ALUTSISTA ARDAVA BERITA HANKAM CAKRA 401 SUBMARINE DEFENSE STUDIES INDO-DEFENSE INDONESIA DEFENSE INDONESIA TEKNOLOGI RINDAM V BRAWIJAYA THE INDO MILITER
Formil MIK Formil Kaskus Formil Detik.COM
PT.DI LAPAN LEN NUKLIR PAL PINDAD RADAR RANPUR ROKET RUDAL SATELIT SENJATA TANK/MBT UAV
TNI AD TNI AL TNI AU
HELIKOPTER KAPAL ANGKUT KAPAL INDUK KAPAL LATIH KAPAL PATROLI KAPAL PERANG KAPAL PERUSAK KAPAL SELAM PESAWAT TEMPUR PESAWAT ANGKUT PESAWAT BOMBER PESAWAT LATIH PESAWAT PATROLI PESAWAT TANKER
KOPASSUS PASUKAN PERDAMAIAN PERBATASAN
  • PERTAHANAN
  • POLRI POLISI MILITER
  • PBB
  • NATO BIN DMC TERORIS
    AMERIKA LATIN AMERIKA UTARA BRASIL USA VENEZUELA
    AFGANISTAN ETHIOPIA IRAN ISRAEL KAZAKHTAN KYRGYZTAN LEBANON LIBYA MESIR OMAN PALESTINA TIMUR TENGAH YAMAN
    ASEAN AUSTRALIA Bangladesh BRUNAI CHINA INDIA INDONESIA JEPANG KAMBOJA KORSEL KORUT
    MALAYSIA Selandia Baru PAKISTAN PAPUA NUGINI Filipina SINGAPURA SRI LANGKA TAIWAN TIMOR LESTE
    BELANDA BULGARIA INGGRIS ITALIA JERMAN ROMANIA RUSIA UKRAINA
    MIK News empty empty R.1 empty R.2 empty R.3 empty R.4

    ATTENTION


    PERHATIAN

    "Bagi Sobat Readers ingin mempublikasikan kembali tulisan ini di website atau blog Sobat Readers, mohon cantumkan link aktif artikel yang bersangkutan termasuk semua link yang ada di dalam artikel tersebut Atau Silahkan Hubungi Admin Melalui Chat Box/Shout Box/E-mail yang tertera di bawah .

    ADMIN
    steven_andrianus_xxx@yahoo.co.id

    Kategori »

    INDONESIA (4794) TNI (1147) ALUTSISTA (984) TNI AL (721) TNI AU (694) Pesawat Tempur (684) USA (597) Industri Pertahanan (564) PERBATASAN (447) KOREA (400) Kerja Sama (400) RUSIA (382) Teknologi (315) TNI AD (306) Kapal Perang (281) Pesawat Angkut (276) Anggaran (249) PERTAHANAN (235) CHINA (232) MALAYSIA (225) Tank (218) DI (210) Kapal Selam (201) Rudal (165) Helikopter (159) Pindad (145) KORUT (140) ASEAN (127) POLRI (126) Kapal Angkut (119) DMC (114) AUSTRALIA (107) PAL (106) Kapal Patroli (99) EROPA (98) Senjata (94) Pesawat Latih (93) TIMTENG (93) UAV (87) Nuklir (84) Pasukan Perdamaian (84) Teroris (83) ISRAEL (81) Radar (75) Kopassus (74) SINGAPORE (74) INDIA (72) IRAN (71) Ranpur (70) Africa (69) Roket (67) JAPAN (60) INGGRIS (59) LAPAN (59) PBB (59) jerman (57) Pesawat Patroli (56) LEBANON (55) Satelit (54) kapal latih (47) PRANCIS (45) BELANDA (41) THAILAND (36) BRAZIL (35) Philippines (35) TAIWAN (35) TIMOR TIMUR (31) VIETNAM (29) Inteligen (27) NATO (25) BRUNEI (24) Korvet (22) LIBYA (22) PAKISTAN (22) PALESTINA (21) Amerika Latin (16) KAPAL INDUK (16) English News (15) PAPUA NUGINI (15) BIN (14) ITALIA (14) VENEZUELA (14) KAMBOJA (13) ASIA (12) AFGANISTAN (11) POLANDIA (11) PT. LEN (9) Pesawat Bomber (9) Frigates (8) UKRAINE (7) Amerika Utara (6) Kapal Perusak (6) Berita Foto (5) Georgia (5) UEA (5) YAMAN (5) EGIPT (4) New Zealand (4) Pesawat Tanker (4) SRI LANKA (4) BANGLADESH (3) BULGARIA (3) YUNANI (3) HAITI (2) KAZAKHTAN (2) Polisi Militer (2) ROMANIA (2) \ (1)

    Total Pageviews

    Berita Terpopuler

    Powered by Blogger.

    Saturday, March 17, 2012 | 10:34 AM | 0 Comments

    Pertimbangan Dalam Pemilihan MBT Leopard 2A6

    Malang - Kesiapan Alutsista Satkav TNI AD sebagai inti kekuatan darat sangat besar pengaruhnya dan sangat menentukan dalam pengerahan Operasi Darat dalam pelaksanaan suatu pertempuran. Sebagai fungsi penggempur maka Ranpur Satkav TNI AD harus memiliki kemampuan menghancurkan/melumpuhkan yang optimal untuk menghadapi sasaran utama yaitu tank dan Berba musuh.

    Kemampuan tersebut diperoleh apabila memiliki sistem senjata dengan daya tembak yang besar, didukung dengan sistem penginderaan yang canggih, kemampuan lindung lapis baja dan sistem aplikasi perlindungan yang tangguh, serta pemanfaatan perangkat teknologi pendukung lain yang diperlukan. Aflikasi perangkat teknologi pendukung dimaksudkan untuk menambah kemampuan diantaranya : mendeteksi musuh dengan cepat dan tepat sehingga mampu menghancurkan sasaran pada kesempatan pertama, mampu dioperasionalkan pada siang hari maupun malam hari, mampu mendeteksi dan membidik sasaran dari jarak jauh, sistem komunikasi yang luas, kenyal, aman dan terlindung, serta memiliki sistem kendali operasi yang mudah dan aman.

    Kemampuan daya tembak yang jauh tentunya berimplikasi langsung kepada jenis kaliber senjata kanon yang besar dan laras yang panjang. Kemampuan perlindungan untuk menahan tembakan senjata Berba lawan sehingga beberapa pertimbangan yaitu konstruksi bentuk Ranpur, ketebalan dan jenis baja serta daya tahan terhadap penetrasi daya ledak dan daya tembus senjata lawan Tank menjadi spesifikasi teknis utama. Kebutuhan pemanfaatan aplikasi teknik dan teknologi pada Ranpur Tank tersebut tentunya akan merubah bentuk dan bobot Ranpur menjadi lebih besar dan lebih berat. Khususnya berat Ranpur Tank standar yang dapat menopang senjata Kanon kaliber 120 mm atau 125 mm serta aflikasi teknologi terkini lainnya adalah merupakan klasifikasi Ranpur kelas berat dengan kisaran berat > 40 Ton

    1. Aspek Kesenjataan.

    1) Kavaleri TNI AD sebagai salah satu kecabangan pokok TNI AD memiliki tugas pokok menyelenggarakan pertempuran darat yang bersifat mobil dengan menggunakan kendaraan tempur berlapis baja dan atau kuda Kavaleri sebagai alat peralatan utamanya dalam rangka mendukung tugas pokok TNI AD. Penggunaan Kavaleri sebagai bagian integral dari penggunaan kekuatan TNI AD dalam rangka operasi militer perang (OMP) maupun operasi militer selain perang (OMSP) ditujukan untuk mencegah, menangkal dan mengatasi ancaman atau gangguan di wilayah daratan.

