ALUTSISTA ARDAVA BERITA HANKAM CAKRA 401 SUBMARINE DEFENSE STUDIES INDO-DEFENSE INDONESIA DEFENSE INDONESIA TEKNOLOGI RINDAM V BRAWIJAYA THE INDO MILITER
Formil MIK Formil Kaskus Formil Detik.COM
PT.DI LAPAN LEN NUKLIR PAL PINDAD RADAR RANPUR ROKET RUDAL SATELIT SENJATA TANK/MBT UAV
TNI AD TNI AL TNI AU
HELIKOPTER KAPAL ANGKUT KAPAL INDUK KAPAL LATIH KAPAL PATROLI KAPAL PERANG KAPAL PERUSAK KAPAL SELAM PESAWAT TEMPUR PESAWAT ANGKUT PESAWAT BOMBER PESAWAT LATIH PESAWAT PATROLI PESAWAT TANKER
KOPASSUS PASUKAN PERDAMAIAN PERBATASAN
  • PERTAHANAN
  • POLRI POLISI MILITER
  • PBB
  • NATO BIN DMC TERORIS
    AMERIKA LATIN AMERIKA UTARA BRASIL USA VENEZUELA
    AFGANISTAN ETHIOPIA IRAN ISRAEL KAZAKHTAN KYRGYZTAN LEBANON LIBYA MESIR OMAN PALESTINA TIMUR TENGAH YAMAN
    ASEAN AUSTRALIA Bangladesh BRUNAI CHINA INDIA INDONESIA JEPANG KAMBOJA KORSEL KORUT
    MALAYSIA Selandia Baru PAKISTAN PAPUA NUGINI Filipina SINGAPURA SRI LANGKA TAIWAN TIMOR LESTE
    BELANDA BULGARIA INGGRIS ITALIA JERMAN ROMANIA RUSIA UKRAINA
    MIK News empty empty R.1 empty R.2 empty R.3 empty R.4

    ATTENTION


    PERHATIAN

    "Bagi Sobat Readers ingin mempublikasikan kembali tulisan ini di website atau blog Sobat Readers, mohon cantumkan link aktif artikel yang bersangkutan termasuk semua link yang ada di dalam artikel tersebut Atau Silahkan Hubungi Admin Melalui Chat Box/Shout Box/E-mail yang tertera di bawah .

    ADMIN
    steven_andrianus_xxx@yahoo.co.id

    Kategori »

    INDONESIA (4794) TNI (1147) ALUTSISTA (984) TNI AL (721) TNI AU (694) Pesawat Tempur (684) USA (597) Industri Pertahanan (564) PERBATASAN (447) KOREA (400) Kerja Sama (400) RUSIA (382) Teknologi (315) TNI AD (306) Kapal Perang (281) Pesawat Angkut (276) Anggaran (249) PERTAHANAN (235) CHINA (232) MALAYSIA (225) Tank (218) DI (210) Kapal Selam (201) Rudal (165) Helikopter (159) Pindad (145) KORUT (140) ASEAN (127) POLRI (126) Kapal Angkut (119) DMC (114) AUSTRALIA (107) PAL (106) Kapal Patroli (99) EROPA (98) Senjata (94) Pesawat Latih (93) TIMTENG (93) UAV (87) Nuklir (84) Pasukan Perdamaian (84) Teroris (83) ISRAEL (81) Radar (75) Kopassus (74) SINGAPORE (74) INDIA (72) IRAN (71) Ranpur (70) Africa (69) Roket (67) JAPAN (60) INGGRIS (59) LAPAN (59) PBB (59) jerman (57) Pesawat Patroli (56) LEBANON (55) Satelit (54) kapal latih (47) PRANCIS (45) BELANDA (41) THAILAND (36) BRAZIL (35) Philippines (35) TAIWAN (35) TIMOR TIMUR (31) VIETNAM (29) Inteligen (27) NATO (25) BRUNEI (24) Korvet (22) LIBYA (22) PAKISTAN (22) PALESTINA (21) Amerika Latin (16) KAPAL INDUK (16) English News (15) PAPUA NUGINI (15) BIN (14) ITALIA (14) VENEZUELA (14) KAMBOJA (13) ASIA (12) AFGANISTAN (11) POLANDIA (11) PT. LEN (9) Pesawat Bomber (9) Frigates (8) UKRAINE (7) Amerika Utara (6) Kapal Perusak (6) Berita Foto (5) Georgia (5) UEA (5) YAMAN (5) EGIPT (4) New Zealand (4) Pesawat Tanker (4) SRI LANKA (4) BANGLADESH (3) BULGARIA (3) YUNANI (3) HAITI (2) KAZAKHTAN (2) Polisi Militer (2) ROMANIA (2) \ (1)

    Total Pageviews

    Berita Terpopuler

    Powered by Blogger.

    Saturday, June 23, 2012 | 12:15 PM | 0 Comments

    Editorial Media Indonesia : Alutsista TNI

    Jakarta - Satu per satu prajurit TNI yang terlatih dan profesional gugur. Sayangnya mereka bukan gugur di medan tempur membela kedaulatan negara, melainkan tewas secara tragis justru karena peralatan tempur yang mereka gunakan mengalami kecelakaan.

    Tidak dapat disangkal, TNI masih memiliki alat tempur berumur tua, di atas 30 tahun. Lebih-lebih alat utama sistem persenjataan (alutsista) matra TNI Angkatan Udara dan Angkatan Laut. Bahkan masih ada alutsista kedua angkatan itu yang merupakan warisan era Presiden Soekarno.

    Jatuhnya pesawat latih TNI-AU jenis Fokker 27 pada Kamis (21/6) menggugah kembali persoalan alutsista TNI. Pesawat itu masuk jajaran TNI-AU pada 1977, yang berarti sudah berusia 35 tahun.

    Tentu publik masih ingat tragedi tank amfibi Marinir di Situbondo pada 2008 yang menewaskan enam personel kesatuan tersebut. Tank itu berumur 46 tahun. Itu membuktikan alutsista yang renta, kedaluwarsa, sangat berisiko.

