sudah benar, tapi prosedur yang dilakukan itu kurang didukung uji laboratoris secara memadai, sehingga ada tahapan atau bagian yang tak sesuai standar," katanya.

    Sumber : ANTARA
    Readmore --> ITS Siap Membantu Uji Sistem KRI Klewang

    KSAL : Ada Hikmah di Balik KRI Klewang Terbakar

    Jakarta - Kepala Staf TNI Angkatan Laut Laksamana Soeparmo menilai ada hikmah dari terbakarnya KRI Klewang di area dermaga TNI AL di Banyuwangi, Jawa Timur. Menurut dia, peristiwa itu menjadi bahan evaluasi bagi masa depan kapal tersebut.

    "Ini memang peristiwa menyedihkan. Di balik itu ada hikmahnya buat TNI AL. Kita akan evaluasi," kata Soeparmo saat rapat membahas anggaran 2013 di Komisi I DPR di Gedung Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, Senin (1/10/2012) malam.

    Rapat itu dihadiri Menteri Pertahanan Purnomo Yusgiantoro, Panglima TNI Laksamana Agus Suhartono, Kepala Staf TNI Angkatan Darat Pramono Adhie Wibowo, Kepala Staf TNI Angkatan Udara Marsekal Imam Sufaat, dan para petinggi TNI lainnya.

    Soeparmo mengatakan, selain bisa menjadi bahan evaluasi, beruntung kebakaran terjadi sebelum kapal senilai Rp 144 miliar itu resmi diserahkan ke TNI AL. Dengan demikian, kapal masih menjadi tanggungjawab perusahaan pembuat sehingga akan diganti.

    Soeparmo menjelaskan, awalnya kapal tersebut diluncurkan ke air pada 31 Agustus 2012 . Ketika itu, kapal masih ditangani oleh pekerja pabrik. Rencananya, tanggal 28 September akan dilakukan uji coba. Namun, karena belum ada persiapan peralatan, kata dia, uji coba ditunda.

    Kapal kemudian terbakar Jumat pekan lalu. Ketika itu, kata dia, petugas pemadan kebakaran sudah berusaha memadamkan api. Namun, kencangnya tiupan angin dan aroma tiner membuat api membesar. Ketika itu, kata dia, kapal baru selesai dicat.

    "Bahan itu kalau terbakar susah. Seperti bakar kemenyan, dibakar langsung habis. Sebab-sebab kebakaran masih diselidiki. Kemungkinan konslet listrik kemudian didukung oleh situasi kapal yang belum siap. Selama dua jam (terbakar) kapal enggak ada bekasnya karena langsung tenggelam," kata Soeparmo.

    Soeparmo menambahkan, sebenarnya kapal itu belum diberi nama. Namun, publik sudah menyebut sebagai KRI Klewang. Nantinya, kata dia, kapal itu akan diberi nama oleh Menhan ketika diresmikan.

    Sumber : KOMPAS
    Readmore --> KSAL : Ada Hikmah di Balik KRI Klewang Terbakar

    Menhan & Panglima TNI : TNI AL Tetap Memesan KRI Klewang

    Jakarta - Menteri Pertahanan Purnomo Yusgiantoro memutuskan tetap pemesanan Kapal Perang Republik Indonesia (KRI) Klewang-625, walaupun kapal pesanan pertama itu terbakar saat bersandar di pangkalan TNI AL di Banyuwanyi, Jawa Timur.

    Purnomo bilang, terbakarnya kapal itu masih dalam tanggungjawab dari produsen kapal, yakni PT Lundin Industry Invest. "(Kapal) itu belum diserahkan kepada kami, sehingga masih kewenangan penjual," kata Purnomo di Gedung DPR, Jakarta, Senin (1/10).

    Mengenai penyebnab dari peristiwa kebakaran itu, Purnomo menduga hal itu terjadi karena adanya hubungan arus pendek, atau korsleting listrik yang mengakibatkan kapal berbobot mati 250 ton itu hangus terbakar.