    2) Satuan Kavaleri (Satkav) TNI AD merupakan salah satu kekuatan utama TNI AD yang dalam pengerahan kekuatan di darat memiliki spesifikasi tenis yaitu daya tembak yang “cepat-tepat-dashyat”, mobilitas/daya gerak yang “dinamis-lincah-tangguh”, sistem komunikasi yang “luas-kenyal-aman”, serta dilengkapi dengan aplikasi teknologi pada sistem perlindungan, sistem observasi/peninjauan, sistem navigasi dan sistem komando pengendalian yang “canggih-mutakhir-modern”; Ketangguhan dan kekokohan sistem perlindungan Ranpur (termasuk body protection); Kemampuan tersebut merupakan kekuatan yang terpadu dan terintegrasi secara sinergis dalam satu sistem alat utama sistem senjata (Alutsista) sehingga mampu memberikan daya kejut dan daya gempur yang dahsyat.

    2. Aspek Fungsi Satuan Kavaleri TNI AD. Dalam rangka penyempurnaan organisasi satuan Kavaleri, penyusunan Orgasnya akan disesuaikan dengan fungsi utama Satuan Kavaleri yang meliputi :

    a Fungsi Penggempur.

    1) Spesifikasi Ranpur Kanon yang digunakan adalah Ranpur dengan tipe Ranpur kelas sedang / medium armoured vehicle (15 Ton < berat < 30 Ton) dan Ranpur kelas berat / heavy armoured vehicle / MBT (berat > 30 Ton).

    2) Ranpur AP yang digunakan oleh Peleton Kavaleri berfungsi sebagai Ranpur pengangkut Tim Bantuan (Support Unit) dengan tipe Ranpur kelas sedang / medium armoured vehicle (15 Ton < berat < 30 Ton). b Fungsi Pengamanan.

    1) Spesifikasi Ranpur Intai yang digunakan adalah Ranpur dengan tipe Ranpur kelas ringan / light armoured vehicle (berat < 15 Ton). 2) Spesifikasi Ranpur Kanon yang digunakan adalah meliputi Ranpur Kanon dengan tipe Ranpur kelas ringan / light armoured vehicle (berat < 15 Ton). 3) Ranpur AP yang digunakan oleh Peleton Kavaleri berfungsi sebagai Ranpur pengangkut Tim Bantuan (Support Unit) dengan tipe Ranpur kelas ringan / light armoured vehicle (berat < 15 Ton). 3. Aspek spesifikasi teknis Ranpur MBT.

    a Ranpur MBT memiliki kualitas lindung lapis baja dan aplikasi pelindung lainnya yang lebih baik dibandingkan dengan jenis Tank lainnya seperti Explosive Reactif Armor/ERA (Aktif Protection), Ceramic add on plate, composive protection. Dengan standar dasar sistem lindung lapis baja pada Body/Hull Ranpur saja (tidak termasuk aplikasi pelindung lainnya), Ranpur MBT mampu menahan tembakan senjata kanon dengan kaliber sampai 40mm.

    b Ranpur MBT memiliki daya tembak yang lebih besar, karena menggunakan senjata dengan kaliber yang besar (Kal. 120mm – 125mm) dengan jarak capai yang cukup jauh (diatas 2.500 meter) serta senjata kanon yang dapat untuk menembakkan senjata Anti Tank Guided Missil (ATGM) yang dapat mencapai sasaran lebih dari 5.000 meter.

    c Ranpur MBT memiliki tingkat akurasi tembakan yang lebih tinggi, karena Ranpur dilengkapi dengan sistem keseimbangan (stabilizer) pada sistem turret sehingga memungkinkan menembak sasaran sambil bergerak, dilengkapi dengan Automatic firing control system dan Balistic computer untuk meningkatkan kecepatan dan akurasi dalam penembakan.

    d Secara taktis Ranpur MBT harus tidak dapat dilumpuhkan oleh Ranpur Berba musuh karena memiliki ketahanan terhadap penetrasi senjata utama Ranpur Berba yang berfungsi sebagai satuan Pengintai, satuan Pengaman dan satuan Infantery mekanis (APC/IFV) yang menggunakan senjata utama kanon sampai dengan kaliber 40mm. Berkaitan hal tersebut maka Ranpur MBT akan dapat berhadapan dengan unsur Ranpur Penggempur musuh sebagaimana desain dan doktrin pertempuran Tank lawan Tank.

    4. Aspek Lain-lain.

    a Latihan bersama (Latma).

    Dalam kegiatan Latma TNI AD negara asing diperlukan penyesuaian kemampuan dalam hal ini bahwa sebagian besar negara yang telah memiliki kerjasama latihan dengan TNI AD telah memiliki Ranpur MBT dengan klasifikasi kelas berat (> 40 Ton) dan/atau kelas sedang (15 Ton s/d 40 Ton), sehingga guna meningkatkan kesetaraan dalam pelaksanaan latihan perlu dipertimbangkan Satkav TNI AD untuk memiliki Ranpur setingkat MBT.

    b Investasi Teknologi.

    Perlu adanya investasi dan peningkatan wawasan Ilpengtek Prajurit Kavaleri pada kemampuan kesenjataan Satkav yang bersifat universal, yaitu bahwa sebagian besar material Ranpur Satkav dunia menggunakan Ranpur tank kelas berat sebagai Ranpur Penggempur Utama-nya (MBT) yang menggunakan teknologi terkini pada sistem otomotif, sistem komunikasi dan sistem senjata serta aflikasi perlindungan, sehingga dengan memiliki Ranpur MBT dapat memberikan/meningkatkan kemampuan Alutsista sejajar dengan negara-negara tetangga di wilayah kawasan dan peningkatan sumber daya manusia perajurit TNI AD.

    Pertimbangan pemilihan pengadaan Ranpur MBT Leopard.


    1. Mobilitas dan operasional.

    Kemampuan mobilitas Ranpur MBT Leopard untuk melintasi medan dengan kecepatan maksimal 70 km/jam. Sistem Ranpur ini sudah menggunakan mesin Jenis MTU MB 873 Diesel Turbo Charge Intercooler diatas Euro 3, jenis mesin ini rata – rata sudah diproduksi diatas tahun 1990–an. Dengan Power-to-weight-ratio yang dihasilkan sebesar 25 hp/ton sehingga telah memenuhi persyaratan KSU yaitu ≥ 20 hp/ton dengan Power-to-weight-Ratio tersebut, maka tidak berpengaruh terhadap kemampuan tenaga mesin dikaitkan dengan bobot Ranpur khususnya untuk melintasi medan-medan berat.

    2. Lindung lapis baja.

    Bagian bodi Tank merupakan konstruksi baja dengan tambahan baja komposit di bagian depannya, bagian depan kubah, atap depan dan samping serta bawah telah ditambahkan lapisan baja anti ledakan.

    3. Daya tembak.

    a Ranpur Tank Leopard dipersenjatai dengan senjata utama Kanon 120 mm, senjata pendukung coaxial 7,62 mm dan senjata PSU 12,7 mm serta dilengkapi dengan penuntun laser (Anti Tank Laser Guided Missile)

    b Sistem senjata.

    1) Senjata utama Kanon 120 mm mampu menembakan berbagai jenis amunisi berdaya ledak tinggi yaitu APFSDS, HE dan HEAT.

    2) Senjata pendukung coaxial 7,62 mm memiliki jangkauan mengikuti arah tembakan senjata kanon dan PSU 12,7 mm untuk memberikan proteksi terbatas dari serangan udara musuh.

    3) Memiliki kemampuan menembak secara tepat, cepat dan akurat baik secara taktis maupun secara dinamis, baik siang hari maupun malam hari. Hal ini dikarenakan dalam sistem penembakannya full elektrik yang dilengkapi dengan Image Stabilized, Laser Range Finder, Night Vision dan sistem komputerisasi pengolahan data penembakan (Computerized Data Fire Control Proses). Adanya image-stabilized fire control system untuk dapat menembak secara bergerak, adanya night vision memungkinkan untuk melaksanakan penembakan malam hari.

    4) Kemampuan Ranpur dalam hal menembak meliputi sasaran diam dan sasaran bergerak pada saat Ranpur diam ataupun sedang bergerak dengan adanya image-stabilized fire control system dan penggunaan PSU tanpa harus keluar dari Tank karena telah dilengkapi dengan RCWS (Remote Control Weapon System), secara standar juga memungkinkan dilakukan penembakan pada malam hari karena dilengkapi dengan night vision.