    Sejak tragedi tank Marinir itu, Presiden Yudhoyono memerintahkan grounded semua alutsista yang sudah tua. Namun, rupanya perintah itu lenyap ditelan angin. Buktinya alusista gaek masih terus dipakai.

    Untuk mengawal negara seluas Indonesia, jelas dibutuhkan alutsista udara dan laut yang cepat dan tangguh. Presiden Yudhoyono pada Pidato Kenegaraan 2011 mewanti-wanti mengenai kesiapan alutsista TNI. Hanya alutsista TNI Angkatan Darat yang memiliki kesiapan 81,13%. Angkatan Laut hanya 43,25% dan Angkatan Udara hanya 42%. Bagaimana pasukan perang bisa bergegas ke palagan jika alutsista tidak memadai?

    Itu pangkalnya Presiden mengeluarkan Keppres 35/2011 tentang Percepatan Pemenuhan Kekuatan Pokok Minimal Alutsista TNI Tahun 2010-2014. Dalam kurun waktu itu dialokasikan dana Rp156 triliun untuk alutsista TNI.

    Dengan penambahan anggaran tersebut, kita mengharapkan segera ada pesawat tempur supercanggih menggelegar menjaga angkasa Indonesia. Begitu juga segera tiba kapal-kapal cepat bersenjata rudal menjaga bahari Tanah Air.

    Tentu saja anggaran negara akan kedodoran jika seluruh alutsista TNI harus diimpor. Karena itu, produk dalam negeri pun perlu diberdayakan. Kita punya industri strategis yang bisa dipacu untuk memodernisasi alutsista TNI. Ada pabrik senjata Pindad, ada PT PAL Surabaya yang memproduksi kapal, dan ada pula industri pesawat terbang di Bandung.

    Memodernisasi alutsista TNI tentu bukan untuk gagah-gagahan, melainkan untuk menjaga kedaulatan Tanah Air dari setiap ancaman.

    Kita yakin negara yang memiliki alutsista modern akan disegani. Sebaliknya negara yang memiliki alutsista yang tua renta menjadi olokan negara-negara tetangga. Lebih dari itu, kita tidak ingin alutsista yang tua menjadi pembunuh anak bangsa yang terlatih.

    Pemerintah dan DPR mesti lebih cepat memodernisasi alutsista TNI. Jangan sampai terkesan pemerintah mudah menyetujui pembangunan gedung baru DPR, menghamburkan anggaran untuk proyek Hambalang yang sarat korupsi, tetapi pelit menyetujui anggaran modernisasi alutsista TNI.

    Kita ingatkan agar alutsista yang tua bangka itu segera digudangkan atau dimuseumkan. Menteri Pertahanan, Panglima TNI, bahkan Presiden sebaiknya meletakkan jabatan bila alutsista rongsokan itu masih juga dipakai dan kembali menyebabkan prajurit TNI gugur sia-sia.

    Sumber : MetroTVnews
    Readmore --> Editorial Media Indonesia : Alutsista TNI

    Parlemen Belanda Tetap Menolak Penjualan Leopard Ke Indonesia

    Den Haag - Kamis kemarin kabinet Belanda gagal meyakinkan parlemen de Tweede Kamer untuk menyetujui rencana penjualan 80 tank kepada Indonesia. Mayoritas fraksi tetap menentang penjualan tank tersebut, sehubungan dengan pelanggaran Hak Asasi Indonesia (HAM) terutama di Papua. Ini upaya terakhir kabinet demisioner Belanda untuk meyakinkan parlemen. Tiga menteri yaitu Menlu Rosenthal, Menteri Pertahanan Hillen dan Menteri Ekonomi, Bleker khusus mendatangi parlemen untuk mencari dukungan. Mereka hanya berhasil memperoleh dukungan dari partai liberal konservatif VVD dan partai kristen demokrat CDA. Menindas rakyat Partai buru PvdA, partai sosialis SP, partai hijau GroenLinks dan partai kristen konservatif ChristenUnie tidak bergeming. Partai-partai itu memberi contoh, bahwa Mesir dan Bahrein menggunakan alutsista yang dibeli dari Belanda tahun lalu untuk menindas rakyat yang memberontak. "Ini tidak boleh terjadi lagi," kata Jasper dari partai sosialis SP. Tahun lalu Parlemen mendukung mosi Arjan El Fassed dari GroenLinks untuk membatalkan penjualan tank itu. Makanya El Fassed menyebut debat di parlemen kemarin sebenarnya tidak perlu lagi. Menurut Han Ten Broeke dari VVD, dalam hal ini sikap Belanda bukan menggurui sebagai bekas penjajah. Ia juga menyinggung pemasokan senjata oleh perusahaan Belanda sebelumnya kepada Indonesia. Menhan Hans Hillen ingin menjual tank Leopard sebagai bagian dari penghematan besar-besaran. Ia harus menghemat sekitar satu miliar euro. Hasil penjualan, yang jumlahnya sekitar 200 juto euro, akan digunakan untuk membeli pesawat tanpa awak. HAM Indonesia makin membaik Kabinet tidak keberatan terhadap penjualan itu, karena memenuhi kriteria ekspor senjata Uni Eropa. Selain itu, kondisi HAM di Indonesia makin membaik. Baik Belanda maupun Indonesia keduanya mau memperbaiki hubungan bilateral. Makanya penjualan tank tersebut, yang tidak akan dikerahkan di Papua, tidak bermasalah. Menlu Uri Rosenthal mengakui memang masih "banyak yang perlu diprihatinkan" sehubungan dengan HAM di Indonesia "yang demokrasinya mulai stabil". Namun ia juga menambahkan, banyak insiden di Papua tidak terkait dengan HAM. Menolak transaksi penjualan tank, menurut Rosenthal, akan tidak dipahami oleh dunia internasional dan akan menimbulkan "kerepotan". Rapat parlemen akhirnya diskors untuk memberi kesempatan para menteri kabinet berunding membahas kasus ini lagi. Menlu Rosenthal mengatakan, bahwa kabinet akan sangat mempertimbangkan pendapat parlemen atau De Tweede Kamer, karena kabinet ini statusnya demisioner.