    Dikatakan Purnomo, meski satu kapal mengalami musibah, namun pihak TNI AL akan melanjutkan pembelian kapal kepada PT Lundin Industry Invest. TNI AL memesan kapal sejenis sebanyak tiga unit seperti rencana semula.

    "Tetap jalan (pembelian kapal). Karena itu diasuransikan, jadi tidak ada masalah dari mereka (vendor)," jelas Purnomo.

    Sebelumnya, kapal yang diklaim memiliki teknologi tercanggih yang dipesan TNI AL itu terbakar di dekat dermaga Pangkalan TNI AL Banyuwangi, Jawa Timur, pada 28 September. Hingga kini belum diketahui penyebab dan tingkat kerusakan akibat peristiwa kebakaran pada kapal senilai Rp 114 miliar itu.

    Senada Dengan Menhan

    Panglima Tentara Nasional Indonesia Laksamana Agus Suhartono mengatakan, pihaknya tak khawatir atas keamanan KRI Klewang 625 meskipun sempat terbakar. Agus menilai kapal itu tetap aman jika seluruh sistem dalam kapal terpasang.

    "Selama peralatan keselamatannya terpasang baik (tetap aman), " kata Agus sebelum rapat dengan Komisi I DPR di Gedung Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, Senin (1/10/2012) malam.

    Agus menilai kebakaran di KRI Klewang bisa terjadi lantaran peralatan keselamatan di kapal belum terpasang seluruhnya setelah terjadi konsleting listrik. Akibatnya, penanggulangan tidak berjalan. Adapun untuk memadamkan api ketika itu, kata dia, membutuhkan waktu.

    Meski demikian, Agus mengatakan pihaknya tetap akan mengevaluasi kapal tersebut agar peristiwa serupa tidak terulang di kapal pengganti. Ketika ditanya apakah ada indikasi sabotase, Agus menjawab,"sementara ini enggak ada."

    Seperti diberitakan, KRI Klewang 625 pesanan TNI Angkatan Laut terbakar di area dermaga TNI AL di Banyuwangi, Jawa Timur, Jumat pekan lalu. Kapal itu terbakar sebelum resmi diterima TNI sehingga akan diganti oleh perusahaan pembuat.

    Kapal tersebut merupakan hasil kolaborasi riset, desain, dan pengembangan antara North Sea Boats Pte Ltd atau PT Lundin Industry Invest bersama arsitek kapal LOMO Cean dari Selandia Baru. Kapal memiliki panjang keseluruhan 63 meter, berlunas tiga atau trimaran dan seluruh elemen strukturalnya berbahan dasar vinylester carbon fiber atau infused.

    KRI Klewang- 625 disebut memiliki kemampuan stabilitas yang sangat baik dan rancangan lambung yang dangkal, dan didesain untuk berpatroli di pesisir pantai yang panjang. Konstruksi kapal ini memiliki beberapa keunggulan, antara lain lebih ringan, efisien dalam biaya perawatan, kemampuan tidak terdeteksi oleh radar dan tidak mengandung unsur magnet.

    Sumber : KONTAN/KOMPAS
    Readmore --> Menhan & Panglima TNI : TNI AL Tetap Memesan KRI Klewang

    Monday, October 1, 2012 | 8:11 AM | 2 Comments

    Lapan : Nozzle Roket RX-550 Masih Bermasalah

    Garut - Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN) optimistis mampu menerbangkan roket RX-550 pada 2013 mendatang. Keyakinan tersebut tetap dipegang, meski komponen nosel roket RX-550 kembali mengalami masalah dalam uji statis di Stasiun Pengamatan Dirgantara LAPAN Pameungpeuk, Kabupaten Garut, kemarin.

    Deputi Bidang Teknologi Dirgantara LAPAN Prof Dr Ing Soewarto Hardhienata mengatakan, desain struktur nosel roket RX-550 masih belum mampu menahan tingginya suhu pembakaran. Akibatnya, komponen material nosel roket terlepas sebelum proses pembakaran propelan berakhir di detik ke 14.