    4. Sistem komunikasi.

    Alkom yang digunakan sesuai keinginan pengguna (optional), sehingga hal ini dapat menyesuaikan dengan kebutuhan Satkav TNI AD, dan dapat diintegrasikan dengan Battle Management System (BMS) serta memenuhi standar spesifikasi militer STD MIL 810 F dan 461.

    5. Sistem Pengintaian.

    Ranpur ini dilengkapi dengan berbagai fasilitas kamera pengintai dan layar monitor, baik untuk pengemudi, penembak dan Danran serta memiliki kelengkapan dan aplikasi teknologi tercanggih karena adanya sistem navigasi GPS dan peta digital, Driver’s night vision.

    6. Sistem Perlindungan.

    Dilengkapi dengan aflikasi Explosive Reactive Armor (ERA), NBC protection dan Automatic fire extinguisher.

    7. Sistem Suspensi.

    Suspensi yang digunakan adalah torsion bar dan hydraulic pneumatic. Sistem ini memberikan kenyamanan bagi awak Ranpur pada saat melintasi medan-medan berat (bergelombang) dan pada saat melaksanakan penembakan pada medan yang tidak rata.

    8. Kemampuan mengarung.

    Tank Leopard memiliki kemampuan mengarung dengan fording sedalam 2 - 4 m dengan persiapan.

    9. Suku Cadang.

    Merupakan produk terbaru dari pabrikan yang memiliki reputasi internasional sebagai pabrikan yang telah sangat lama berkecimpung dalam produk Ranpur kelas dunia. Sehingga jaminan ketersediaan suku cadang (spare part) dari pabrikan sampai dengan 25 tahun. Bila dilihat secara sekilas maka Ranpur Tank Leopard dengan mesin MTU akan mudah mendapatkan alternatif suku cadang karena jenis mesin tersebut banyak digunakan dipasaran umum dengan ketentuan harus sesuai spektek dan kemampuan yang digunakan/diinginkan. Negara pembuat Ranpur MBT Leopard menjamin tidak adanya embargo terhadap suku cadang yang akan dibutuhkan.

    10. Pendidikan dan latihan.


    Secara umum Ranpur tersebut tidak terlalu berbeda jauh dengan Tank Kanon yang sudah dimiliki Satkav saat ini, yaitu Tank Scorpion dan Tank AMX-13, sehingga pendidikan yang dilaksanakan di Pusdikkav dan latihan yang dilaksanakan di satuan dapat menyesuaikan dengan cepat. Kecuali pada crew loader munisi kanon perlu pendidikan dan pelatihan secara khusus. Penguasaan terhadap teknologi pendukung terkini akan dimasukkan dalam paket pengadaan (Kontrak) sejalan dengan Transfer of Tehnology (TOT) dalam program pelatihan yang akan diberikan oleh pihak pabrikan (TOT juga melibatkan BUMNIP).

    Analisa pemilihan Ranpur MBT Leopard :

    1. Dari aspek geografi.

    Penempatan Ranpur MBT di Indonesia tidak ada masalah, seperti contoh negara-negara tetangga Singapura, Malaysia, Vietnam, Thailand, Laos dll yang memiliki kondisi geografi relatif sama dengan Indonesia.

    2. Dari aspek spesifikasi teknis.

    Ranpur MBT Leopard sesuai dengan Ketentuan Standar Umum (KSU) Materiil TNI AD dan sesuai dengan fungsi tugas Satuan Kavaleri sebagai unsur Penggempur.

    3. Dari aspek investasi teknologi.

    Sebagai Ranpur MBT yang menggunakan teknologi terkini pada sistem otomotif, sistem komunikasi dan sistem senjata serta aflikasi perlindungan, maka dengan memiliki Ranpur MBT ini dapat memberikan/meningkatkan kemampuan Alutsista sejajar dengan negara-negara tetangga di wilayah kawasan dan peningkatan sumber daya manusia perajurit TNI AD.

    4. Dari aspek ketersediaan dukungan logistik.

    a Dari segi Munisi. Tidak ada masalah karena akan ada dukungan TOT pembuatan munisi kal.120 mm antara Rhienmetal dengan PT. PINDAD, disamping itu adanya munisi tipe baru yang baru dimiliki Tank Leopard yaitu DM-11(Dinamic Magnetic).

    b Dari segi bahan bakar minyak. Tidak ada masalah dan relatif hemat dibanding MBT jenis lainnya.

    c Dari segi suku cadang. Tersedia sampai dengan 20 tahun kedepan, dan ada jaminan sesuai dengan program TOT bersama PT.PINDAD.

    d. Dari segi TOT (Transfer of Tehnology). Kesepakatan TOT sudah diperoleh pada saat pertemuan dan pendalaman antara pihak PT.PINDAD, pihak Pussenkav dengan Presiden Direktur Reinmetal Mr. Westernman dan Wamenhan RI, serta tim TNI AD.

    Sumber : Pussenkav
    Readmore --> Pertimbangan Dalam Pemilihan MBT Leopard 2A6

    TNI AL Akan Memborong Alutsista Untuk Mengganti Yang Sudah Uzur

    Surabaya - Usia renta, membuat ketangguhan mayoritas alat utama sistem senjata (alutsista) TNI, merosot. Hal sama dialami Angkatan Laut (AL).

    Rata-rata alutsista TNI AL berusia 30-an tahun, termasuk di antaranya kapal perang. "Fungsinya sudah jauh berkurang," kata Kepala Staf Angkatan Laut (KSAL) Laksamana TNI Soeparno di Jakarta, Jumat (16/3).

    TNI AL berupaya meningkatkan kekuatan alutsista untuk memenuhi Minimum Essential Forces (MEF). Kekuatan alutsista TNI AL dinilai KSAL telah cukup dari segi kuantitas, namun tidak dari sisi kualitas. Alutsista TNI AL saat di antaranya 115 unit kapal perang, 54 unit pesawat, dan 339 unit kendaraan tempur.

    TNI ALsedang menunggu penyelesaia tiga unit kapal selam diesel elektrik dari Korea Selatan. "Juga empat kapal perusak kawal rudal yang dibangun PT PAL," kata Soeparno. Kapal selam yang dipesan dari Korea diperkirakan akan selesai pada 2015 dan 2016. Sesuai kesepakatan, pembuatan satu kapal selam akan dilakukan di Indonesia melalui industri pertahanan dalam negeri

    Selain itu, empat unit KCR Trimaran juga dipesan dari dalam negeri, dan 16 unit kapal cepat rudal (KCR) dengan panjang 40 meter rampung pengerjaannya akhir 2014. Sebanyak 15 unit kapal cepat rudal dengan panjang 60 meter juga telah dipesan.

    Lalu dua kapal survei, kapal latih pengganti KRI Dewa Ruci dan 12 kapal angkut tank. "Kapal latih pengganti KRI Dewa Ruci diharapkan tiba sebelum 5 Oktober 2014," ujarnya.

    Sumber : JURNAS
    Readmore --> TNI AL Akan Memborong Alutsista Untuk Mengganti Yang Sudah Uzur

    Megawati : Saya Meminta Pemerintah Tidak Menggunakan Calo Dalam Pengadaan Sukhoi

    Kupang - Presiden RI kelima, Megawati Soekarnoputri, mengingatkan pemerintah agar tidak membiarkan pihak ketiga ikut masuk dalam pengadaan alat utama sistem persenjataan (alusista), termasuk dalam hal pembelian pesawat tempur Sukhoi dari Rusia. Sebab, pihak ketiga biasanya hanya ingin mengambil keuntungan tanpa mau tahu hal-hal yang sebenarnya dibutuhkan negara.

    Hal itu disampaikan Megawati dalam jumpa pers di sela-sela acara pemantapan kader PDI Perjuangan di Kupang, Nusa Tenggara Timur, Jumat (16/3). Megawati mengatakan, dirinya saat menjadi Presiden memutuskan untuk membeli Sukhoi langsung ke pemerintah Rusia.