    Sumber : RNW
    Readmore --> Parlemen Belanda Tetap Menolak Penjualan Leopard Ke Indonesia

    Jubir Kemhan : DPR Jangan Hambat Pengadaan Alutsista TNI

    Jakarta - Indonesia memiliki delapan buah pesawat Fokker 27, tiga di antaranya telah jatuh, termasuk yang terjadi di Halim Perdanakusumah, Jakarta, Kamis (21/6), dan kini tinggal menyisakan lima.

    Pemerintah pun akan mengevaluasi keberadaan lima pesawat pabrikan Belanda tahun pembuatan 1977 itu apakah masih akan dioperasikan atau di-grounded (tidak boleh terbang).

    "Apakah pesawat Fokker akan diperpanjang atau tidak itu akan dievaluasi," kata Kepala Pusat Komunikasi Publik Kementerian Pertahanan (Kemenhan) Brigjen TNI Hartind Asrin saat dihubungi, Jumat (22/6).

    "Yang pasti jenis pesawat ini (Fokker) tidak akan didatangkan lagi dan diganti dengan CN 295. CN dipilih karena memiliki teknologi modern dan kita ingin menuju kemandirian alutsista (alat utama sistem senjata) itu buatan dalam negeri. Sehingga dalam kerja sama, juga ada transfer teknologi antara Airbus Military Spanyol dan PT DI (Dirgantara Indonesia)."

    Ia menambahkan evaluasi terhadap lima pesawat Fokker tersisa dibutuhkan agar tidak ada lagi korban jiwa dari pasukan TNI maupun sipil. Pasalnya, sumber daya manusia (SDM) merupakan aset berharga yang penting dilindungi dan menjadi prioritas utama.

    Hartind juga berharap semua pihak mendukung rencana strategis (renstra) TNI untuk meningkatkan alutsista, baik itu mengganti, meremajakan, dan menambah yang baru. Karena minimnya alutsista memiliki dampak yang sangat besar, baik dalam skala nasional hingga pasukan TNI itu sendiri.

    Peningkatan alutsista kadang terhambat di Dewan Perwakilan Rakyat. Semua yang telah disusun dalam renstra menjadi molor dan terhambat. Anggaran alutsista, lanjut Hartind, semestinya tidak menjadi alasan karena disesuaikan dengan ekonomi negara.

    “Di parlemen kadang-kadang prosesnya lama. Padahal sudah ada blue print perencanaan 2010-2014, misalnya mau beli alutsista apa, pesawat, senjata, tank, dan lain-lain. Semua sudah disusun terstruktur dan terencana. DPR boleh kritis tapi jangan menghambat pembangunan renstra alutsista TNI," ujarnya.

    Ia pun mencontohkan renstra 2005-2009 yang cuma tercapai 50 persen akibat kendala birokrasi, DPR, dan lainnya. Semua elemen, kata dia, seharusnya memiliki semangat dan tujuan yang sama untuk mendukung akselerasi pengadaan alutsista.

    Sumber : Media Indonesia
    Readmore --> Jubir Kemhan : DPR Jangan Hambat Pengadaan Alutsista TNI

    Semua Pesawat Fokker 27 Berhenti Beroperasi Pasca Jatuh

    Jakarta - Indonesia memiliki delapan buah pesawat Fokker 27, tiga di antaranya telah jatuh, termasuk yang terjadi di Halim Perdanakusumah, Jakarta, Kamis (21/6), dan kini tinggal menyisakan lima.

    Pemerintah pun akan mengevaluasi keberadaan lima pesawat pabrikan Belanda tahun pembuatan 1977 itu apakah masih akan dioperasikan atau di-grounded (tidak boleh terbang).

    "Apakah pesawat Fokker akan diperpanjang atau tidak itu akan dievaluasi," kata Kepala Pusat Komunikasi Publik Kementerian Pertahanan (Kemenhan) Brigjen TNI Hartind Asrin saat dihubungi, Jumat (22/6).

    "Yang pasti jenis pesawat ini (Fokker) tidak akan didatangkan lagi dan diganti dengan CN 295. CN dipilih karena memiliki teknologi modern dan kita ingin menuju kemandirian alutsista (alat utama sistem senjata) itu buatan dalam negeri. Sehingga dalam kerja sama, juga ada transfer teknologi antara Airbus Military Spanyol dan PT DI (Dirgantara Indonesia)."

    Ia menambahkan evaluasi terhadap lima pesawat Fokker tersisa dibutuhkan agar tidak ada lagi korban jiwa dari pasukan TNI maupun sipil. Pasalnya, sumber daya manusia (SDM) merupakan aset berharga yang penting dilindungi dan menjadi prioritas utama.

    Hartind juga berharap semua pihak mendukung rencana strategis (renstra) TNI untuk meningkatkan alutsista, baik itu mengganti, meremajakan, dan menambah yang baru. Karena minimnya alutsista memiliki dampak yang sangat besar, baik dalam skala nasional hingga pasukan TNI itu sendiri.

    Peningkatan alutsista kadang terhambat di Dewan Perwakilan Rakyat. Semua yang telah disusun dalam renstra menjadi molor dan terhambat. Anggaran alutsista, lanjut Hartind, semestinya tidak menjadi alasan karena disesuaikan dengan ekonomi negara.

    “Di parlemen kadang-kadang prosesnya lama. Padahal sudah ada blue print perencanaan 2010-2014, misalnya mau beli alutsista apa, pesawat, senjata, tank, dan lain-lain. Semua sudah disusun terstruktur dan terencana. DPR boleh kritis tapi jangan menghambat pembangunan renstra alutsista TNI," ujarnya.

    Ia pun mencontohkan renstra 2005-2009 yang cuma tercapai 50 persen akibat kendala birokrasi, DPR, dan lainnya. Semua elemen, kata dia, seharusnya memiliki semangat dan tujuan yang sama untuk mendukung akselerasi pengadaan alutsista.