    “Evaluasi pasti dilakukan. Secepatnya kami akan mengubah desain struktur nosel roket hingga hasil akhirnya nanti mendekati apa yang diharapkan. Kami yakin target roket RX-550 bisa mengudara di 2013 masih bisa dicapai,” katanya saat ditemui di ruang kontrol Stasiun Pengamatan Dirgantara LAPAN Pameungpeuk, Sabtu 29 September 2012.

    Uji statis RX-550 dijadwalkan ulang dalam waktu dekat ini. Menurut Soewarto, seluruh komponen roket RX-550 serupa tengah dibangun kembali.

    Optimisme LAPAN dalam program peluncuran roket pengorbit satelit (RPS) bukan tanpa alasan. Pengalaman kesuksesan peluncuran roket RX-420 dan RX-320 beberapa waktu lalu serta panjangnya proses penelitian RX-550 dari 2011 hingga 2012 ini, sangat cukup untuk dijadikan kunci keberhasilan program nasional tersebut.

    “RX-550 ditargetkan mampu terbang sejauh 300 km. Itu artinya, pengembangan roket ini dapat dimanfaatkan untuk mengorbitkan satelit. Bila program peluncuran roket pengorbit satelit bisa dicapai, bangsa kita bisa mandiri. Sebab, saat ini kami sudah mampu membuat satelit sendiri,” paparnya.

    Diungkapkan Soewarto, Indonesia merupakan satu-satunya negara di kawasan Asia Tenggara yang telah melakukan pengembangan roket pengorbit satelit. Ia berharap, progam ini dapat mengukir prestasi Indonesia di mata Internasional.

    Kepala Pusat Teknologi Wahana Dirgantara LAPAN Yus Kadarusman meyebutkan, Indonesia memiliki beberapa lokasi yang sangat potensial untuk peluncuran roket pengorbit satelit. Beberapa kawasan potensial ini adalah Biak, Pulau Morotai, dan Pulau Enggano.

    “Posisi ketiga daerah ini berada di kawasan garis khatulistiwa. Posisi ini dinilai tepat untuk mengorbitkan satelit,” katanya.

    Spesifikasi Roket RX 550

    1. Berfungsi sebagai roket pendorong (booster) utama roket pengorbit satelit

    2. Diameter motor 550 mm

    3. Panjang roket motor 6 meter

    4. Panjang keseluruhan roket (ditambah dengan komponen lain) 9,5 meter

    5. Daya jangkau (horizontal) 300 km

    6. Jarak tempuh (ketinggian/vertikal) 150 km

    7. Bahan bakar yang digunakan berjenis HPTB (hydroxyl toluen poly butadiene)

    8. Kapasitas bahan bakar 1,8 ton

    9. Biaya total pembuatan roket Rp5 miliar.



    Sumber : SINDONEWS
    Readmore --> Lapan : Nozzle Roket RX-550 Masih Bermasalah

    Sunday, September 30, 2012 | 8:37 PM | 1 Comments

    Panglima TNI : TNI Evaluasi Pembelian Kapal Sejenis KRI Klewang

    Jakarta - TNI menyebut pihaknya masih akan mengkaji ulang mengenai pembelian kapal sejenis kapal siluman KRI Klewang. KRI Klewang terbakar di dermaga Pangkalan TNI AL Banyuwangi. Untuk kapal sejenis yang ditaksir seharga Rp 114 miliar yang sudah dipesan tetap berlanjut, dan pihak galangan berjanji untuk membuatkan yang baru untuk kapal yang terbakar.

    "Kita akan evaluasi kembali nanti mengenai pembelian. Yang sudah kita pesan tentu akan dibuat ulang oleh galangan. Dengan kasus seperti ini tentu mereka akan membuat perbaikan," ujar Panglima TNI Laksamana Agus Suhartono, usai menyambut kedatangan Presiden SBY dari AS, di Halim Perdanakusumah, Jakarta Timur, Minggu (30/9/2012).