    "Dulu saya perintahkan ke Menteri Keuangan, Menteri Perdagangan, dan tentunya Menko Ekuin serta Panglima TNI, agar mengamankan pembelian Sukhoi. Akhirnya waktu itu saya realisasikan dengan Presiden Putin (Presiden Rusia Vladimir Putin)," katanya.

    Kepada para pembantunya di Kabinet Gotong Royong, Megawati juga wanti-wanti agar bisa mendapat Sukhoi dengan harga murah tanpa menurangi spesifikasi teknis. "Bagaimana caranya kita bisa mendapat alutsista, dengan harga yang realistis," ujarnya.

    Namun demikian ia tak menampik adanya pihak-pihak yang ingin masuk dalam setiap pengadaan alutsista. "Sepanjang yang saya ketahui memang banyak orang ingin masuk ke proses pembelian, tapi bukan orang yang mengerti alutsista itu secara teknis," bebernya.

    Akibatnya, alutsista yang dibeli pun jauh dari spesifikasi teknis yang dibutuhkan. Ia mencontohkan gugurnya para prajurit TNI saat melakukan operasi di Aceh, karena alusista yang dipunyai tidak sesuai.

    Karenanya terkait rencana pembelian Sukhoi, lagi-lagi Megawati meminta agar jangan sampai ada pihak yang mengeruk keuntungan dengan mengorbankan kepentingan negara. "Ini yang diamankan demi republik sendiri. Sukhoi yang dibeli dari Presiden Putin itu digaransi seperti kebutuhan negara kita. Apakah yang sekarang digaransi juga sesuai kebutuhan negara," pungkasnya.

    Sumber : JPPN
    Readmore --> Megawati : Saya Meminta Pemerintah Tidak Menggunakan Calo Dalam Pengadaan Sukhoi

    Mantan Panglima TNI : Saya Mendukung Pengadaan Sukhoi

    Jakarta - Mantan Panglima TNI, Jenderal TNI (Purn) Endriartono Sutarto, mengatakan, alat utama sistem persenjataan (Alutsista) yang kuat diperlukan untuk menjaga kedaulatan maupun kehormatan bangsa. Sebab tidak mungkin suatu negara dengan kekuatan angkatan perangnya yang lemah kemudian minta dihormati dan dihargai kedaulatannya. “Itu sangat tidak mungkinlah,” kata Endriartono Sutarto di Jakarta, Jumat (16/3).

    Endriartono menjelaskan pengalamannya terkait pembelian pesawat Sukhoi dari Rusia saat menjawab Panglima TNI. “Saya mengusulkan kepada Ibu Megawati selaku Presiden waktu itu untuk membeli Sukhoi ke Rusia. Saat itu saya kesal sama AS (Amerika Serikat) karena seolah-olah mempermainkan kita dengan embargo militer. Meskipun waktu itu Dubes AS berkali-kali bertemu menyampaikan bahwa embargo militer akan dibuka, namun hal itu tidak pernah terjadi,” kata Endriartono mengenang peristiwa itu.

    Menurut Endriartono, usulan untuk membeli Sukhoi itu mendapat persetujuan dari Ibu Megawati sebagai presiden waktu itu. “Saya sampaikan kita harus tunjukkan bahwa kita memiliki alternatif lainnya, tidak harus bergantung pada AS,” katanya.

    Endriartono menjelaskan pembelian pesawat Sukhoi dan alat utama sistem persenjataan (alutsista) lainnya diperlukan agar negara lain berpikir 2-3 kali untuk mengutik-utik kedaulatan maupun kehormatan bangsa.

    Sumber : JURNAS
    Readmore --> Mantan Panglima TNI : Saya Mendukung Pengadaan Sukhoi

    TNI AL Akan Mendapatkan Hibah APC Dari Korsel

    Surabaya - Tidak lama lagi, TNI Angkatan Laut akan segera menerima hibah kendaraan angkut personel atau Armor Personel Carrier (APC) dari Korea Selatan. "TNI AL akan mendapat hibah kendaraan angkut personil (Armor Personel Carrier/APC) 10 unit dari Korea Selatan. Kami berharap ada tambahan hibah sebanyak 25 unit, "kata Kepala Staf Angkatan Laut (KSAL), Laksamana TNI Soeparno, di Jakarta, Jumat (16/3).

    Menurutnya, TNI AL terus berupaya meningkatkan kekuatannya dengan memenuhi Minimum Essential Forces (MEF). Selain hibah, TNI AL juga memesan 11 unit helikopter anti kapal selam, 6 helikopter anti kapal permukaan, helikopter angkut dan 54 tank amfibi.

    Tak hanya itu, TNI AL juga akan mengajukan pengadaan 3 unit kapal multirole light frigates dari Inggris yang diproduksi Jerman.

    Selain melakukan pengadaan alutsista baru, strategi yang dilakukan TNI AL juga dilakukan dalam bentuk pemeliharaan, revitalisasi kemampuan alutsista, relokasi alih fungsi sesuai kebutuhan alutsista dan penghapusan alutsista yang sudah tua. "Untuk pengadaan baru, kami memprioritaskan dilakukan di dalam negeri,"jelas Soeparno.

    Sumber : JURNAS
    Readmore --> TNI AL Akan Mendapatkan Hibah APC Dari Korsel

    Friday, March 16, 2012 | 7:55 AM | 1 Comments

    China Dukung Modernisasi Alutsista Indonesia

    Jakarta - Pemerintah Republik Rakyat China mendukung modernisasi militer Indonesia salah satunya melalui kerja sama industri pertahanan yang dirintis kedua negara.

    "Kami sangat memahami, kekuatan militer yang memadai diperlukan untuk menjaga kedaulatan dan keutuhan negara Indonesia," kata Duta Besar China untuk Indonesia Liu Jian Chao di Jakarta, Kamis.

    Ia mengemukakan kunjungan Menteri Pertahanan RI Purnomo Yusgiantoro ke China akhir Februari 2012 sangat penting bagi terwujudkan kerja sama pertahanan kedua negara yang semakin kuat, terutama dalam pengembangan industri pertahanan kedua negara.

    Bagaimana pun, lanjut Dubes Chao, kekuatan militer Indonesia yang memadai dapat mendukung stabilitas keamanan tidak saja di Indonesia sebagai negara berdaulat, tetapi juga untuk mendukung stabilitas kawasan.

    Kerja sama pertahanan kedua negara sebenarnya sudah berlangsung cukup lama, hingga pada 2006 telah dirintis forum konsultasi bersama yang pertama di Jakarta dan dilanjutkan dengan forum konsultasi bilateral kedua pada 2007 di Beijing.

    Forum tersebut sangat baik dan dapat membantu dalam meningkatkan hubungan kerja sama pertahanan kedua negara, yang telah dibuktikan dengan dilakukannya penandatanganan Defence Cooperation Agreement (DCA) antara Indonesia-China pada 2007.

    Namun sambil menunggu DCA diratifikasi, kedua negara membentuk forum konsultasi bilateral yang dapat terus dilaksanakan sebagai wahana untuk meningkatkan hubungan bilateral bidang pertahanan.

    Tentang apakah kerja sama pertahanan kedua negara akan disinggung dalam kunjungan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono ke Beijing pada 22-24 Maret 2012, Chao mengatakan,"mungkin saja,".

    Indonesia dan China kini tengah menjajaki produksi bersama peluru kendali C-705 untuk melengkapi persenjataan kapal-kapal perang TNI Angkatan Laut.

    Sebelumnya Indonesia juga telah mempersenjatai beberapa kapal perang dengan peluru kendali C-802.

    Selain peluru kendali, kedua negara juga tengah menjajaki industri bersama peroketan.

    Sumber : ANTARA
    Readmore --> China Dukung Modernisasi Alutsista Indonesia

    TB Hasanuddin: Komisi I Setuju Pembelian Sukhoi, Asal Ada Konfirmasi Dari Kemhan

    Jakarta - Komisi I DPR menyetujui rencana pemerintah membeli enam pesawat tempur jenis Sukhoi 30MK2, karena hal itu sudah menjadi program strategis pemerintah. "Sebuah pesawat tempur itu tidak bisa cuma lima atau enam buah. Minimal itu satu skuadron, di mana jumlahnya sebanyak 16 unit," kata Wakil Ketua Komisi I, TB Hasanuddin, kepada wartawan usai menerima laporan dari LSM terkait kejanggalan pembelian enam Sukhoi tersebut, di DPR, Kamis (15/3).