    Sumber : KOMPAS
    Readmore --> Semua Pesawat Fokker 27 Berhenti Beroperasi Pasca Jatuh

    Friday, June 22, 2012 | 7:58 AM | 0 Comments

    Waksau : Pesawat Fokker 27 Akan Diganti Dengan CN-295 Pada Oktober 2012

    Jakarta - Meski usianya tergolong tua, pesawat Fokker 27 TNI Angkatan Udara (AU) yang jatuh di kawasan Halim Perdanakusumah Jakarta, kemarin, diklaim masih layak terbang. Bahkan, pesawat buatan Belanda ini tak pernah absen dari perawatan rutin.

    Hal tersebut diungkapkan Wakil Kepala Staf Angkatan Udara (KSAU) Marsekal Madya TNI Dede Rusamsi dalam jumpa pers di kediaman resmi Wakil Presiden (Wapres) Boediono Jalan Diponegoro Jakarta tadi malam. ”Pesawat yang jatuh telah menjalani perawatan sesuai dengan jadwal dan pemeriksaan terakhir pada 1–15 Juni,” kata Dede Rusamsi.

    Sesi keterangan pers tadi malam dibuka oleh Wapres Boediono. Turut hadir Menteri Pertahanan Purnomo Yusgiantoro, Panglima TNI Laksamana TNI Agus Suhartono, Sekjen Kemenhan Marsma Eris Heryanto,dan Kapuspen TNI Laksamana Muda Iskandar Sitompul. Di tempat terpisah,Wakil Ketua Komisi I DPR RI Tubagus Hasanuddin menambahkan, pesawat Fokker 27 ini diproduksi tahun 1975 dan dipakai oleh TNI AU sejak 1976.

    Pesawat jenis transpor ini memang sudah termasuk tua, tetapi sebenarnya dalam kondisi yang masih terawat. ”Pesawat Fokker 27 yang saat ini ada enam unit sudah direncanakan diganti dan sedang dalam proses pengadaan dengan pesawat CN295. Kalau tidak ada hambatan sebagian penggantinya akan datang nanti pada bulan Oktober 2012,”tuturnya. Kasubdispenum Dispenau Kolonel Agung Sasongkojati menuturkan, pesawat yang jatuh ini baru menempuh 14.936 jam terbang.

    ”Segitu itu belum lama,” kata Kasubdispenum Dispenau Kolonel (Pnb) Agung Sasongkojati. Menurut Agung, pesawat ini akan segera digantikan CN295. ”Kalau Fokker itu pesawat keluaran 70-an,CN295 yang buatan PT DI (PT Dirgantara Indonesia) ini keluaran terbaru,” tuturnya. Kedua pesawat itu selain beda dari sisi usia,dari segi ukuran juga lain.Fokker yang lebih miripCN235lebihkecil. CN295sendiri merupakan pengembangan CN235 yang memiliki ukuran empat meter lebih panjang.

    Setelah CN295 jadi dan mengisi Skuadron Udara 2 Lanud Halim Perdanakusumah, maka besar kemungkinan Fokker 27 akan dipensiunkan alias grounded. ”Mungkin ya karena mengoperasikan pesawat tua itu mahal. Pilih pesawat baru,”urainya. Pesawat CN295 tersebut diproduksi PT DI bekerja sama dengan Airbus Military Spanyol. Pada tahap awal PT DI akan memproduksi sembilan pesawat CN295 untuk memenuhi pesanan TNI AU dengan nilai kontrak USD325 juta.

    Pesanan tersebut diharapkan rampung pada semester pertama 2014. Pesawat Fokker ini pernah terlibat dalam berbagai operasi militer TNI.”Masih ada satu lusin (Fokker di Skuadron Udara 2),” kata Kapentak Lanud Halim Perdanakusumah Mayor (Sus) Gerardus Maliti. Sementara itu,Wapres Boediono menyampaikan belasungkawa mendalam kepada seluruh korban yang wafat akibat kecelakaan pesawat Fokker 27 TNI AU.

    ”Saya atasnamapribadi dan pemerintah menyampaikan belasungkawa atas kejadian ini dan kepada keluarga yang ditinggalkan semoga diberi ketabahan,” kataWapres. Menurut Wapres,Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) yang saat ini sedang berada di luar negeri sudah mengetahui peristiwa tersebut. Presiden SBY juga telah memberi sejumlah petunjuk kepada pejabat terkait. ”Pada saat ini tim dari Markas Besar TNI AU sedang melakukan penyelidikan untuk mengetahui penyebab kecelakaan,”kataWapres.

    Di tempat terpisah, Ketua Komisi I DPR RI Mahfudz Siddiq mengaku prihatin dengan tragedi pesawat. Karena itu, kata dia,pihak TNI AU bekerja sama dengan Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) diharapkan bisa mengusut sebab-musabab kecelakaan tersebut. ‘’Yang juga penting pihak Mabes TNI harus memastikan ganti rugi rumahrumah penduduk dan warga yang menjadi korban kecelakaan tersebut,”paparnya.

    Sumber : SINDO
    Readmore --> Waksau : Pesawat Fokker 27 Akan Diganti Dengan CN-295 Pada Oktober 2012

    Komisi I : Peremajaan Peralatan TNI Diminta Dipercepat

    Jakarta - Pesawat Fokker 27 milik TNI Angkatan Udara jatuh di kompleks Pangkalan Halim Perdanakusumah, Jakarta, Kamis 21 Juni 2012. Sepuluh orang tewas dalam insiden tersebut.

    Terkait kecelakaan itu, anggota Komisi I Dewan Perwakilan Rakyat, Mahfudz Siddiq, mendesak pemerintah untuk mempercepat peremajaan alat utama sistem pertahanan TNI untuk menjamin keamanan prajurit dalam menjalankan tugasnya.

    "Pesawat Fokker yang jatuh di Halim memang berusia lanjut. Jika kecelakaan tersebut terbukti akibat kerusakan mesin karena berumur tua, modernisasi alutsista TNI harus dipercepat," kata Mahfudz.