    Agus juga menyebut pihaknya hingga saat ini masih menunggu proses penyelidikan terhadap terbakarnya kapal tersebut. Menurutnya proses investigasi ini diperkirakan akan memakan waktu beberapa lama.

    "Tim masih berada di sana untuk melakukan langkah investigasi," imbuhnya.

    Sebelumnya, Kapal Siluman KRI Klewang terbakar sekitar pukul 15.15 WIB, Jumat (28/9). Saat itu api sempat tidak mampu dijinakkan hingga terdengar beberapa kali ledakan dan membelah kapal tersebut menjadi dua. Diduga dalam insiden itu seorang pekerja dan perwira TNI AL mengalami luka dan dibawa ke rumah sakit terdekat.

    Penyebab terbakarnya kapal tersebut diduga berasal dari korsleting saat instalasi listrik di dalam kapal.

    Sumber : DETIK
    Readmore --> Panglima TNI : TNI Evaluasi Pembelian Kapal Sejenis KRI Klewang

    Panglima TNI : TNI Akan Mengevaluasi Kemungkinan Sabotase

    Jakarta - Panglima TNI Laksamana Agus Suhartono menilai semua kemungkinan bisa saja menjadi penyebab terbakarnya kapal trimaran KRI Klewang, tak terkecuali kemungkinan sabotase pihak-pihak tertentu. "Karena kapalnya belum jadi dan masih dalam proses pembangunan, semuanya bisa saja terjadi," kata Agus di Pangkalan TNI Angkatan Udara Halim Perdanakusuma, Ahad, 30 September 2012.

    Agus menyatakan TNI Angkatan Laut masih menunggu proses investigasi selanjutnya. Ia telah memerintahkan evaluasi menyeluruh. Apalagi kapal ini belum sempat melakukan uji coba perdana melaut atau sea trial.

    Jumat lalu, 28 September 2012, sekitar pukul 15.15, kapal baru milik TNI Angkatan Laut KRI Klewang 625 ludes terbakar. Dugaan sementara, kapal terbakar karena hubungan arus pendek listrik. Padahal, seyogyanya, pada hari tersebut, kapal seharga Rp 114 miliar ini akan memulai uji coba perdana laut atau sea trial dari Dermaga Pangkalan TNI AL Banyuwangi, Jawa Timur.

    Kapal canggih jenis trimaran yang digadang-gadang tidak bisa terdeteksi radar ini diluncurkan pada 30 Agustus 2012 lalu. Peluncuran kapal perang itu dilakukan Wakil Asisten Logistik Kepala Staf Angkatan Laut Laksamana Sayyid Anwar. Rencana sebelumnya, uji coba kapal dilakukan selama sebulan dengan 27 kru dari pasukan TNI Angkatan Laut.

    Kapal KRI Klewang ini memiliki panjang 63 meter, kecepatan maksimal 35 knot, bobot 53,1 GT, serta mesin utama 4x marine engines MAN nominal 1.800 PK.

    Sumber : TEMPO
    Readmore --> Panglima TNI : TNI Akan Mengevaluasi Kemungkinan Sabotase