    Saat ini Indonesia sudah memiliki sebanyak 10 pesawat Sukhoi. Terdiri atas dua unit jenis Su-27SK, tiga unit jenis Su-27SKM, dua unit jenis Su-30MK, dan tiga unit jenis Su-30MK2.

    Hasanuddin mengatakan, Komisi I akan memanggil kembali Kementerian Pertahanan pada pekan depan untuk menjelaskan lagi persoalan ini. "Nanti akan kita konfirmasikan, apakah benar pemilihan dari state kredit menjadi kredit eksport Indonesia justru akan merugikan,termasuk ada atau tidaknya rekanan lain selain Rosoboronextport, "ujarnya.

    Pembelian enam Sukhoi dikritik karena dinilai ada kejanggalan dalam mekanisme pendanaan. Sebelumnya, pendanaan ditetapkan melalui kredit negara Pemerintah Rusia, tapi kemudian dipindahkan menjadi kredit ekspor. Pemerintah mengeluarkan anggaran sebesar US$470 untuk pembelian 6 unit pesawat tersebut.

    Sumber : JURNAS
    Readmore --> TB Hasanuddin: Komisi I Setuju Pembelian Sukhoi, Asal Ada Konfirmasi Dari Kemhan

    Brasil Tawarkan Kerjasama Industri Dirgantara Dan Kapal Perang

    Jakarta - Wakil Menteri Pertahanan (Wamenhan) RI , Sjafrie Sjamsoeddin, Kamis (15/3) menerima kunjungan Duta Besar Brasil untuk Indonesia, Paulo Alberto da Silveira Soares, di Kantor Kemhan, Jakarta.

    Saat menerima kunjungan Dubes Brasil tersebut, Wamenhan didampingi Dirjen Strahan, Mayjen TNI Puguh Santoso, Kapusada Baranahan Kemhan, Marsma TNI Asep Sumaruddin dan Kapuskom Publik Kemhan, Brigjen TNI Hartind Asrin.

    Pada kesempatan pertemuan itu Dubes Brasil dan Wamenhan membahas peluang peningkatan kerjasama pertahanan khususnya di bidang industri Alutsista. Dubes Brasil mengatakan, maksud kunjungannya kali ini bukan hanya mengarah kepada penawaran produk alutsista terbaru kedirgantaraan ataupun juga kapal perang.

    Akan tetapi Pemerintah Brasil juga mengharapkan adanya peningkatan kerjasama industri melalui produksi bersama pembangunan pesawat terbang dan kapal perang antara industri pertahanan laut dan udara kedua negara.

    Wamenhan sangat menyambut baik penawaran pemerintah Brasil dalam hal kerjasama industri pertahanan ini. Khusus terkait industri kedirgantaraan, Wamenhan menjelaskan saat ini Pemerintah Indonesia telah memesan pesawat Sebanyak 16 unit pesawat tempur Super Tucano A29 buatan Industri Embraer Defense System, Brasil.

    Wamenhan menambahkan meski telah memesan pesawat-pesawat tersebut, pemerintah Indonesia masih tetap ingin mengembangkan, bukan hanya sebagai user. Namun bisa membuka peluang untuk menjadi distributor produk pesawat ini di wilayah Asia.

    Sehubungan dengan itu, Wamenhan mengharapkan jika peluang kerjasama terlebih lagi dalam hal produksi bersama pembangunan alutsista kedirgantaraan antara industri pertahanan dalam negeri PT. Dirgantara Indonesia dengan Industri Embraer Defense System, Brasil dapat diwujudkan. Diharapkan akhir tahun 2012 kedua negara dapat mewujudkan peluang peningkatan kerjasama industri pertahanan udara.

    Sumber : DMC
    Readmore --> Brasil Tawarkan Kerjasama Industri Dirgantara Dan Kapal Perang

    Thursday, March 15, 2012 | 4:55 PM | 1 Comments

    Menteri BUMN : Saya Akan Merebut ATS Indonesia Dari Singapura

    Jakarta - Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Dahlan Iskan berencana membentuk perusahaan baru yang akan mengatur sistem lalu lintas udara (Air Traffic System/ATS) secara lebih terintegrasi untuk keselamatan dan kenyamanan penumpang pesawat terbang.
    BUMN baru tersebut juga disiapkan untuk mengambil alih sistem layanan penerbangan di sebagian wilayah Indonesia yang saat ini masih dikontrol Singapura. Negara tetangga itu kini masih mengatur penerbangan di wilayah Batam, Medan, Pekanbaru, Pontianak, Bangka Belitung, dan Palembang.

    Selama ini ATS di Indonesia dikelola oleh dua BUMN, yaitu Angkasa Pura I untuk wilayah Indonesia timur dan Angkasa Pura II untuk wlayah Indonesia Barat.
    "Indonesia harus menganut single air traffic provider, sekarang masih double dan belum terintegrasi," kata Menteri Negara BUMN Dahlan Iskan, saat ditemui di ruang kerjanya di Jakarta, Kamis, 15 Maret 2012.

    Dahlan menjelaskan BUMN baru tersebut nantinya akan berstatus perusahaan umum (Perum) yang berdaulat penuh terhadap udara Indonesia. Dengan terbentuknya BUMN baru ini diharapkan Indonesia akan siap mengambil alih pengelolaan sistem layanan penerbangan terintegrasi dalam 1-2 tahun mendatang.
    "Indonesia memang menyerahkan kontrol negara kita ke negara sahabat, karena kita sendiri belum mampu. Karena itu, sebelum meminta, kita harus meyakinkan dunia internasional bahwa Indonesia sudah mampu mengelola," jelasnya.

    Dahlan menjelaskan, proses pembentukan BUMN baru ini ditargetkan selesai pekan depan. Selanjutnya, BUMN bakal meminta persetujuan pemerintah ditandai dengan Peraturan Pemerintah (PP) yang akan keluar dalam satu bulan mendatang.
    Untuk pembentukan BUMN baru tersebut, Kementerian BUMN telah menunjuk Dirjen Perhubungan Udara Kementerian Perhubungan, Herry Bakti S.Gumay sebagai ketua badan pengawas dan Dirut AP I, Tommy Soetomo dan AP II Tri S. Sunoko sebagai anggota badan pengawas.

    "Nantinya dewan pengawas ini yang akan mengusulkan siapa yang menjadi direksi perum Single ATS provider ini," katanya.

    Sumber : VIVANEWS
    Readmore --> Menteri BUMN : Saya Akan Merebut ATS Indonesia Dari Singapura

    Modernisasi Alutsista TNI AU Harus Diikuti Mutu SDM

    Soerang - Modernisasi alat utama sistem pertahanan (alutsista) TNI Angkatan Udara (AU) tak akan bisa dilakukan tanpa adanya peningkatan mutu Sumber daya manusianya (SDM). "Alutsista membutuhkan SDM yang profesional, andal, disiplin, mampu berpikir cepat, cermat, dan tepat," kata Komandan Pendidikan AU, Marsekal Pratama TNI R. Hari Muljono, saat menutup pendidikan kursus para dasar angkatan 171 di Appron Lanud Sulaiman, Kamis (15/3).

    Penutupan pendidikan berlangsung meriah karena para siswa (karbol) sebanyak 108 orang melakukan penerjunan di hadapan petinggi TNI AU dan keluarganya. Selepas upacara juga dilakukan penyematan "wing" penerjun yang dilakukan orangtua dan keluarga siswa.

    Menurut Hari, upaya menjaga kedaulatan negara hanya bisa dilakukan TNI yang profesional dan andal. "Persaingan termasuk di dalamnya penguasaan teknologi yang bukan lah pekerjaan mudah. Untuk itu, lembaga pendidikan TNI AU seperti Skadik 204 Lanud Sulaiman memiliki posisi strategis untuk menghasilan TNI yang profesional, efektif, efisien, dan modern," ucapnya.