    Mahfudz mengatakan, DPR pada prinsipnya mendukung pemerintah untuk percepatan peremajaan alutsista TNI ini. Tak hanya peremajaan, DPR juga mendukung ditambahnya alutsista untuk tiga angkatan di tubuh TNI. "Radar di Halim juga sudah kuno, perlu modernisasi segera," kata dia.

    Selain itu, Mahfudz meminta TNI AU dan Komite Nasional Kecelakaan Transportasi (KNKT) segera mengusut sebab kecelakaan itu. Mabes TNI juga didesak segera memperbaiki perumahan perwira yang rusak akibat kecelakaan tersebut.

    Sebelumnya, TNI AU menyatakan pesawat Fokker yang jatuh itu masih layak terbang. Pesawat yang digunakan TNI AU sejak 1977 itu juga menjalani perawatan secara rutin.

    Sumber : Vivanews/WDN
    Readmore --> Komisi I : Peremajaan Peralatan TNI Diminta Dipercepat

    Thursday, June 21, 2012 | 3:43 PM | 1 Comments

    Pesawat Fokker 27 TNI AU Jatuh Di Bandara Halim Perdana Kusuma

    Jakarta - Kecelakaan pesawat terjadi di Kompleks Lapangan Udara Halim Perdana Kusuma, Kamis 21 Juni 2012.

    Humas Lanud Halim Kolonel Azman Yunus yang dimintai informasi membenarkan kabar kecelakaan tersebut. "Betul ada pesawat kami yang jatuh di Halim," kata dia saat dihubungi VIVAnews, Kamis sore.

    Pesawat, dia menambahkan, baru saja dikabarkan jatuh. Namun, ia tidak bisa memastikan kapan persisnya. "Saya baru ke luar dari Cilangkap, sedang menuju ke Halim. Untuk detail kecelakaan belum bisa saya paparkan," kata Azman.

    Ia hanya menyebut jenis pesawat yang jatuh itu. "Fokker 27. Keterangan lebih lanjut nanti," kata dia.

    Sebelumnya kecelakaan pesawat juga terjadi Rabu 9 Mei 2012. Pesawat Sukhoi Superjet-100 yang terbang dari Lanud Halim tiba-tiba hilang dari radar.

    Belakangan diketahui, pesawat hancur menabrak Gunung Salak. Sebanyak 45 orang di dalamnya, kru juga penumpang tewas.

    Fokker Jatuh di Halim Dipiloti Mayor Hery & Kopilot Lettu Paulus

    Pesawat Fokker-27 milik TNI AU yang jatuh di kawasan Bandara Halim Perdanakusumah, Jakarta Timur, dipiloti Mayor Pnb Hery.

    "Sampai saat ini diketahui pilotnya bernama Mayor Pnb Hery dan kopilot Lettu Paulus," kata Kapuspen TNI Laksamana Pertama Iskandar Sitompul saat dihubungi detikcom, Kamis (21/6/2012).

    Iskandar mengatakan masih belum diketahui berapa penumpang yang berada di dalam pesawat. Pihaknya masih menyelidiki lebih lanjut.

    "Masih pilot dan kopilotnya saja yang baru diketahui. Penyebab dan penumpang lainnya masih didalami lagi," jelasnya.

    Pesawat itu menimpa beberapa rumah warga di Kompleks Rajawali di Jalan Branjangan, yang berdekatan dengan bandara. Rumah-rumah itu akhirnya terbakar. Pesawat jatuh sekitar pukul 14.45 WIB.

    Saat ini, beberapa unit mobil pemadam kebakaran dan ambulans sudah tiba di Bandara Halim.

    Sumber : Vivanews/DETIK
    Readmore --> Pesawat Fokker 27 TNI AU Jatuh Di Bandara Halim Perdana Kusuma

    Mabes TNI AU : 2013, Pesawat Sukhoi Jadi 16 Unit

    Makasar - Mabes TNI Angkatan Udara menjadikan Makassar sebagai salah satu pusat pertahanan udara. Buktinya, sebagian besar kapal perang dan alat utama sistem senjata (Alutsista) ditempatkan di Markas Koordinasi Operasi Angkatan Udara (Koopsau) II Sultan Hasanuddin Makassar.

    Panglima Koopsau II, Marsekal Pertama Agus Supriatna mengatakan dalam waktu dekat ini dua pesawat sukhoi dari Rusia akan memperkuat armada TNI AU. Sukhoi tambahan itu akan ditempatkan di Makassar.

    "Sekarang ini sudah 10 sukhoi. Dalam waktu dekat ini akan datang dua pesawat tambahan. Ditargetkan jumlah sukhoi di Indonesia mencapai 16 unit pada 2013 mendatang," kata Agus saat bersilaturahmi ke Graha Pena Makassar Selasa, 19 Juni kemarin.

    Selain pesawat tempur, Rusia juga akan menyertakan beberapa teknisi sukhoi untuk perawatan pesawat tempur itu di Makassar. Mabes TNI AU juga merencanakan pembelian pesawat tempur supertekano dari Brazil yang bakal ditempatkan di Madiun.

    "Penambahan pesawat tempur dan alutsista ini semata-mata untuk menyeimbangkan kekuatan pertahanan dengan negara tetangga," katanya.

    Di Graha Pena, Agus yang didampingi beberapa perwira Koopsau II diterima langsung Komisaris Utama PT Media Fajar, HM Alwi Hamu, Dirut PT Media Fajar, H Syamsu Nur dan Komisaris PT Media Fajar, Andi Syafiuddin Makka. Ikut hadir Wadirut PT Media Fajar, H Agus Salim Alwi dan Kepala Redaksi Harian Fajar, Faisal Syam.

    Panglima Koopsau II juga mengajak Harian Fajar bekerja sama dan bersinergi dalam menjaga keamanan udara. Ia mengatakan sinergi dan hubungan baik Koopsau dengan jajaran Harian Fajar selama ini sudah terjalin sangat baik.