    DPR Panggil Menhan dan Panglima TNI Untuk Membahas Insiden KRI Klewang

    Jakarta - Kapal KRI Klewang, kapal yang tak terdeteksi radar, terbakar Jumat lalu di Banyuwangi, Jatim. Komisi I DPR akan mempertanyakan insiden itu kepada Menhan dan Panglima TNI Senin besok.
    br/> "Hari Senin (1/10) dalam raker dengan Kemhan dan Panglima, hal ini akan ditanyakan," kata Ketua Komisi I DPR Mahfudz Siddik kepada detikcom, Minggu (30/9/2012).
    br/> Mahfudz secara pribadi telah meminta keterangan Panglima TNI terkait kebakaran kapal siluman senilai Rp 114 miliar tersebut. Kapal tersebut dijelaskan oleh Panglima TNI, belum diserahterimakan.
    br/> "Saya sudah konfirmasi ke Panglima, KRI Klewang masih dalam tahap uji coba dan belum ada serah terima. Sebab-sebab kecelakaan masih diselidiki," kata Mahfudz
    br/> Kapal siluman KRI Klewang yang mirip USS Independence itu terbakar sekitar pukul 15.15 WIB, Jumat (28/9). Saat itu api sempat tidak mampu dijinakkan hingga terdengar beberapa kali ledakan dan membelah kapal tersebut menjadi dua.
    br/> Diduga dalam insiden itu seorang pekerja dan perwira TNI AL mengalami luka dan dibawa ke rumah sakit terdekat. Penyebab terbakarnya kapal tersebut diduga berasal dari korsleting dari instalasi listrik di dalam kapal. Hingga saat ini penyelidikan masih dilakukan. Pihak TNI menegaskan kapal itu masih menjadi tanggung jawab produsen kapal PT Lundin Industry Invest.
    br/> Sumber : DETIK
    Readmore --> DPR Panggil Menhan dan Panglima TNI Untuk Membahas Insiden KRI Klewang

    Pangarmatim Enggan Diwawancarai Soal Terbakarnya KRI Trimaran

    Banyuwangi - Sehari setelah kebakaran KRI Klewang 625, Panglima Armada Timur (Pangarmatim) TNI AL Laksamana Muda (Laksda) Agung Pramono langsung turun ke lokasi kebakaran, Sabtu (29/9). Hanya saja, kedatangan jenderal bintang dua tersebut tanpa disertai keterangan apa pun terhadap pers.

    Panglima dan rombongan tiba di pangkalan TNI AL (Lanal) Banyuwangi sekitar pukul 08.00. Kedatangan perwira tinggi TNI AL itu disambut Komandan Lanal (Danlanal) Banyuwangi Letkol Laut (P) Muhammad Nazif dan beberapa pejabat PT Lundin Industry Invest.

    PT Lundin Industry Invest merupakan kontraktor pembuat kapal reaksi cepat (KRC) KRI Klewang 625 yang berlokasi di Lingkungan Cacalan, Kelurahan Klatak, Kecamatan Kalipuro, Banyuwangi. Kapal seharga Rp 114 miliar itu merupakan order dari Kementerian Pertahanan (Kemenhan) RI, untuk memperkuat alutsista TNI AL.

    Saat terbakar, kapal yang diklaim paling canggih itu masih dalam proses pekerjaan akhir dan belum diserahkan. Pangarmatim Agung menolak memberikan keterangan, karena kapal tersebut belum menjadi milik TNI AL. "Panglima tidak berkenan memberi keterangan, itu semua diserahkan pada PT Lundin," ujar Danlanal Letkol Laut (P) Muhammad Nazif.

    Pertemuan panglima dengan petinggi PT Lundin Industry Invest terjadi sekitar empat jam. Pertemuan berlangsung mulai pukul 08.00, dan baru meninggalkan Mako Lanal Banyuwangi sekitar pukul 11.00.

    Belum diketahui secara jelas, apa saja materi pembicaraan antara produsen kapal canggih dan Pangarmatim. Hingga meninggalkan Mako Lanal, Laksda Agung tidak memberikan keterangan apa pun.

    Sebelum meninggalkan Mako, Laksda Agung dan rombongan sempat mengunjungi dermaga Lanal. Dermaga merupakan lokasi KRI Klewang saat terjadi kebakaran.

    Setelah mengunjungi lokasi kebakaran, Laksda Agung dan rombongan meninggalkan Makolanal dan langsung bertolak ke Surabaya. Beberapa saat kemudian, rombongan PT Lundin menyusul kemudian meninggalkan Mako Lanal Banyuwangi.

    Sementara itu, lokasi kebakaran kapal menjadi tontonan warga. Puluhan warga silih berganti mendekati lokasi kebakaran untuk melihat puing kapal tersebut.

    Sayangnya, warga tidak bisa melihat secara detail lokasi kejadian. Warga tidak diperkenankan untuk melihat bekas kebakaran kapal dari jarak dekat, dan mereka harus puas melihat dari kejauhan.