    Pendidikan para dasar selama empat minggu yang dilaksanakan di kelas dan lapangan termasuk penerjunan dengan jumlah 56 jam. Penerjunan menggunakan Hercules C-130 dari Bandara Husein Sastranegara dan tempat pendaratan di Lanud Sulaiman.

    Sumber : Pikiran Rakyat
    Readmore --> Modernisasi Alutsista TNI AU Harus Diikuti Mutu SDM

    KSAU : TNI AU Kirim Empat Sukhoi Ke Australia

    Jakarta - Kepala Staf Angkatan Udara (KSAU) Marsekal TNI Imam Sufaat, S.IP., menerima kunjungan kehormatan dari Chief of Air Force Royal Australian Air Force (CAF RAAF) Air Marshal G.C. Brown. dalam upacara jajar kehormatan di Mabesau Cilangkap, Rabu (14/3).

    Air Marshal G.C. Brown mengunjungi Indonesia dalam rangka memperkenalkan diri sebagai CAF RAAF yang baru menggantikan Air Marshal Mark Binskin.

    Dalam pertemuan tersebut KSAU Marsekal TNI Imam Sufaat, S.IP., mengharapkan agar hubungan kedua Angkatan Udara yang selama ini sudah terjalin dengan baik dapat dilanjutkan oleh Air Marshal G.C. Brown, diharapkan hubungan baik ini juga berperan dalam mendukung hubungan baik kedua Negara.

    Selanjutnya KSAU mengucapkan terima kasih atas bantuan berupa dua buah Laboratorium Bahasa Inggris lengkap beserta perangkat lunaknya dari Pemerintah Australia. Kedua Laboratorium Bahasa Inggris bantuan RAAF ditempatkan di Ksatrian AAU Jogyakarta dan Lanud Hasanudin Makasar.

    Setelah acara di Mabesau, selanjutnya CAF RAAF Air Marshal G.C. Brown, juga bertemu dengan Wamenhan Letjen TNI Syafrie Syamsudin. Pada siang harinya beliau melanjutkan kunjungannya ke Markas Komando Kohanudnas di Halim. Pada sore harinya Air Marshall Brown berencana akan mengunjungi AAU dan Wingdik Terbang, dan pada Kamis pagi akan bertolak ke Lanud Sultan Hasanudin Makasar.

    Hubungan kerjasama antara kedua Angkatan Udara semakin erat pada decade ini. Bahkan pada tanggal 27 Juli hingga 17 Agustus mendatang TNI AU akan mengirimkan empat pesawat Sukhoi dari Skadron Udara 11 Lanud Sultan Hasanudin Makasar untuk mengikuti latihan militer bersama dengan nama sandi “Pitch Black”, yaitu Latihan Bersama Tahunan antar negara-negara Sekutu Australia di Darwin Australia.

    Sumber : TNI AU
    Readmore --> KSAU : TNI AU Kirim Empat Sukhoi Ke Australia

    Wednesday, March 14, 2012 | 10:50 AM | 0 Comments

    KSAL : Untuk Saat Ini TNI AL Belum Membutuhkan Kapal Induk

    Jakarta - TNI AL hingga kini masih belum berminat untuk membangun kapal induk untuk memperkuat armadanya. TNI AL memandang bahwa kapal induk bukan kebutuhan bagi alutsista saat ini.

    "Hingga kini, kami belum memiliki rencana untuk membuat kajian untuk pengadaan kapal induk untuk penambahan alutsista TNI AL," ujar Asisten Perencanaan dan Anggaran (Asrena) Kasal Laksamana Muda TNI Sumartono saat raker di Komisi I DPR membahas APBN-P 2012 untuk anggaran Kemenhan dan Mabes TNI, Selasa (13/3).

    Hal ini disampaikan Sumartono menjawab pertanyaan dari anggota Komisi I DPR RI Fayakun Andriadi soal kemungkinan TNI AL memiliki rencana membangun kapal induk untuk kebutuhan TNI AL di masa depan.

    Sumartono menjelaskan, membuat kapal Induk tidak murah, baik untuk pengadaan maupun pemeliharaannya. Sementara untuk pengoperasiannya, kapal induk cenderung untuk doktrin perang yang bersifat menyerang. "Itu tentu tidak sama dengan prinsip yang kita anut, yaitu bertahan," ujarnya.

    Menurutnya, kebutuhan kapal perang TNI AL hingga kini masih pada jenis kapal kelas menengah dan kecil. Sejenis fregard dan korvet yang punya kemampuan daya tempur yang andal.

    "Kita masih butuh jenis kapal seperti itu, masih banyak jumlahnya. Sehingga kita bisa sebarkan kapal kelas itu di seluruh wilayah perairan kita, untuk patroli keamanan, sekaligus bisa menjadi kapal penyerang dalam kondisi tertentu," tegasnya.

    Sumber : JURNAL PARLEMEN
    Readmore --> KSAL : Untuk Saat Ini TNI AL Belum Membutuhkan Kapal Induk

    Indonesia Turut Serta Dalam Perlombaan Modernisasi Alutsista Asean

    Amsterdam - Indonesia berminat membeli kendaraan lapis baja Belanda. Keinginan itu bukan hanya sekedar monopoli Indonesia. Diam-diam semua negara Asia tenggara berlomba-lomba memodernisir peralatan militernya.

    Dari pesawat tempur F-16, jet Sukhoi, kapal selam, kapal perang sampai tank. Semua itu juga menyangkut gengsi. Demikian topik koran sore Belanda NRC Handelsblad.

    Tidak hanya Cina yang minggu lalu menaikkan anggaran militernya dengan 100 miliar dollar. Tapi juga Filipina, Indonesia sampai Vietnam dan Singapura. Seiring dengan pertumbuhan ekonomi, naik pula anggaran militer mereka dengan ratusan juta dolar per tahun.

    Para pengamat sampai menyebut ada semacam lomba senjata di Asia.

    Baru dan canggih

    Dibanding dulu, negara-negara Asia Tenggara dan Cina kini lebih memilih kendaraan dan peralatan militer terbaru serba canggih. Yang mencolok adalah pembelian kapal selam. Malaysia baru saja membeli tiga kapal selam, Indonesia pesan tiga, Vietnam enam dan Muangthai mau beli empat dari Jerman.

    Negara-negara Asia tenggara membeli senjata karena faktor perasaan kurang aman. Vietnam dan Filipina misalnya cemas akan kebijakan maritim yang akan ditempuh Beijing. Di laut Cina Selatan ada enam pulau Vietnam.

    Tidak ada yang tahu apa kebijakan pertahanan Cina yang semakin menandingi pertahanan Amerika.

    Selain menghadapi negara raksasa Cina, di antara rumpun negara-negara ASEAN sendiri ada juga saling curiga, tulis koran NRC Handelsblad. Negara pulau Singapura yang dikelilingi negara-negara besar seperti Indonesia, Malaysia dan Muangthai punya angkatan bersenjata yang patut diperhitungkan.

    Indonesia dan Malaysia berulangkali ribut soal kapal-kapal penangkap ikan. Konflik di perbatasan Kamboja-Muangthai tahun 2008, menewaskan puluhan orang.

    Gengsi

    "Angkatan bersenjata yang canggih bukan hanya soal pertahanan tetapi juga menyangkut gengsi," ungkap Tim Huxley direktur Asia di International Institute for Strategic Studies. "Pemerintah juga perlu pamer kekuatan militer pada penduduknya," tambahnya.

    Jual-beli peralatan militer tidak lepas dari praktek korupsi. Sebuah perusahaan Prancis didesas-desuskan membayar uang suap € 114,- juta pada sebuah perusahaan yang dekat dengan perdana menteri Malaysia untuk menjual tiga kapal selam.

    Tapi kapal selam pertama yang diserah-terimakan ternyata tidak bisa beroperasi di bawah permukaan laut.

    Amerika

    Lomba senjata di Asia Tenggara juga dipicu oleh campur tangan Amerika. Untuk menandingi Cina, Washington meningkatkan hubungan dan kerjasama militer dengan Filipina, Indonesia dan Australia. Berarti negara-negara tersebut lebih mudah tembus ke sektor industri militer Amerika.