    Sumber : Fajar Online
    Readmore --> Mabes TNI AU : 2013, Pesawat Sukhoi Jadi 16 Unit

    Wednesday, June 20, 2012 | 8:16 AM | 0 Comments

    KSAL : Galangan Kapal Spanyol Akan Membuat Kapal Pengganti KRI Dewaruci

    Jakarta - Markas Besar TNI Angkatan Laut memastikan telah memesan kapal layar tiang tinggi dari sebuah galangan kapal internasional di Spanyol, yang diproyeksikan sebagai pengganti kapal latih KRI Dewaruci.

    Kepala Staf Angkatan Laut (KSAL) Laksamana Soeparno kepada wartawan di Surabaya, Selasa (19/6) mengemukakan, kapal layar tiang tinggi tersebut rencananya mulai diproduksi pada 2013 dan dijadwalkan selesai pada 2014.

    "Sudah diputuskan akan diproduksi di Spanyol, tapi saya lupa nama galangan kapal tersebut," kata Soeparno usai memimpin upacara serah terima jabatan komandan Komando Pengembangan dan Pendidikan Angkatan Laut (Kobangdikal).

    Menurut ia, pembelian kapal latih yang direncanakan sejak 2010 tersebut, telah disetujui Mabes TNI dan pemerintah dengan anggaran sekitar US$80 juta.

    Kapal latih baru kadet Akademi Angkatan Laut (AAL) itu merupakan salah satu program pengadaan alat utama sistem senjata (alutsista) TNI AL, terutama untuk melatih calon-calon perwira masa depan.

    "Yang jelas, kapal layar baru nanti ukurannya lebih besar dan desainnya lebih indah dari KRI Dewaruci, sehingga mampu menampung personel lebih banyak," ujar Laksamana Soeparno.

    Seperti diketahui, TNI AL telah mengoperasikan kapal latih KRI Dewaruci sejak 1953. Kapal layar legendaris tersebut adalah buatan HC Stulchen & Sohn Hamburg, Jerman, pada 1952.

    Kendati usianya sudah 60 tahun, KRI Dewaruci yang memiliki panjang 58,30 meter, lebar lambung 9,50 meter dan bobot mati 847 ton, telah dilengkapi dengan sistem navigasi canggih dan komputerisasi.

    Kapal tipe "Barquentin" ini mempunyai tiga tiang utama dengan 16 layar dan dilengkapi mesin berkekuatan 986 PK diesel yang mampu melaju dengan kecepatan maksimal 10,5 knot.

    Sejak 15 Januari 2012, KRI Dewaruci melakukan muhibah keliling dunia selama lebih kurang 277 hari dan dijadwalkan kembali ke Indonesia pada pertengahan Oktober 2012.

    "Mungkin pelayaran keliling dunia ini menjadi yang terakhir kali dilakukan KRI Dewaruci. Kapal ini berangkat menuju arah timur dan kembali dari arah barat," kata KSAL Laksamana Soeparno.

    Sumber : Media Indonesia
    Readmore --> KSAL : Galangan Kapal Spanyol Akan Membuat Kapal Pengganti KRI Dewaruci

    TNI AL Dan LEN Kembangkan Rekayasa Elektronik Pertahanan



    Jakarta - TNI Angkatan Laut dan PT LEN, menandatangani piagam kesepakatan kerja sama saling menguntungkan, untuk mengembangkan kemampuan di bidang penelitian dan pembuatan rekayasa elektronik pertahanan di lingkungan TNI AL.

    Penandatanganan dilakukan di Mabesal, Cilangkap, Jakarta Timur, Selasa (19/6). Sebagai pihak pertama, PT LEN Industri (Persero) diwakili oleh Wahyuddin Bagenda selaku Direktur Utama, sedangkan TNI AL sebagai pihak kedua diwakili oleh Asisten Perencanaan dan Anggaran Kepala Staf Angkatan Laut (Asrena Kasal) Laksamana Muda TNI Ade Supandi, S.E.

    Asrena Kasal, mengatakan kerja sama antara kedua instansi tersebut antara lain melingkupi, kerja sama dalam bidang penelitian, pengembangan Combat Management System, alat komunikasi militer, alat instruksi atau penolong instruksi, serta peperangan elektronika. Selain itu dalam bidang peningkatan kemampuan sumber daya manusia di bidang rekayasa elektronika pertahanan juga menjadi hal pokok pada kerja sama tersebut.

    Kerja sama ini merupakan upaya untuk mensinergikan sumber daya yang dimiliki TNI AL dengan PT LEN Industri (Persero), sekaligus dalam rangka mendayagunakan kemampuan industri dalam negeri guna mendukung kemandirian pemenuhan kebutuhan Alutsista TNI AL dan penguasaan teknologi elektronika pertahanan, ujarnya.

    Mengenai waktunya, kerja sama ini kata dia, dipastikan akan berjalan hingga lima tahun kedepan terhitung sejak 19 Juni 2012.

    Kami optimis realisasi kerja sama ini dapat mensejajarkan industri pertahanan dalam negeri dengan industri pertahanan di dunia internasional, dan menumbuhkan kemandirian Indonesia akan pemenuhan kebutuhan Alutsista.

    “Saya harap seluruh pihak akan segera menindaklanjuti kesepakatan ini dengan penuh rasa tanggung jawab, sesuai dengan peran, fungsi, dan tugas masing-masing,” kata Ade Supandi.

    Sementara Dirut PT LEN Industri Wahyuddin Bagenda, berharap, kerja sama ini dapat terlaksana dengan baik, dan implementasinya di lapangan dapat diwujudkan secara nyata. Sumber : Info Publik
    Readmore --> TNI AL Dan LEN Kembangkan Rekayasa Elektronik Pertahanan

    Tuesday, June 19, 2012 | 7:50 AM | 0 Comments

    KSAL : Lapangan terbang Grati siap dioperasikan TNI AL

    Sidoarjo - Khasanah kedirgantaraan nasional akan bertambah kaya dan lengkap. Sebentar lagi Lapangan Terbang Grati di Pasuruan, Jawa Timur, yang didedikasikan bagi pesawat latih kecil, siap dioperasikan TNI AL.