    Walau kondisi kapal tidak terbakar 100 persen, namun puing tidak kelihatan dari jarak jauh. Puing-puing kapal, tertutup air pasang.

    Sumber : JPNN
    Readmore --> Pangarmatim Enggan Diwawancarai Soal Terbakarnya KRI Trimaran

    PT Lundin : Alat Pendeteksi Dini Kebakaran Belum Dipasang

    Banyuwangi - PT Lundin Industry Invest, produsen kapal perang siluman KRI KLewang jenis trimaran, menyebut kapal buatannya sudah didesain anti terbakar. Namun pengerjaan kapal senilai Rp 114 miliar itu belum rampung 100 persen.

    Direktur PT Lundin, Lizza Lundin menjelaskan, teknologi KRI Klewang sebenarnya dilengkapi springkel yang dapat keluar otomatis bila terjadi kebakaran. Namun saat terbakar, alat tersebut belum terpasang sepenuhnya di Kapal Cepat Rudal (KCR) yang terbuat dari komposit tersebut.

    "Kemarin pekerja masih memasang mesin, elektrik dan lainnya. Karena Kapal belum selesai sepenuhnya," jelas Lizza, saat jumpa pers di kantornya, Sabtu (29/09/2012).

    Meski pengerjaannya belum selesai, TNI AL meminta supaya KRI Klewang segera diujicoba, Jumat (28/09/2012) sore kemarin. Sebab itu, PT Lundin mengerahkan sekitar 30 pekerjanya segera memasang sejumlah mesin dan listrik.

    Dalam proses pengerjaan itulah akhirnya terjadi kebakaran. Diduga api ditimbulkan karena korsleting saat instalasi listrik dari darat ke kapal. Dari kejadian itu KRI Klewang ludes terbakar sebelum sempat diujicoba. Kejadian ini masih dalam penyelidikan pihak PT Lundin.

    Sumber : KOMPAS
    Readmore --> PT Lundin : Alat Pendeteksi Dini Kebakaran Belum Dipasang

    PT Lundin Siap Produksi Kapal Trimaran Lagi

    Jakarta - PT Lundin Industry Invest, produsen KRI Klewang siap memproduksi lagi kapal serupa, sebagai pengganti kapal milik TNI Angkatan Laut yang terbakar pada Jumat (28/9/2012) di Selat Bali.

    Direktur Utama PT Lundin Industry Invest, Lizza Lunding, didampingi suaminya, John Lundin, mengemukakan meski kapal terbakar habis namun tidak akan menghentikan produksi kapal serupa. "Jika dulu butuh lima tahun untuk riset hingga bentuk hampir sempurna, sekarang kemungkinan lebih cepat lagi karena kami tinggal meneruskan dan memperbaiki apa yang kurang," kata Lizza, Sabtu (29/9/2012).

    Lizza mengakui saat pertama kali mendengar kabar itu, keluarga dan krunya sangat terpukul. Beberapa bahkan pingsan dan menangis sepanjang hari. Tetapi pada Sabtu pagi, para kru dan keluarga Lundin menyatakan siap bangkit.

    John Lundin menambahkan, hal yang terpenting dalam peristiwa itu adalah keselamatan seluruh kru mereka. "Kapal akan kami buat lagi, tapi nyawa tak bisa terganti," katanya.

    Pada peluncuran KRI Klewang, 31 Agustus 2012, kapal ini diklaim sebagai kapal tercanggih yang akan dimiliki TNI AL. Kapal senilai Rp 114 miliar itu merupakan kapal cepat rudal yang tak terdeteksi radar.

    Sumber : KOMPAS
    Readmore --> PT Lundin Siap Produksi Kapal Trimaran Lagi

     

    Pengikut

    Copyright © 2010 - All right reserved | Template design by ADMIN | Published by MAJU INDONESIA KU
    Proudly powered by Blogger.com | Best view on mozilla, internet explore, google crome and opera.