    Amerika sebaliknya berdalih bahwa kerja sama tersebut hanyalah dalam rangka kemitraan, demikian kutipan NRC Handelsblad.

    Sumber : RNW
    Readmore --> Indonesia Turut Serta Dalam Perlombaan Modernisasi Alutsista Asean

    Kemenhan Khawatir Pemotongan Anggaran Sebesar Rp.330 M Pengaruhi Program

    Jakarta - Pemerintah berencana memotong anggaran Kementerian Pertahanan sebesar Rp330 miliar. Dalam rapat dengar pendapat antara Komisi I DPR, baru-baru ini, terungkap anggaran total Kemenhan sebesar Rp72 triliun dipangkas 0,45 persen untuk penghematan.

    Sekretaris Jenderal Kemenhan Eris Haryanto menjelaskan pemotongan anggaran dilakukan pada pos belanja barang. Menurut Eris, pemotongan anggaran sebesar itu akan berpengaruh pada program perencanaan, pemeliharaan, dan belanja alutsista. Kemenhan berharap pemerintah dapat memenuhi pagu anggaran sesuai pengajuan Kemenhan agar realisasi sejumlah program tercapai.

    Sumber : MetroTVNews
    Readmore --> Kemenhan Khawatir Pemotongan Anggaran Sebesar Rp.330 M Pengaruhi Program

    Panglima Kostrad : Kami Siap Gunakan Alutsista Canggih

    Jakarta - Komando Cadangan Strategis Angkatan Darad (Kostrad) berupaya untuk meningkatkan profesionalitas dan kemampuan dalam mengawaki alat utama sistem senjata (alutsista) yang semakin canggih.

    Pemerintah telah memprogramkan modernisasi alutsista bagi Kostrad ke depan. Panglima Kostrad yang baru dilantik Mayjen TNI Muhamad Munir mengungkapkan, alutsista Kostrad ke depan harus semakin modern. Dukungan pemerintah dan DPR untuk modernisasi ini sudah besar.”Tapi,itu masih kurang,” ungkap Munir seusai mengikuti apel lepas sambut Panglima Kostrad di Makostrad, Jakarta, kemarin. Kekurangan itu, ujarnya, pada alutsista Batalion Kavaleri yang mayoritas belum dimodernisasi.

    Meski demikian, Munir tetap bersyukur karena sudah ada yang dimodernisasi. Mantan Pangdam III/Siliwangi itu percaya, pemerintah dan DPR akan melengkapi Kostrad dengan alutsista canggih. ”Kita sebagai prajurit yang penting siap untuk menyongsong modernisasi alutsista untuk setara dengan negara lain sehingga kita bisa menjaga negara ini lebih aman lagi,” tandasnya.

    Sedangkan mantan Pangkostrad Letjen TNI AY Nasution mengatakan,dia memasuki masa pensiun seusai purnatugas sebagai Pangkostrad. ”Terima kasih atas dukungan kalian (prajurit Kostrad) sehingga saya bisa menyelesaikan tugas tanpa cacat,” ujarnya. Nasution pun berpesan agar prajurit Kostrad tetap menjaga soliditas dan semangat. Nasution mengaku akan kembali ke kampung halaman di Sumatera Utara setelah pensiun nanti.

    Sumber : SINDO
    Readmore --> Panglima Kostrad : Kami Siap Gunakan Alutsista Canggih

    Tuesday, March 13, 2012 | 8:18 AM | 0 Comments

    Belarus Tawarkan Kerjasama Industri Pertahanan dengan Indonesia

    Jakarta - Menteri Pertahanan Purnomo Yusgiantoro, Senin (12/3), menerima kunjungan kehormatan Wakil Menteri Luar Negeri Belarus HE Sergei Aleinik, di Kantor Kementerian Pertahanan, Jakarta. Kedatangannya kali ini membawa misi dari negaranya untuk meningkatkan kerjasama di bidang militer dan pertahanan dengan membawa draft kerjasama industri pertahanan. Menhan Purnomo Yusgiantoro menjelaskan bahwa pada saat ini militer Indonesia membeli alutsista dari berbagai negara karena pengalaman embargo yang pernah dialami Indonesia yang menyebabkan Indonesia tidak dapat melakukan pembaruan alutsista. Menhan menyatakan akan mengkonsultasikan dahulu draft yang telah diterimanya untuk dibahas bersama antara Kemhan dan Kemlu.

    Delegasi Wakil Menlu Belarus juga menjelaskan keinginan membangun kerjasama antara Industri pertahanan kedua negara terutama PT Pindad. Sementara pengadaan alutsista lainnya Menhan akan menyerahkan kepada staf dibawahnya yang dipimpin Wakil Menhan untuk melihat kemungkinan kerjasama yang bisa dilaksanakan oleh kedua negara. Saat menerima Wakil Menlu Belarus, Menhan Purnomo Yusgiantoro didampingi Wakil Menhan Sjafrie Sajmsoeddin dan Direktur Kerjasama Internasional Brigjen TNI Jan Pieter Ate.

    Sumber : DMC
    Readmore --> Belarus Tawarkan Kerjasama Industri Pertahanan dengan Indonesia

    Update : Korsel Dan Taiwan Berencana Hibahkan Satu Skuadron F-5

    Jakarta - TNI Angkatan Udara (AU) memprogramkan penerimaan hibah satu skuadron (asumsi 16 unit) pesawat tempur F-5 dari Korea Selatan.

    Proses hibah ini berkaitan dengan pembelian satu skuadron pesawat tempur ringan T-50 dari negara itu. Kepala Dinas Penerangan Angkatan Udara (Kadispenau) Marsekal Pertama TNI Azman Yunus mengungkapkan, saat ini program itu sedang berjalan. “Kita programkan satu skuadron (16 unit). Ada kaitannya dengan pembelian pesawat T-50,”katanya di Jakarta kemarin. Untuk mekanismenya, Azman mengaku tidak mengetahui secara mendetail karena proses dilakukan oleh Kementerian Pertahanan.

    “Prosesnya masih berjalan yang melakukan Kemhan. Tapi memang betul ada program itu,” ungkapnya. Azman mengaku senang jika hibah ini berhasil terealisasi karena akan mendongkrak kekuatan TNI Angkatan Udara.“Hubungan dengan Korea Selatan sekarang ini sedang bagus banget. Kenapa tidak kita terima? Kita sebagai user senang-senang saja diberi,” ucap Azman. Hubungan kedua negara dalam bidang persenjataan militer memang dalam tren positif.

    Indonesia tercatat memesan 16 pesawat tempur ringan T-50 dan tiga unit kapal selam dari Negeri Gingseng itu. Korea Selatan juga membeli empat unit pesawat angkut CN- 235 dari PT Dirgantara Indonesia. Kedua negara bahkan sedang dalam kerja sama produksi pesawat tempur antiradar generasi 4,5 yakni IFX/KFX. Sebelumnya, Kepala Staf TNI-AU Marsekal TNI Imam Sufaat mengatakan, pihaknya juga mempertimbangkan hibah pesawat tempur F-5E/F Tiger dari Taiwan.

    Taiwan merupakan satu sekutu Amerika Serikat. Negara kepulauan itu berhadapan langsung dengan China dan senantiasa mendapat kemudahan dalam pengadaan atau peremajaan arsenal dari Amerika Serikat. “Ya...itu baik...akan kami pertimbangkan,”katanya,usai memimpin serah terima jabatan Komandan Komando Pendidikan TNI-AU, di Jakarta, Jumat (9/3). Dia mengatakan Taiwan akan menghibahkan sekitar satu skuadron F-5E/F.“Kira-kira jumlahnya satu skuadron,”ungkapnya. Satu skuadron udara berkekuatan antara 12 hingga 20 pesawat terbang .

    Sumber : SINDO
    Readmore --> Update : Korsel Dan Taiwan Berencana Hibahkan Satu Skuadron F-5

    Monday, March 12, 2012 | 4:14 PM | 0 Comments

    Rusia: Tak Ada Calo dalam Pembelian Sukhoi Untuk Indonesia

    Jakarta - Pemerintah Rusia, melalui Kedutaan Besar Rusia di Jakarta, membantah adanya peran calo dalam pembelian enam unit jet tempur sukhoi SU-3-MK2 dari Rusia oleh pemerintah Indonesia.