    Kepala Staf TNI AL, Laksamana TNI Soeparno, di sela-sela peringatan HUT ke-56 Pusat Penerbangan TNI AL, di Juanda, Sidoarjo, Senin, mengatakan, saat ini pembangunan lapangan terbang di Grati tersebut sudah memasuki tahap dua.

    "Pada tahap empat pembangunan sudah bisa digunakan sebagai lapangan terbang latih TNI AL, lalu target kami pada 2014 sudah bisa digunakan meningkatkan kinerja para pasukan dalam menjalankan tugas menjaga keutuhan NKRI," katanya.

    Pusat Penerbangan TNI AL semula bernama Dinas Penerbangan TNI AL, terdiri dari enam skuadron udara pesawat terbang bersayap tetap dan bersayap putar. Mereka juga punya sekolah penerbangan sendiri. Angkatan Laut Amerika Serikat, sebagai ilustrasi, memiliki instansi sejenis, yaitu Naval Aviation.

    Selain membangun lapangan terbang di Grati, Pasuruan, pihaknya juga berencana membangun beberapa lapangan terbang lain di perbatasan negara untuk melakukan pemantauan di daerah terluar Indonesia.

    "Untuk lapangan udara di wilayah terluar tersebut, kami akan melakukan koordinasi dengan bandara yang sudah ada. Karena bagaimanapun pembangunan bandara tersebut sangat diperlukan untuk melindungi NKRI," kata Soeparno.

    Salah satu bandara operasional terjadual yang lokasinya paling dekat dengan garis perbatasan negara adalah Bandara Haliwen, di Kota Atambua, Kabupaten Belu, NTT. Jaraknya hanya sekitar 35 kilometer dari garis perbatasan dengan negara Timor Timur.

    Sumber : ANTARA
    Readmore --> KSAL : Lapangan terbang Grati siap dioperasikan TNI AL

    Jubir Kemhan : TNI AU Kirim 10 Pilot Sukhoi Untuk Pelatihan Di China

    Jakarta – Tidak adanya simulator Sukhoi dan mahalnya biaya terbang langsung dengan pesawat buatan Rusia tersebut memaksa pemerintah mengirimkan para penerbang Sukhoi ke luar negeri untuk berlatih.

    Sebanyak 10 penerbang tempur pesawat Sukhoi dikirim ke China berlatih menggunakan simulator. Pengiriman personel TNI Angkatan Udara (AU) itu menjadi bagian dari kerja sama pertahanan Indonesia dengan China yang dibahas dalam pertemuan antara Menteri Pertahanan Purnomo Yusgiantoro dengan anggota Komisi Militer Pusat dan Panglima Korps Artileri II (Strategic Missile Corps) CPLA Jenderal Jin Zhiyuan di Jakarta kemarin.

    Ada beberapa poin yang dibahas dalam pertemuan tertutup itu. Sekjen Kementerian Pertahanan Marsdya TNI Eris Herryanto yang ikut dalam pertemuan itu menerangkan, kedatangan Jin Zhiyuan ke Indonesia untuk meningkatkan hubungan kerja sama di bidang pertahanan. Jin menindaklanjuti perkembangan kerja sama yang sudah dibicarakan sebelumnya antarmenteri pertahanan kedua negara.

    Hal yang dibahas di antaranya kerja sama dan dialog antarmiliter kedua negara, baik angkatan darat, laut maupun udara. Untuk pertahanan udara, China membuka kesempatan bagi TNI AU mengirimkan penerbang tempur Sukhoi guna mengikuti pelatihan di sana. ”Mereka membuka (kesempatan berlatih) dan kita memang memerlukannya, karena itu kita kirim,”tuturnya.

    Eris menyebut, saat ini sudah dikirim 10 penerbang sesuai dengan kuota yang diberikan China. Pelatihan diperkirakan hanya berlangsung beberapa hari saja.”Tergantung kebutuhan kita. Kalau kita memerlukan lagi,mereka membuka diri bersedia menerima maksimum 10 orang,”jelasnya. Pada saat HUT TNI AU beberapa waktu lalu,Kepala Staf Angkatan Udara (KSAU) Marsekal TNI Imam Sufaat juga menyinggung soal simulator Sukhoi.

    Menurut dia, mengirimkan penerbang untuk mengikuti pelatihan di luar negeri berisiko karena kelemahan penerbang TNIAU diketahui negara lain. Karenanya,akan lebih efektif dan efisien jika Indonesia memiliki simulator sendiri. Simulator yang dimiliki TNIAU saat ini di antaranya baru untuk F-16,Hawk, dan Hercules. Satu jam terbang Sukhoi bisa mencapai Rp500 juta.

    Menteri Pertahanan PurnomoYusgiantoro mengatakan, Indonesia membutuhkan banyak penerbang tempur untuk Sukhoi seiring adanya penambahan pesawat tempur jenis ini. ”Karena itu kami berterima kasih atas simulator Sukhoi-nya,” katanya kepada Jin Zhiyuan. Dia juga menyambut baik rencana China untuk membantu pengamanan maritim dengan sumbangan radarnya. Adapun Jenderal Jing Zhiyuan berharap kerja sama ini semakin erat. Dalam kunjungan ini, Jing bersama rombongan juga mendatangi markas Kopassus.

    Sumber : SINDO
    Readmore --> Jubir Kemhan : TNI AU Kirim 10 Pilot Sukhoi Untuk Pelatihan Di China

    Monday, June 18, 2012 | 7:52 PM | 0 Comments

    China Tawarkan Bantuan Radar Dan Pelatihan Pilot Sukhoi TNI AU

    Jakarta - Pemerintah China menawarkan pemberian bantuan radar kepada Indonesia untuk pengawasan dan pengamanan alur laut kepulauan Indonesia.