    Sejumlah pihak di Indonesia menduga, harga enam pesawat itu telah digelembungkan (mark up) sehingga menimbulkan kerugian bagi negara. Ada dugaan, Indonesia telah berhubungan dengan pihak ketiga, yang berperan sebagai calo, sehingga harga jet-jet tempur serta berbagai perangkat lain terkait dengan jet-jet itu menjadi sangat mahal atau jauh di atas harga normal.

    Dalam siaran pers yang diterima Kompas.com, Senin (12/3/2012), Kedutaan Besar Rusia untuk Indonesia menjelaskan, kontrak pembelian enam jet tempur jenis SU-3-MK2 oleh Angkatan Udara Republik Indonesia (AURI) itu ditandatangani Kementerian Pertahanan dan JSC Rosoboroneksport pada akhir Desember 2011. JSC Rosoboroneksport, menurut keterangan itu, dibentuk sesuai dengan Ketetapan Presiden Federasi Rusia dan merupakan perantara negara Rusia untuk mengekspor dan mengimpor produksi, teknologi serta jasa militer dan dwiguna.

    "Hanya JSC Rosoboroneksport yang memiliki hak untuk memasok seluruh spektrum persenjataan dan teknik militer yang diproduksi oleh perusahaan pertahanan Rusia yang diizinkan diekspor ke pasar dunia," demikian kata pernyataan tersebut.

    Keterangan itu juga menjelaskan, proses persiapan dan penandatanganan kontrak pembelian enam jet tempur itu dilakukan secara langsung oleh wakil-wakil berwenang dari Kementerian Pertahanan Indonesia dan JSC Rosoboroneksport dan diadakan sesuai dengan prosedur yang ditetapkan dalam hukum kedua negara.
    "Informasi tentang keterlibatan pihak ketiga dan penggelembungan harga terkait dengan itu, tidak benar," kata siaran pers itu.

    Selain enam pesawat SU-30MK2, kontrak antara Rusia dan Indonesia itu juga mencakup pasal-pasal tentang pemasokan mesin pesawat terbang, set suku cadang dan pelatihan spesialis Indonesia sesuai dengan program yang disepakati oleh kedua pihak. Pengiriman partai pertama pesawat SU-30MK2 it direncanakan akan dilakuan pada akhir 2012.

    Sumber : KOMPAS
    Readmore --> Rusia: Tak Ada Calo dalam Pembelian Sukhoi Untuk Indonesia

    Komisi I : Industri Pertahanan Harus Libatkan Perguruan Tinggi

    Jakarta - Komisi I DPR RI dari Fraksi PKS, Al Muzzammil Yusuf, menilai, peran perguruan tinggi sangat penting dalam membangun kemandirian industri pertahanan dan keamanan nasional. Menurutnya, perguruan tinggi dapat berperan dalam riset pengembangan teknologi alutsista, penyediaan SDM unggulan, dan pengambil kebijakan di Komite Kebijakan Industri Pertahanan dan Keamanan (KKIP). Hal itu dikatakan Muzzammil dalam siaran pers yang diterima Jurnal Nasional, Minggu (11/3).

    Wakil Ketua Fraksi PKS DPR ini menjelaskan, perguruan tinggi memiliki konsep, struktur, dan budaya riset yang tinggi. Sehingga pengembangan teknologi industri pertahanan dapat dilakukan secara sistematik dan terstruktur dalam jangka panjang.

    Untuk itu, kata Muzzammil, riset yang dilakukan oleh perguruan tinggi harus sinergi dengan kebutuhan industri pertahanan. Pihak perguruan tinggi harus memastikan riset yang dilakukan dosen dan mahasiswanya bukan sekedar untuk pengembangan teori semata, tapi memiliki nilai jual.

    Peran lainnya, menurut Muzzammil, perguruan tinggi memiliki kemampuan untuk menyiapkan SDM unggulan yang diperlukan untuk menguasai teknologi tinggi dan ilmu terapan Industri Pertahanan dan Keamanan. Sehingga industri pertahanan ini dapat menyerap lulusan perguruan tinggi sehingga tidak menjadi pengangguran baru muncul setiap tahun."Jumlah pengangguran lulusan perguruan tinggi tahun 2011 mencapai 1.132.751 orang, meningkat 15,71 persen dibandingkan tahun 2010. Industri pertahanan harus berkontribusi untuk menyerap tenaga kerja dalam jumlah besar," Papar Muzzammil.

    Selain mengurangi pengangguran, kata dia, sinergi kerja sama antara perguruan tinggi dengan industri pertahanan sangat penting untuk mencegah terjadinya brain drain. Selama ini, orang cerdas di Indonesia tidak memiliki tempat untuk mengembangkan keahliannya karena tidak diberikan tunjangan gaji yang layak dan sarana riset yang memadai membuat mereka lebih memilih bekerja di luar negeri."Brain drain ini sudah terjadi. Banyak ilmuwan Indonesia yang memilih tinggal untuk mengajar dan bekerja di luar negeri. Data terbaru tahun ini, sekitar ratusan mantan pegawai PT Dirgantara Indonesia yang memiliki kepakaran di bidang pesawat terbang bekerja di industri pertahanan Malaysia," katanya.

    Sumber : JURNAS
    Readmore --> Komisi I : Industri Pertahanan Harus Libatkan Perguruan Tinggi

    Kapal Perang India INS Ranjit (D53) Kunjungi Makassar

    Makassar - Kapal perang Angkatan Laut India INS Ranjit (D53) tipe perusak (destroyer) tiba di Pelabuhan Soekarno-Hatta Makassar, Sulawesi Selatan untuk menggelar latihan bersama serta mengunjungi beberapa tempat wisata. "Kedatangan kapal perang AL India di Pelabuhan Hatta Makassar ini untuk melaksanakan bekal ulang logistik dan mengunjungi sejumlah tempat wisata di Makassar," ujar Kepala Dinas Penerangan Lantamal VI Makassar, Mayor Laut (KH) Darmawangsa di Makassar, Sabtu (10/3).

    Ia mengatakan, Kapal perang AL India mempunyai spesifikasi perusak dengan panjang 147 meter, lebar 15,8 meter dan bobot 4.974 ton.

    Kapal perang India yang berjenis Raiput Class Destroyer ini akan berada di Makassar selama dua hari terhitung sejak 10-12 Maret 2012.

    Maksud dan tujuan dari kunjungan muhibah ini untuk mempererat hubungan antara TNI AL dengan Angkatan Laut India yang sudah berlangsung sejak lama.

    Hubungan yang sudah terjalin antara TNI AL dengan AL India selama ini seperti kerja sama patroli bersama yang diberi nama Patroli Sektor Terkoordinasi (Patkor) Indindo yang digelar setiap tahunnya di laut Andaman Kawasan Barat indonesia.

    Kapal INS Ranjit (D53) yang dikomandani oleh Kapten Punit Chadda dengan jumlah anak buah kapal (ABK) 320 orang yang berangkat dari Pelabuhan AL India sejak Februari 2012.

    Rencananya akan meninggalkan Makassar pada Senin (12/3) dan akan melanjutkan pelayaran menuju Surabaya. Selain berkunjung ke Indonesia, juga akan berkunjung ke beberapa negara di Asia seperti Filipina dan Malaysia.

    "Selain kerja sama dibidang militer yang sudah terjalin lama, Angkatan Laut India ini akan mengunjungi Pemerintah Kota Makassar dan beberapa tempat wisata untuk mendukung langkah pemerintah dalam menyosialisasikan obyek wisata Sulsel, khususnya Makassar," katanya.

    Sumber : JURNAS
    Readmore --> Kapal Perang India INS Ranjit (D53) Kunjungi Makassar

     

    Pengikut

    Copyright © 2010 - All right reserved | Template design by ADMIN | Published by MAJU INDONESIA KU
    Proudly powered by Blogger.com | Best view on mozilla, internet explore, google crome and opera.