    "Kami belum bicarakan apakah bantuan radar ini bentuknya hibah atau seperti apa. Masalah ini baru akan dibicarakan," kata Sekretaris Jenderal Kementerian Pertahanan (Kemhan) Marsekal Madya Eris Herryanto usai mendampingi Menteri Pertahanan Purnomo Yusgiantoro saat menerima kunjungan Anggota Komisi Militer Pusat dan Panglima Korp Artileri II (Strategic Missile Corps) CPLA Jenderal Jing Zhiyuan di Kantor Kemhan, Jakarta, Senin.

    Menurut dia, pengamanan di wilayah alur laut kepulauan Indonesia memerlukan pengawasan ketat guna menghindari hal-hal yang tidak diinginkan.

    Dalam kunjungannya Jenderal Jing Zhiyuan itu, kata dia, juga dibicarakan tentang pengiriman sejumlah penerbang pesawat tempur Indonesia (TNI Angkatan Udara) untuk melakukan latihan dengan simulator pesawat Sukhoi di China.

    "China membuka diri untuk membantu kebutuhan Indonesia ini," katanya.

    Menurut dia, China menyediakan tempat bagi prajurit TNI yang akan mengikuti latihan ini dengan kapasitas maksimal sepuluh orang.

    Kerja sama ini dilakukan lantaran Indonesia belum memiliki simulator Sukhoi, namun Kemhan telah merencanakan pengadaan simulator Sukhoi untuk memudahkan latihan prajurit TNI yang akan menerbangkan pesawat tempur buatan Rusia itu.

    "Rencana pengadaannya pada 2012 dan sudah masuk dalam `blue book`, tinggal pelaksanaannya," kata Eris.

    Sumber : ANT
    Readmore --> China Tawarkan Bantuan Radar Dan Pelatihan Pilot Sukhoi TNI AU

    Indonesia Dan China Tingkatkan Kerjasama Pertahanan

    Jakarta - Pemerintah Indonesia melalui Kementerian Pertahanan dan pemerintah China terus meningkatkan kerja sama di bidang pertahanan antara lain melalui pertukaran kunjungan pejabat pertahanan dan latihan bersama.

    Hal itu terungkap ketika Menteri Pertahanan Purnomo Yusgiantoro yang didampingi Sekretaris Jenderal Kemhan Marsekal Madya TNI Eris Herryanto, Kepala Pusat Komunikasi Publik Brigjen TNI Hartind Asrin beserta pejabat teras Kemhan lainnya menerima kunjungan anggota Komisi Militer Pusat dan Panglima Korp Artileri II (Strategic Missile Corps) CPLA Jenderal Jing Zhiyuan, di Kantor Kemhan, Jakarta, Senin.

    Sekretaris Jenderal Kemhan Marsekal Madya TNI Eris Herryanto mengatakan, Jenderal Jing Zhiyuan datang ke Indonesia untuk meningkatkan hubungan kerja sama di bidang pertahanan dan menindaklanjuti perkembangan kerja sama yang sudah dibicarakan antara kedua Menteri Pertahanan dua negara itu.

    Dalam pertemuan tersebut, kata dia, dibicarakan tentang kemungkinan latihan bersama bagi prajurit pasukan khusus dan Angkatan Laut kedua negara.

    "Latihan ini diharapkan dapat meningkatkan kemampuan prajurit Indonesia-China," ujarnya.

    Menurut dia, latihan bersama akan dilaksanakan pada Juli 2012, prajurit Indonesia akan berkunjung ke China untuk latihan pasukan khusus. Selain itu, diagendakan latihan antar Angkatan Laut, tapi masih dalam pembicaraan 'navy to navy talk'.

    "Latihan ini untuk mengetahui bagaimana pengamanan maritim kedua negara. Direncanakan latihan bersama dilakukan di laut," kata Eris.

    Kerja sama pertahanan lainnya, kata Eris, melakukan pertukaran kunjungan pejabat tinggi bidang pertahanan, khususnya Menhan secara bergantian ke negara masing-masing.

    "Kerja sama ini sudah berjalan dengan kunjungan Menteri Pertahanan China ke Indonesia pada tahun lalu. Tahun ini Menhan kita ke sana," katanya.

    Sumber : Kemhan
    Readmore --> Indonesia Dan China Tingkatkan Kerjasama Pertahanan

    Komisi I : Helikopter Chinook Layak Menjadi Alutsista TNI

    Jakarta - Kementerian Pertahanan diharapkan mempertimbangkan bahkan mengkaji pengadaan alat angkut bagi TNI mengingat pesawat yang ada saat ini seperti Hercules sudah tua sehingga perlu peremajaan bahkan bila perlu pembelian baru.

    "Komisi I tertarik dan mengusulkan pesawat angkut jenis Chinook," ujar anggota Komisi I DPR Muhammad Najib pada Jurnalparlemen.com di Jakarta, Minggu (17/6).

    Menurut dia, helikopter jenis Chinook memiliki sejumlah keunggulan. Di antaranya, punya kapasitas angkut yang besar, baik untuk personil maupun logistik selain sewaktu-waktu bisa digunakan sebagai pesawat penyerang. "Kami melihat kebutuhan utama untuk TNI saat ini memang pesawat angkut. Sebab, yang dimiliki TNI sekarang ini jumlahnya terbatas dan sudah tua," ujarnya.

    Mengingat Indonesia rawan bencana alam, terutama gempa bumi, lanjut M Najib, helikopter canggih semacam yang mampu mengangkut peralatan berat ke daerah terisolir sangat dibutuhkan.

    Sebelumnya, dalam kunjungan kerja ke AS, rombongan Komisi I dipimpin ketuanya Mahfudz Siddiq sempat bertemu produsen Helikopter Chinook. "Mereka memberi lampu hijau bagi Indonesia. Tapi, dalam pengadaan peralatan militer dari AS memang tidak mudah," tutur M Najib.

    Sumber : JP
    Readmore --> Komisi I : Helikopter Chinook Layak Menjadi Alutsista TNI

     

    Pengikut

    Copyright © 2010 - All right reserved | Template design by ADMIN | Published by MAJU INDONESIA KU
    Proudly powered by Blogger.com | Best view on mozilla, internet explore, google crome and opera.